Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Pramoedya
Farewell
Untuk sang Maestro
(06/02/1925 - 30/04/2006)
Dalam hening yang lelap, menyusup perlahan tanpa bermaksud menghindari terbangunnya tubuh-tubuh itu, kematian merayap dengan seringai pagutnya yang telah terasah benar. Di depannya, sosok penuh usia rebah membelakangi dinding polos mengkilap tak bernoda tanpa benar-benar bermaksud menolak kehampaan yang ditawarkan dalam pandangnya, namun kali ini ia lebih memilih menyapa desis sang kematian dengan sebuah senyum penuh keharuan. "Biru, ungu.. ingatkah saat kau dulu mendatangi dan memelukku, hingga hamparan langit yang mestinya biru itu mendadak kau samarkan dalam ungu dan kau sumpalkan ke mataku? Ingatkah betapa mesra kau bergelayut di sepanjang usia dan hari-hari jejak langkahku? Tak berat memang awalnya, namun tak ringan pula kesudahannya. Aku memang tak pernah memohon seribu tahun lagi untuk dialami dan akupun tak meminta kau menemani setiap isap tembakau, anggur dan bawang putih yang kutelan sekedar mempertahankan sisa-sisa tak abadi?
- y-control's blog
- 1 comment
- Read more
- 6225 reads