Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
ketabahan
Si Penjual Keripik
Sudah lebih dari dua bulan, Bapak penjual kripik tak lewat depan rumah kami. Biasanya, seminggu sekali dia menawarkan kripik tempe dan kripik belut. Kami menyukai kripik tempe yang dia jual karena kemripik (crispy) dan gurih. Ketika pertama kali menawarkan dagangannya, dia kelihatan takut-takut dan malu. Orangnya sangat sederhana. Khas orang desa. Cara bicaranya sangat santun. Usianya di atas 50 tahun. Dagangannya ditaruh di dalam kardus dan diikat di boncengan sepeda onthel. Berkali-kali dia minta maaf, seolah-olah merasa bahwa kedatangannya ini mengganggu kami. Dia mematok harga Rp.3000,-/bungkus. Waktu itu, kami membeli 3 bungkus. Kami memberikan uang 10 rubian dan memberikan kembaliannya kepadanya.
- Purnawan Kristanto's blog
- Read more
- 4544 reads