Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan"...
Hari ini tadi jam 9.00 pagi cucuku yang nomor dua dari my daughter,
Namanya : Casey Ori Madeline Salim
Telah dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Sudah selayaknya kalau hal ini membuat suka citaku melimpah, tetapi benarkah demikian?
Tadi pagi teman2ku paduan suara ingin menyanyi sebagai rasa ungkapan syukur karena kel. kami sebagai sahabat dalam Tuhan sedang mengucap syukur.
Jauh2 hari mereka sudah latihan lagu yang akan dibawakan di gereja untuk mengiringi Baptisan Kudus.
Ini saya tulis sedikit dari syairnya :
Kedepan altar aku melangkah
Seraya bermadah gembira ria
Saat yang bahagia hari yang mulia
Hari yang penuh kenangan
Reff: Tuhan berkenan
Pada yang hina
Seumur hidup aku abdiNya
Tuhan berkenan pada yang hina,
Seumur hidup aku tetap jadi abdiNya
Ternyata ada aturan baru di gereja ku bahwa
tidak boleh menyanyi bagi paduan suara
yang tidak terjadwal.
Masak sih seperti itu?, lalu kami menghubungi pendeta yang kotbah hari itu, kebetulan beliau pendeta tamu dari gereja serumpun yang di Kalimantan, beliau mengatakan boleh dan gilirannya nanti sesudah baptisan, ternyata penanggung jawab (pj) mengatakan tidak bisa, karena dia adalah p j nya.
Akhirnya kelompok PS kami yang sudah siap2 bahkan sempat latihan dibelakang grj pun tidak jadi menyanyi, padahal kelompok penyanyi dari sektor si p j yang tidak terjadwal ini dijinkan untuk menyanyi, dan tidak ada satupun anak dari anggota sektornya yang dibaptis.
Saya kecewa, kalo saya bilang “tidak” berarti saya bohong, tetapi benarkah kekecewaan ini akan merenggut sukacitaku karena cucuku secara “resmi” menjadi bagian dari anak2 Tuhan.
Haruskah aku emosi dan memaki si pj yang telah berbuat tidak adil, ketika kami bersalaman didepan pintu gereja dg munanya meminta-minta maaf?
Teman2ku ada yang kesal dan berkata: “ya sudah kalau begitu kita tidak usah lagi menyanyi di gereja”.
Halo sahabat2 ku para pedagang dikios ruko pasar klewer, layakkah aku kecewa dihari sukacita ini?
Karena tidak menyanyi di gereja, maka ketika aku mengundang mereka untuk makan siang dirumahku, mereka menyanyi diteras depan rumahku dengan indahnya,
Wow sungguh sangat indahnya pujian yang dinyanyikan dengan kesungguhan hati ini syair berikutnya:
Kini ya Tuhan, aku ucapkan,
Janji setia didalam panggilan,
Kuatkan Tuhan hambamu tabahkan
Didalam setiap rintangan.
Rff: Tuhan berkenan…etc
Kalau tidak diijinkan memuji Tuhan didunia ini oleh sekelompok manusia yang punya kuasa untuk membuat aturan, tidak perlu kita menjadi pusing, sebab memuji Tuhan bisa dimana saja, kapan saja, katanya kalau kita tidak boleh atau tidak mau memuji Tuhan, maka Tuhan berkuasa untuk membuat batu2 bersuara merdu dan bersorak sorai memuliakan Tuhan.
- esti's blog
- 6458 reads
BAPTIS SUCI
Kalau Tidak Terjadwal
Mbak Esti, kalau tidak terjadwal ya sebaiknya tidak menyanyi. Bila mau menyanyi juga ya pas acara kebaktian usai. Misalnya, mereka ngumpul didepan gereja danmulai menyanyi ketika kebaktian selesai dan sedang berjalan ke luar gereja. Pasti keren!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Tidak punya keberanian .... Hai-hai"
Halo Hai-hai,
Ha..ha..ha kamu ini ada2 saja, waktu aku crita ke si opa, dia bilang boleh juga ide hai-hai, kenapa kita tidak menyanyi setelah kebaktian ya?
Kalau saja maksud dan tujuan kita menyanyi adalah untuk unjuk kebolehan dan pamer suara2 bagus, memang itulah cara yang tepat untuk protes terhadap perlakuan yang tidak adil.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan seperti Raja Daud pun tidak malu2 dan tidak perduli dianggap rendah oleh istrinya ketika menyanyi dan menari-nari dijalan untuk memuliakan Tuhan,
Sayangnya saya(myself) belum cukup mampu untuk mempunyai hati yang teguh dan keberanian yang luar biasa seperti itu.
Ok Hai-hai, trim’s ya daunnya sudah tak coba 2 lembar karena dipetik cucuku, padahal tak sayang2 biar banyak dulu, eh sudah dicoba duluan sama si cucu.
Salam”
Bajuku bukan cuma ada noda tapi sangat dekil"...
Halo mas Pur,
Senang sekali saat menulis cerpen dikomentari oleh pakarnya problem solving.
Jadi kepengin bersambung nih menulis cerpennya hex3 :
Saat pertama kali ada yang memanggil ikutlah aku” aku menghindar tanpa alasan yang jelas, misalnya saat masih muda dulu saya senang menyanyi dalam paduan suara mungkin sejak klas 4-5 SD, tetapi hanya sebagai anggota, tidak pernah terbesit sedikitpun dalam hati ini untuk memimpin.
Meski sebagai anggota, saya sangat senang dan gembira bisa ikut menyanyi di PS.
Ketika sudah menikah dan tinggal di Jakarta, saya pun masuk menjadi anggota PS PW. Gereja setempat. Dan saya masuk ke kelompok PS yang hampir semua anggota nya mempunyai talenta suara yang sangat bagus dan mereka adalah orang2 seberang yang memang terkenal suaranya sangat bagus.
Tetapi saya sudah terlanjur masuk dan tidak mungkin keluar, sampai saudara2 iparku menggoda bahwa mereka menerimaku karena kasihan sebagai satu2nya orang Jawa yang ada dan mungkin mereka hanya menganggapku anak bawang. Meski anak bawang saya terpilih untuk ikut Pesparawi PS PW gereja yang sama se Jabar dan mendapat juara. Lalu ikut lagi dan lagi dan tetap juara, entah juara berapa kali pokoknya dapat piala.
Entah apa kriterianya tiba-tiba Ketua PHM(pekerja Harian Majelis) waktu itu membujukku untuk mau dididik sebagai pemimpin PS berikutnya. Dengan gugup saya menolak keras ( dalam hati siapakah saya ini). Saat itu saya merasa memakai baju dekil (bukan hanya noda)yang tidak layak dipakai untuk melayani.
Kemudian ketika saya punya kesempatan kuliah dan menerima materi musik gereja dimana didalamnya ada tehnik2 memimpin PS, sayapun tidak pernah mau maju untuk mencoba praktek didepan kelas, saat ujian praktek tiba saya sangat nervous dan gugup. Jadi saya mengatasinya dengan praktek didepan kaca, sampai menemukan style yang cocok dan cara menentukan kunci yang tepat dengan garputala untuk maju ujian praktek. Waktu itu dosen musiknya dr sukunya “JF n JM” lulusan Jerman, masih muda dan sangat keren dikagumi oleh hampir semua mahasiswi.
Saat giliran saya maju, anak laki2 yang masih muda2 dan duduk dibelakang menjulurkan lidahnya dan berusaha membuyarkan konsentrasi saya, tapi karena ini ujian, saya tak bergeming, saya tidak perdulikan dan tetap memimpin dengan semangat. Kata dosen: bagus sekali”, lalu bertanya: tapi suara berapa yang dominan? Karena gak tau dan gugup kujawab saja sekenanya dan salah, lalu beliau bilang ulang lagi” Mati aku” (cuma dalam hati) dan ketika selesai mengulang tau lah saya dimana kesalahannya. Lalu beliau menawari untuk jadi dirigen, dan saya pun menolaknya dengan halus.( yang intinya bajuku terlalu dekil untuk dipakai).
Meski aku berusaha bersembunyi dibawah kolong meja atau dibalik lemari sekalipun untuk menghindar? Mampukah aku? Kata mas centeng “kamu tidak punya pilihan” Apapun situasinya, dan kondisinya, akhirnya akupun tidak bisa menghindar dan lepaslah baju dekilku.
Suatu hari saya menyerah dan diberi kesempatan untuk memimpin PS dan memimpin PS lain lagi, sampai ada saatnya PS yang saya pimpin mendapat juara I. Waktu itu para anggota PS yang menyanyi terlihat bak bidadari2 cantik dan pangeran2 gagah perkasa yang memuji Tuhan dengan sangat indahnya, dan merekapun mengatakan ketika saya memimpin seperti ada cahaya indah yang membuat mereka menyanyi penuh sukacita yang sangat dalam (narsis dikit ya).
Namun selanjutnya banyak klaim yang mengatakan bahwa sianu atau siinilah yang punya andil dalam kemenangan itu. Sampai2 saya terpental jauh untuk tidak berkesempatan memimpin lagi dan saya menerimanya dengan legowo.
Tapi Dia yang baik menaruh saya kembali ketempatnya, adakah pilihan? Kalau disitu lah tempatmu. Ketika kita diperhadapkan kepada kondisi2 seperti cerpen saya? Masihkah saya perlu mencuci noda baju saya lagi? Kurang bersihkah?
Mari saya bertanya pada rumput yang bergoyang ooooh… ooooh …oooh…oooh…
Daag mas Pur,
Salam”
Kecewa boleh,.......
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
sayur kubis buat Erick....."
Dear Erick,
Iya Erick, ini sebuah lagu indah buat Erick ya, untuk ngobatin kekecewaan.
Diilhami kitab Habakuk 3:17-19
Judulnya : “Sayur Kubis Jatuh Harga”
Sayur kubis jatuh harga, Pohon tomat kena hama,
Cengkehpun tidak berbunga, Dan jualanku tidak laku.
Butir padi tak berisi, Sampar ayam pun berjangkit,
Hewan ternak sudah habis, Karena terpaksa aku jual.
Namun aku puji Tuhan, Dan bersorak sukaria, Karna Dia Pohon s'lamatku.
KepadaNya kupercaya, Aku tidak akan jatuh, Tuhan Allah kekuatanku.
Kalau dinyanyikan yang benar dg irama padang pasir bagus kali ya”
Jangan buat ngerek bendera lho”
Salam"
Sayur kubis bener-bener turun harga