Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kasih: 'I Want to Know What Love is' (8)

John Adisubrata's picture

Oleh: John Adisubrata

KASIH YANG MEMBENARKAN (1)

‘Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan KEBENARAN dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)

Banyak orang mempertanyakan arti kebenaran, bagaikan Pontius Pilatus, gubernur Romawi atas Yudea, yang bertanya langsung kepada Tuhan Yesus di gedung pengadilan, sebelum Ia dijatuhi hukuman mati atas paksaan permintaan orang-orang Yahudi: Apakah kebenaran itu? (Yohanes 18:38a)

Pertanyaan tersebut dilontarkan olehnya sebagai suatu tanggapan atas pernyataan Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yohanes 18:37b)

Kebenaran kristiani adalah kebenaran umum! Jika benar, itu adalah kebenaran bagi semua orang. Tetapi jika tidak benar, maka itu sama sekali bukan kebenaran bagi mereka! Karena kepercayaan kristiani hanya dilandaskan pada kebenaran Injil tentang kelahiran, kehidupan, pelayanan, penyaliban, kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, begitu juga kedatangan-Nya kembali ke dunia. Oleh karena itu, jika kekristenan terbukti benar, ‘takdir’ kehidupan abadi setiap orang setelah meninggalkan dunia, sangat tergantung pada sikap mereka di dalam menanggapi kebenaran tersebut. Suatu peringatan yang dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri melalui Injil Yohanes 14 ayat 6! 

Kebenaran firman Tuhan harus diterima seluruhnya, bukan hanya sebagian kecil atau sebagian besar saja. Karena Alkitab adalah kebenaran bersejarah yang dicatat oleh orang-orang yang mengenal Dia dengan akrab, dan juga oleh mereka yang dipanggil untuk menjadi saksi-saksi bagi kerajaan Allah setelah kenaikan-Nya ke sorga.

Rasul Petrus menulis tentang kebenaran yang dialami olehnya sendiri: ‘Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.” (2 Petrus 1:16-18)

Begitu pula rasul Yohanes yang menulis pengalamannya di dalam Injil ke-4: “Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya.” (Yohanes 19:35) 

Sekali lagi, kebenaran kristiani adalah kebenaran umum! Tidak ada kebenaran yang hanya berlaku bagi sebagian orang saja, tetapi tidak berlaku bagi orang-orang lain. Kebenaran bagi seseorang adalah kebenaran bagi semua orang! Oleh karena itu, kebenaran bukan hanya berguna untuk sekelompok orang yang memerlukannya, yang mau menjadi pengikut-pengikut Kristus, tetapi juga untuk orang-orang lain yang belum mengetahuinya, bahkan … untuk mereka yang menolaknya!

C S Lewis, salah seorang ahli ilmu agama Kristen yang sangat termasyhur di dunia, pernah mengutarakan pendapatnya: “Agama Kristen adalah suatu pernyataan, yang jika salah, tidak mempunyai arti penting sama sekali, tetapi jika benar, adalah suatu kepentingan yang tidak ada batasnya! Satu hal yang tidak mungkin, adalah kepentingan yang asal-asalan saja.” 

Apakah Alkitab memberitakan Injil yang benar-benar terjadi? Apakah Yesus, yang tercatat di situ telah melakukan begitu banyak mujizat-mujizat luar biasa 2000 tahun yang lalu, bukan seorang tokoh khayalan? Apakah pernyataan para pengikut Kristus mengenai KASIH yang mereka beritakan dapat dipertanggung-jawabkan? Dan oleh karena itu, … apakah kebenaran agama Kristen merupakan suatu kepentingan yang tidak ada batasnya, seperti salah satu kemungkinan yang sudah dikatakan oleh C S Lewis?

Para ahli ilmu pengetahuan yang amat termasyhur sepanjang masa, yang direkam di dalam sejarah sebagai penemu-penemu pelbagai-macam ilmu-ilmu baru yang berguna bagi segenap umat manusia di dunia, mengakui kekompleksan misteri alam semesta yang tidak dapat dipecahkan begitu saja dengan menggunakan tingkat kecerdasan (IQ) mereka yang sangat tinggi.

Banyak di antara para cendekiawan tersebut juga menolak mempercayai isi Alkitab. Keinginan mereka untuk melakukan penelitian pribadi guna membuktikan ketidak-benaran berita Injil, justru mengakibatkan banyak di antara orang-orang termasyhur itu akhirnya menyerahkan diri mereka kepada Tuhan, dan menjadi hamba-hamba-Nya (pendeta).

Tokoh-tokoh PALING cerdas di dunia sepanjang masa seperti Boyle, Calvin, Faraday, Galileo, Kepler, Koch, Lister, Lodge, Maxwell, Mendel, Newton, Pasteur, Simpson dan banyak ‘scientists’ lainnya mengakui kenyataan penemuan mereka sendiri, bahwa kebangkitan Yesus 2000 tahun yang lalu benar-benar terjadi!

Kebenaran tidak dapat diterima mempergunakan kecerdasan akal pikiran manusia saja, tetapi hanya bisa diakui sebagai suatu kebenaran, jika lubuk hati mereka yang paling dalam bisa ‘melihat’-nya melalui mata KASIH di dalam hidup mereka. Karena kebenaran bukan monopoli orang-orang ‘berotak’ saja, melainkan berlaku bagi semua orang dari berbagai-macam lapisan masyarakat, dengan latar belakang yang beraneka-ragam, dari orang-orang biasa sampai yang paling intelek. Kebenaran tidak pernah memandang bulu!

Rasul Paulus menulis di dalam suratnya kepada jemaat di Roma: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah sudah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” (Roma 10:9-10)  Dan kepada jemaat di Korintus ia juga memperingatkan: ‘Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa ... tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.’ (1 Korintus 12:3)

“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Matius 5:6)

(Bersambung) 

KASIH: ‘I WANT TO KNOW WHAT LOVE IS’ (9)

KASIH YANG MEMBENARKAN (2)