Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kasih: 'I Want to Know What Love is' (2)

John Adisubrata's picture

Oleh: John Adisubrata 

MEMBURU KASIH 

“Dunia orang mati dan kebinasaan tak akan puas, demikianlah mata manusia tak akan puas.” (Amsal 27:20) 

Di dalam video berseri ‘The Alpha Course’, sebuah acara penginjilan populer yang paling modern dewasa ini di negara-negara barat, Rev Nicky Gumbel, seorang pendeta gereja Anglican di Inggris yang masih muda, menarik dan penuh karisma, berusaha mempelajari dan membahas sebab-musabab ketidak-puasan hidup yang selalu dialami oleh umat manusia pada umumnya.

Berdasarkan pengalaman pribadinya, ia mengisahkan segala kesia-siaan tingkat-tingkat hidup yang harus didaki olehnya guna menemukan makna hidupnya. Suatu pengalaman yang pasti sudah dilalui oleh semua orang pra-kelahiran-baru mereka! 

Rev Nicky Gumbel menceriterakan bagaimana cepat rasa jemu yang timbul di dalam hatinya, tatkala ia berhasil meraih sesuatu yang sudah lama diidam-idamkan olehnya.

Ia menyinggung peristiwa yang terjadi di masa kanak-kanaknya, ketika ia terpaksa harus terus-menerus bermain di halaman atau di dalam rumahnya, yang membuat dirinya selalu berkhayal: “Andaikan saja aku sudah mulai masuk sekolah dasar …. Ketika masa tersebut tiba, dan ia memulai pendidikannya di sana, dalam jangka waktu yang amat singkat ia menjadi bosan, dan berpikir: “Pasti ada sesuatu lain yang jauh lebih berarti dari pada ini ….

Ia mulai berharap, agar secepatnya ia bisa meraih usia belasan tahun! Dugaannya, masa yang diidam-idamkan itu tentu akan menjadi suatu masa yang lebih mengesankan dari pada masa yang sedang dilalui olehnya. Tetapi ternyata, ketika baru saja beberapa minggu berlalu semenjak ia mencapai usia tersebut, ia menjadi jemu lagi, dan mulai menggerutu tidak puas: “Tentu ada sesuatu lain yang jauh lebih berguna dari pada ini ….

Kemudian ia menjadi tidak sabar dengan pendidikan sekolah menengahnya, karena ingin cepat selesai agar bisa memasuki masa remajanya di perguruan tinggi, yang menurut dugaannya tentu akan membuat dirinya merasa puas. Tetapi setelah beberapa minggu berlalu semenjak kakinya menginjak kampus-kampus universitas, kembali ia menjadi bosan dengan status hidup yang baru saja diraih olehnya!

Benak pikirannya dipenuhi oleh pelbagai pertanyaan tak terjawabkan, yang membuat pemuda yang baru saja menginjak usia dewasa tersebut menjadi bertambah penasaran serta menuntut: “Pasti ada sesuatu lain yang jauh lebih mengesankan lagi dari pada ini …. 

Ia mengira, bahwa mungkin dengan berpesta-pora setiap akhir pekan, berdansa dan bersosialisasi bersama sahabat-sahabat karibnya, ia bisa menemukan solusi bagi masalahnya. Tetapi ternyata setelah mengalaminya selama beberapa minggu berturut-turut, kembali ia merasa bosan dan tidak puas dengan hidupnya! Terpana hatinya bertanya-tanya: “Apakah mungkin kehadiran seorang gadis idaman di dalam hidupku dapat melengkapi perasaanku yang hampa ini?”

Di luar dugaannya, bahkan sesuai dengan harapannya, pemuda berwajah tampan tersebut berhasil menemukan seorang gadis yang seketika itu juga bersedia menjadi teman kencannya. Tetapi ternyata setelah beberapa minggu berlalu, penuh keheranan ia harus mengakui lagi, bahwa gadis cantik itu pun tidak dapat menghapus rasa bosan dan jemu yang terus menghantui dirinya!

Amsal Salomo mencatat: “Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik akan menjadi sia-sia.” (Amsal 10:28)

Ia bertanya-tanya tentang makna hidup yang tak henti-henti dikejar olehnya, melalui tingkat-tingkat hidup yang telah, sedang dan akan dilaluinya. Mengapa ia tidak bisa sekali pun merasa puas atau lengkap, dan hatinya selalu merasa terdorong oleh keinginan-keinginan untuk mencari ‘sesuatu’ yang baru? Apakah yang menyebabkannya?

Tentu saja dengan mudah kita dapat menghayati dan memahami frustrasi perjuangan hidup yang diuraikan oleh Rev Nicky Gumbel, karena setiap orang yang belum berhasil menemukan makna hidupnya, bersedia ataupun tidak, pasti harus melalui masa-masa yang serupa.

Semua insan di dunia mengalami masa-masa kritis seperti itu, karena mereka akan terus berusaha mengejar cinta atau kebahagiaan semu, sesuai dengan standar-standar yang ditentukan oleh masyarakat dunia, yang terbukti tidak akan pernah dapat memenuhi kekosongan hidup manusia!

Sebelum ia lahir baru dan menyadari panggilan hidupnya, yaitu untuk melayani Tuhan di ladang-Nya (Church of England), Rev Nicky Gumbel yang pernah bekerja sebagai seorang hakim yang berhasil, mengakui dengan terus terang, bahwa ia adalah seorang penentang agama Kristen yang ‘tergigih’. Bahkan ia mengakui gemar menyakiti hati teman-temannya, dengan mencemoohkan mereka yang menjadi pengikut-pengikut Kristus.

Berulang kali tanpa tedeng aling-aling ia mengutarakan rasa tidak senang akan acara-acara ibadah gereja yang pernah diikuti olehnya. Ia menyetarakan kedinginan ibadah-ibadah tersebut dengan suatu upacara penguburan, disebabkan oleh karena kekakuan program dan keseriusan para pembawa khotbah yang sering kali memberikan kesan buruk kepadanya, seakan-akan mereka adalah para ‘undertakers’ (orang-orang yang mengurus pemakaman).

Menurut dia, agama Kristen adalah sebuah agama yang tidak relevan lagi dengan keadaan dunia masakini, amat membosankan, dan yang diciptakan khusus untuk orang-orang yang berjiwa lemah, karena mereka tidak bisa menerima kenyataan hidup yang sesungguhnya.

Tanpa disadari olehnya, justru ia sendiri yang sedang berkelana, berputar-putar bagaikan seorang yang terjebak di dalam sebuah ‘labyrinth’ kehidupan, terus-menerus berusaha mencari jalan keluar, tetapi PINTU yang diperlukan untuk membebaskan dirinya masih belum ditemukan!

Nabi Yesaya melukiskan sebab-sebab kesia-siaan hidup umat Israel pada waktu itu seperti ini: Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, …. (Yesaya 53:6a)

Diam-diam pemuda itu terus mempertanyakan di dalam hatinya: “Mengapa aku tidak pernah merasa puas dengan segala sesuatu yang sudah berhasil kudapatkan, tetapi selalu mengharapkan sesuatu yang lebih, yang belum aku miliki? Apakah yang menyebabkannya?”

“TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.” (Mazmur 94:11)

(Bersambung)

KASIH:‘I WANT TO KNOW WHAT LOVE IS’ (3) 

KASIH TAK SAMPAI