Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Karakteristik Mujizat nabi Musa vs nabi Elia
Mujizat adalah kejadian luarbiasa yang seringkali keluar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang lazim terjadi di dalam situasi yang lumrah, dimana "Aktor" kejadian luarbiasa tersebut adalah Allah sendiri. Alkitab mencatat banyak peristiwa mujizat ini, yang sekaligus menunjukkan eksistensi Allah dan tanda bukti pengutusan seorang nabi Allah oleh Sang Khalik. Di antara berbagai peristiwa mujizat yang pernah terjadi di muka bumi ini, biarlah saya ambil contoh sebagian mujizat yang mewarnai pelayanan nabi Musa dan nabi Elia, dua Nabi Besar yang dipercaya untuk menampakkan diri kepada manusia, ratusan atau mungkin ribuan tahun setelah sang nabi "wafat", yaitu nabi Musa dan Elia.
Dua mujizat Musa yang pertama adalah: tongkat berubah menjadi seekor ular, lalu ular tsb berubah ke bentuknya semula menjadi sebatang tongkat, dan tangan Musa yang berubah menjadi putih seperti kena kusta, dan pulih seperti sediakala ketika dimasukkan kantong "baju"nya. Lalu mujizat kesepuluh tulah yang terjadi di Mesir, lalu mujizat tiang awan dan tiang api , lalu terbelahnya laut teberau, dan masih banyak lagi mujizat lainnya yang Allah kerjakan selama Musa memimpin bangsa Israel.
Dari semua "mujizat Musa" tersebut, semuanya terjadi 100% dari kehendak Allah. Tuhan Allah memerintahkan Musa melemparkan tongkatnya, lalu Allah merubah tongkat itu menjadi seekor ular. Lalu Allah memerintahkan Musa menangkap ekor si ular ajaib itu, dan saat Musa melakukannya, Allah mengembalikan wujud tongkat itu seperti mulanya. Mungkinkah tanpa kehendak Allah, tongkat Musa atau tongkat Harun berubah menjadi seekor ular? asalkan tongkat tsb dilempar-lempar? Hehee...
Kemudian di saat Israel hendak menyeberang laut Teberau, Allah memerintahkan Musa mengacukan tongkatnya ke arah laut Teberau, dan saat itu, seketika Laut Teberau membelah oleh tiupan angin keras, yang sekaligus mengeringkan sebagian dasar laut, dan mempertahankan tepinya seperti dinding air vertikal, sementara bangsa Israel berjalan di dasar laut tersebut, tanpa terpental oleh tiupan angin keras tersebut. Inilah mujizat. Tetapiii... Apakah setiap kali Musa mengacukan tongkatnya ke arah laut Teberau, akan selalu membelah si Laut tersebut? Tentunya tidak lahh.... Maka dapat disimpulkan, bahwa semua "mujizat Musa" terjadi 100% atas kehendak TUHAN Allah, dan bukan "atas prakarsa" Nabi Musa.
Sekarang kita bandingkan dengan "mujizat nabi Elia".
Kitab 1 Raja-Raja mencatat kejadian perang tanding antara Nabi Elia vs Nabi2 Palsunya Ratu Izebel. Tidak tercatat bahwa TUHAN memerintahkan Elia mempersembahkan lembu sapi dengan janji bahwa TUHAN akan mendatangkan api memakar persembahan Elia. Namun Elia hanya berkata, "Ya TUHAN, jawablah..." dan seketika TUHAN menjawab doa Elia dengan sambaran api dari langit membakar korban Elia. Lalu 2 Raja 1-17 mencatat bagaimana TUHAN memerintahkan Elia menemui utusan raja Ahazia untuk mengatakan bahwa sang raja akan mati di tempat tidurnya. Kemudian Ahazia memerintahkan seorang perwira dengan 50 prajuritnya untuk menangkap sang nabi Allah.
Elia melakukan apa? Dia diperintah apa oleh TUHAN ?
Saat sang perwira prajurit menemukan Elia di puncak bukit dan perwira itu berkata: "Hai abdi Allah, raja memerintahkan engkau untuk turun..", maka Elia hanya menjawab: "Jika aku memang abdi Allah, hendaknya api turun dari langit membakar habis kalian", dan TUHAN seketika menjawab perkataan Elia dengan api yang menghanguskan sang perwira dengan pasukannya. Hal itu terjadi selama dua kali, terhadap dua perwiranya raja Ahazia.
Ketika terjadi bala kelaparan, Elia menumpang di rumah janda Sarfaat, Elia hanya meminta sang janda membuatkan baginya roti dari sisa tepung yang sang janda punya. Lalu TUHAN membuat mujizat dengan membuat tepung gandum si janda tidak habis-habis. Kemudian ketika si janda kematian putera/i nya, nabi Elia - atas prakarsa sang nabi sendiri - menelungkup di atas jasad si mayat, dan berdoa meminta TUHAN mengembalikan nyawa si mati, dan TUHAN menjawabnya dengan menghidupkan si mati. Juga ketika Elia diiringi abdinya, yaitu Elisa, hendak menyeberangi sungai Yordan, Elia - atas prakarsanya sendiri - memukulkan jubahnya ke air sungai Yordan, dan secara ajaib Allah menjawab tindakan Elia itu dengan membelah sungai Yordan, sehingga kedua abdi Allah itu dapat menyeberangi sungai Yordan di tanah kering.
Maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa "Mujizat Elia" lebih banyak terjadi atas prakarsa sang nabi. Hal mana berbeda dengan "Mujizat Musa" yang secara keseluruhan terjadi atas kehendak TUHAN.
- mujizat's blog
- Login to post comments
- 5334 reads