Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kampung GPO
Kampung kami disebut kampung GPO, karena kampung kami letaknya di sudut dalam, dan untuk menuju kampung kami harus melalui sebuah gang yang letaknya di pinggir jalan Orchard, maka dari itu akhirnya kampung kami diberi nama kampung GPO, kependekan dari kampung di dalam Gang di Pinggir jalan Orchard. Kampung kami yang letaknya di tengah kota sangat startegis sekali, posisinya yang dekat dengan jalan Orchard, sehingga mudah dijangkau dan sangat dikenal oleh orang-orang pada umumnya.
Warga di kampung kami semuanya adalah orang-orang perantauan, yang berasal dari berbagai tempat di Indonesia, latar belakang dan profesinya pun bermacam-macam, dari yang kulitnya gelap hingga yang kulitnya terang, dari yang matanya sipit hingga yang matanya belo, dari yang pekerjaannya rendah hingga yang jabatannya tinggi, semuanya berkumpul menjadi satu di kampung kami, itu sebabnya banyak yang menyebut kampung kami seperti “Taman Mini Indonesia”.
Selain itu penduduk di kampung kami sangat ramah terhadap siapapun, jika ada tamu dari Indonesia yang sedang berkunjung, kami pasti menyambutnya dengan tangan terbuka, apalagi jika tamu tersebut akan tinggal atau menetap lama, dan belum menemukan tempat tinggal yang tetap, kami pasti akan mengundang (dengan sedikit rayuan) tamu tersebut untuk tinggal menetap dan menjadi bagian di kampung kami.
Biasanya rayuan kami cukup berhasil, tamu-tamu tersebut menetap dan kerasan tinggal di kampung kami, tentu saja ada juga yang gagal, ataupun tidak kerasan, tetapi itu hanyalah sebagian kecil saja, dan biasanya mereka yang tidak kerasan pindah ke kampung lain. Ada juga yang pindah ke kampung di ujung sebelah barat, yang letaknya di bawah kaki Bukit Batok, kampung Bukit Batok namanya, mempunyai hubungan persaudaraan yang erat dengan kampung kami, karena banyak dari mereka mulanya adalah penduduk di kampung GPO, kemudian mereka pindah ke tempat di bawah kaki Bukit Batok, pindah dari kampung kami bukan karena perselisihan, tetapi karena mereka lebih menyukai lokasinya yang di ujung Barat, di bawah kaki Bukit Batok, mungkin karena di sana udaranya lebih segar dan nyaman.
Selain ramah, penduduk di kampung kami sangat energik, bisa dilihat dengan adanya berbagai macam kegiatan di dalam kampung kami, seperti ibu-ibu PKK (bukan arisan loh) setiap hari selasa berkumpul, kadang ada pelajaran masak memasak, anak-anak mudanya setiap hari Sabtu sore berkumpul, kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama, kadang pergi ke bioskop untuk nobar (nonton bareng). Kampung kami juga mempunyai kegiatan untuk anak-anak kecil pada hari Minggu, dari yang umur 18 bulan hingga kelas 6 SD, kami membaginya ke dalam 8 kelas, tentu saja untuk anak-anak batita tetap harus ditemani oleh orangtuanya. Di dalam kelas biasanya diajarkan menyanyi, kadang diselingi dengan gerakan (menari), mendengarkan cerita dan diajarkan prakarya. Masih ada banyak lagi kegiatan di dalam kampung kami, seperti tempat kumpul remaja, pertemuan para keluarga dll, jika diceritakan satu-satu, pasti ndak akan ada habisnya.
Walaupun penduduk kampung kami yang sangat beragam, tetapi kami hidup dengan damai satu sama lainnya, sangat jarang terjadi perselisihan di antara kami, jika adapun itu hanyalah sebuah riak kecil yang tidak begitu berarti, sebaliknya menambah variasi kehidupan di dalam kampung kami, apalagi mayoritas penduduk kami itu orangnya simple sederhana, tidak neko-neko, maka tidaklah heran kehidupan di kampung kami itu selalu damai aman sentosa dan hati penuh riang gembira.
Kampung kami baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 40, usia yang tidak muda lagi untuk seorang manusia, baru-baru ini, di dalam perayaan ulang tahun kampung kami, seorang sesepuh di kampung kami mengeluarkan sebuah frasa, yang kalau tidak salah bunyinya adalah “Life begins at forty”, tidak begitu jelas juga maksud dari frasa tersebut, apakah maksudnya seperti bangsa Israel yang muter-muter di padang pasir selama 40 tahun dulu, setelah itu masuk ke tanah perjanjian memulai kehidupan dengan masa depan yang lebih pasti dan cerah, ataukah beliau sedang memberikan hint ke kami penduduk kampung GPO, untuk siap-siap mengerjakan sebuah tugas besar di dalam tahun yang ke 40 ini, ahhh… tidak tahulah, tetapi sebagai penduduk di kampung GPO, tentu saja kami mengharapkan kampung GPO makin hari makin berkembang, dan bisa memberikan dampak untuk kampung-kampung lainnya, termasuk juga kampung asal kami di Indonesia.
Kampung GPO adalah kampung kami, kampung yang warganya berasal dari berbagai macam tempat, tetapi orangnya simple sederhana dan ndak macem-macem, kampung yang warganya hidup dengan damai aman sentosa dan hati penuh riang gembira, itulah kampung yang kami cintai kampung GPO.
Singapore 20 May 2016
Note: Tulisan ini dimuat di majalah GPO - GEMA edisi GPO 40 Tahun, dan terinspirasi dari gaya tulisan PlainBread.
- yujaya27's blog
- Login to post comments
- 3744 reads