Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kala melewati Subang
Ketika menikmati perjalanan dari Bandung menuju Jakarta, baru kali ini aku mengamati fenomena unik di daerah Subang. Berawal dari temanku yang jadi sopir memutuskan untuk mengambil jalur berbeda dengan jalur keberangkatan dari Jakarta. Dia memilih jalur pulang ke Jakarta dengan menyusuri wilayah Lembang dan seterusnya (aku sudah tidak hafal nama-nama daerahnya) … yang membuatku menemukan fenomena unik nan menarik di Subang.
Sejauh mata memandang, di kiri dan kanan ruas jalan di Subang terhampar hutan-hutan karet. Semula kuanggap biasa-biasa saja deretan pohon karet itu. Namun, aku terhenyak saat melihat ke deretan pohon karet di ruas kanan jalan. Pepohonan itu tidak tumbuh tegak lurus tetapi doyong (alias miring) ke arah yang sama. Lucu melihat pohon-pohon karet yang tumbuh miring mengikuti arah angin. Kata teman-temanku, mereka miring karena terpaan angin kencang yang terus-menerus menghempas mereka.
Mobil terus menyusuri jalan dengan pelan dan memberi kesempatan kepada penumpangnya untuk menikmati pemandangan. Iseng kuarahkan pandang ke arah kiri. Masih hutan karet juga tetapi … ada hal yang membuatku makin terhenyak sembari kutolehkan kepalaku ke kanan dan ke kiri … bukan karena pegalnya leher … tetapi karena aku hampir-hampir tak percaya. Jika pepohonan di ruas kanan jalan semuanya doyong ke satu arah, deretan pohon karet di sisi kiri tetap tumbuh tegak lurus ke atas … tak ada satupun yang serong ke kiri atau ke kanan.
Saat mobil makin turun … fenomena pohon doyong itu muncul lagi. Kali ini gantian … pepohonan karet di ruas kiri lah yang tumbuh doyong ke satu arah, sedangkan hutan karet di ruas kanan jalan bener-bener tegak lurus tumbuhnya …
Jadi ingin tau … apa sih yang menyebabkan hal itu? Mengapa hutan karet di ruas kiri dan kanan jalan bisa tidak kompakan tumbuhnya? Jika dikarenakan terpaan angin, bukankah angin itu menerpa daerah itu secara serempak. Tidak mungkin banget jika angin hanya menerpa pepohonan di ruas kanan jalan saja atau di ruas kiri saja. Ah … enggan aku mencari penyebabnya … yang penting fenomena itu menyedot perhatianku.
Yang jelas, terpaan angin, sekencang apapun, tidak dapat dihindari. Pepatah tua mengatakan jika makin tinggi pohon, makin keras pula angin yang menerpanya. Pohon-pohon karet itu tetap tumbuh makin tinggi dan angin pun pasti menerpa mereka tiada henti. Seandainya aku menjadi pohon karet itu, apakah aku tetap akan tegak berdiri "menghadang" angin atau aku akan "mengikut" arah angin yang terus-menerus menerpaku?
- kerenhapukh's blog
- 7473 reads
bagaimana kalau matahari?
Small thing,deep impact
Saya juga kurang tau
Siapa mau urun rembuk?
Fenomena yang dilihat oleh kerenhaukh itu memang unik. Nah, saya yakin, banyak orang yang pernah menghadapinya dan bertanya-tanya. Kenapa ya? Nah, siapa yang mau urun rembuk?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Belum Pernah Lewat Subang
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
Fenomena alam biasa Mas Ari
Di Jawa timur dan Jawa Tengah, Sumatera juga banyak, maksud saya fenomena kebun karet yang pohonnya doyong nggak kompak!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Sayang
Yang penting akarnya