Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Jika Mereka adalah kita….

Anak El-Shadday's picture

 *hah senengnya akhirnya dapet password baru... makasih om admin. ikut jualan di sini ah....Sealed*

Minggu tanggal 25 Februari 2007 aku mengalami hal yang amat mengganggu batinku.. Seorang laki-laki buta datang kepadaku.. Dia bercerita dia dulu adalah seorang pengusaha di tempat asalnya. Tapi karena kesalahan dalam menyalurkan kredit akhirnya semua bisnis dan usahanya hancur. Dan yang lebih parah setelah semua yang dialaminya itu, indera penglihatannya mengalami gangguan yang menyebabkan dia tidak bisa melihat lagi dunia ini. Dia hancur! Setiap hari dia harus berpikir harus kemana dia, karena setelah semua kejadian itu banyak debt collector yang terus mengejar dia.

 

Suatu hari setelah banyak mendengar pemberitaan Firman Tuhan melalui Ministry Media di kotanya, dia memberanikan diri datang ke Rumah Ibadah, dengan segala keterbatasannya dia datang ke Rumah Ibadah tersebut. Kerinduannya dia akan mendapatkan sesuatu yang segar, sesuatu yang dapat membangkitkan lagi semangat hidupnya, sesuatu yang akan menjadi secercah cahaya dalam kegelapan hidupnya. Dan dia mendapat itu pada jam-jam pertama Ibadah. Setelah dia selesai beribadah dia yang hanya bermodal nekat datang sejauh ± 20 km (Wonogiri-Solo) mulai kebingungan bagaimana caranya pulang. Dia meminta tolong kepada petugas security di Rumah Ibadah itu, tidak ada respon, dia memohon bantuan pada orang-orang yang baru selesai beribadah, tidak juga ada yang bersedia membantu, akhirnya dia mencoba datang kepada para Petugas di Rumah Ibadah itu, jawaban mereka bermacam-macam “maaf pak, saya tidak bisa meninggalkan tugas saya ini!”

“wah maaf bapak, masalah yang bapak hadapi bukan bagian saya” ..... dan banyak jawaban-jawaban minta maaf lainnya.

 

Yang mengusik batinku adalah.. aku sering berlaku sebagai petugas security itu, aku sering bersikap seperti orang-orang yang baru pulang beribadah tadi, bahkan aku sering banget bertindak seperti petugas-petugas di Rumah Ibadah itu. Seringkali aku berpikir

“Lho itu kan bukan urusanku?!”

seringkali juga aku akan berkata “Lha gimana sih?? Kok ga minta antar siapa kek? Anaknya kek, pembantunya kek, tukang becak kek, dan kek-kek yang lain….”

Tapi ketika bapak itu mulai menangis di depanku, hatiku ikut hancur…

 

Aku mulai membayangkan bagaimana jika mataku yang minus 8.00 ama 7.50 ini juga ikut meredup?.. bagaimana jika kelumpuhanku 20 tahun yang silam kembali merenggut kebebasanku?.. bagaimana jika keluargaku, orang-orang yang mengasihi aku sudah tidak lagi berada di sisiku?..

 

Membayangkan hal itu aku mulai tersadar tentang pertanyaan Tuhan pada akhir jaman “Ketika Aku lapar mengapa engkau tidak memberiKu makan? Ketika Aku kedinginan mengapa engkau tidak memberiKu pakaian? Ketika Aku sakit mengapa engkau tidak menjengukKu?”

 

Rutinitas ku, tugas-tugas ku, pencapaian hidup yang aku kejar seringkali membuat aku berpikir, cuman ada aku dan Tuhan yang ada nun jauh di sana. Aku tidak pernah berpikir tentang Tuhan yang ada dalam diri para pengemis, Tuhan yang ada dalam diri orang buta, Tuhan yang ada dalam diri orang-orang yang lumpuh, bahkan Tuhan yang ada dalam diri orang-orang terdekatku…

 

Dan, mungkin karena banyaknya debu dosa dan rantai besi keegoisanku aku ga akan pernah melihat sosok Tuhan dalam diri mereka. Tapi setelah bertemu bapak itu, cara berpikirku berubah. Aku mulai berpikir bagaimana jika aku jadi dia? Bagaimana jika aku adalah dia? Akan bagaimana diriku jika orang-orang tidak menghargaiku? Akan bagaimana diriku jika semuanya meninggalkan aku? Dan cara berpikir ini telah membuatku berani memberikan uang terakhir di dompetku untuk ongkos taksi bapak itu. Cara berpikir ini membuatku lebih sadar akan diriku-diriku yang lain yang berada dalam kondisi kurang beruntung. Cara berpikir ini membuat aku lebih dapat menghargai orang-orang yang Tuhan taruh di sekitarku…..

 

 

apapun yang kau inginkan orang lain perbuat

 bagimu, perbuatlah juga bagi mereka

__________________

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

Anak El-Shadday's picture

but the one who endure to

but the one who endure to the end, he shall be saved.....
__________________

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

Anak El-Shadday's picture

buat semua pengkhotbah pasar

buat semua pengkhotbah pasar klewer.... Mohon bimbingannya... (*japanese mode on) but the one who endure to the end, he shall be saved.....
__________________

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

esti's picture

Menghadapi kenyataan .... atas kekurangannya"

Halo Anak El Shaday,

Salam kenal ya,

 Apa yang kamu lakukan untuk bapak yang sudah buta tadi jadi membuatku inget orang buta yang ada di bis yang dituntun oleh anak2 yang sehat untuk meminta-minta di bis.

Ada temanku yang mengelola yayasan untuk anak2 tuna netra, kalau hari2 raya Natal atau paskah mereka menyanyi di gereja2 dengan sangat mengharukan sehingga banyak donatur yang tersentuh hatinya untuk memberikan sumbangan kepada mereka.

Sebenarnya saya juga kurang paham mana yang lebih baik kita lakukan, membantu mereka hidup secara mandiri dengan menghadapi kenyataan akan kekurangannya supaya tidak bergantung kepada orang lain,

Atau membantu mereka untuk mendapatkan belas kasihan dari para donatur yang dermawan?

Tapi yang penting kita tidak menutup mata dengan keberadaan mereka.

Tuhan Memberkati"

 

Salam"

Rusdy's picture

Tantangan Terbesar

Setelah berkomentar panjang-panjang, edit, dan nulis lagi, akhirnya cuman bisa bilang, "Ini salah satu tantangan terbesar setiap pengikut Tuhan", yaitu mengasihi yang tak terkasihi
edy's picture

Alangkah indahnya

Alangkah indahnya kalau kita semua bisa berubah dan saling mengasihi satu sama yg lain. Mari kita sama - sama mengubahnya. GBU