Karunia Bahasa roh - Baptis Roh Kudus - Baptis Api
Karunia bahasa roh sebagai tanda Baptis Roh Kudus
Karunia bahasa roh sebagai tanda Baptis Roh Kudus
(SATU)
Seorang bocah lelaki berusia sekitar 8 tahun melakukan pelecehan seksual terhadap seorang bocah perempuan usia 5 tahun.
Jika diekspos di koran, mungkin tak banyak yang berreaksi.
Orang-orang berasumsi : itu berita tentang orang pinggiran, bocah-bocah homeless dan parentless, tak penting amat dipikirkan.
Baru terhenyak ketika itu terjadi di depan mata.
Bocah-bocah manis yang rajin sekolah minggu. Di gereja kota di lingkungan yang terhormat.
Dan kejadiannya di salah satu ruang sekolah minggu yang tidak terpakai.
Orang-orang bertanya : salah siapa ? mengapa ?
Mimpi merupakan pengalaman hidup manusia yang sudah umum diketahui oleh semua orang, dan sering disebut orang sebagai "bunga orang tidur", dan orang yang berangan-angan untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, juga dikatakan sebagai "mimpi di siang hari bolong." Tetapi yang dimaksud dengan 'mimpi' disini bukan mimpi sepert
Ya Tuhan, aku merindukan masa-masa itu, ketika aku masih kuliah dulu.
Masa ketika aku baru saja mempercayai-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamatku, setelah pergumulan panjang dengan membaca berbagai macam Kitab Suci.
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh.
Lukas 13 : 10-17 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. (11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. (12) Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." (13) Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. (14) Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." (15) Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? (16) Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" (17) Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.
Membaca beberapa blog di sabda space ini sangat menarik, terutama yang membahas mengenai bahasa roh, yang berlanjut menjadi diskusi dan perdebatan yang panjang lebar...benar-benar menarik.
Kalimat ini sangat sering kita dengar diucapkan orang-orang beriman dalam percakapan mereka sehari-hari, baik di dalam gereja maupun di luar gereja (di pasar- pasar, di mal-mal, di jalan atau di tempat-tempat lain). Seringkali orang mengucapkan kalimat ini tidak memahami maknanya secara mendalam, karena kata “berserah” sering rancu dengan kata “pasrah”.
Pada pembahasan 'Khotbah di atas Bukit menurut Injil Matius 5:1-12' yang telah diuraikan, memberikan pengetahuan tentang pengajaran Tuhan Yesus.
Ternyata memang kemampuan manusia untuk memahami suatu teks berbeda-beda. Ada orang yang sadar tidak memahami suatu teks. Ada orang yang memahami suatu teks secara akurat, yaitu sama persis dengan makna yang dimaksud oleh penulisnya. Ada orang yang mampu memahami tetapi secara kurang tepat.
Bacaan : Matius 25:14-30
Nats : Efesus 1 : 3
Perumpamaan mengenai talenta mungkin merupakan salah satu perumpamaan yang paling terkenal dan seringkali disampaikan dalam khotbah-khotbah di banyak gereja. Hampir semua hamba Tuhan yang menyampaikan khotbah mengenai talenta, pasti menafsirkan atau mengartikan talenta sebagai suatu bakat, kemampuan, kapasitas atau potensi positif, yang dikaruniakan oleh Tuhan kepada manusia. Bahkan dalam kamus Inggris – Indonesia, kata talent diterjemahkan sebagai bakat atau kemampuan.
kemaren sore gue mendapat hidayah dari teman Muslim di kantor. gue tulis "Muslim" dengan huruf M besar karena gue pengen menghormati dia dengan cara yang dia percaya. bagaimanakah itu? sini gue ceritain :-)
Sebab kalau saya berdoa dengan bahasa yang ajaib, roh saya memang berdoa, tetapi pikiran saya tidak bekerja. 1 Korintus 14:14 (BIS)
Mereka yang senantiasa berdoa dalam bahasa roh maka pikirannya perlahan-lahan akan kehilangan fungsi utamanya. Tidaklah terlalu mengherankan kalau para pengajar dongeng bahasa roh sulit dalam melakukan argumentasi logis.
Alkitab menyatakan bahasa roh adalah tanda untuk orang yang tidak beriman. Tetapi para pendongeng mengubahnya menjadi keharusan supaya doa menjadi efektif.
Mereka yang berbahasa roh tidak berguna bagi sesamanya. Mereka adalah orang-orang egois.
Rasul berkata, "Kamu tidak dapat menterjemahkan bahasa lidah? Kamu tutup mulut saja!