SEMPURNA

Tak ku ketemukan apa yang aku inginkan …

Tak ada penjelasan …
Aku seperti pecundang dibuatnya,

Mutiara-mutiara itu,
Selalu kudapati bercak noda,

Hingga aku terus saja mencari,
Tak terpikir untuk mengakhirinya,

Semua,
Membuatku hampir gila,
Bertanya,
Menjawab,
Marah pada diri sendiri,
Marah pada bercak itu,

Setiap mutiara yang ku temui,
Membuat sesalku kembali,

Percuma…
Aku lelah …

Pejamkan mata,
Aku tak mau melihat lagi,

Dalam hening dan gelap …

Aku sendiri,

Menikmati masaku …
Termenung,

Di luar inginku,
Yang teringat hanya mutiara bercak,

Aku ingin menghindar,
Tapi tak kuasa,
Karena ia terus saja mengusikku …

Ingatan itu,
Kembali terbuka,
Satu demi satu ku lihat …

Tak percaya,
Diriku ada di sana,
Di antara mutiara bercak,
Penuh noda dan cemar,

Aku tersadar,
Selama ini yang aku risaukan,
Ternyata diriku sendiri,

Aku tak terima …

Namun tak bisa kupungkiri,

Kemana aku harus pergi …

Aku berlari …
Tanpa tujuan,
Mencari dimana,
Aku bisa diterima …

Hingga lelah,

Tak jua kunjung…

Dalam ketakutan,
Kembali terdengar,

Ia memanggilku,

Di sana,
Masih menungguku …
Menanti tak jemu,

Dalam sunyi,
Kudapati diri-Nya,
Menatapku,
Tulus,

Kulihat genggaman-Nya
Penuh dengan mutiara bercak,
Tanpa perduli,
Ia menggenggamnya,
Tanpa jijik,

Aku hanya mampu menyerah …

Sekarang pencarianku berhenti …

Tak ada mutiara tanpa bercak …

Kenyataan yang harus ku terima,