Submitted by victorc on

Selamat pagi, saudaraku. Kemarin pagi (13/6) saya dan seorang sahabat melayani ibadah di Lembaga Pemasyarakatan di kota kami. Karena kami datang agak terlalu pagi, maka kami melewatkan waktu untuk bercakap-cakap dengan beberapa orang di situ. 

Sabu

Ada seorang pemuda yang menurut perkiraan saya belum sampai 30 tahun usianya, menceritakan kisahnya. Ia lahir di kota Mumbay di India, namun kemudian ia berdagang keliling. Suatu ketika dari Malaysia ia masuk ke Indonesia, dengan membawa sabu sebanyak 1 kilogram. Namun ia tertangkap di bandara dan akhirnya dibawa ke pengadilan lalu ia divonis 12 tahun. Ia telah menjalani hukumannya 6 tahun dan kini masih sisa 6 tahun lagi. Pemuda ini ternyata cukup pintar bermain keyboard, dan dialah yang mengiringi musik dalam ibadah pagi itu.

Pelajaran untuk direnungkan

Kisahnya sungguh membuat saya miris: Begitu mudahkah para pemuda Kristen terpengaruh dengan iming-iming untuk hidup enak dengan jalan pintas, sehingga mereka rela menggunakan segala cara termasuk menyelundupkan sabu hanya demi tercapainya impian tersebut?

Para pimpinan gereja dan para gembala sidang kiranya memperhatikan dengan baik pembinaan para pemuda di gereja masing-masing agar pemuda-pemudi kita terdorong untuk melayani sesama dibandingkan sekadar mencari hidup enak.

Di sisi lain, ada pelajaran yang patut kita renungkan khususnya mengenai kesejahteraan napi. Saya membaca dan mendengar bahwa banyak lapas di Indonesia yang jauh melebihi kapasitas, misalnya lapas di kota kami kapasitasnya hanya 800 orang namun dijejali sampai 2000 orang. Bisa dibayangkan bagaimana situasi di dalam lapas yang kelebihan kapasitas. Para penjaga juga pasti kerepotan di lapas-lapas tersebut.
Karena itu izinkan saya menghimbau pemerintah khususnya Menkumham agar segera mengupayakan agar lapas-lapas baru dapat segera dibangun. 

Bagaimana pendapat Anda?

Versi: 13 juni 2016, pk. 16:43

VC