Submitted by Andreas Priyatna on

KECEWA

 

Aku tulis puisi ini dipersimpangan

Aku gontai di tengah kemapanan

Aku melarat di tengah kemakmuran

Aku nelangsa di tengah keramaian


Amarah merajalela di relung hati

Ketiadaan muncul di ujung kehidupan

Kusut pikiran mencabik tanpa henti

Hidup terhuyung terkoyak keadaan


Kebingungan mencuat di kabut ketakutan

Kejemuan menyesak tak kunjung pergi

Kini detik, menit, hari bukan lagi teman

Kekecewaan menyeret meratap diri


Wajahku tengadah di tengah ruang

Alun kematian mengalir di seluruh nadi

Tubuhku terbaring meradang terbuang

Tuhan...., kapan nafas ini berhenti....?


 

 

 

Submitted by coldwind on Thu, 2010-04-15 21:41
Permalink

sebuah kata bijak dari seorang sahabatku dulu:

The world is unfair, my friend.
But GOD is so good. :)

Submitted by Andreas Priyatna on Fri, 2010-04-16 13:41
Permalink

Puisi ini saya susun berdasarkan realita kehidupan yang saya lihat sendiri dan saya take in volve langsung dalam menyelamatkan suami istri yang sudah pasrah untuk pulang ke rumah Bapa di surga, karena mereka sudah sangat kecewa dengan dunia ini.Terkadang memang dunia ini tidak adil.