Dalam menyambut puasa di negeri ini, beberapa tahun belakangan banyak sekali acara di tv yang bertemakan religi Islam degan segala macam corak ragamnya. Dari begitu banyaknya acara itu Metro TV menyajikan acara yang sangat menarik perhatian ( pendapat pribadi ) dikarenakan acaranya yang dikemas sangat menarik, cerdas dan berbobot. Dua atau tiga tahun belakangan Metro menyajikan acara yang membahas secara mendalam namun ringan masalah 'teolgia' di dalam Islam dengan bermacam tokoh Islam. Tampaknya di dalam kebangkitan Islam di negara kita ini sudah timbul kesadaran untuk membahas Islam secara lebih berbobot dan bermutu yang jauh dari dari kesangaran yang ditimbulkan beberapa orang penganutnya.
Topik pembahasan yang beragam itu antara lain mengenai kata di dalam Al-Quran ditinjau dari akar kata, arti secara literal dll, ada juga pembahasan mengenai kebudayaan yang menyerap keislaman di Nusantara ini, pembahasan mengenai Tuhan, filsafat dan beragam topik lainnya.
Dibandingkan dengan Kekristenan dalam pengkajian Alkitab ( teologi ), apa yang yang dibahas di atas tersebut bukanlah sesuatu yang baru namun ironisnya sekarang mulai atau banyak ditinggalkan ( pendapat pribadi ). Membaca dari tulisan yang berseliweran di pasar Klewer ini banyak yang menolak bahkan marah ketika suatu ajaran ditanyakan / dipertanyakan. Berbagai argumen dijelenterehkan namun intinya jangan menghakimi, jangan mendukakan Roh Kudus atau bahkan ada yang lebih berani mengatakan Roh Kuduslah yag memberitahukan ajaran tersebut.
Ketika beberapa saudara kita umat Islam tiba pada kesadaran bahwa logika harus beriring jalan dengan iman, kita tampaknya bergerak meninggalkan logika dan hanya bersandar pada iman. Yang penting beriman saja. Manifestasi iman dengan mujizat tampaknya menjadi sayap baru Kekristenan.
Atas nama mengabarkan Injil, beberapa orang ( sebagian besar ? ) Kristen sangat mengagungkan manifestasi iman yaitu mujizat, penyembuhan dll. Jika dibandingkan dengan orang Islam hal ini tampak bertolak belakang. Jarang bahkan tak pernah orang Islam dalam menyebarkan ajarannya menonjolkan manifestasi iman semacam ini.
Sebagai gambaran saat ini umat Islam di dunia telah mencapai 1 milyar orang ( memang belum dibuktikan secara pasti ) yang jumlahnya hampir sebanding dengan umat Kristen ( tanpa Katolik ), ini bisa diartikan bahwa tanpa manifestasi iman merekapun ternyata berkembang sangat pesat. Jika demikian mengapa kita masih saja berkeyakinan bahwa cara efektif mengabarkan Injil adalah dengan mujizat.Belum lagi bukti bukti skandal yang telah begitu telanjang dipertontonkan beberapa orang yang mengaku hamba Tuhan berkarunia besar. Skandal keuangan, seks, nubuat nubuat palsu, kesembuhan kesembuhan palsu, mujizat mujizat palsu dll. Nampaknya orang Kristen tak pernah sadar dan belajar akan semua ini dan menutup mata dan telinga seakan ini tak pernah terjadi, do bussiness as usual.
Tahun 2008 hampir berlalu dan tampaknya nubuatan yang digembar gemborkan dalam kurun 5 tahun ini bahwa akan ada penuaian jiwa besar besaran di Indonesia, tidak berhasil ( kalau tidak boleh dikatakan gagal ). Prosentase jumlah orang Kristen tampaknya belum akan beranjak jauh dari tahun sebelumnya.
Jadi apa yang telah kita pelajari dari semua ini ???
Renungan yang bagus:)
Kembali kepada Firman Tuhan tanpa menghilangkan logika:)
Tidak dipungkiri, manusia bisa percaya kepada Yesus karena mujizat, tetapi...iman karena mujizat biasanya tidak akan bertahan lama tanpa pemahaman yang benar akan Firman Tuhan sendiri:). Renungan yang bagus buat semua orang Kristen:).
Back to the Bible...dan Rasio untuk mencari kebenaran harus dimiliki setiap orang Kristen:)
hal-hal kecil
>>Atas nama mengabarkan Injil,
>>beberapa orang ( sebagian besar ? )
>>Kristen sangat mengagungkan
>>manifestasi iman yaitu mujizat,
>>penyembuhan dll.
>>Jika dibandingkan dengan orang Islam
>>hal ini tampak >>bertolak belakang.
>>Jarang bahkan tak pernah orang Islam
>>dalam menyebarkan ajarannya menonjolkan
>>manifestasi iman semacam ini.
Yesaya 60:22
Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar,
dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat;
Aku, TUHAN, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya.
lihat diakhir ayat diatas, kata: waktunya bukan waktuNYA
artinya, waktunya kita manusia yang menentukan...
Lukas 16:10
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil,
ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil,
ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
>>Tahun 2008 hampir berlalu
>>dan tampaknya nubuatan yang digembar gemborkan
>>dalam kurun 5 tahun ini bahwa akan ada penuaian jiwa
>>besar besaran di Indonesia
mari kita mulai dari hal-hal kecil
yang sederhana saja,
sesuai dengan profesi kita masing-masing
nanti akhirnya sampai ke
"besar-besaran" juga...
mungkin nanti tidak terhitung
secara statistik
jumlahnya berapa...
at least,
YESUS sudah pernah
didengar oleh orang-orang
terdekat kita...
dan berilah kesempatan
ROH KUDUS bekerja...
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com
manifestasi iman
Salam kenal, king heart...
KASIH sebagai manifestasi iman tentunya akan sangat berperan dengan indah dalam mengabarkan Injil. Mujizat adalah karya Allah, yang jika dimanipulasi oleh manusia menurut saya adalah menjadi urusan sang pelaku dengan Allah sendiri. Jika ternyata muncul dampak yang baik (seperti: pertobatan, jiwa baru) dari mujizat atau manifestasi iman palsu tersebut, itu pun adalah kuasa Allah.
KASIH sebagai manifestasi iman, akan dilihat oleh banyak orang dan menjadi berkat bagi mereka. Jadi apapun yang kita perbuat, jika kita tidak mempunyai kasih, kita sama saja dengan...
Daripada mengejar mujizat, mari kita mengasihi...
@Rya A. Dede : salam kenal juga
Benar kata anda bahwa KASIH merupakan manifestasi iman yang sangat berperan dalam pengabaran Injil. Tanpa kasih mustahil ada pengabaran Injil.
Pengabaran Injil seyogyanya menempatkan Kristus sebagai pusat Injil yang dikabarkan, jika di dalam pengabaran Injil itu Allah berkenan memberikan mujizat tentu harus diterima dengan rasa syukur karena itu berjalan sesuai kehendakNya.
Namun jika dalam pengabaran Injil, mujizat sebagai 'panglimanya' maka melencenglah tujuan Injil itu diberitakan, sekalipun dan meskipun di dalam pengabaran Injil yang salahpun kasih karunia untuk mempertobatkan manusia bisa terjadi.
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Acara agama di