Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

HAWA adalah IBU Semua Orang.

Tante Paku's picture

 

     NENEK MOYANG kita adalah PEREMPUAN itu sudah jelas. Entah siapa yang pertama kali mempopulerkan kalimat "nenek moyang" ini, tetapi ini jelas suatu penghargaan yang paling tinggi untuk kaum perempuan di bumi ini. Dalam Alkitab ada 599 ayat yang menuliskan kata nenek moyang, salah satunya dalam Lukas 1:55 "Seperti yang dijanjikan-Nya kepada  nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."

     Dan  Zakharia melantunkan nyanyian pujian "untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada  nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus." (Luk. 1:72).

      Kiranya TUHAN, Allah kita, menyertai kita sebagaimana Ia telah menyertai nenek moyang kita, janganlah Ia meninggalkan kita dan janganlah Ia membuangkan kita," (1 Raj 8:57).

   Bertanya-tanyalah tentang orang-orang zaman dahulu, dan perhatikanlah apa yang diselidiki para nenek moyang. (Ayb 8:8).

     Saya tidak membahas ayat-ayat di atas agar sesuai dengan konteksnya masing-masing, tetapi sekedar mendukung bahwa nenek moyang selalu tidak lepas dalam kehidupan kita di masa mendatang. Perempuan sebagai cikal bakal nenek moyang kita tentunya HAWA yang istrinya ADAM, wanita dari tulang rusuk itulah benihnya  MENJALAR menjadi bermilyar manusia di seantero bumi.

 Manusia itu memberi nama Hawa kepada istrinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup (Kej. 3:20).

     Dalam kehidupan ini peran seorang IBU amatlah VITAL, ibulah yang banyak ambil peranan dalam perkembangan jiwa anak serta mendidik si anak. Bayangkan, sejak pagi dini hari hingga malam hari dan esok paginya lagi, ibu merupakan pendamping yang setia.

     Hanya seorang ibu yang tanggap bila sang bayi menangis. Ibu sangat paham kalau bayi menangis karena minta minum susu atau ngompol atau mungkin juga sakit. Demikian pekanya ibu-ibu di dunia dalam mengasuh putra putrinya.

     Ibu kedudukannya tidak hanya sebagai "pabrik anak" bagi sebuah keluarga. Atau ibu sebagai "pelayan" suami dan anak-anaknya. Ini jelas pertentangan dengan kedudukan ibu dalam rumah tangga. Namun di balik itu semua, seorang ibu menyandang predikat sebagai "istri" dan sekaligus "pendidik" utama dalam keluarga.

     Sebagai orang yang melahirkan anak, ibu mempunyai kecenderungan ada rasa dekat dengan bayinya. Sebagai orang yang punya kontak batin dengan bayinya, dilihat dari kejiwaan ia  SELALU SIAP berkorban demi anak yang dilahirkan.

Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri. (im 20:9) 

     Semua predikat yang disandang seorang ibu tak akan berat bila tahu akan kedudukannya sebagai ibu dan tahu pula mendudukan dirinya sebagai istri sekaligus sebagai pendidik. Bila kedua hal tersebut dapat diterima dengan kesadaran yang penuh dedikasi dan tanggung jawab, kiranya keluhan demi keluhan tak terdengar lagi atau setidak-tidaknya berkurang jumlahnya.

Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu. (Ams 1:8)

Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. (Ams 6:20)

     Ibu memang selalu dekat dengan anak-anaknya, maka menjadi tanggung jawabnyalah untuk mendidik anak-anak dengan penuh rasa sayang dan dedikasi tinggi. Keteguhan jiwa seorang ibu banyak berpengaruh bagi perkembangan bakat anak-anaknya.

     Jika seorang ibu dikatakan sukses dalam mendidik anak-anaknya, dengan demikian ia juga berhasil dalam mendidik masyarakat. entah itu pada waktu sekarang, apalagi kurun mendatang.

Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. (Mat. 15:4).

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya : "Ibu, inilah, anakmu!" (Yoh. 19:26).

Selamat hari IBU 22 Desember 2009.

 

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat.

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

rivani's picture

di alkitab nenek moyang selalu laki2

-entak kenapa nenek moyang selalu di tujukan kepada laki2 bukan perempuan

Exo 4:5 --"supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah menampakkan diri kepadamu."

 
Tante Paku's picture

Nenek moyang = Leluhur Kita.

Terima kasih atas masukannya Rivani.

Saya hanya merujuk kalimat nenek moyang dari akar kata bahasa Indonesia, nenek tentu bukan laki-laki dong.

Tetapi kalo anda merujuk dari tradisi Yahudi mungkin saja benar, karena garis keturunan selalu laki-laki yang disebutkan.

Tetapi dalam Alkitab tidak ada disebutkan bahwa nenek moyang = laki-laki.

Saya justru memahaminya sebagai LELUHUR kita untuk menerjemahkan arti kata NENEK MOYANG.

Terima kasih.

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat