Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Guru SD
karena memang saya seorang guru SD maka saya menulis ini. hal-hal tentang guru membuat saya sangat tertarik untuk berbicara, entah mengapa, apa karena darah guru mengalir di darah saya sampai kesungsum-sungsum saya ya?
waktu saya masih seger-segernya lulus kuliah, saya mernafsu untuk mengais rejeki di daerah non-pendidikan (kerja swasta) karena motif ekonomi itulah maka saya benar-benar berambisi untuk bekerja di sebuah perusahaan.
entah mengapa, berbulan-bulan saya menganggur karena ambisi saya tersebut dan akhirnya saya diterima di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pendidikan (kasarnya ya jadi guru), lembaga pendidikan ini sangat terkenal bukan hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional. Bangga sekali rasannya bekerja di sana apalagi dengan pendapatannya yang menggiurkan sebagai fresh graduate, tetapi lama-kelamaan saya seperti kehilangan arah, saya merasa bahwa pekerjaan ini adalah bukan pekerjaan impian saya, dan saya mengundurkan diri.
Saat-saat menyakitkan adalah ketika saya harus menganggur beberapa bulan, uang tabungan habis karean ayah sakit pada bulan pertama saya menganggur.
pacar saya bekerja dengan gaji yang lumayan tingi, sebagai seorang laki-laki itu merupakan tamparan besar, bayangkan saja apa jadinnya laki-laki tanpa uang, serasa gak punya harga diri.
hari-hari menganggurku kuhabiskan untuk mengirim lamaran kerja, selama hampir 5 bulan saya tidak mendapatkan kerja sampai seorang sahabat menghubungi saya untuk mengajar sebagai sukarelawan di SD tempatnya bekerja.
waktu pertama dengar tawaran itu saya langsung mengiyakan, iseng-iseng sambil nunggu panggilan wawancara.
kelas pertama saya sungguh melelahkan tetapi menyenangkan, seakan-akan Tuhan membawa saya ke ladang yang harus saya olah, saya bahagia.
Tiba saatnya saya ditawari menjadi guru GTT, pergumulan mulai terasa. menjadi guru SD adalah pekerjaan yang termasuk "rendah" di lingkungan masyarakat, gak ada gengsi bro apalagi gajinnya pasti sedikit, pikir saya. pergumulan ini berat sekali sampai-sampai saya sakit, tetapi Tuhan memberikan jawaban dari doaku, Tuhan melalui cara misteriusnya membimbingku untuk menanda tangani kontrak (tidak saya ceritakan karena memang misterius). dan inilah saya sebagai guru GTT (Guru Tidak tetap tidak penuh waktu) dengan segala pergumulan yang masih saya gumuli.
satu hal yang kupelajari adalah bahwa sampai saat ini Tuhan masih bersamaku, berkarya di jalannya.
- rahseto's blog
- 5706 reads