Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
GEREJA YANG MENYEBALKAN – 2
Suatu ketika aku menghadiri ibadah Minggu di sebuah gereja Wonosobo. Biar kecil gereja ini sudah punya peralatan multi media. Sayang lagu yang ditayangkan tidak ada not angkanya. Tapi tidak semuanya kok. Ada 2 lagu yang ditayangkan lengkap dengan notnya, tapi aku mengenali pemilik naskah itu.
Maka kemudian aku inbok Pak Lukas Wiryadinata, “Pak, pic lagu yang bpk aplot di pesbuk dipakai gereja Anu. Tapi logo gereja Wongsodirjan dihapus oleh gereja itu.”
Segera dia menjawab, “Ndakpapa, betul, bagi saya itu tidak masalah. Saya malah senang mengetahui apa yang saya kerjakan ternyata berguna untuk gereja2 lain. Selain yg saya aplot di pesbuk saya juga terima orderan gratis lho dari remaja gereja2 lain yg kesulitan membuat naskah lagu unt mulmed lengkap dengan not angkanya.”
Jangankan gereja kecil, yang besar pun aku lihat ada yang belum menerakan not angkanya. Untuk kota kecil tentu disebabkan keterbatasan kemampuan petugasnya. Begitu mereka mampu, pas bersamaan waktunya mereka harus masuk SMA atau kuliah di kota besar. Gapapa asal pendetanya tidak ikutan pindah ke kota besar.
Pada tanggal 29-Mei-2016 aku juga melihat petugas mulmed gereja di Purwodadi belum menerakan not angka di lagu-lagu yang ditayangkannya. Rencanaku selesai ibadah aku mau menemui petugasnya. Tapi aku lupa karena kemudian bertemu dengan mereka yang mengurusi SMP sekolah milik gereja ini dan terlibat dalam bincang-bincang yang asyik.
“Peneraan not angka di layar mulmed itu berguna untuk mendidik jemaat menyanyi dengan betul,” ceritaku kepada teman-teman yang sedang ada di kantin gerejaku. “Rencananya aku mau minta mulmed Purwodadi bersurat ke sini sehingga bisa dikirimi dvd yang memuat semua file lagu milik mulmed gereja kita.”
“Ndak usah pakai surat-suratan,” seorang mantan penatua menyela ceritaku. “Suruh datang saja ke sini, bawa flashdisk, colokkan ke komputer TU, selesai. Apa tidak ingat pengalaman kita waktu pertama kali punya mulmed? Kita minta file lagu yang komplit dengan not angkanya dari sebuah gereja yang jauh lebih awal memiliki peralatan canggih itu, ditolak? Alasannya macam-macam, muter-muter, nanti-nanti, bahkan memasang harga, yang intinya dia tidak mau berbagi kepada kita.”
Jan gereja itu juga menyebalkan. Sudah tinggal satu kota, jemaatnya lebih besar, peralatannya jauh lebih canggih, masih ‘saudara kandung’ pula dengan gerejaku, kok ya tega-teganya berlipat tangan.
Ternyata mantan penatua ini TIDAK MELUPAKAN peristiwa itu sehingga dia mewaspadai agar gereja kami tidak ikut-ikutan jadi gereja yang menyebalkan. Kalau hanya purnomo yang menyebalkan biar saja, sudah kodratnya.
- Purnomo's blog
- Login to post comments
- 4299 reads