Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

El Shadday (Gali Kata Alkitab dari Tinjauan Tulisan Ibrani Kuno)

Hery Setyo Adi's picture

El Shadday

Kata El Shadday merupakan gabungan dua kata "El" dan "Shadday". Kata "El" berarti Allah dan juga bisa berarti kuat. Sedangkan kata "shadday" dalam bahasa Ibrani berasal dari sebuah akar kata yang terdiri dari dari huruf: "shin" dan "dalet" yang digabungkan. Huruf "shin" pada mulanya merupakan gambar dua gigi manusia bagian atas-depan. Gambar ini di antaranya menghadirkan gagasan atau ide "dua", di samping beberapa ide yang lain.

Sedangkan huruf "dalet" pada awalnya merupakan sebuah gambar pintu tenda. Orang Ibrani kuno hidup nomaden, sehingga mereka tidak membangun rumah permanen, melainkan tenda sebagai tempat tinggal mereka. Pintu tenda terbuat dari selembar "tenunan" bulu kambing atau domba yang dipasang menggantung atau menjuntai di salah satu bagian tenda. Lembaran "tenunan" tersebut dikaitkan dengan sebatang kayu bulat untuk menggulung ke atas bila pintu itu dibuka dan melepaskan gulungan bila pintu itu ditutup. Karena itu, orang Ibrani dalam menggambarkan gagasan "menjuntai ke bawah" menggambarkannya dengan gambar pintu atau "dalet" tersebut.

Lalu apa gagasan yang mau disampaikan orang Ibrani kuno dengan menggabungkan dua huruf "shin" dan "dalet" tersebut? Masing-masing huruf gambar (piktograf) "shin" dan "dalet" sudah dijelaskan di atas, sehingga penggabungannya berarti "dua yang menjuntai ke bawah". Sampai di sini kita yang hidup di abad ke-21 tentu belum mengetahui maksud orang Ibrani kuno tentang "dua yang menjuntai ke bawah" tersebut. Karena itu kita harus melihat budaya dan cara hidup orang Ibrani Kuno.

Orang Ibrani kuno memiliki lapangan pekerjaan di antaranya sebagai penggembala-peternak. Mereka memiliki kambing, domba atau binatang piaraan lainnya dan mereka menggembalakannya di padang rumput. Oleh karena pekerjaannya yang seperti itu, maka mereka terbiasa melihat binatang-binatang itu melahirkan dan menyusui anak-anaknya. Mereka melihat anak-anaknya bisa bertahan hidup, sehat, dan bertumbuh menjadi binatang piaraan dewasa, karena anak-anaknya itu menyusu induknya. Anak-anak binatang itu menyusu induknya dengan menghisap susu dari puting susu sang induk yang menjuntai ke bawah. Inilah maksud "dua yang menjuntai ke bawah itu", yaitu "puting susu" kambing atau domba.

Dari keseluruhan penjelasan di atas kita menjadi tahu bahwa kata "El Shadday" ditinjau dari pemahaman orang Ibrani kuno berarti "Allah puting susu" atau "puting susu yang kuat atau dahsyat". Sebagaimana kambing atau domba memberikan susu kepada anak-anaknya, sehingga anak-anaknya bertahan hidup, sehat, dan bertumbuh menjadi dewasa, demikian juga Allah memberikan penghidupan, kesehatan, dan pertumbuhan kepada kita anak-anakNya.

Kita, yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Oleh karenanya, kitapun pasti mendapat jaminan hidup, kehidupan, dan penghidupan dari Allah. Jika kambing domba sebagai binanatang saja memiliki naluri untuk menghidupi anak-anaknya, apalagi Allah kita yang memiliki kekuatan dan kuasa atas seluruh ciptaan ini. Jangan kawatir akan hidup kita, sebab Allah sumber hidup kita.

(Artikel ini ditulis oleh Hery Setyo Adi, yang dikembangkan dari artikel yang dimuat dalam Pelayanan via SMS dengan judul "Gali Kata Alkitab" edisi 1, Rabu 5 Maret 2008 dari nomor 085294397157)