Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Dosa, Kebenaran dan Penebusan
1. Dosa
Pandangan Allah tentang dosa berbeda dengan pandangan manusia. Bagi manusia seseorang dianggap berdosa kalau sudah melakukan kejahatan, kesalahan atau pelanggaran namun bagi Allah tidak demikian.
Mari kita lihat dalam Roma 3:23 yg berkata “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”
Orang Kristen sering menggunakan ayat ini dengan tidak tepat dalam pemberitaan Injil. Terjemahan bahasa Inggris King James untuk Roma 3:23 berkata “For all have sinned, and come short of the glory of God”. Jadi bukan semua orang telah “berbuat dosa”, melainkan semua orang telah “memiliki dosa”. Kalau kita menelaah konteks pembicaraan Paulus dalam Roma 3, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa versi King James memiliki penerjemahan yang lebih tepat.
Jadi disini jelas terdapat perbedaan pandangan tentang dosa, antara Allah dan manusia. Manusia bisa saja berkata jika saya tidak pernah menipu, tidak pernah berbohong, tidak pernah berzinah, tidak memfitnah, jujur, selalu menolong, tidak pernah membuat orang sakit hati dan menjunjung tinggi semua nilai2 moral, maka saya adalah orang yang tidak berdosa. Adapula yang berkata bahwa anak yang baru lahir itu masih suci, belum tahu membedakan yang baik dan yang jahat, jadi belum mengenal dosa sama sekali.
Namun pandangan Allah adalah sebaliknya. Tuhan berkata “semua orang telah memiliki dosa”. Semua orang ! Siapapun anda, sebaik apapun anda, seketat apapun anda menjaga moral anda, tidak pernah begini dan begitu, namun dalam pandangan Tuhan, anda memiliki dosa dan dosa itu cukup untuk membuat anda menjadi penghuni neraka.
Mengapa Allah berpandangan demikian ? Dosa apakah yang anda punyai yang memiliki konsekuensi yang begitu besar? Jawabannya adalah Dosa Adam. Setiap orang yang berasal dari Adam, sudah berdosa dari asalnya. Mazmur 51:7 berkata “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku”. Bahkan ketika kita masih dalam kandungan, sebelum tahu melakukan kesalahan apapun juga, sesungguhnya kita sudah berdosa, karena kita keturunan Adam.
Apakah Dosa Adam ?
Dosa Adam adalah dosa putusnya hubungan antara Allah dan manusia. Saya katakan bahwa inilah satu-satunya dosa yang paling di cari oleh Tuhan. Anda boleh saja baik, tidak pernah melakukan kesalahan tetapi adanya dosa Adam dalam diri anda cukup untuk membuat Allah tidak segan-segan membawa anda masuk dalam neraka.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk melihat dan berpijak atas fakta dosa ini.
2. Kebenaran Manusia
“seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” Roma 3:10
“Masakan manusia bersih, masakan benar yang lahir dari perempuan?” Ayub 15:14
“Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!” Ayub 14:4
Baiklah sekarang kita membahas tentang Kebenaran Manusia atau Orang benar. Kebanyakan orang berprinsip bahwa orang baik atau orang benar pasti masuk surga, sedangkan orang berdosa pasti masuk neraka.
Izinkan saya berkata bahwa Alkitab memberikan fakta sebaliknya. Sebaik apapun anda, sekalipun anda melakukan suatu perbuatan mulia dan luhur yang belum pernah sanggup dilakukan oleh siapapun di muka bumi ini, anda tidak cukup baik untuk masuk surga.
Hal ini tampak jelas dalam Yes 64:6 “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.”
Mari kita baca suatu kisah yang disampaikan oleh Tuhan sendiri.
Luk 18:10-14
10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Orang Farisi ini adalah orang yang baik. Dia bukan hanya baik namun dia mengenal Allah yang hidup. Dia mengawali doanya dengan berkata “Ya Allah”. Dia tahu siapa Allah yang di sembahnya. Lagipula dia orang yang sangat baik, unggul dari segi moral. Itulah sebabnya dihadapan Allah dia berani berkata bahwa dia bukan seorang yang lalim, berarti dia adil dalam segala perkara. Orang Farisi bahkan berani mengakui Allah dengan bersembahyang di tempat-tempat umum dan di persimpangan jalan. Dia juga melakukan lebih dari tuntutan taurat dengan berpuasa 2x seminggu. Soal uang, dia tidak terikat oleh mamon ini, terbukti dengan dia memberikan sepersepuluh dari semua penghasilannya. Tidak ada cacat orang ini baik secara ibadah dan mora. Itulah sebabnya dia berani menjaminkan dirinya kepada Allah bahwa dia tidak sama (lebih baik) dari pada semua orang lain di muka bumi ini.
Terhadap orang yang baik ini Tuhan berkata “orang ini pulang dengan tidak dibenarkan”. Tidak di benarkan berarti kesalahannya tidak diampuni. Orang ini datang kepada Allah sebagai “manusia benar” tanpa menyadari kebenaran dirinya tidak ada artinya dan di pemandangan Tuhan dia tetap orang berdosa. Jika orang sebaik dan sekualitas orang Farisi ini di tolak oleh Tuhan, bagaimana dengan saudara dan saya ? Apakah kebaikan dan ibadah kita bisa membuat kita di benarkan ? Saya katakan TIDAK. Jika kebenaran diri kita yang kita ajukan kepada Tuhan sebagai dasar untuk pembenaran maka kita juga pasti di tolak.
Itulah sebabnya Rasul Paulus juga tidak berani bermegah di hadapan Allah, selain bermegah atas kelemahannya.
2Kr 12:5 ...tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
Gal 6:14 Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.
Jika ada orang Kristen yang bermegah di hadapan Tuhan, memegahkan kebaikannya, pastilah dia seseorang yang belum mengenal dirinya sendiri dihadapan Allah.
Pemungut cukai ini berkebalikan dengan orang Farisi. Dia adalah seorang berdosa, seorang perampok dan lalim. Bahkan dia seorang pezinah seperti yang dikatakan oleh orang Farisi. Dia tahu keadaannya yang buruk, oleh sebab itu dia tidak berani menengadah keatas, dia menyesali keadaannya dan memukul dirinya serta berkata “Ya Allah, kasihanilah aku orang yang berdosa ini”.
Kata “kasihanilah” dalam bahasa Yunani adalah “Hilaskomai”, yang artinya juga adalah “mendamaikan”. Kata ini juga di gunakan dalam Ibr 2:17 : “Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan {HILASKOMAI} dosa seluruh bangsa.”
Berarti pemungut cukai ini menyadari kondisinya yang berdosa dan berkata “Ya Allah perdamaikanlah aku (dengan Allah) orang berdosa ini”. Dia berdiri atas prinsip darah perdamaian Kristus. Oleh karena itu dia pulang dengan dibenarkan Tuhan. Dibenarkan berarti kesalahannya di ampuni dan dia menerima keselamatan dan berhak masuk sorga.
Saudara-saudara, jika ada seorang berkata hanya orang benar dan hanya orang baik yang bisa masuk sorga, izinkan saya berkata itu bukan Injil Allah. Itu adalah Injil Iblis. Di Neraka banyak orang baik, sedangkan di Sorga banyak orang berdosa. Di Sorga ada pemungut cukai ini, ada Maria sang pelacur yang membasuh kaki Tuhan dengan rambutNya. Disana ada penjahat yang di salib di sisi Tuhan. Di sorga hanya ada orang-orang berdosa yang dosanya sudah di hapuskan.
Luk 5:31-32 “Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Hanya dengan bersandarkan DARAH KRISTUS, jika saudara mengaku sebagai orang berdosa dan mohon di benarkan oleh sebab darah Kristus, maka saudara di benarkan, dosamu di ampuni dan anda layak untuk menghuni Sorga. Haleluya !
3. Penebusan
Bagaimana cara Allah mengampuni dosa manusia ? Persepsi orang pada umumnya adalah cukup dengan bertobat maka dosa diampuni oleh Allah.
Banyak orang karena tidak memahami makna penebusan, berani berkata buat apa Yesus datang dan mati untuk menebus dosa kita ? Mengapa Tuhan begitu repot ? Bukankah cukup dosa di ampuni saja tanpa perlu Yesus mengorbankan diriNya ?
Itulah persepsi kebanyakan orang. Namun benarkah demikian ?
Jawabannya adalah Tidak benar ! Ketahuilah bahwa untuk mendapat pengampunan, tidak cukup dengan bertobat. Jika dosa hanya di ampuni dengan gampang oleh Allah, maka Allah sendiri telah berbuat dosa !
Izinkan saya berkata sekali lagi bahwa jika Allah mengampuni dosa begitu saja, maka Allah sendiri sudah berdosa dan melanggar prinsip keadilan Allah.
Mari kita ambil sebuah contoh nyata. Ada seorang pria karena desakan ekonomi, melakukan pembunuhan dan perampokan. Semua harta berharga milik korban dia ambil setelah semua penghuni rumah dibantai. Setelah melakukan hal ini dia melarikan diri, tinggal di kota lain dan menikah di sana.
Beberapa saat kemudian dia sangat menyesali perbuatannya. Dia sadar dirinya telah melakukan kesalahan besar dan fatal. Oleh sebab itu dia bertekad untuk berubah menjadi orang yang baik. Hasilnya dia memang menjadi baik. Tetangganya, anak2nya, istrinya dan semua orang yang pernah berjumpa dengan dia mengakui bahwa orang ini sangat baik dan tidak ada seorangpun yang mengetahui latar belakangnya.
Beberapa tahun kemudian, polisi yang menyelidiki kasus pembunuhan ini menemukan tempat persembunyian orang ini dan mendatanginya untuk menangkapnya.
Ketika di tangkap dan akan dibawa untuk diadili, dia memohon ampun kepada polisi dan berkata “Jangan tangkap saya pak. Saya sudah bertobat dan menjadi orang yang baik-baik disini. Saya mengakui dan menyesali perbuatan saya dahulu.” Diapun berkata kepada anaknya “Nak, bukankah saya seorang ayah yang baik bagimu” Anaknya berkata “Ya, bapa seorang yang sangat baik”. Dia pun bertanya kepada istrinya “Sayangku, bukankah saya seorang suami yang baik bagimu ?” Istrinya menjawab “Ya, kamu memang suami yang sangat baik”. Diapun berkata kepada polisi “Bapak lihat ? Semua berkata saya orang yang baik”.
Namun polisi itu menjawab “bapak boleh saja anda baik dihadapan orang, tetapi anda bersalah dimata hukum. Pertobatan anda membuat anda jadi baik, tetapi tidak dapat menghapuskan kesalahan anda di masa lampau.”
Jika Jaksa yang berlaku dapat mengampuni kesalahan orang ini begitu saja, maka Jaksa tersebut telah melakukan dosa dan ketidakadilan kepada keluarga yang telah terbunuh.
Disinilah perlunya penebusan Kristus untuk menghapus dosa dan pelanggaran kita, sekaligus memuaskan rasa keadilan Allah.
Ibr 9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Kitalah yang seharusnya di hukum oleh Allah karena pelanggaran kita dan dosa Adam, namun Yesus menggantikan kita dan mengambil posisi sebagai orang dosa yang di timpakan hukuman agar kita terbebas dari hukuman Allah.
Gal 3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!".
Syukur pada Tuhan atas penebusannya bagi kita !
- Hengky's blog
- Login to post comments
- 5855 reads
@Hengki
@Hengki menulis :
Dosa Adam adalah dosa putusnya hubungan antara Allah dan manusia. Saya katakan bahwa inilah satu-satunya dosa yang paling di cari oleh Tuhan.
Wah....kayaknya anda ngawur deh....buat apa Tuhan nyari - nyari dosa Adam di dalam kita....
Apakah kita bisa menyembunyikan dosa kita ?
Apakah Tuhan kehilangan dosa Adam ?
Kayaknya pernyataan anda kurang tepat.
GBU
GBU
Saya sependapat dgn Bro
Saya sependapat dgn Bro Hengki..
Apa ada dosa yang bisa disembunyikan dari Tuhan sampai Tuhan harus mencari...
Tapi, saat adam jatuh ke dalam dosa sehingga menjadi telanjang ia bisa sembunyi dan waktu kain membunuh habel kenapa di alkitab digambarkan seolah-olah ia dicari-cari Tuhan...
Binguung ....
Ada yang bisa jelaskan gak???
@J-Lho
Salam kenal bro....
Lebih enak mana.....
Tuhan mencari dosa......atau Tuhan mencari manusia berdosa....
Kenapa Tuhan mencari dosa ? Apakah untuk menjatuhkan manusia ke neraka ?
Atau kenapa Tuhan mencari manusia berdosa ?....Tentu untuk menyelamatkan.
Ketika manusia dinyatakan berdosa dari sejak lahir......Dosa itu sudah ada pada kita.....tidak perlu lagi dicari - cari oleh Tuhan.
Dosa tidak bisa kita simpan di tempat tertentu.
Mengenai Tuhan mencari Adam dan bertanya pada kain,mungkin bisa di klik di sini
GBU
GBU
@J-Lho: Bukan untuk kepentingan Tuhan
Dear brother in Christ,
Tuhan sudah mengetahui before and after. Kenapa di ayat itu nampaknya Tuhan bertanya, itu bukan Dia tidak tahu dan mencari yang ditanya, tapi ingin mengungkapkan bahwa yang ditanyai telah bergeser posisi dari posisi yang seharusnya. Jadi kalimat itu bukan untuk kepentingan Tuhan, tapi untuk kepentingan yang ditanyai itu sendiri. Dengan kata lain boleh saya katakan Tuhan ingin berkata, "Hai manusia, tahukah engkau dimana posisimu sekarang?". Tuhan ingin jawaban yang jujur, namun apa yang dijawab oleh yang diberi pertanyaan, Jaka sambung bawa golok, gak nyambung "goblok". Apa yang ditulis oleh Hiskia22 pada link blognya nya itu benar adanya.
BUNGUL,
-:ujilah dan peganglah apa yang baik dan benar:-
BUNGUL,
-:ujilah dan peganglah apa yang baik dan benar:-
@Hengky: Ttg terjemahan
Salam kenal hengky,
Versi KJV untuk Roma 3:23 “For all have sinned, and come short of the glory of God”.
Anda berkata:
Jadi bukan semua orang telah “berbuat dosa”, melainkan semua orang telah “memiliki dosa”.
Apa yang salah dengan terjemahan telah berbuat dosa untuk “For all have sinned?" Bagaimana anda bisa menterjemahkan have sinned menjadi telah memiliki dosa?
Terima kasih
BUNGUL,
-:ujilah dan peganglah apa yang baik dan benar:-
BUNGUL,
-:ujilah dan peganglah apa yang baik dan benar:-