Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Di mana Allah ketika saya menikmati? (1)

Baron Arthur's picture

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!

Meskipun setiap manusia menginginkan kepuasan, kebahagiaan dan kenikmatan, tetapi tidak berarti bahwa setiap manusia memiliki cara pandang yang sama tentang kenikmatan dan bagaimana mendapatkannya.
Cara pandang yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi oleh budaya, keluarga, lingkungan, iman dan tentu saja teologinya. Misalnya, dibeberapa daerah di Indonesia ada pendapat yang melihat profesi sebagai dokter atau pegawai negeri adalah profesi yang paling sukses, membahagiakan dan penuh dengan kenikmatan. Itu sebabnya mereka berlomba-lomba menjadikan anaknya dokter atau pegawai negeri. Di tempat yang lain, profesi pengusaha justru lebih penting.

Saya mencoba mengklasifikasikannya ke dalam lima cara pandang yang besar bagaimana manusia melihat kenikmatan. Meskipun sulit untuk mengklasifikasikan setiap orang pada satu cara pandang, karena manusia sering tidak konsisten dan dualistis. Di dalam satu kasus ia mungkin memiliki satu cara pandang, tetapi dalam beberapa kasus yang lain, cara pandangnyapun berbeda. Meskipun demikian saya ingin menunjukkan pembagian secara umum.

1. Mengejar kenikmatan sementara

2. Membuang semua kenikmatan sementara

3. Membuang sebagian dan mengejar sebagian

4. Menikmati tapi tanpa hasrat untuk mengejar kenikmatan

5. Kenikmatan sementara adalah Anugerah Allah untuk memuliakan Allah dan belajar menikmati Allah

Di post-post selanjutnya saya akan bahas cara pandang ini satu-persatu.

 

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!

__________________

 

http://roielministry.blogspot.com/ (blog mirror)