Christian TED ala YLSA

Konon stamina konsentrasi manusia hanya kuat bertahan kurang dari 12 menit. Lebih dari itu, manusia akan kehilangan minatnya dan beralih pada minat lain. Itu sebabnya, saat ini muncul metode presentasi yang baru yaitu TED. TED merupakan singkatan dari Technology, Entertainment, Design.

Inovasi ini dikembangkan oleh TEDx sebuah organisasi non profit yang mengumpulkan para tokoh inspiratif dari berbagai bidang untuk tampil memberikan presentasi dalam sebuah konferensi. Mereka memberikan presentasi singkat di bawah 12 menit.

Metode ini lalu diadopsi oleh Yayasan Lembaga Sabda (YLSA) dengan meluncurkan program Christian TED. Topiknya mengalami modifikasi yaitu tentang Teaching, Education, dan Discipleship.

Pembukaan

Acara potong kue dan tiup lilin

Dalam rangka ulangtahun ke-22, YLSA menyelenggarakan Christian TED di Griya Sabda, Jumat 14 Oktober 2016. Ada delapan pemateri yang memberikan presentasi dengan berbagai macam topik. Saya mendapat giliran pertama menyampaikan materi tentang pentingnya mengembangkan kreativitas. Saya sampaikan bahwa kebanyakan program sekolah kristen dan gereja hanya salin-rekat daro program-program tahun sebelumnya. Jarang sekali ada inovasi dan kreativitas. Di zaman yang berkembang sangat pesat, sekolah kristen dan gereja akan ketinggalam zaman jika tidak kreatif. Ini adalah TED saya yang kedua.

Pemateri yang lain adalah pak Dani (Pendidikan Anak Usia Dini), bu Debora, seorang notaris (Prosedur mendirikan Yayasan atau Gereja ), pak Agustinus Budi Santoso dari LPMI (40 Hari Bersama Isa Almasih), ibu Yulia dan Ari (Alkitab Yang Terbuka), pak Thomas pemilik toko buku Tunas Mekar (LetakkanTuhan  di Tempat Utama) dan pak Hagai.