Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Chelsea vs Barcelona (Sebuah catatan kecil)
"Chelsea memainkan TOTAL Defense dengan menempatkan 80% pemainnya diarea pertahanan. Cara bermain kampungan ! Chelsea mental loser !"
Itulah kutipan dari kalimat yang dilontarkan fans Barcelona sesaat setelah Barcelona disikat Chelsea 1 gol tanpa balas di Stamford Bridge dalam laga Semifinal Liga Champion tadi pagi. Semua fans Barcelona dan orang yang netral sepertinya meng-aminkan pendapat itu, sebab hampir semua penikmat sepakbola ingin melihat permainan "atraktif" saling serang bukan permainan yang nyaris satu arah. Dan hampir semua penikmat sepakbola tidak suka bila disuguhkan permainan tipikal satu arah ataupun permainan tanpa ada gol. Mereka semua berharap bahwa pertandingan sudah semestinya atraktif 2 arah dan mencetak gol adalah harga mati untuk penikmat pertandingan sepakbola.
Didalam sepak bola kita mengetahui 3 jenis pemain yaitu : Pemain Belakang (Back), Pemain Tengah (Midfielder), Pemain depan (Forward). Dari klasifikasi ketiga pemain itulah dibentuk formasi. Formasi yang menekankan disisi belakang, Tengah dan Depan. Dari formasi itu kita mengenal tipikal dari sebuah tim. Jika menekankan sisi belakang maka disebut bertahan (Defense), sisi depan disebut menyerang. Kalau kuat disisi tengah maka harus dilihat dulu apakah tipikal pemain tengahnya itu mental menyerang atau bertahan.
Banyak yang berkata sepakbola itu adalah permainan yang mempertontonkan keindahan, skill dan teknik. Mereka yang berkata demikian biasanya adalah para penikmat sepakbola atraktif dua arah atau offensive. Biasanya mereka akan membenci dan menghujat team yang memperagakan teknik bermain defensive. Ada pula yang berkata bahwa sepakbola adalah permainan yang mempertotonkan strategi. Mereka yang berkata demikian biasanya lebih mementingkan hasil akhir dari sebuah pertandingan dan cenderung menikmati setiap pertandingan sepakbola apakah itu atraktif 2 arah maupun
defense dan Offense.
Kategori pertandingan sepakbola sendiri sebenarnya terdiri atas 2 jenis yaitu kompetisi dan friendly. Masing-masing jenis pertandingan memiliki tujuan masing-masing. Kompetisi memiliki tujuan mencari pemenang (Juara). Semua kompetisi di jagat ini memiliki satu tujuan yaitu memenangkan kompetisi. Kompetisi sendiri artinya bersaing berasal dari kata compete. Sedangkan friendly memiliki tujuan untuk pengujian team. Jenis pertandingan ini lebih menekankan pengujian kualitas team, formasi team dan strategi team. Karena tujuannya adalah pengujian, maka hasil akhir tidak menjadi tujuan utama, tapi lebih kepada evaluasi menyeluruh dari kualitas sebuah team.
Pertandingan Chelsea melawan Barcelona adalah termasuk kedalam jenis kompetisi. Hasil akhir menjadi tujuan utama dari pertandingan tersebut. Oleh karena itu yang diperlukan sebenarnya adalah strategi bukan teknik, skill apalagi keindahan. Pelatih Barcelona menerapkan strategi menyerang (Offensive) dengna formasi tertentu demikian juga Chelsea menerapkan strategi Defense dengan formasi tertentu. Apabila orang-orang berkata bahwa Strategi Chelsea adalah Total Defense maka mereka tidak mengenal betul sepakbola. Strategi Chelsea bukan total defense, tetapi defense yang menerapkan taktik counter Attack dalam mencapai tujuan yaitu kemenangan. Pelatih Chelsea tahu bahwa Barcelona adalah team offensive dengan kualitas yang bagus. Barcelona sangat mumpuni dalam melakoni setiap laga dan nyaris tanpa cacat. Rekor Gol-nya pun termasuk luar biasa. Sadar akan kekuatan tersebut, pelatih Chelsea bertindak bijaksana dengan menerapkan strategi bertahan.
Berbeda dengan Barcelona, Pelatihnya cenderung tidak memahami kondisi tersebut. Strategi offensive tetap diperagakan dan melupakan pertahanan. Seandainya saja Barcelona tidak menyerang total dan membiarkan permainan dua arah, maka kemungkinan hasilnya pasti berbeda. Antisipasi pelatih Chelsea berhasil karena mengenal diri sendiri dan mengenal musuh ditambah lagi keberuntungan menyertai Team Chelsea. Keberuntungan ini penting karena semua aksi didalam dunia ini sangat bergantung kepada reaksi. Jika striker menendang Bola ke gawang lawan, maka reaksi penjaga gawang adalah memblok tendangan. Jika penjaga gawang salah dalam memblok (tidak siap atau gugup) maka bisa terjadi gol. Sebaliknya jika reaksi penjaga gawang mantap dan pas maka tendangan pasti tidak akan menghasilkan gol.
Saya sangat menikmati pertandingan Chelsea melawan Barcelona kemaren karena saya melihat pertandingan tersebut sebagai ajang adu strategi dibanding ajang penunjukan sepakbola indah ataupun taktik TIKI-TAKA. Ketika melihat Barcelona secara bergelombang mengurung pertahanan Chelsea, saya melihat setiap pemain Chelsea mengerti akan strategi yang dipesankan oleh Pelatihnya. Hampir tidak ada kegugupan yang terlihat di wajah setiap pemain maupun secara kolektif (team). Berbeda dengan Barcelona. Saya melihat raut wajah frustasi diperagakan dalam bermain. Mereka memang menguasai bola, tapi mereka tidak menguasai keadaan. Mereka lupa pertahanan, penjaga gawang terlena akan kenyamanan. Kenyamanan karena nyaris tidak ada serangan ke daerah pertahanan. Bahkan VALDEZ saya yakin bisa merebus indomie dan memakannya tanpa perlu harus memungut bola dari gawangnya. Bahkan membuat kopi juga sekalian. Tapi begitulah, kenyamanan dan keamanan belum tentu benar-benar aman dan nyaman bila pertandingan belum berakhir.
Seperti kompetisi sepakbola, hidup manusia telah di-set untuk kompetisi apakah kompetisi perseorangan atau group. Manusia sendiri men-set hidupnya adalah kompetisi. Umumnya manusia ingin mencapai hal-hal tertentu yang menjadi dogma didalam komunitas manusia. Jenis komunitas membedakan jenis kompetisi. Komunitas
mahasiswa berkompetisi dibidang Indeks Prestasi. Komunitas ilmuwan berkompetisi dibidang penemuan. Komunitas politik berkompetisi dibidang pengumpulan suara rakyat dll. Masing-masing menerapkan strategi dalam memenangkan kompetisi. Kompetisi inilah yang membuat kemajuan peradapan manusia dan juga menghancurkannya.
Oleh karena kita tahu bahwa dunia kita diset untuk berkompetisi, maka mau tidak mau kita wajib menerapkan strategi dalam melakoni kompetisi tersebut. Kita tidak wajib melakukan dengan keindahan karena hasil akhir menjadi tujuan utama. Untuk itu setiap orang wajib tahu dia berada dalam kompetisi apa dan kompetitornya. Jika sudah mengenal kompetisi dan kompetitornya maka langkah akhir adalah mengenali potensi dirinya. Dengan demikian maka pemilihan strategi akan menjadi mudah.
Mengutip kalimat dari kitab Amsal :
Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
Quid Est Veritas Kata seorang bajingan bernama PILATUS
- Veritas's blog
- Login to post comments
- 5372 reads
Seni Counter Attack
Kebetulan saya juga nonton pertandingan ini dan, sama seperti penulis, saya pun mengagumi seni counter attack ala Chelsea. Sedikit banyak mirip dengan taktik Mourinho ketika membawa Inter Milan di final Liga Champions melawan Bayern Munich. Indah dan penuh semangat pengorbanan ketika melihat seorang penyerang seperti Eto'o yang difungsikan seperti bek sayap.
Bagi mereka yang senangnya hanya melihat permainan cantik memang mungkin akan susah mengerti dimana letak keindahan dari strategi counter attack ini.