Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Cerita Gembong Teroris No1, sudah tamat.
Cerita Gembong teroris No.1 sudah tamat.
Dalam penggerebekan oleh tim Densus 88, seperti diberitakan oleh sebuah channel TV, tamatlah riwayat hidup gembong teroris No.1, Nurdin M. Top. Penggerebekan didesa Kepohsari, Jebres, Solo dalam waktu sekitar 8 jam mulai Rabu malam,16 September 2009, meninggalkan trauma dari warga sekitar penggerebekan itu. Baliho-baliho gambar Nurdin M Top sudah mulai diturunkan dan dibakar, walaupun di tempat saya masih ada.
Dari pemeriksaan sidik jari korban yang dibawa ke RS Polri Kramat Jati, sudah dapat dipastikan bahwa itu memang si gembong No.1. Beda dengan sebelumnya, kali ini Kapolri dalam siaran Pers , dapat memastikan bahwa korban penggerebekan salah satunya adalah Nurdin.
Cerita ini tidaklah berakhir, tamat sampai disini, karena Polri masih mempunyai DPO yang belum ditangkap, mereka aktif berperan sebagai anak buah, kaki tangan Nurdin yang dapat meneror bangsa Indonesia kapan saja. Bak pepatah "Mati satu tumbuh seribu". Mereka dianggap pahlawan pembela kebenarannya(sendiri), prinsip, doktrinnya yang mereka anggap benar, dan berani mati syahid untuk itu.
Dalam Matius 26:52 tertulis"Siapa yang menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Hal ini menjadi kenyataan, Nurdin adalah otak dari bom Bali 2002, Hotel JW Marriot, Ritz Carlton 2009 y.l, pandai merakit bom bunuh diri, akhirnya mati oleh tembakan peluru anggota Densus 88.
Dalam setiap hal yang diperbuat dalam hidup ini ,kelak harus dipertanggung jawabkan pada hari penghakiman. Karena percaya bahwa kasih dan pengampunan Allah yang begitu besar bagi manusia , toh Allah Maha Penyayang dan Pengampun, nanti saja kalau sudah tua, sudah menikmati semua kesenangan dunia. Hidup ini cuma sekali saja dan nikmatilah selagi masih bisa, itulah pikiran secara duniawi yang bertentangan dengan pikiran rohani.
Kembali kepada cerita semula, mengapa mereka bisa menjadi teroris, dan bahkan bangga mati syahid dalam menjalankan tugasnya ?Ternyata, seorang Nurdin pandai merekrut orang dan mempengaruhi jiwa dan pikirannya dengan ajaran-ajaran/doktrin-doktrin yang masuk kedalam pikiran mereka sedemikian sehingga mereka menjadi berani sebagai pelaku bom bunuh diri.
Mereka adalah orang-orang yang kecewa terhadap pemerintahan, lingkungan, dan mempunyai suatu beban psikologi tertentu, pikiran yang menyimpang, sehingga mudah terjerat atau bahkan seorang yang muda, agresif, yang sedang mencari jati dirinya, yang dengan mudah dirayu untuk berbuat hal-hal itu sebagai tantangan untuk mencapai surga dalam pandangan kebenaran mereka. Ada satu ruang yang kosong dalam jiwa mereka yang seharusnya diisi dengan FT, tapi mereka isi dengan doktrin-doktrin/ajaran-ajaran yang menyimpang/ keliru. Disangkanya jalan itu lurus, ternyata membawa kebinasaan.[Amsal 14:12 Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.].
Sekarang ini amat dibutuhkan penuai-penuai yang mempunyai kepintaran dalam merekrut orang (membawa jiwa kepada Kristus) sekaliber Nurdin ( dalam hal merekrut orang saja, bukan perakit bom ataupun otak bom bunuh diri). Siapkah menjadi penuai-penuai akhir jaman? Lihatlah tuaian sudah menguning. Dan mintalah kepada empunya ladang untuk mengirimkan penuai. (Lukas 10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.)
Saya akhiri cerita ini (walau sesungguhnya belum berakhir), mungkin ada yang bisa ditambahkan oleh teman-teman SS, GBU
- kardi's blog
- Login to post comments
- 4745 reads