Siapa yang tidak pernah berbuat kesalahan ?
Baru-baru ini perusahaan kami berbuat kesalahan yang cukup fatal. Sebagai pengemban tanggung jawab saya harus membereskan kesalahan itu. Kami punya pilihan membiarkan dan menutupi kesalahan itu, dan berlaku seolah-olah tidak terjadi sesuatu, tetapi menunggu orang lain (auditor) membongkar kesalahan itu suatu saat nanti.
Ditengah tarik-menarik kepentingan dan pilihan apa yang harus kami putuskan, saya berketetapan mengakui kesalahan itu dan memperbaikinya dengan resiko proyek itu batal dan dimaki-maki oleh klien serta mendapat penalti dari pengguna jasa kami, dan hal ini ditentang keras oleh staf senior yang melakukan kesalahan itu dan marketing officer proyek tersebut.
(bersambung)
Mazmur 32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Part 2 [Sambungan], diposting 10 Maret 2010
Beberapa waktu kemudian kami mendatangi klien tersebut untuk menyampaikan kesalahan yang terjadi dan berniat mengoreksi kesalahan itu.
Kami menyampaikan maksud kedatangan kami dan tidak lupa meminta maaf terlebih dahulu. [Kesan pertama yang saya tangkap dari cara orang tersebut ketika berbicara lewat telepon kepada bawahannya: dia benar-benar berlaku sebagai “raja” diperusahaan ini karena memang dia adalah pemiliknya]. Dan benar saja, klien tersebut marah-marah dan dia tidak mau tahu atas apa yang terjadi dan menyalahkan kami karena tidak professional sehingga terhadi kesalahan, dia tidak bersedia memperbaiki kesalahan itu. Dan berkata akan membatalkan kontrak proyek ini.
Akhirnya kami pulang dengan tidak ada kesepakatan, klien ngotot tidak mau ada perbaikan atau kontrak batal, sedangkan saya tetap dengan pendirian akan mengoreksi laporan. Benar-benar hari yang melelahkan karena perjalanan pulang masih sekitar 3 jam kembali kantor.
...........................
Dua minggu berlalu, pada tanggal 9 Maret 2010, klien akhirnya bersedia dilakukan koreksi. Happy ending yang tak terduga, setelah kemarahan klien tersebut pada pertemuan sebelumnya. Saya sangat lega, akhirnya dapat membereskan kesalahan yang terjadi.
Selesai.
Note:
Bila melakukan kesalahan (fatal), akuilah dan perbaikilah kesalahan yang terjadi dengan kesadaran dan kerelaan bahwa pihak yang dirugikan kemungkinan akan marah dan kita akhirnya akan rugi. Tetapi melakukan hal yang BENAR adalah jauh lebih penting,
Yesaya 32:17 Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
@deta - celakalah!
Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya
saya berketetapan mengakui kesalahan itu dan memperbaikinya dengan resiko proyek itu batal dan dimaki-maki oleh klien serta mendapat penalti dari pengguna jasa kami,
bagus bro.... jangan mau jadi penyesat....
ingat anak bini... dirumah menunggu mu....hehehe ga ada hubungannya yah....
kalimat itu saya baca di bagian belakang truck bak terbuka ketika melintas di jalan....
secara langsung atau tidak sudah menyelamatkan banyak jiwa yang mau ngebut dan nga jadi.....
"Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur,tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya."
Berbuat Kesalahan (Updated)
Blog ini sudah saya updated.