Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Benci (Gali Kata Alkitab dalam Tinjauan Tulisan Ibrani Kuno)
Benci
Kata “benci” berpadanan dengan kata sane (Sin-Qames-Nun-Sere-Alef) dalam bahasa Ibrani. Kata sane diturunkan dari akar kata induk sn (Samekh-Nun), yang dalam tulisan-gambar (piktograf) Ibrani kuno masing-masing huruf melambangkan ide tertentu. Huruf Samekh adalah gambar duri, sedangkan huruf Nun adalah gambar benih. Gabungan dua piktograf tersebut berarti “benih duri”.
Ada tanaman tertentu yang berduri. Duri memiliki ujung kecil yang tajam. Keadaan seperti itu menyebabkan seseorang menghindarinya. Jika seseorang berjalan di hutan dan menjumpai semak duri, maka orang itu akan berbelok arah untuk menghindarinya. Di belakang rumah tempat saya tinggal, ada jenis tanaman liar menjalar yang berduri. Jika tanaman ini tumbuh dan saya terlambat membersihkannya, menyebabkan saya enggan ke kebun itu. Kaki atau tangan saya bisa terkena duri tanaman itu dan rasanya pedih. Saya lebih baik menghindar tanaman itu.
Seperti halnya sebuah duri itu, kebencian menyebabkan seseorang menghindar dari orang lain. Kata sin (dosa atau berdosa) dalam bahasa Inggris, ada kemungkinan memiliki hubungan dekat dengan akar kata induk sn (Samekh-Nun) ini. Jadi sin (dosa atau berdosa) memang harus dihindari.
Firman Tuhan Membuat Kita Benci Dosa
Beberapa ayat dalam Mazmur 119 menunjukkan bahwa dosa, khususnya dusta, harus dihindari. Pemazmur dengan jelas menyatakan dirinya benci dusta. Hal itu terjadi karena ia memiliki pengetahuan, mau bertindak, dan memiliki sikap hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Pengetahuan tentang Firman Tuhan membuat pemazmur membenci dusta. “Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta” (Mazmur 119:104). Perilaku yang bersesuaian dengan Firman Tuhan membuatnya benci terhadap jalan dusta. “Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu; segala jalan dusta aku benci” (Mazmur 119:128). Sikap pemazmur yang memihak kepada firman Tuhan membuatnya benci dan merasa jijik terhadap dusta. “Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai” (Mazmur 119:163).
Pemazmur telah “berbelok arah” dari dusta. Ia benci dosa.
Tuhan Yesus adalah teladan yang sempurna dalam segala hal, termasuk membenci dosa. Dia mencintai keadilan dan membenci kefasikan (Ibrani 1:9). Dia tidak berdosa (1 Petrus 2:22). Tapi, Tuhan Yesus mau makan dan minum bersama pemungut cukai dan orang berdosa (Lukas 5:30), sebab Dia mau mereka ini bertobat (Lukas 5:32).
Implikasi
Kita telah mengetahui firman Tuhan. Apakah pengetahuan kita tentang firman itu membuat kita benci (berbelok arah) terhadap dosa? Seorang hamba Tuhan telah bertahun-tahun melakukan dosa seksual. Ia benci terhadap dosa ini. Ia berkomitmen untuk tidak melakukan dosa ini lagi. Ia membuka masalah dosanya kepada saya dan beberapa rekannya untuk didoakan. Ia mau “berbelok arah” terhadap dosanya itu.
Hamba Tuhan yang lain memiliki akar pahit terhadap keluarga papanya. Ia membenci mereka. Ia bersikap lebih baik menghindar daripada bertemu mereka. Ia membuka masalahnya untuk didoakan. Ia mau “berbelok arah” terhadap dosa, yaitu membenci keluarga papanya.
Mari kita “berbelok arah” dari dosa-dosa kita, bukan “berbelok arah” dari orang-orang!
(Artikel ini ditulis oleh Hery Setyo Adi yang menggunakan berbagai sumber sebagai bahan rujukan)
- Hery Setyo Adi's blog
- Login to post comments
- 7340 reads
@Hery Setyo Adi
Hery Setyo Adi,
Tulisan anda ini sangat bagus sekali maksudnya.
Damai Sejahtera bagimu dan seisi keluargamu.
sahabat.
"Allah sangat mengasihi orang di dunia ini sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada Anak itu tidak binasa tetapi beroleh hidup sejati dan kekal" Yohanes 3:16
"Aku yakin dengan sepenuhnya bahawa Berita Baik itu kuasa Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Yesus, mula-mula orang Yahudi, dan juga orang bukan Yahudi" - Roma 1: 16
Terimakasih
Terima kasih, Sahabat...
Bagimu dan seisi keluargamu juga mengalir damai sejahtera dari Tuhan.
Herysa