Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Belajar dari Om Luther

Love's picture

 Baru saja aku membaca sebuah bagian buku yang berisi sumbangan-sumbangan Martin Luther dalam pendidikan Kristen.  Walaupun aku membacanya karena ada tugas dari sekolah, tetapi cukup menarik juga. Ada beberapa pelajaran yang aku dapatkan dari pembacaanku itu. Dari pada hanya hilang ditelan angan-angan belaka, aku coba tulis apa yang aku dapatkan dari bacaanku ini. Aku harap bagi yang punya pengetahuan lebih dalam lagi mengenai pendidikan ala Martin Luter bisa komen-komen di bawahnya ya .... 

 

Perjalanan hidup Luther mencari kebenaran sejati sampai pada puncaknya saat dia membaca Roma 1:17.  Dia menemukan bahwa Kebenaran dalam surat Roma adalah istilah yang artinya sepadan dengan “karunia”. Kepada siapa saja yang percaya akan Kristus, Allah memberikan karunia-Nya, dimana karunia ini tidak dapat diterima melalui sakramen-sakramen dan tidak dapat diusahakan manusia.  Kebenaran yang dimaksudkan Paulus dikaruniakan Allah karena kemenangan yang diraih yesus dari salib-Nya dan dibenarkan dengan kebangkitan-Nya.  Oleh Luther, kebenaran yang dia dapatkan ini harus diketahui pula oleh orang lain. Dari kebenaran tersebut muncul dasar teologia yang juga menjadi dasar utama pendidikan Kristen Luther, yaitu semua orang berdosa, pembenaran oleh iman, imamat semua orang percaya, dan firman Allah.  Dari hal ini aku belajar, semenjak Luther mendapatkan ”kebenaran” sejati yang dia cari-cari selama ini dia semakin giat memberitakan penemuannya itu kepada siapapun yang rela mendengarnya. Menurutku, semangat ini perlu juga dimiliki para pendidik Kristen saat ini, yaitu adanya kerinduan sejati dan berapi-api untuk menyampaikan kebenaran kepada yang mereka didik. Tetapi perlu diingat, Luther mendapatkan kebenaran tidak dengan cara yang instan, tetapi dengan pergumulan, berbagai penelitian, pengamatan, melalui sakramen-sakramen, doa, dan usaha-usaha lain. Begitu juga bagi para pendidik, sejatinya ada kerinduan mendapatkan kebenaran melalui berbagai pendekatan dan cara sehingga pengajaran yang disampaikan benar sudah terbukti dan teruji kebenarannya. Hmmm ... bisa gak ya aku seperti itu??? 

Yang menarik juga, Luther sering mengeluh karena tidak ada waktu berdoa, padahal dia sudah selalu rutin untuk berdoa tiap hari.  Dia selalu merasa kurang waktu untuk berdoa. Aku melihat doa merupakan senjata rahasia Luther yang memampukannya melaksanakan tanggung jawab berat dalam jumlah banyak. Nah, begitu pula dengan para pendidik Kristen, perlu ada doa secara pribadi baik sebelum maupun sesudah mengajar. Harus diciptakan hubungan, komunikasi serta persekutuan dengan Dia yang memberi kekuatan dan kedamaian pada setiap kegiatan kita, secara khusus saat mengajar. Pasti bisa kannn???? J 

 

Kisah yang paling terkenal, Luther berani memberikan memberikan teguran yang keras melalui dalil-dalilnya terhadap penyimpangan yang dilakukan gereja saat itu.  Dari peristiwa ini aku melihat ada sebuah pesan kepada pendidik dimana saat mereka  yakin akan kebenaran yang dipegang dan ajarkan, harus punya dasar yang kuat terhadap kebenaran tersebut. Jika terjadi penyimpangan terhadap kebenaran yang diyakininya, bisa memberikan jawaban dan tanggapan yang tepat. 

Luther berusaha mencari kebenaran dengan menggali Alkitab lebih dalam lagi.  Dia berusaha mencari kebenaran melalui firman Allah dan dia temukan di situ. Pendidik Kristen hendak pula mendasarkan segala kebenaran dalam pengajarannya dengan firman Allah. 

Luther juga menekankan ulangan dan ujian. Tahu gak alasannya? Karena tabiat manusia sebagai manusia berdosa salah satunya adalah kemalasan. Dengan ulangan dan ujian, kemalasan dapat ditekan.  Wahhh ... ternyata ujian dan ulangan bisa menjauhkan dari dosa malas ya .... Aku jadi punya pandangan lain mengenai ujian dan ulangan nehh ..... :) Pendidikan saat ini juga masih menerapkan ulangan dan ujian selain untuk mempertajam pengertian anak, juga sebagai alat evaluasi terhadap pengajaran yang telah disampaikan. Ayooo ... bapak ibu guru, sering-sering kasih ulangan ... tapi jangan mendadak ya .... 

 

Itu dulu yang bisa aku tuliskan saat ini .... moga-moga ada komen yang bisa menambahkan atau mengoreksi jika ada penangkapan yang salah dari bacaanku malam ini. Maju terus pendidikan Kristen Indonesia J

Anie's picture

Pendidik Kristen Membawa Perubahan

Seperti Marthin Luther, seorang pendidik Kristen harus berani membawa perubahan.

Perubahan-perubahan yang berarti bagi dunia pendidikan sangat dibutuhkan dalam

mencapai kesempurnaan. Hakekat pendidikan juga mengatakan bahwa pendidikan

bukan hanya transfer ilmu, tetapi harus ada perubahan ke arah yang lebih baik dari

anak didik. Pendidik yang inovatif membuka cakrawala pengetahuan

yang selama ini tersimpan. Jika pendidik Indonesia semuanya inovatif, keadaan

pendidikan di Indonesia akan lebih baik dari hari ini. Wink

__________________

Tumbuh Bersama, Satu Hati, Memenangkan Jiwa

Love's picture

Perubahan sejati

Setuju nih sama komen mbak Anie. Perubahan anak didik tentunya haruslah perubahan sejati yang tertanam dalam hati dan pikiran mereka. Bukan sekedar perubahan dari luar dimana ketika mereka hanya berubah saat berhadapan dengan gurunya, tetapi saat kembali ke komunitasnya, bisa kembali lagi ke karakter yang lama. --Abis belajar tentang gajah-gajah yang dididik di sekolah gajah nihhh-- saat berhadapan dengan pawang mereka bisa saja gajah yang pintar, nurut, bahkan berbudaya. tetapi coba kita lepaskan lagi ke alam bebas, mungkin saja ilmu yang sudah mereka dapatkan akan mereka tinggalkan dan mereka menjadi gajah seutuhnya lagi ;)
Sastro's picture

Pendidikan Kristen

Ngomong-ngomong... apakah saat ini masih ada guru-guru atau sekolah-sekolah Kristen yg bersemangat dan seantusias Martin Luther ? Saya malah berpikir sekarang banyak sekolah-sekolah Kristen yang cenderung komersil abis alias biaya sekolahnya mahal dan bisa jadi motivasi guru yang ada disana bukan lagi mengutamakan pendidikan dan perubahan yang benar pada anak didik tetapi cenderung demi uang. Semoga saya salah..