Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Batak Karo: Fenomena Salah Kaprah?
Sudah menjadi hal yang umum di nusantara bahwa masyarakat Batak amatlah dominan di Sumatera Utara. Bahkan Kota Medan sendiri sering dianggap sebagai kotanya rakyat Batak. Akibatnya, setiap orang yang berasal dari kota tersebut selalu dianggap mampu berbahasa Batak. Padahal Kota Medan merupakan kota yang masyarakatnya jamak sehingga bahasa Batak tentu saja bukan menjadi bahasa dominan.
Penduduk salah satu kota terbesar di Indonesia ini sangat majemuk. Di antaranya ada etnis India, Cina, Jawa, Melayu, Sunda, Minang, Ambon, Manado, dan tentu saja Batak. Dengan demikian, bahasa Indonesia tentu saja menjadi bahasa yang dominan. Tentunya di kalangan etnis masing-masing penggunaan bahasa Indonesia tidak selalu ditekankan. Misalnya saja, etnis Cina di sana akan memakai bahasa Hokkian, sedangkan etnis Indianya kadang berbahasa India (apakah itu bahasa Urdu atau bukan saya kurang tahu).
Sebenarnya, Provinsi Sumatera Utara tidak hanya dihuni oleh etnis Batak sebagai etnis yang (mungkin) paling dominan, khususnya di daerah Tapanuli. Masih ada etnis lain, yaitu Karo. Sebagai etnis yang mandiri, suku Karo memiliki bahasanya sendiri. Dan ini tentunya membedakan bahasa Karo dengan bahasa Batak. Misalnya, untuk menyebut 'ini', orang Batak akan menyebut on sedangkan orang Karo akan menyebutnya endah.
Namun, berkembang pula suatu bentuk salah kaprah, khususnya bagi orang-orang di luar provinsi tersebut. Sebagian besar orang berpendapat bahwa etnis Karo adalah Batak juga. Maka seringlah terdengar, misalnya, "Wah, saya tadi bertemu dengan seorang Batak Karo." Padahal Batak dan Karo, sebagaimana disebutkan sebelumnya, adalah dua etnis yang berbeda.
Saya menangkap salah kaprah ini didasarkan pada kenyataan bahwa etnis Batak sendiri terdiri dari beberapa, katakanlah, cabang lagi. Di antaranya ada Simalungun, Mandailing, dan Toba. Oleh karena itu, orang sering mendengar Batak Simalungun untuk menyebut orang Simalungun, demikian seterusnya. Kiranya inilah yang terjadi pada etnis Karo.
Saya juga pernah mendengar hal yang sama mengenai etnis Jawa dan etnis Sunda. Beberapa oarng menyebutkan etnis Sunda itu sebagai orang Jawa juga. Apakah benar demikian? Rasanya tidak juga.
Salah satu strategi untuk melihat kebenaran hal ini ialah melalui bahasa. Perbandingan tersebut dalam ilmu linguistik disebut linguistik komparatif. Bila bertujuan menyelidiki persamaan/perbedaan rumpun bahasa namanya linguistik historis komparatif. Misalnya saja, bila ada satu kata yang cara pelafalan maupun penulisannya serupa, bisa dicurigai sebagai satu bahasa yang sama/serumpun. Setelah itu, selidiki apakah maknanya mendekati atau tidak. Tentu saja penyelidikannya tidak bisa didasarkan hanya pada satu kata saja.
Amatlah penting bagi kita untuk mempelajari hal seperti ini untuk menghindari salah paham dengan saudara-saudari kita dari etnis berbeda. Malahan akan lebih baik lagi bila kita bertanya langsung mengenai hal ini. Yah, hitung-hitung menghindari hal-hal yang tidak diinginkanlah.
_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.
- Indonesia-saram's blog
- 15290 reads
Hehe, memang karena
how come????
???
salah kaprah lagi
Saya rasa yang salah kaprah di sini justru Bung Indonesia-saram sendiri. Dia menyimpulkan bahwa Batak dan Karo adalah etnis yang berbeda hanya karena bahasa yang digunakan berbeda. Saya tidak tahu apa itu linguistik historis komparatif, tapi yang jelas di sini ada lompatan logika dari bahasa ke etnis.
Etnisitas ditentukan tidak hanya dari bahasa saja, tapi juga dari agama, budaya, garis keturunan, ciri-ciri fisik, dan sebagainya, dan memang batas-batasnya sangat rawan dan kabur sehingga seorang Max Weber pernah mengusulkan agar konsep etnis ini sebaiknya ditinggalkan saja.
BATAK...terdiri dari 5 puak...
Kalau kita membicarakan Bangsa Batak( bangso Batak)....entah kenapa,orang batak di Kalangan sendiri jarang mengatakan mengatakan dirinya orang batak selalu dengan bangganya mengatakan Bangso Batak..yang memiliki Aksara sendiri.musik etnis khas sendiri.Aku..bangga juga ada anakmuda seperti Indonesia-saram ,mempunyai perhatian kepada fenomena Budaya Daerahnya seperti blog diatas...jarang lho.!.
Bangso Batak terdiri dari lima( 5) Puak yang berdiam di lima daerah yang berbeda bahkan kalau mau jujur malahan terdiri dari 6 puak :
1.Batak Tapanuli dan Batak Toba ( Batak Tapanuli ) 2.Batak Karo 3. Batak Simalungun 4. Batak Dairi Pak pak 5. Batak Mandailing Angkola'/ inilah kelima puak Batak yang menggunakan bahasa khas masing-masing,tariannya pun berbeda.
Ini semua bersumber dari satu Turunan Yaitu dari Si Raja Batak..supaya mau lebih jelas ada di Buku tua yang sangat fenomenal TUANKU RAO,yang ditulis pada thn1961 tetapi kalau tak salah sekarang sudah ada di T,B gunung Mulia.edisi terbaru.
kalau boleh saya luruskan,yang dimaksud oleh Ind-saram,Batak is Batak Tapanuli dan Batak Toba saja, sedangkan Karo cukuplah disebut Orang karo saja jangan pakai Batak Karo,ya ndak bisa bang..! ,semua nya ada kaitannya satu dengan yang lain( tarombo ) baik yang ada di Tanah Pak pak sampai yang berada di tanah Angkola ( mandailing) .Orang Batak yang pertama berasal dari Pusuk Buhit..( puncak Bukit ) tempat yang paling tinggi ditengah-tengah Pulau Samosir dari situ menyebar ke 5 tempat daerah tempak dominasi berkembangnya masing-masing puak bahkan keseantero Dunia.Orang Batak dari puak apapun dia cenderung tidak mau mempersoalkan ini lebih dalam lagi kenapa Manusia Batak pertama ada di dunia ini berasal dari Pusuk Buhit?,karena akan timbul kontradiksi dengan ajaran Alkitab yang telah membawa pencerahan di Tano Batak.
Mudah-mudahan Ind-saram menulis blog nya , bukan karena merasa malu.. disebut sebagai Putra Batak,yang terkenal karena keras dan tempramental ,saya pernah tahu Jendral Sembiring,Jendral Meliala dan Advent Bangun,Tio Fanta Pinem Ramona Purba banyak lagi tokoh-tokoh karo terkenal,mereka bangga jadi orang Batak karo./lah.. kam bage sli.
Biarlah perjalanan sejarah menyatakan demikian..Bangso Batak banyak yang baik-baik tapi banyak juga yang tidak baik dan suku-suku lain di Indonesia juga begitu,Aulia Pohan,Bumbunan Huta Pea..orang Batak itu,tapi Anwar Siregar...ah..Batak Juga(J dibaca Z) itu.mari kita jalin persudaraan yang sejati sesama Bangso Batak tanpa membeda-bedakan suku,agama dan Ras..
Oh........Tano Karo si Malem......
Glory 2.the Lord... now and 4 ever....