Sungguh aneh, kenapa di Alkitab tidak ada namanya kitab 'Yesus'? Mungkin, karena terlalu terkenal (yang mana sudah dinubuatkan dari kitab Kejadian), Dia merasa terlalu penting dan sibuk untuk menulis sendiri? Atau mungkin saja pekerjaanNya sebagai tukang kayu membuat jemarinya alergi menulis?

Belum lagi kehidupanNya sebelum jadi "tukang sulap". Apakah kehidupanNya sebagai tukang kayu begitu membosankan sampai dia malu menulisnya? Saya yakin, kalau profesiNya sebagai tukang kayu sehebat pengajaranNya, tentunya karyaNya sudah tercatat di dalam sejarah. Tidak sulit untukNya membuat para arsitek di Mesir dan Romawi merunduk malu melihat hasil karyaNya.

Kenyataannya, saya tidak dapat menemukan catatan sejarah kehidupanNya diluar pengajaranNya. Sayangnya, Dia juga memutuskan untuk tidak nge-blog dari surga (mungkin infrastruktur Internet sedang down ke surga).

Lalu kenapa? Ya, saya penasaran:

• Ketika saya masih di bangku SMA, sedang pedih-pedihnya patah hati, apakah Yesus pernah mengalami hal yang sama? "Sakit hati itu pedih loh mbah Yesus" kata saya dulu, "Situ nggak pernah kan?" Tanya rusdi dulu dengan lugunya
• Ketika saya stress dari ujian, apakah Yesus dulu pernah ikut mengalami stressnya ujian? "Nggak kan?" tanya saya
• Ketika saya putus asa mencari pekerjaan, "situ juga nggak pernah kan, wong langsung kerja jadi tukang kayu", komentar saya lagi
• Ketika saya dan istri stress mengurus acara pernikahan, saya jamin Dia tidak pernah mengurus hal seperti ini
• Ketika saya bosan di tempat kerja (yang mana lahirlah blog ini), apakah Yesus sibuk mengisi Teka-Teki-Silang? Apa Dia terlalu sibuk menghafal kitab Yesaya?

Kalau memang Dia memutuskan nge-blog, apakah:

• Dia akan curhat akan stressnya membimbing ke-12 muridNya yang bolot? Contoh: Matius 16:8-12
• Dia akan nge-blog masalah-masalah yang sepele seperti yang saya sedang lakukan hari ini? Contoh: "Dear Diary, saya sedang sebal sama si malaikat-anu, masa disuruh menebar berkat saja nggak becus..."

Kalau mau dipikir-pikir, saya berterima kasih kepada Yesus, karena tidak bosan-bosannya mendengar keluhan sepele para pengikutNya. Tidak juga kerajaanNya dipengaruhi oleh kekanak-kanakan pengikutNya yang sering adu jotos satu sama lain.

Ketika saya lelah berlari, kisah hidupNya di bumi ini memberi inspirasi kepada saya, seolah-olah kisah tersebut berteriak kepada saya, "Toughened-up princess!" atau "Segitu aja kok loyo?" atau "Jangan jadi pengikut yang lembek", de el el. Tentunya keluhan saya tidak bisa dibanding dengan penderitaanNya yang Dia alami.

Kalau mau mengutip 1 Korintus 10:13 "...Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu...", maka tahulah saya kalau saya ternyata masih lembek dibanding sesama blogger disini, seperti mbah Purnomo, Plain Bread yang nyaris ditembak, atopun ksatria i-ik. Jadi, jelas-jelas saya nggak lepel dengan penderitaanNya Yesus.

Dear Diary, sudah saatnya saya pulang. Perjalanan melelahkan bersepeda 20km tidak bisa dibanding dengan upah saya ketika tiba di rumah, dipeluk istri dan masakan yang enak, hmmmm, nyam nyam...

"...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita" Roma 8:18