Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Anakku Gabriel
ANAKKU GABRIEL
beberapa tahun yang lalu aku masuk sekolah itu...
micro teaching kata mereka...
oke...
masuk satu kelas...
teriakan peluit memekakkan telinga....
prittttttt.............
dari 24 anak hanya 2 yang mendengarkan....
yang lainnya sibuk bercanda...
mengobrol... atau tertawa-tawa dengan temannya...
tapi ada sepasang mata yang mengawasiku...
dua pasang.... 3 pasang..... 4 pasang.....
mereka seolah ingin berkata.... kau siapa ya...
lalu aku mengenal mereka lebih jauh lagi....
lalu Bapa menitipkan Gabriel kepadaku...
anak yang tidak punya aturan di rumah...
dua orangtua bekerja... tak ada yang peduli padanya
tak ada yang peduli kelainan nya...
toh nanti ketika remaja akan berubah kata mereka...
tapi mereka salah....
semuanya dilawannya.... mulai dari tukang sapu
sampai kepala sekolah...
bahkan orangtuanya....
mencuci muka pakai air sop...
melepehkan makanan yang baru dikunyah
merusak barang....
membuat semuanya berantakan...
merobek buku-buku...
berteriak-teriak...
tertawa-tertawa sendirian...
meludah sembarangan...
meludah ke temannya...
melamun...
lalu tertawa lagi...
meledek setiap orang dengan mimik jeleknya
menjatuhkan kursi...
jalan jinjit....
tangan tidak bisa diam....
kentut di dalam kelas...
tidak lancar membaca menulis berhitung
sampai usianya yang kesebelas sekarang...
mengadu domba orang tua dan guru...
bercerita yang tidak-tidak kepada orang tua
bahwa guru menyiksa dan memukulinya...
dan banyak cerita-cerita lainnya...
sayangnya orang tuanya percaya
dan dia harus berpindah-pindah sekolah...
sehingga tak ada sekolah lagi
yang mau menerimanya...
mungkin kami yang terakhir...
Gabo bukan nama sebenarnya...
membutuhkan perhatian...
lalu berjuta pertanyaan mengapa...
seharusnya begini...
seharusnya begitu...
ini yang seharusnya
anak harus kenal DISIPLIN sejak dini...
anak harus kenal aturan...
anak harus kenal sebab akibat...
anak harus dididik behavior-nya
kelakuan terpuji di rumah...
maka di sekolah juga terpuji
tetapi bukankah buah jatuh
tak jauh dari pohonnya...
orangtua kunci utama...
silahkan bekerja...
silahkan cari duit sebanyak-banyaknya...
tapi itu adalah anakmu
darah dagingmu....
tanggung jawabmu!
sampai dia besar nanti....
jangan turuti semua kemauannya...
jangan percaya semua apa kata-katanya...
jangan hanya hari sabtu dan minggu saja
kau bersama anak-anakmu....
hari lainnya kau tidak peduli....
bahkan untuk mengobrol selama satu jam sehari...
kau tidak sempat
atau tidak mau tahu?
jangan tukarkan kesadaran diri dengan hadiah...
jangan tukarkan waktu bertemu kurang dengan jalan-jalan
jangan tukarkan perhatianmu dengan uang atau mainan...
kau tahu...
itu anakmu....
itu darah dagingmu sendiri....
seperti orangtuamu mendidikmu dulu...
haruslah seperti itu kau mendidik anakmu...
memang cara perlu disesuaikan....
tapi jangan pernah kompromi dengan anakmu...
jika ia ingin lari dari tugas dan tanggung jawabnya...
baik di rumah atau di sekolah...
semua orangtua di seluruh dunia kebingungan...
suka emosi mengajari anak sendiri....
tidak tahan dengan kenakalan mereka...
terlalu sibuk bekerja...
tidak ada waktu untuk mengurus anak di rumah...
kan sudah ada nanny...
kan sudah ada pembantu...
kan sudah ada oma dan opanya....
justru oma dan opa terkadang yang membuat hancur...
bagi mereka cucunya hanya anak kecil...
mereka tidak tahu cucunya sekarang sudah lebih licik
mengadu domba antara orangtua dan oma-opa...
dan itu terjadi...
Gabo hanya satu contoh kecil...
di tempat lain....
ada anak yang pup dan menempelkannya
di dinding....
ada anak yang tak tahu bagaimana
melipat tali sepatu sampai kelas enam
ada anak yang menangis karena tidak bisa cebok
di kelas lima...
ada anak yang tak tahu bagaimana memakai baju
di kelas tiganya...
orang tua ...
selamatkan anakmu sekarang!
sungguh...
SELAMATKAN ANAKMU SEKARANG...
UNTUK MASA DEPANNYA!
DIMULAI DARI RUMAH!
BIG GBU!
jm29082008.2001.
BIG GBU!
- Josua Manurung's blog
- 4337 reads
Gabriel adalah cermin..
Anak-anak adalah cermin orang tua..
dari anaknyalah, orang tua melihat sifat2nya sendiri..
dari anaknyalah, orang tua melihat sifat2nya pasangannya..
dari anaknyalah, orang tua melihat hasil produksinya..
dari anaknyalah, orang tua melihat hubungan dengan sesamanya..
dari anaknyalah, orang tua melihat hubungan dengan tuhannya..
dari anaknyalah, orang tua belajar "melihat"
apakah yang dilakukan orang setelah bercermin?
.........
..........
...........
............
.............
bisa jadi melupakannya..
@JM.. guru adalah mulia..
membantu membersihkan cermin-cermin..
terkadang terluka ketika cermin retak..
ketika membantu cermin berfungsi sebagai cermin..
Wuuih.. senangnya..
ikutan bercermin ah..
Happy Birthday pak guru JM..
@Bang Jos: When It is Too Late...
Terima Kasih Joli dan Anita
BIG GBU!