Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Anak-anak "korban" perceraian menggugat..!!!

Priska's picture

Beberapa waktu ini saya membaca beberapa artikel di sabda yang membahas masalah perceraian. Artikel yang sangat bagus sih, terutama untuk orang-orang yang sudah menikah dan/atau orang-orang yang akan memasuki jenjang pernikahan. Artikel-artikel tersebut sangat berguna untuk menanamkan satu pondasi yang kuat tentang keluarga kristen, supaya nantinya tidak ada istilah kawin-cerai yang sedang marak juga saat ini.

Tapi dari beberapa artikel tersebut saya tidak menjumpai satu pun yang membahas mengenai 'bagaimana nasib anak-anak selanjutnya ketika orang tuanya bercerai?' Yang dibahas adalah mengenai hati dari kedua pasangan dan efek sampingnya terhadap mereka (ya... mungkin konteks yang dimaksud adalah pasangan muda yang bercerai).

Coba bayangkan, ketika kedua orang tua bercerai, bagaimana dengan anak-anak mereka? Anak-anak pastilah harus memilih diantara ayah atau ibu. Sungguh tragis!! Memilih diantara ayah atau ibu. Kalau memilih ayah, tidak akan dapat bertemu dengan sang ibu. Kalau memilih ibu, tidak akan bertemu dengan sang ayah.

Lalu salah siapa jikalau anak-anak "seperti" itu tiba-tiba saja terjerat narkoba, seks bebas, bunuh diri, dan mungkin yang paling tidak terlihat adalah terjerat rasa minder seumur hidup. Salah orang tua-kah?? Ataukah mungkin salah Tuhan?? Tuhan yang telah berbuat jahat terhadap anak-anak tersebut. O ya??

Aku sendiri pun belum menemukan jawabnya. Segelintir anak-anak yang sudah jadi "korban" mengaku, hidup mereka sangat tertekan dan bimbang. Tertekan dengan hinaan dari lingkungan sekitar, terutama teman-teman sebayanya. Bimbang untuk memilih antara ayah dan ibu. Tapi keadaan itu harus tetap dijalani, tak ada pilihan lain lagi di hidup mereka.

So, what should they do??

Hanya diam... menunggu datangnya keajaiban?? Tentu itu bukan solusi yang tepat. Karena ketika mereka menunggu, hidup harus tetap berlanjut.

Mencoba bicara dengan orang tua?? Ah, itu hanya ada di sinetron saja. Orang tua selalu menganggap dirinya orang yang paling benar karena sudah makan asam garam dunia. Anak hanya dianggap sebagai orang yang tidak tahu apa-apa.

Then.....

__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

dennis santoso a.k.a nis's picture

i've been there

what should they do??

they just need to get stronger.

here are my steps:

try to be honest.
try to be 'not-another-cry-baby'.
try to not blaming anyone.
try to be brave.
try to love yourself.
try to see that your parent is just human.
try to love others.

and they'll be just fine. trust me, i've been there.

Priska's picture

Yo'i... stronger

Mereka perlu baca langkah-langkah itu. And try to follow. Thank you ya Kak Denis... :) (Ehm, masalah Ari_thok salah sebut nama, udah donk... jangan diperpanjang. Kasian dia jugha lho, sampe ndak berani ol di YM)
__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

Eudice tapi login's picture

kena getahnya juga

Anak-anak korban cerai memang banyak kena getahnya. Cemoohan, minder, kurang kasih sayang, dll dll ... dalam sekejab ada di hadapan mata. Tingkah laku pun pasti dicap ga baik, karena dari keluarga berantakan. Sering kan denger, dia itu pecandu, kelakuan ga baek, tingkahnya aneh, lawong dari keluraga broken kok. Aduh .... Aku pun jadi salah satu anak itu. Awalnya terasa sangat sulit, karena setiap kali ketemu orang yang ditanyakan ya soal ortu kita. Ga tua, ga muda, laki, perempuan.. ga temen, ga tetangga, sampe "jeleh" dengernya. Apa yang bisa kulakukan. Awalnya ya nangis2, nyalah2in, semau gue karena merasa tidak seperti temen2 yang lain dan iri hati ....mualu klo ketahuan ortu pisah juga pernah aku alami. Sampe akhirnya aku tahu, perceraian ortu tidak perlu diratapi terus menerus dan aku juga ingin buktikan, tidak melulu anak sepertiku jadi anak brengsek. Yang selalu kulihat hanya ibuku, single parent yang jaga, rawat, dan biayai aku sampai aku "mentas". Tidak ketinggalan juga saudara2ku, ibu selalu nanemin kita harus bersatu, keadaan memang tidak seperti harapan kita, tapi kita harus tetap berjuang bersama. Dan Puji Tuhan, dunia masih berputar, matahari masih bersinar dengan indahnya. Dan kasih Tuhan tidak pernah lekang meski bapakku diambil orang. Kalau ada yang nanya sekarang, dengan senang hati akan kuceritakan mengapa mereka berpisah, aku tidak malu lagi. Malah aku belajar dari ortu yang pisah utk keluarga yang baru beberapa bulan aku bangun, agar anakku tidak mengalami apa yang kualami. Tapi ini memang bukan terjadi sekejap. Tapi berusahalah dan buktikan, dan kasihi orang yang masih dan perlu kita kasihi ... jangan hanya berontak dan meratapi apalagi nyalahin kondisi.
Priska's picture

Great...!!!

Thanks Eudice. Sharing yang pasti akan cukup membantu. Yup... bangkit...!!!
__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

John Adisubrata's picture

Di Indo Banyak Kah?

Di Australia masalah seperti ini banyak terjadi. Menurut statistik, kalau tidak salah, kurang-lebih 50% perkawinan bercerai. Itu yang sah lho, belum termasuk yang kumpul kebo dengan keturunannya!

Anak-anak yang harus menanggung konsekuensinya keleleran di mana-mana.

Apakah bener di Indo juga sudah seperti itu? WOW. Saran-saran yang ditulis di atas sungguh bagus dan mengharukan. 

Biarlah Tuhan saja yang memberi kekuatan kepada kita semua di dalam perjalanan hidup yang singkat ini.

Syalom,

John Adisubrata

Priska's picture

Mungkin tidak banyak, tapi ada

Fenomena kawin cerai juga marak di Indonesia, tapi mungkin tidak sebanyak yang terjadi di Australia. Tapi, entah kebetulan atau sengaja, Tuhan menempatkan aku di tengah komunitas anak-anak yang broken home seperti itu. Banyak yang sudah berniat bunuh diri, putus sekolah, inilah itulah. Dan tulisan di atas, adalah ungkapan hati mereka yang aku tuliskan di blog ini.
__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

smile's picture

@Priska

Dear Priska,

salam kenal...

kawin cerai, sudah biasa,...mengalami depresi dan tertekan, bimbang dan jadi minder,..itu saat kita sendiri menikmati keterpurukan kita, dan secara tidak sadar, menyukai keadaan tersebut, membuat mental jadi manja.

Banyak juga yang dari keluarga yang bercerai, bisa tegar, dan tetap hebat, dalam berkarya, maju dan sukses.

mungkin saat masih sekolah menjadi minder, tapi nanti setelah menjadi dewasa, akan lebih mengetahui, dan kuat menghadapinya.Hanya yang punya mental manja saja yang tidak mau bangkit, dalam pengertian,terlalu menjiwai perannya. kalau sudah sukes, siapa juga yang bakal komplain, kamu dari keluarga cerai yah? tentu tidak, yang dilihat nantinya pasti lah status anak itu sendiri, sikap nya itu yang akan jadi pertimbangan. Jadi, bagi yang kedua orangtuanya devorce, jangan minder, maju terus, Tuhan selalu beserta kita, dan berpikir positif dalm menyongsong hari depan,....


Hanya ingin belajar dan menjadi benar, itu saja.

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"