Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

ALLAH MEMANGGIL DAN MELENGKAPI AKU UNTUK PERCAYA DAN MELAYANI

arharahadian's picture

“Demikanlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang di anugerahkan kepada kita...jika karunia untuk melayani, baiklah melayani, jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunujukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita” (Rm. 12-6-8). Perjanjian baru mengajarkan bahwa setiap orang Kristen mempunyai panggilan ganda: Allah memanggil kita masing-masing secara individu untuk percaya dan melayani. Panggilan yang pertama dinamakan demikian karena undangan Injil untuk berbalik dari dosa dan mempercayai Kristus untuk hidup kekal ada pada intinya. Bahkan, sebenarnya merupakan karya kuasa di mana Kristus membawa kita kepada iman melalui tindakan Roh Kudus dalam menerangi kita melalui Injil dan menggerakkan kita dalam merespons. Panggilan kedua merupakan perintah untuk suatu tugas, Paulus berempati bahwa semua orang Kristen mendapat karunia dan terpanggil untuk suatu bentuk pelayanan tertentu. Semua orang   percaya ada dalam pelayanan Kristen, dalam arti terpanggil untuk menemukan dan memenuhi peran pelayanan di mana Allah sudah memperlengkapi mereka. Karunia-karunia diberikan untuk digunakan, dan kapasitas untuk melayani dalam cara istimewa menjadi suatu panggilan dan  pelayanan istimewa itu.

 

 

“Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi” (1Tes. 2:8). Penginjilan bukan satu-satunya tugas yang diberikan Tuhan kepada kita, juga bukan tugas yang membuat kita terpanggil untuk di lepaskan  dalam cara yang sama. Kita tidak terpanggil  untuk menjadi pengkhotbah; kita tidak semua diberi kesempatan yang setara atau kemampuan yang sebanding bagi penanganan  pribadi dengan orang-orang laki-laki dan perempuan yang membutuhkan Kristus. Namun demikian, kita semua mempunyai tanggung jawab penginjilan yang  tidak dapat kita hindari tanpa kehilangan kasih baik kepada Allah maupun kepada sesama kita. Untuk memulainya, kita semua dapat dan harus berdoa bagi keselamatan orang-orang yang belum bertobat, teristimewa dalam keluarga kita dan di antara sahabat-sahabat kita serta rekan-rekan sehari-hari. Selanjutnya, kita harus belajar melihat kemungkinan penginjilan yang ada dalam situasi sehari-hari, dan mengusahakan penggunaan kita dari mereka. Jika kita mengasihi sesama kita, kita akan mengerahkan semua inisiatif kita dan usaha untuk menemukan cara-cara dan sarana-sarana untuk melakukan yang baik kepadanya. Di samping itu, salah satu cara utama untuk melakukan yang baik ialah membagi dengannya pengetahuan kita tentang Kristus.

 

 

“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi;di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga....karena di mana hartamu berada, disitu juga hatimu berada”(Mat. 6:19-21). Orang Kristen diutus ke dunia untuk bersaksi tentang Kristus dan Kerajaan-Nya dan melayani kebutuhan dunia. Namun demikian, mereka harus melakukannya tanpa jatuh menjadi korban materialismenya, ketidak peduliannya terhadap Allah dan kehidupan yang akan datang, dan pengejaran kesenangan, keuntungan dan kedudukannya dengan sombong. Dunia sekarang ini cenderung merupakan kerajaan setan, dan penampilan maupun pola pikir masyarakat manusia lebih merefleksikan kesombongan yang tampak pada setan daripada kerendahan hati yang tampak pada Kristus. Orang-orang Kristen, seperti Kristus, harus berempati dengan kekhawatiran-kekhawatiran dan kebutuhan-kebutuhan orang agar dapat melayani mereka dan berkomunikasi dengan mereka secara efektif. Namun, mereka harus berbuat demikian pada basis pelepasan motivasional dari dunia ini, di mana mereka sementara lewat pada waktu mereka berjalan pulang kepada Allah dan dimana maksud satu-satunya harus untuk menyenangkan Allah.

 

 

“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat. 20:26-28). Adalah palsu dan tidak Alkitibiah, menarik garis pemisah yang keras dan cepat antara karya Allah dalam mengubahkan karakter seseorang dan karya-Nya dalam memasukkan orang itu kedalam pelayanan- ke dalam pelayanan aktif untuk orang lain, menerima sebagai tugas yang diberikan Allah. Pelayanan berarti setiap bentuk pelayanan, dan ada banyak bentuk seperti itu. Karenanya ;

 

·         Menjadi pasangan yang setia dan orangtua yang sadar adalah bentuk pelayanan di rumah

·         Melepaskan jabatan, suatu peran yang  memenuhi, dan melaksanakan tanggung jawab terbatas adalah bentuk pelayanan (baik ditasbihkan maupun awam) dalam Gereja yang teratur.

·         Menyokong persahabatan pastoral yang melibatkan nasihat, perantaraan, dan mendukung merupakan bentuk pelayanan lebih jauh dalam Kristus.

·         Kepedulian yang penuh kasih pada setiap tingkat kebutuhan- fisik dan mental, material dan spiritual – merupakan bentuk yang benar dari pelayanan di dunia.

 

 

“Janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga” (Luk. 10:20). Benarlah menginginkan untuk menggunakan karunia-karunia yang telah diberikan Allah dalam pelayanan yang kuat dan bermanfaat. Benarlah menginginkan untuk mengetahui karunia-karunia apa untuk pelayanan yang diberikan Allah kepada kita. Benarlah menginginkan untuk mengendalikan karunia-karunia itu dan melihat untuk digunakan menjadi berkat bagi orang lain seluas mungkin. Namun demikian, selalu ada bahaya bahwa orang, yang melihat bahwa Allah sudah memberinya tetesan yang baik dari karunia-karunia, mementingkan diri yang merupakan nama lain bagi kesombongan. Allah tidak menilai kita menurut jumlah karunia yang kita punya atau mutu karunia-karunia itu. Allah tidak menilai kita terutama pada batas-batas apa yang dapat kita lakukan sekalipun apa yang dapat kita lakukan dalam kekuatan-Nya. Ia menilai kita terutama pada batas-batas apa yang ia menjadikan kita, karakter yang bijak, ketika Ia menyesuaikan kita kepada Kristus melalui kasih karunia-Nya.

 

 

__________________

Thank and GBU

Www.Arsyimanuel.blogspot.com

nisa's picture

@admin

admin, per tgl 11 sep 2013 jam 14:12, blog ini menyebabkan hilangnya beberapa blog lain di halaman depan. tolong dikoreksi dan / atau diberi tahu si penulis blog nya.