Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Alkitab sebagai Dasar Hukum Tertinggi
Sebagai seorang yang senang mempelajari hal-hal yang terjadi di sekeliling kita, mempelajari hukum negara pun tidak luput dari perhatian saya. Ceritanya begini, beberapa waktu yang lalu ada seorang pendeta yang berkhotbah lalu kemudian membagikan sesuatu mengenai prinsip-prinsip Alkitab yang meskipun tidak selalu tapi kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diajarkan manusia. Beliau lalu memberikan contoh metode pemikiran Positif Thinking. Karena saya adalah salah seorang 'penganut' ajaran ini, saya penasaran dan mengklarifikasikan langsung kepada beliau dengan mempertanyakan apakah dia setuju atau tidak setuju dengan prinsip pemikiran ini.
Jawaban beliau sederhana. Dia pada dasarnya tidak menolak prinsip pemikiran ini namun mempraktekkannya dengan memasukkan nilai-nilai Alkitabiah didalamnya. Dalam contoh yang beliau berikan misalnya berkata positif kepada anaknya, "Kamu adalah kepala dan bukan ekor, kamu akan diangkat Tuhan. Kamu adalah anak yang pintar". dst.
Dalam banyak buku yang saya baca mengenai prinsip Positif Thinking, dalam kenyataannya sedikit sekali yang memasukkan secara langsung prinsip-prinsip Alkitab ke dalam buku-buku tersebut. Penyebabnya, karena banyak di antara penulis-penulis tersebut yang tidak mempunyai latar belakang yang cukup kuat di bidang theologia. Namun, bagaimanapun juga apa yang mereka tulis di dalam buku-buku tersebut terdapat banyak sekali hal-hal yang mendorong motivasi pribadi saya dan mungkin juga ribuan orang lain yang ikut membaca buku-buku tersebut.
Persoalannya adalah setelah mendengar khotbah dari pendeta tadi, sebagai orang Kristen dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, sayapun jadi ikut mempertanyakan apakah prinsip-prinsip Positif Thinking yang saya anut selama ini sesuai atau bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitab? Saya tidak akan menjawab pertanyaan ini sebelum menjelaskan apa yang saya temukan dari pembelajaran saya mengenai Hukum Ketatanegaraan di Indonesia.
Dalam Pasal 2 TAP MPR No.III/MPR/2000 dijelaskan mengenai Tata Susunan / Urutan Perundang-undangan RI dimulai dari yang tertinggi. Yaitu: 1. UUD 45, TAP MPR, Undang-Undang (UU), Perpu, Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden (Keppres), dan Peraturan Daerah (Perda). Intinya begini, peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan aturan hukum yang lebih tinggi. Beberapa waktu yang lalu, Menteri Keuangan RI mencabut perda-perda Keuangan Daerah di beberapa propinsi yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Keuangan RI. Sesuai dengan urutan di atas, Undang-Undang Keuangan tentu lebih tinggi kedudukan hukumnya dibanding Perda Keuangan Daerah.
Kembali ke ilustrasi diatas, jika saja kita menganggap Alkitab itu seperti UUD-RI tahun 45 dan dianggap merupakan dasar hukum tertinggi buat seluruh umat manusia, apakah prinsip-prinsip Positif Thinking dapat dianggap sebagai sesuatu yang bertentangan dengan Alkitab? Apakah prinsip-prinsip Positif Thinking - yang jelas-jelas dianggap sebagai hukum yang lebih rendah dari hukum-hukum yang dituliskan Alkitab - sejalan dengan prinsip-prinsip Alkitab?
Inilah yang jadi pertanyaan besar karena setiap orang akan mempunyai pendapat yang berbeda-beda, prinsip-prinsip hidup yang berbeda-beda juga. Alkitab jelas adalah kitab tertinggi yang mencatat seluruh aspek kehidupan manusia. Apa yang diperbolehkan, apa yang tidak diperbolehkan. Apa yang dianjurkan dan apa yang ditentang. Apa yang diwajibkan, dan apa yang diharamkan. Meskipun demikian, dalam banyak hal sama seperti UUD 45, Alkitab hanya mengatur dan menjelaskan hal-hal yang sifatnya global.
Contoh saja, hukum-hukum tentang kesehatan. Meskipun secara lengkapAlkitab menjelaskan tentang pentingnya makan sayur, buah-buahan dan polong-polongan, namun penjelasan lebih lengkap dan mendalam dari artikel-artikel kesehatan tentang manfaat sayur, buah-buahan dan polong-polongan justru mengkonfirmasi kebenaran yang tertulis dalam ayat-ayat Alkitab. Dalam hubungannya dengan ilustrasi ketatanegaraan, itu berarti hukum-hukum kesehatan tidak bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi di atasnya, justru menguatkan dan memberikan penjelasan yang lebih rinci daripada yang dijelaskan oleh Alkitab.
Jadi, benarkah prinsip-prinsip Positif Thinking itu bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitab? Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Ada hal-hal tertentu yang diajarkan dalam prinsip-prinsip Positif Thinking yang tidak sejalan dengan Alkitab. Positif Thinking cenderung mengajarkan orang untuk menyepelekan masalah demi mencapai tujuan positifnya. Tentu saja, hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitab yang mengajarkan kesabaran, kebijaksanaan dan kasih. Akan tetapi, prinsip-prinsip Positif Thinking semisal tetap optimis, semangat membara, pantang menyerah, tidak kenal lelah, kreatif mencari solusi terbaik, win-win solution tentu adalah hal-hal yang baik dan tidak bertentangan dengan Alkitab.
Dengan demikian, apa yang menjadi prinsip-prinsip pribadi anda? pendapat-pendapat sekuler seperti apa yang mungkin sangat mempengaruhi anda? Kata-kata hikmat orang-orang terkenal seperti apa yang mungkin terhafal oleh anda? Buku-buku apa yang mungkin sangat berkesan dalam hati anda? Ajaran apa yang mungkin pernah disampaikan oleh seseorang kepada anda dan anda cukup terpengaruh?
Dan akhirnya, apakah Alkitab sudah cukup menjadi jawaban dari setiap pertanyaan yang ada di dalam benak anda? Jika tidak, itu berarti anda masih perlu banyak memperkaya 2 hal . Pertama, memperkaya pengetahuan lebih dalam lagi tentang Alkitab itu sendiri. Ini adalah buku hukum diatas segala hukum. Wajib dibaca, dipahami dan dilakukan. Kedua, memperkaya pengetahuan anda terhadap hal-hal disekeliling anda misalnya membaca buku, melakukan pengamatan, belajar dari pengalaman dan kesalahan, dsb. Namun jika jawaban anda ya, itu berarti pengetahuan dan pengalaman anda sudah sedemikian banyak sehingga anda selalu tahu korespondensi antara apa yang terjadi dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab.
- peterkambey's blog
- 8670 reads
positive thinking
"Ada hal-hal tertentu yang diajarkan dalam prinsip-prinsip Positif Thinking yang tidak sejalan dengan Alkitab. Positif Thinking cenderung mengajarkan orang untuk menyepelekan masalah demi mencapai tujuan positifnya. Tentu saja, hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitab yang mengajarkan kesabaran, kebijaksanaan dan kasih. Akan tetapi, prinsip-prinsip Positif Thinking semisal tetap optimis, semangat membara, pantang menyerah, tidak kenal lelah, kreatif mencari solusi terbaik, win-win solution tentu adalah hal-hal yang baik dan tidak bertentangan dengan Alkitab."
kecuali tentang "win-win solution", saya benar2 setuju dengan pendapat om peter diatas. salut buat tulisannya. enak dibaca dan gampang dimengerti.
Berpikir Positif
Bung Peter, Berpikir positif awalnya diajarkan oleh orang-orang Kristen, dasar pemikirannya diambil dari Alkitab. Kisah Abraham mengorbankan anaknya, kisah Kaleb dalam 12 pengintai yang dikirim Musa untuk mengintai tanah Kanaan, Kisah Iman sebesar biji sesawi adalah sedikit contoh kisah-kisah tentang berpikir positif.
Pada mulanya ajaran berpikir positif selalu dikaitkan dengan keyakinan untuk menaati perintah Allah. Allah akan memungkinkan manusia untuk melakukan hal-hal yang nampak mustahil untuk dilakukan bila dipikirkan secara akal. Namun, sayang, dalam perkembangannya, ajaran berpikir positif kristiani ini lalu dicampur dengan ajaran-ajaran dari agama dan filsafat Timur dan lama-kelamaan, nilai-nilai kristianinya justru ditinggalkan.
Apabila kita melacak dasar pemikiran ajaran berpikir positif yang saat ini marak di dunia, maka kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa ajaran tersebut didirikan pada ajaran Phanteisme.
Pantheisme adalah theisme yang mengajarkan bahwa ciptaan adalah Tuhan, Tuhan adalah ciptaan. Segala ciptaan, baik benda, binatang, manusia, roh-roh adalah perwujudan Tuhan itu sendiri.
Ajaran berpikir positif didasarkan pada pemikiran bahwa setiap manusia memiliki kekuatan ilahi. Apabila kekuatan ilahi tersebut dipancarkan ke alam semesta, akan memiliki DAYA CIPTA yang mempengaruhi keseluruhan alam semesta dan makluk-makluk di dalamnya. Ketika para motivator mengajarkan tentang berpikir positif, maka mereka sedang mengajarkan para pendengarnya untuk menjadikan dirinya sebagai pusat alam semesta, lalu memproyeksikan kekuatan daya ciptanya (kuatan pikiran positif) untuk mempengaruhi alam semesta, termasuk mempengaruhi diri sendiri.
Dalam cerita pewayangan, kita melihat, ketika seorang tokoh wayang, apakah dia seorang ksatria, seorang raksasa, seorang brahmana, atau yang lainnya melakukan tapa, maka kekuatan tapanya akan membuat jagad semesta gonjang-ganjing. Ketika hal itu terjadi, maka para dewa-dewi akan brusaha menghentikannya, baik dengan membunuh, menggoda, maupun menawarkan imbalan berupa pusaka, bahkan dewi cantik.
Dewasa ini, banyak pengkotbah yang terpengaruh oleh ajaran ini, kebanyakan dari mereka menggunakan kalimat "Iman sebesar sesawi" sebagai dasar pengajarannya dan mengganti istilah berpikir positif sebagai IMAN.
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. Matius 17:20
Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu. Lukas 17:6
Anthony Robin adalah salah satu motivator paling terkenal dewasa ini. Di dalam pelatihannya, dia memotivasi para peserta pelatihannya untuk membuktikan kekuatan berpikir positifnya dengan berjalan melintasi arang yang membara. Kemampuan berjalan di atas arang yang membara jelas bukan hal luar biasa, setiap orang dapat melakukannya dengan mudah. Ada seorang teman yang menyatakan, bahwa pikiran positifnya memungkinkan dia untuk ikut ambil bagian dalam unjuk kekuatan yang dilakukan dengan mandi minyak mendidih di klenteng-klenteng tanpa terluka. Kemampuan inipun bukan hal luar biasa karena setiap orang dapat melakukannya dengan mudah.
Dalam kehidupan sehari-hari saya adalah seorang yang optimis dan terbiasa berpikir positif, walaupun ketika menghadapi orang-orang positif-isme (orang yang yakin seyakin-yakinnya, bahwa pikiran positif dapat memindahkan gunung), saya nampak sebagai seorang skeptis. Saya setuju dengan anda, kita harus berhati-hati dan menguji semua ajaran positif-isme tersebut di bawah terang Alkiab.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Komentator, Editor sejati. Thank You
hai hai adalah bo beng cu
bung peter, terima kasih untuk pujiannya. Anda melambungkan saya ke langit. Anda pemula? Mustahil! Menurut saya tulisan anda bukan tulisan seorang pemula. Namun bila anda memang baru menulis, maka saya hanya bisa bilang, "Anda sangat berbakat jadi penulis!"
Bukan saya yang hebat, anda yang pandai memberikan umpan. Yang saya lakukan hanya menendang ke gawang umpan anda yang sangat matang.
Anda bilang saya hebat? ha ha ha, saya hanya bo beng cu, artinya no body.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak