Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Aku MARAH!
"Ihhhhh geregetaaann akuuu!" aku bergumam jengkel sambil meremas tangan suamiku, ketika sedang menonton berita sore di televisi beberapa waktu lalu. Hari itu sedang ada berita demonstrasi di depan kantor kejaksaan di ibu kota.
Biasanya aku selalu melirik setengah mata bila ada berita demonstrasi di televisi. Kegiatan yang tidak terlalu berguna dan berisik menurutku. Namun kali ini aku seolah-olah ingin ada di sana ikut berteriak-teriak bersama mereka, meluapkan emosiku di sana!
Duh, Gusti! Sebobrok inikah bangsaku?
Duh, Gusti! Harus berdoa seperti apa lagi?
Duh, Gusti! Anak-anak mungil yang selama ini ada di sekelilingku, bagaimana masa depannya?
Siapa yang tidak marah?! Seorang jaksa kedapatan tangan menjual 343 butir ekstasi yang adalah barang bukti. Seorang JAKSA LOH! Bahkan salah satu jaksa yang tersebut memiliki nama seorang ratu cantik dalam Alkitab!
Duh! siapa yang tidak marah! Siapa yang tidak geregetan! Mereka kan harusnya menjadi pilar keadilan dan kebenaran hukum di negara ini. Memang sih, saat tertangkap mereka akhirnya dipenjarakan. Membuat hati ini sedikit lega, kebenaran akan ditegakkan. Tapi hati ini kembali meradang ketika akhirnya mereka bisa bebas begitu saja dengan alasan tidak ada izin perpanjangan penahanan dari Kejaksaan Agung.
Please deh, pak Polisi! Kenapa minta izin segala, seh? Mereka kan berbuat jahat, merusak dan menghabisi generasi masa depan bangsa! Gak usah izin-izin segala deh, Pak! Seluruh bangsa ini pasti mengizinkan pelaku tersebut terus ada di dalam penjara dan saat di meja hijau nanti akan mengungkap semua aktor-aktor utamanya. Atau permohonan izin itu apakah alasan saja untuk menutupi gunung es "bandar" narkoba dalam lembaga hukum bangsa ini? Birokrasi dibuat untuk menutupi kebenaran? Duh, kaya nonton sinetron aja rasanya. Geregetan karena yang berbuat jahat sepanjang beratus-ratus episode selalu menang, sedangkan yang berbuat baik hanya bisa tersenyum di episode akhir! Itu mendingan, kita tahu pastinya bahwa si lakon akan menang walaupun di sepanjang episode menangis terus! Lah ini? Siapa yang tahu? Bahkan hasilnya yang benar bisa jadi salah dan yang salah lenggang kangkung keluar dari jerat hukum!
Aku marah! Sama seperti para ibu yang telah kehilangan anaknya karena narkoba!
Aku marah! Sama seperti para aktifis organisasi-organisasi anti narkoba yang merasa perjuangannya dihianati para penegak hukum itu!
Aku marah! Lagi-lagi para pengedar barang haram itu tidak dapat tersentuh oleh hukum karena merekalah yang membuat hukumnya!
Aku marah! Karena ketika aku menonton berita sore itu, aku seakan mendengar para penjahat itu tertawa terbahak-bahak ha ha ha ha ha ha ha dan berseru ... aku luput lagi, aku luput lagi, aku luput lagi! Sambil menjulurkan lidah mereka ke arahku!
- Love's blog
- Login to post comments
- 4808 reads
@love, saya ikut prihatin dan apa ada solusinya?
@ love, saya kaget dan ikut prihatin mendengar berita ini langsung dari artikel kamu, saya jarang nonton TV.karena tayangan TV bisa menjadi horror yang menakutkan bagi saya. Ya termasuk berita narkoba ini. Apa ada solusinya? Ada yaitu hukum berat seberat-beratnya bagi pengedar, pemakai dan putuskan rantai jaringan narkoba internasional, awasi dengan ketat tentu dengan peralatan canggih di bandara-bandara internasional dan lokal. Dan jangan lupa menjaga dan merawat keluarga untuk jauh dari pemakaian narkoba : bentengi dengan iman pada Kristus Yesus. Gampang nulisnya tapi berat dan susah prakteknya.Selalu teori lebih gampang dari praktek,kan. Tapi tidak boleh menyerah, sebelum mencoba apa yang kita bisa. Tapi tetap berserah kepada Kehendak Nya saja. OK, my love.
@Kardi: yg bikin perih
Nah itu dia yg membuat perih. Para pembuat hukum, justru merekalah yang menjadi pengendarnya. Barang bukti yang sudah didapatkan, yang harusnya dibuang, dibakar, dilenyapkan dari muka bumi ini setelah proses hukum berlangsung, malah diedarkan oleh para pembuat hukum itu sendiri.
Itu yang mereka edarkan loh. Itu yang ketahuan loh. Belum lagi yang mereka konsumsi sendiri ....
Hmmm kayaknya neh Pak polisi jangan patroli narkoba di hotel-hotel atau di cafe-cafe doank ... coba deh test urine di kantor kejaksaan. Pasti dpt banyak mangsa, Pak Polisi ;)
@love, setuju sekali usulannya.
@love, saya setuju dengan usulan untuk check urine di semua bagian yang terkait : jaksa, polisi, pemilik hotel & cafe ,pegawai hotel&cafe, tamu hotel& cafe,karena sekarang sudah banyak lab.klinis yang mampu memeriksa ini.
Tapi harus ditentukan dulu siapa yang harus jadi komandonya, mungkin mereka yang ada di Badan Narkoba Nasional yang berkantor di Jakarta,UKI yang paling berwenang. Ok sumbangsih sarannya, saya acungkan jempol (bukan merk garam meja ya). Ok my love.
Meringis
"aku bergumam jengkel sambil meremas tangan suamiku"
Suami Love sampai meringis. Mukanya merah karena menahan sakit di tangannya.
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Wawan
------------
Communicating good news in good ways
pusing ya...
Shalom love. Aku tadi juga lihat beritanya di tv. pusing juga lihat negara kita ini. yang mestinya menegakkan hukum, malah ikutan melanggar hukum. Kapan ya, bisa lihat negara kita ini jadi baik... Untuk korupsi ranking 2 di ASIA lagi. Oh TUHAN ku. tolonglah bangsa ku ini.
marah sih boleh
Menyebalkan!
Sungguh tidak berfikir!
Sungguh tak bertanggung Jawab!
Tidak memiliki rasa malu!
Tidak menjadi Contoh!
Apa lagi yah......? (Oh, ternyata marah itu susah juga dink!!!!)
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
che
aku pernah liat stiker di pintu sebuah rumah bunyinya begini,
" Apabila hatimu bergetar marah melihat ketidakadilan, kamu adalah kawanku."
di atasnya ada gambar orang bercambang dan pake baret ada bintangnya.
wah lumayan, Love tambah teman, di add... di add...