Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Aku ingat Papa...
AKU INGAT PAPA
Saat di bangku SD
Tak pernah aku dapatkan pelukan dan ciuman kasih sayangmu
Tak pernah Engkau bertanya : “ Bagaimana prestasimu di sekolah, anakku ?”
Yang aku lihat, “Kerja Keras dan pengorbananmu” membesarkanku
Saat anak-anakmu masih tertidur lelap dan bermimpi
Engkau bangun
Waktu menunjukkan 4.30 WIB
Pagi hari, jari-jarimu seperti menari di atas penggorengan besar
Siang hari, jari-jarimu membentuk papan menjadi tulisan, gambar dan huruf indah
Saat di bangku SMP
Tak pernah Engkau datang mengambil raporku
Tak pernah Engkau berkata: “ Aku sayang padamu, anakku. “
Yang aku rasakan “ Kasih sayangmu“
Saat aku melangkah keluar dari ruang kebaktian gereja
Di acara Mother's day
Kulihat Sesosok bapak berusia 50-an tahun
Menunggu di halaman gereja
Tempat yang asing bagimu
Aku naik di belakang sepedamu
Engkau mengayuh sepeda tuamu
Sampai.....
Satu tanjakan
Engkau turun, berjalan dan mendorong sepedamu dengan beban “aku “ di atasnya
“Aku turun”
Tapi.....
Kau berkata :”Tidak apa-apa, aku kuat. Kamu di atas aja”
Saat di bangku SMA
Tidak pernah sekalipun Engkau mengeluh
Tidak pernah Engkau berkata “ Bantulah aku, aku capek.”
Yang aku lihat “ Ketegaranmu”
Berjam-jam berdiri dan berhadapan dengan api dan arang
Jari-jari yang menggoreng makanan yang awalnya berwarna putih menjadi nikmat untuk dimakan
Tapi....
Aku belum dapatkan kebanggaan dalam diriku
Risih dan sebel, itulah yang kurasakan saat itu
Diomelin orang lain
Hanya karena telat mengambil piring
Bertanya dimanakah piring bekas makanan
Siapa yang memesan makanan
Lupa melap meja:)
Saat
di bangku Universitas
Tidak pernah Engkau bertanya “ Apa yang akan kau balas padaku, anakku?”
Yang aku dapatkan malah sebaliknya “ Perhatianmu”
Engkau menyelipkan uang di tangan dan tasku
Saat itu, aku malah rindu untuk membantumu
Aku sangat menikmati berjongkok ria mencuci piring
Menikmati lalu lalangnya orang mencari makan
Melap meja kotor
Menunduk di bawah meja
Dengan bangga kukatakan: “Akulah anakmu”
Sekarang
Dengan rindunya , Engkau menunggu kita pulang untuk berkumpul di Hari Raya
Dengan rindunya , Engkau berikan cerita-cerita menarikmu
Kekuatan itu masih kau perlihatkan
Engkau selalu mengatakan :” Aku tidak apa-apa. Aku masih sehat, dan aku masih kuat”.
Indahnya kata-kata tidak pernah keluar dari mulutmu
Tapi indahnya kasih sayang, itulah yang hanya dapat dirasakan
Happy Father's Day:)
15 Jun 2008
- Yenti's blog
- 6456 reads
Papa
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
Papa Kamu Tionghua Banget Yenti
Yenti, dari cerita kamu, saya merasa yakin, bila diberi kesempatan bertemu dengan papa kamu, maka kami akan terlibat dalam ngobrol yang panjang dan seru! Ha ha ha ha … Saya yakin, bila belum beristri dia akan menawariku jadi menantunya pada pertemuan ketiga kami.
Papa kamu adalah orang yang disenangi dan dihormati oleh orang-orang lain. Sayangnya anak-anaknya adalah orang terakhir yang MENGAGUMINYA. Walaupun tidak berpendidikan tinggi, namun dia adalah seorang yang cerdas. Walaupun tidak kaya namun dia bijaksana dalam membelanjakan uangnya. Dia tahu cara melayani orang lain, dia tahu cara menyayangi anak-anaknya, namun dia tidak tahu bagaimana meyakinkan keluarganya bahwa dia sangat mencintai mereka, karena orang tuanya tidak pernah mengajarinya cara untuk mengungkapkan rasa sayangnya.
Tiga atau empat minggu yang lalu, saya benar benar lupa dan malas buka buku catatan, kami merayakan hari ulang tahun papaku yang ke 68 masehi atau 69 kalender Tionghua. Semua orang menyalami papaku kecuali aku. Saat itu kami merayakan ulang tahunnya di wisma kupu-kupu sekalian merayakan kehadiran anak adikku. Setelah papaku meniup lilin ulang tahunnya yang tertancap di kue buatan istriku, dia menatapku, beberapa detik kami saling menatap, lalu aku mengangguk hormat padanya, dia membalasnya dengan anggukkan lalu kami sama-sama tersenyum,aku mengangguk sekali lagi.
Memang aneh, di dunia ini ada banyak perasaan yang bila diucapkan dengan kata justru akan kehilangan maknanya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
ada benarnya ada nggak Ko hai-hai:p
Orang Tiongkok Dulu Gondrong Semua.
Ha ha ha ... Yenti, rambut panjang bukan masalah bagi kami untuk berteman, sebab orang Tiongkok dulu gondrong semuanya.
Nah, nampaknya kamu anak yang baik, sudah mempelajari apa yang diajarkan papa kamu. Bila hendak melebihinya sedikit, belajarlah lebih mudah mengungkapkan perasaan kamu. Mengungkapkan apa yang kita rasakan kepada orang lain, bukan dosa. Setelah mahir melakukannya, kita juga akan mahir memilih orang yang tepat untuk mendengarkan kita.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ko Hai-hai....saya kasih julukan ...
Dia yang terbaik...
Sama dan tidak ....
napa ngga??
To Ci Yenti( : ci, yang bikin nagis tu karena kalo ingat papa pasti juga ingat mama yang udah almarhum... n juga karena aku belum bisa lakuin sesuatu buat mama, Tuhan udah panggil dia kembali.... tapi aku senang koq... karena aku bisa menjalankan keinginannya untuk aku bisa kuliah n jadi seorang yang bisa menjadi berkat baut orang lain.... (: pokoknya aku sayang bangt ma papa aku... karena skarang tinggal papa aku jadi kalo kangen selalu pengen ketemu... Tuhan, jagai papa aku...
waduh jadi takut deh.... emangnya keras amt gitu... he he he .... mungkin karena keras makanya waktu nulis artikel ini ngga nangis..:).. he he
Bapakku