Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Abraham
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
5 Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.
Shalom, selamat pagi saudaraku. Kali ini izinkan saya membahas sedikit tentang naik-turunnya perjalanan hidup seseorang sejak ia memutuskan untuk mulai mengikuti Tuhan Yesus dan berjalan dengan iman. Cobalah jawab pertanyaan ini: sulitkah berjalan dengan iman? Tentu tidak akan terasa sulit jika seseorang misalnya baru lulus SMA atau perguruan tinggi, lalu Tuhan memanggil dia dan mengutusnya ke suatu negeri yang jauh. Namun bagaimana kalau ia sudah berumahtangga?.
Panggilan
Tapi mari kita perhatikan kisah Abraham, yang disebut bapa orang beriman ini dan sekaligus bapa dari 3 keluarga agama besar di dunia: Yahudi, Kristen dan Muslim (5). Ketika Tuhan pertama kali memanggilnya keluar dari kampung halamannya dan sanak saudaranya di Haran, ia sudah beristri dan punya kehidupan yang lumayan makmur untuk ukuran saat itu. Harta benda dan para pegawainya cukup banyak, bahkan mungkin mencapai lebih dari 300 orang karena merekalah yang membantu dia mengalahkan raja-raja.
Sekarang coba bayangkan, Anda sudah berkeluarga, punya usaha sendiri yang sudah berjalan dan menguntungkan, dan punya 300 staf yang siap mengerjakan apapun perintah Anda. Lalu suatu malam Anda bermimpi mendengar suara misterius, "Hai anakku, besok pagi berkemaslah lalu pergilah ke suatu lokasi yang akan Kutunjukkan." Mungkin dalam mimpi itu Anda akan bertanya,"Tapi ke mana, Tuhan?" Lalu suara itu menjawab,"Tidak usah banyak protes, pokoknya berangkat saja besok pagi dengan semua staf dan juga istrimu. Aku akan membuatmu berhasil dan diberkati."
Jika Abraham hidup saat ini, barangkali tidak akan secepat itu dia bisa berangkat ke tanah Kanaan. Dengan adanya persamaan hak dan emansipasi perempuan, mungkin saja Sarai akan mengomel seperti ini: "Papa, apa kamu sudah gila? Kan kita sudah punya semua yang kita impikan sejak muda. Dan sekarang papa mau ajak pergi ke tempat yang papa belum ketahui? Apakah papa tidak ingat usia kita sudah di atas 50 tahun, sudah waktunya menata diri untuk pensiun, eh ini malah mengajak bedol kampung. Pokoknya tidak. Dan sampai kapan pun tidak!"
Dan mungkin selama seminggu berikutnya Sarai mendiamkan Abraham, sebagai bentuk protesnya. Baru setelah Abraham membujuknya berulang-ulang, akhirnya Sarai mau berangkat juga ke tanah yang dijanjikan. Tentu ini hanyalah kisah imajinatif, seandainya Abraham hidup hari ini.
Namun, di dalam Alkitab hanya tercatat satu kali Sarai menertawakan nubuat dari Tuhan, artinya Sarai termasuk istri yang lumayan taat baik kepada Abraham dan juga ia berbagi iman yang teguh dengan suaminya.
Berjalan dengan iman
Memang perjalanan hidup seorang beriman tidak selalu mulus. Bahkan besar kemungkinan akan banyak badai dan tantangan yang akan menghadang. Namun seperti kisah Petrus yang memberanikan diri untuk melangkahkan kaki ke luar perahu, demikian juga Tuhan Yesus menantang kita untuk berjalan di atas air bersama Dia. Dan seperti karya John Ortberg yang sangat menarik: "Jika kamu ingin berjalan di atas air, keluarlah dari perahu"(4).
Kisah Abraham juga bukan kisah yang mulus, banyak tantangan seperti bahaya kelaparan, sehingga mesti pindah ke Mesir. Tantangan yang dihadapi antara lain karena istrinya yang cantik parasnya, dan juga karena kelemahan-kelemahan karakternya sendiri, seperti mementingkan dirinya sendiri dan bukan melindungi istrinya.
Namun Abraham telah mengambil langkah pertama yang benar, yaitu keluar dari "perahunya" yang menyenangkan di Haran. Dan karena itu, Tuham senantiasa melepaskan dia dari berbagai kesukaran, termasuk yang timbul karena ulahnya sendiri.
Itulah janji Tuhan kepada umat-Nya, dan janji itu berlaku baik bagi Abraham, bagi Petrus, dan bagi kita semua. Janji-Nya juga tetap berlaku bagi kita: jika kita bersedia berjalan dengan iman mengikuti Tuhan, maka Tuhan berjanji bahwa badai sebesar apapun akan dapat kita tanggulangi bersama Dia.
Mari kita ingat sebuah ayat yang sangat penting berikut:
"Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" Mzm. 34:19
Kemungkinan ayat ini ditulis Daud dari refleksi atas perjalanan hidupnya yang penuh liku-liku.
Dalam ungkapan David B. Burrell: "Faith is a mode of knowing and journeying."(5) Terjemahan bebasnya kira-kira begini: iman adalah cara untuk mengenal dan melakoni. Saya kira itu ungkapan yang indah untuk melukiskan iman yang ditunjukkan oleh Abraham.
Berkat yang dijanjikan
Blackaby menulis buku yang sangat inspiratif tentang kisah Abraham ini. Ia mengingatkan kita bahwa kita pun dipanggil untuk menjalin hubungan yang akrab dengan Tuhan, untuk menjadi sahabat Allah, dan termasuk dalam undangan tersebut adalah janji untuk menerima berkat-berkat yang dijanjikan kepada Abraham, di antaranya:(1)
a. Menjadi bangsa yang besar: bangsa yang takut akan Tuhan dan mengikuti perintah-perintah-Nya dijanjikan akan menjadi bangsa yang besar.
b. memberkati: Tuhan berjanji akan memberkati orang-orang yang sengaja hidup mendekat kepada-Nya dan bergaul akrab dengan Dia. Ini adalah suatu janji yang besar.
c. Nama yang masyhur: ini juga dijanjikan untuk semua orang yang takut akan Tuhan dan mencari kehendak-Nya dalam hidup mereka
d. Menjadi berkat: mereka yang hidup taat dan akrab dengan Tuhan akan menjadi berkat bagi semua orang yang bersentuhan dengan mereka, baik suami/istri, anak-anak, cucu-cucu, keluarga besar, sanak famili, dan juga para tetangga bahkan rekan sekantor.
e. memberkati orang yang memberkati kita: Tuhan menjanjikan berkat bagi semua orang yang memberkati kita,
f. demikian juga Ia akan mengirimkan kutuk bagi semua orang yang mengutuk kita.
g. Oleh kita banyak keluarga akan memperoleh berkat.
Wow....demikian hebat janji-janji Tuhan bagi semua orang yang meneladan Abraham untuk hidup berjalan dengan iman dan bergaul akrab dengan Tuhan, Bapa yang kekal bagi seluruh makhluk.
Maukah kita menerima berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan itu? Maka hiduplah dalam hubungan yang akrab dengan Tuhan, dan mulailah berjalan dengan iman. Ikutilah teladan Abraham.
Penutup
Maukah anda mengalami Tuhan, Sang Jehovah Jireh itu? Mulailah untuk berjalan dengan iman, dan ambillah langkah untuk mulai menghadapi badai di sekitar Anda.
Pertanyaan untuk direnungkan:(2)
1. Bagi suami: apa tujuanmu dalam hidup? Apakah anda sudah mengkomunikasikan hal ini dengan istri anda? Untuk istri: dengan cara apa anda bisa menolong suami anda memenuhi kehendak Tuhan bagi hidupnya?
2. Kenapa suami harus mencari nasihat istri dalam keputusan yang mempengaruhinya?
3. Dalam situasi seperti apa istri paling sulit untuk tunduk?
4. Bagaimana Tuhan mengharapkan istri bereaksi saat dia merasa suaminya diluar kehendak Tuhan?
5. Untuk istri: apakah ada wilayah dimana ketaatanmu dimotivasi oleh harga diri rendah, takut akan situasi yang tidak enak, atau menghindari tanggung jawab? Apa yang seharusnya jadi dasar ketaatan yang sehat?
6. Bagaimana cara suami menggunakan peran pemimpin dalam memaksakan jalannya? Apa yang mereka bisa lakukan untuk menghindari hal itu?
7. Karena Tuhan menentukan suami dalam peran pemimpin, apa tanggung jawabnya pada istri?
8. Untuk istri: Bagaimana Tuhan ingin anda mengungkapkan pendapat dan keinginan pada suami? Untuk suami: Bagaimana Tuhan harapkan anda bereaksi saat istri mencoba berkomunikasi?
Versi 1.0: 21 april 2017, pk. 21:00
Versi 1.1: 22 april 2017, pk. 3:12
Versi 1.2: 27 april 2017, pk. 15:03
VC
Bacaan lanjutan:
(1) Henry T. Blackaby. Created to be God's friend: Lessons from the life of Abraham. Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1999
(2) https://bible.org/seriespage/baik-tuhanku—i-kisah-abraham-dan-sarahi
(3) Jan Fokkelman. Di balik kisah-kisah Alkitab: Penuntun membaca narasi alkitab sebagai karya sastra. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008
(4) John Ortberg. If you want to walk on water..., url: http://www.zumbrolutheran.org/uploads/worship/sermons/2011-worship/3.9.11-walkonwater1.pdf
(5) David B. Burrell. Towards a Jewish-Christian-Muslim Theology. Chichester: John Wiley & Sons Ltd., 2011
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
- victorc's blog
- Login to post comments
- 4510 reads