Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Venus
Teks: Mat. 26:13
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."
("Verily I say unto you, Wheresoever this gospel shall be preached in the whole world, there shall also this, that this woman hath done, be told for a memorial of her.")
Pendahuluan
Shalom, saudaraku. Selamat pagi. Kemarin kita memperingati Mother's Day, karena itu saya tergerak untuk menulis tentang peran perempuan dalam misi. Sebuah laporan baru-baru ini menyatakan bahwa mayoritas penganut Pentakosta/Karismatik di Indonesia adalah kaum perempuan. Para peneliti lapangan yang mengamati denominasi ini melaporkan bahwa anggota mayoritas gereja adalah perempuan, dengan selisih perbedaan dengan proporsi pria dalam gereja berkisar antara 5% hingga 30% (artinya proporsi perempuan dalam gereja-gereja Pentakosta berkisar antara 55%-65% dari total anggota jemaat di gereja tersebut.) Saya belum menemukan laporan tentang statistik semacam itu untuk gereja-gereja non-Pentakosta di Indonesia maupun di Asia, namun dapat diduga bahwa terjadi pertumbuhan pesat dalam partisipasi perempuan dalam gereja-gereja di Asia, entah itu Pentakosta/Karismatik atau bukan. Bahkan Prof. Dana Robert (Boston University) menulis bahwa kekristenan dunia adalah gerakan yang banyak dimotori oleh kaum perempuan (1). Lihat juga (3)-(7).
Jika meminjam ungkapan John Gray yang menulis bahwa laki-laki berasal dari Mars dan perempuan dari Venus, maka kini tampaknya saat yang tepat untuk meningkatkan peran Venus dalam gerakan misi. Karena itulah artikel ini akan menyoroti perspektif Venus dalam misi.
Tentu peran Venus mesti dikembangkan dengan menjaga keharmonisan dengan Mars secara keseluruhan sebagai tubuh Kristus yang utuh.(2) Jadi saya kurang sependapat dengan gerakan feminisme ekstrim. Sekalipun demikian pembaca yang ingin mendalami tentang teologi dan hermeneutik feminis dipersilakan melihat beberapa referensi di bawah ini: (8)-(12).
Contoh PL: kisah budak Naaman
Contoh pertama. Ada cukup banyak kisah dalam PL yang menunjukkan peran perempuan sebagai pembebas umat Israel, misalnya kisah nabiah Debora (Hak. 4:4-9) dan kisah tentang Ester. Namun kali ini saya hanya akan menyoroti tentang peran budak perempuan Naaman.
2 Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman.
3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."
4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." (2 Raj. 5:2-4).
Dari teks di atas ada beberapa hal yang dapat kita petik. Bahwa sekalipun ia adalah tawanan bangsa Aram, ia tidak ragu-ragu untuk menyampaikan kabar baik tentang nabi di Samaria kepada tuannya. Memang mungkin di sini ada juga peran tuan dan nyonya Naaman yang mungkin telah memperlakukan tawanan tersebut dengan baik, namun inisiatif budak perempuan tersebut mesti dihargai.
Hal lain adalah bahwa tidak seperti Debora, Ruth, atau Ester yang disebut namanya, kita tidak memperoleh catatan tentang nama budak perempuan Naaman tersebut.
Lalu pelajaran apa yang dapat kita petik dalam konteks misi?
a. Para TKI, imigran dan buruh rendahan yang bekerja di berbagai negara yang jauh, hendaknya mengingat bahwa di tengah situasi yang seringkali lemah dan tidak menguntungkan sebagai orang asing dan pendatang, Anda dapat membawa berkat dengan memperkenalkan Yesus Kristus sebagai tabib yang ajaib kepada para majikan Anda. Ingatlah bahwa justru dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna dalam diri Anda. 'Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.' (2 Kor. 12:9)
b. Hendaknya kita tidak mendendam sekalipun mungkin Anda diperlakukan dengan buruk, misalnya jika Anda bekerja sebagai buruh rendahan di negeri-negeri Timur Tengah. Tuhan dapat menggunakan Anda sebagai pembawa berkat di tengah-tengah lingkungan Anda, sebagaimana Dia menggunakan budak Naaman.
Contoh PB: kisah perempuan Samaria
Contoh kedua adalah tentang perempuan Samaria yang berdialog dengan Yesus di tepi sumur Yakub. Meski mulanya ia ragu-ragu terhadap Yesus karena orang Samaria tidak bergaul dengan orang Yahudi, namun ia akhirnya percaya akan Yesus sebagai Mesias dan menerima tawaran untuk meminta air hidup dari Yesus. Tidak hanya itu, ia juga dengan riang gembira bercerita tentang perjumpaannya dengan Yesus sang Mesias kepada orang-orang sekotanya.
28 Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:
29 "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" (Yoh. 4:28-29)
Dikisahkan selanjutnya, bahwa orang-orang di kota tersebut kemudian meminta Yesus untuk tinggal lebih lama di tengah-tengah mereka, lalu banyak di antara mereka yang menjadi percaya. Betapa efektif pelayanan misi dari perempuan Samaria tersebut! Satu hal yang perlu dicatat adalah tidak disebutkan nama perempuan itu. Setidaknya ada 2 pelajaran yang bisa kita petik dalam konteks misi:
a. Seringkali Kabar Baik diberitakan secara efektif oleh para perempuan yang seringkali diabaikan dalam masyarakat. Namun mereka menjangkau para tetangga dan keluarga mereka bagi Kristus.
b. Meskipun para perempuan memberitakan Injil secara efektif, tampaknya dalam banyak kasus mereka mesti rela untuk dilupakan namanya. Bagi mereka lebih penting agar keluarga dan orang-orang terdekat mereka mengenal Yesus sang Mesias daripada sekadar memperoleh nama dari pemberitaan Injil.
Contoh ketiga
Sebagai contoh terakhir, izinkan saya mengutip tentang perempuan yang dicap sebagai orang berdosa oleh orang lain, namun secara khusus Yesus menyatakan bahwa di mana pun Injil diberitakan, maka kisah perempuan tersebut akan terus disebut untuk mengingat dia (Eng. "in memory of her.") Ayat inilah yang kemudian dikutip menjadi judul dari karya terkenal Elisabeth Schussler Fiorenza tentang rekonstruksi feminis terhadap asal-mula kekristenan.(9)
Artinya, di mana pun para perempuan berkarya dalam misi, Tuhan Yesus sendiri akan mengingat kisah mereka. Hal ini penting khususnya dalam gereja-gereja di Asia dan Afrika yang sebagian besar berbudaya patriarkhal.
Penutup
Dapat dikatakan bahwa sejak permulaan kekristenan, para perempuan berperan besar bahkan sama besar dengan laki-laki dalam memberitakan Kabar Baik. Sekalipun nama-nama mereka luput tercatat dalam Alkitab, namun Tuhan sendiri yang mengingat perbuatan baik mereka.
Kini di Asia dan Afrika, khususnya dalam konteks dunia modern, gereja-gereja terpanggil untuk mendorong dan mengingatkan para perempuan untuk aktif berpartisipasi dalam misi. Kaum Mars tampaknya perlu belajar banyak dari Venus baik dalam hal kehausan akan kebenaran Firman Tuhan, maupun dalam menggunakan otak kanan untuk membangun relasi dan dalam keluwesan berkomunikasi. Karena itu kini saatnya kita melihat misi dalam perspektif Venus.
Sebagai penutup, izinkan penulis mengutip suatu kalimat dalam suatu artikel: "Men were from Mars and women were from Venus, and both came to Earth. So, deal with it." (terj.: Laki-laki berasal dari Mars dan perempuan dari Venus, lalu mereka datang ke Bumi. Jadi hadapilah kenyataan itu.)
Bagaimana pendapat Anda?
Versi 1.0: 8 Mei 2016, pk. 21:58
VC
Referensi:
(1) Dana Robert. World Christianity as a Women's movement. IBMR vol 30 no. 4 (2006). Url: http://www.internationalbulletin.org/issues/2006-04/2006-04-180-robert.pdf
(2) John Gray. Mars and Venus in Love. HarperCollins ebook.
(3) Cathy Ross. Without faces: Women's perspective in contextual missiology. Url: http://www.methodistheritage.org.uk/missionary-history-ross-without-faces-2011.pdf
(4) Susan E. Smith. Women in mission: from the New Testament to today. New York: Orbis Books, 2007. Url: http://www.orbisbooks.com/chapters/978-1-57075-737-2.pdf
(5) Dana L. Robert. Christian Mission. Wiley-Blackwell, 2009.
(6) Bibliography on women and mission. Url: http://missionstudies.org/archive/Bibliography%20on%20Women%20and%20Mission.pdf
(7) Women's ministry in Asia. Url: http://www.gfa.org/women/
(8) Anne Tuohy. Rhetoric and transformation: the feminist theology of Elisabeth Schussler Fiorenza. Australian eJournal of Theology (2005). Url: http://aejt.com.au/__data/assets/pdf_file/0009/395514/AEJT_5.12_Tuohy.pdf
(9) Elisabeth Schussler Fiorenza. In memory of her: a feminist theological reconstruction of Christian origins, summary. Url: http://www.thefishersofmenministries.com/In%20Memory%20of%20Her-A%20Feminist%20Theological%20Reconstruction%20of%20Christian%20Origins-Elisabeth%20Schussler%20Fiorenza.pdf
(10) Susan Frank Parsons (ed.). The Cambridge companion to feminist theology. Cambridge: Cambridge University Press, 2004.
(11) Letty M. Russell et al. Inheriting our mother's gardens: feminist theology in third world perspective. Westminster John Knox Press, 1988.
(12) Elisabeth Schussler Fiorenza. Bread not stone: the challenge of feminist biblical interpretation. Beacon Press, 1995
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
- victorc's blog
- Login to post comments
- 5374 reads