Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Orang Dalam Gelap
dari jauh
masih kudengar juga sedumu
apakah gelap
telah merampas bayangmu?
mendekatlah
di sini bertumpuk buku
boleh kau sulut
membakar dukamu
(dengan kalimat ini,
pas 10 kalimat unt memenuhi syarat ngeblok di SS ini)
1 user menyukai ini
- Purnomo's blog
- Login to post comments
- 3490 reads
Jangan bayanganmu diinjak orang.
begitu pesan nenek waktu saya masih kecil. Mengapa? Karena bayanganmu itu adalah jiwamu, jawabnya. Lalu saya bertanya bagaimana dia tahu. Jawabnya, orang sakit bayangannya memendek dan ketika dia mati dia tak punya bayangan.
Setelah tanya sana sini saya baru mengerti bahwa orang mati memang tidak punya bayangan karena dia berbaring. Coba jenazahnya diberdirikan, pasti masih punya bayangan. Orang sakit bayangannya memendek karena dia tidak bisa berdiri tegak, mungkin berjalan membungkuk, atau berjalan jongkok.
Namun saya juga membaca bahwa ada kepercayaan purba yang mengatakan bayangan tubuh identik dengan jiwa orang itu. Karena itu ada yang menabukan menginjak bayangan orang yang lebih tinggi kedudukannya.
Berangkat dari pemikiran ini saya menulis kalimat: "Apakah gelap telah merampas bayangmu?" dalam puisi ini - yang berarti "apakah kegelapan hidup telah merampas jiwa atau semangatmu?"
Oleh karena itu, orang jaman dulu
takut untuk difoto. Mereka percaya kalau seringkali difoto akan memperpendek umur karena jiwanya tersedot sebagian lewat alat foto (kamera). Kalau harus difoto maka pasti posenya selalu tegap, tegang, wajah serius. Orang jaman dulu gak berani selfie...hehehe...