Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kesimpulan Mengenai Trinitas
Kesimpulan Mengenai Trinitas
1. Ajaran ini tidak bertentangan dengan ajaran mengenai keesaan Allah.
Ada tiga pribadi atau Oknum didalam satu hakikat. Sekalipun tidak ada persamaan di dalam pengalaman manusia untuk menjelaskan atau mengilustrasikan ajaran trinitas, namun analogi akal manusia memberikan sedikit petunjuk. Akal manusia sanggup berdialog dengan dirinya sendiri dan pada saat yang sama mampu memberi putusan terhadap apa yang telah di pertimbangkannya. Trinitas kira-kira dapat di samakan dengan itu.
2. Perbedaan-perbedaan ini sifatnya kekal. Hal ini jelas dari ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus sudah ada bersama dengan Bapa sejak dahulu kala (Yohanes 1:1-2 ; 17:5, 24 ; Filipi 2:6) dan dari ayat-ayat yang menandaskan keabadian Roh Kudus (Kejadian 1:2 ; Ibrani 9:14). Sifat hubungan kekal antara Bapa dengan Anak biasanya di sebut “generation” (sifat di peranakkan), sedangkan hubungan antara Bapa dan Anak, di satu pihak, dengan Roh Kudus, di pihak lain, di sebut “procession” (hal berasal dari). Yang di maksudkan dengan hubunganyang pertama ialah “pancaran atau emanasi kekal”. Allah berfirman, “AnakKu engkau ! Engkau telah Ku peranakkan pada hari ini” (Mazmur 2:7b). istilah “hari ini dalam ayat di atas menunjukkan masa kini yang kekal. Ketika Yesus berkata, “sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diriNya sendiri, demikian juga di berikanNya Anak mempunyai hidup di dalam diriNya sendiri” (Yohanes 5:26), maka yang di maksudkan Yesus ialah suatu pemberian hidup secara kekal dari Bapa kepada Anak. Istilah “hal berasal dari”, seperti yang di gunakan untuk Roh Kudus artinya kurang lebih sama dengan istilah “sifat di peranakkan” dalam hubungan dengan Sang Putra, kecuali bahwa Roh Kudus “keluar” atau berasal dari baik Bapa maupun Anak (Yohanes 14:26 ; 15:26 ; Kisah Para Rasul 2:33 ; Ibrani 9:14).
3. Ketiga Oknum trinitas sederajat. Sekalipun demikian, kenyataan di atas tidak meniadakan penetapan urutan bahwa Allah Bapa adalah yang pertama, Allah Anak yang kedua, dan Allah Roh Kudus yang ketiga. Urutan ini bukanlah perbedaan dalam kemuliaan, kuasa atau usia, tetapi sekedar urutan. Roh dan Anak adalah sederajat dengan Bapa sekalipun Mereka tunduk kepada Bapa. Sikap tunduk ini adalah sikap sukarela dan bukan terpaksa karena keadaan (Filipi 2:5-7).
4. Ajaran ini memiliki nilai praktis yang tinggi. A). Ajaran ini membuka pintuk bagi kasih abadi. Kasih sudah ada sebelum alam di ciptakan, namun kasih memerlukan objek. Kasih senantiasa mengalir di antara ketiga Oknum trinitas. B). Hanya Allah yang dapat menyatakan keadaan Allah. Dengan cara Allah Bapa mengutus Allah Anak maka Allah dapat di nyatakan. C). Hanya Allah yang dapat mengadakan pendamaian karena dosa. Hal ini di lakukanNya melalui penjelmaan Allah Anak. D). sulit memikirkan adanya kepribadian tanpa masyarakat. Oknum-oknum keAllahan berhubungan satu dengan yang lain dalam keselarasan yang sempurna, suatu masyarakatyang sempurna. “Jika tidak ada trinitas maka takkan ada penjelmaan, tidak ada penebusan yang objektif dan karena ini tidak ada penyelamatan, karena takkan ada Oknum yang mampu bertindak sebagai Pengantara antara Allah dan manusia”.
Alkitab tidak mengajarkan adanya suatu tabiat ilahi (divine nature), yang berdiri sendiri yang bersifat akali atau rohani dalam arti tidak berwujud karena halusnya.
Otak manusia tidak dapat menjangkau Allah, karena manusia hanyalah ciptaan sedangkan Allah adalah Pencipta, dengan demikian konsep tentang Allah dalam trinitas tidak dapat di rumuskan dalam suatu rumusan yang baku sebagai mana layaknya suatu rumus dalam ilmu pasti atau suatu teori dalam suatu ilmu manapun yang pernah di kenal oleh manusia. Allah dan ke-trinitasannya hanya dapat di terima oleh manusia dengan iman, tanpa harus mempertanyakan atau memperdebatkannya.
Kasih Karunia dan Damai Sejahtera menyertai kamu sekalian ! amin
Salam Damai Sejahtera,
Dua Saksi Yesus
Daftar Pustaka
1. Henry C. Thiessen, di revisi oleh Vernon D.
Doerksen, Teologi Sistematika, Yayasan
Gandum Mas, Cetakan Keempat, 1997
2. Dr. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, PT. BPK
Gunung Mulia, Cetakan ke-10, 1996
3. Dr. Harun Hadiwijono, Iman Kristen, PT. BPK
Gunung Mulia, Cetakan ke-10, 1995
Jika Tuhan Yesus di pihakku siapa lawanku? tidak ada !
- Dua Saksi Yesus's blog
- Login to post comments
- 8370 reads
@Dua Saksi Yesus, Anda COPY PASTE
Kesimpulan Mengenai Trinitas
Dua Saksi Yesus
http://paulusmtangke. wordpress.com/trinitas/
Oleh: Paulus M. Tangke
1. Ajaran ini tidak bertentangan dengan ajaran mengenai keesaan Allah
Ada tiga pribadi atau Oknum didalam satu hakikat. Sekalipun tidak ada persamaan di dalam pengalaman manusia untuk menjelaskan atau mengilustrasikan ajaran trinitas, namun analogi akal manusia memberikan sedikit petunjuk. Akal manusia sanggup berdialog dengan dirinya sendiri dan pada saat yang sama mampu memberi putusan terhadap apa yang telah di pertimbangkannya. Trinitas kira-kira dapat di samakan dengan itu.
Ada beberapa implikasi ajaran Trinitas atas keesaan Allah, sifat kekekalan, kesederajatan, dan nilai praktis.
1. Ajaran ini tidak bertentangan dengan ajaran mengenai keesaan Allah.
Ada tiga pribadi atau oknum di dalam satu hakikat. Sekalipun tidak ada persamaan di dalam pengalaman manusia untuk menjelaskan atau mengilustrasikan ajaran trinitas, namun analogi akal manusia memberikan sedikit petunjuk. Akal manusia sanggup berdialog dengan dirinya sendiri dan pada saat yang sama mampu memberi putusan terhadap apa yang telah dipertimbangkannya. Trinitas dapat kitra samakan dengan hal tersebut.
2. Perbedaan-perbedaan ini sifatnya kekal. Hal ini jelas dari ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus sudah ada bersama dengan Bapa sejak dahulu kala (Yohanes 1:1-2 ; 17:5, 24 ; Filipi 2:6)
dan dari ayat-ayat yang menandaskan keabadian Roh Kudus (Kejadian 1:2 ; Ibrani 9:14). Sifat hubungan kekal antara Bapa dengan Anak biasanya di sebut “generation” (sifat di peranakkan), sedangkan hubungan antara Bapa dan Anak, di satu pihak, dengan Roh Kudus, di pihak lain, di sebut “procession” (hal berasal dari). Yang di maksudkan dengan hubungan yang pertama ialah “pancaran atau emanasi kekal”. Allah berfirman, “AnakKu engkau ! Engkau telah Ku peranakkan pada hari ini” (Mazmur 2:7b). istilah “hari ini dalam ayat di atas menunjukkan masa kini yang kekal. Ketika Yesus berkata, “sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diriNya sendiri, demikian juga di berikanNya Anak mempunyai hidup di dalam diriNya sendiri” (Yohanes 5:26), maka yang di maksudkan Yesus ialah suatu pemberian hidup secara kekal dari Bapa kepada Anak. Istilah “hal berasal dari”, seperti yang di gunakan untuk Roh Kudus artinya kurang lebih sama dengan istilah “sifat di peranakkan” dalam hubungan dengan Sang Putra, kecuali bahwa Roh Kudus “keluar” atau berasal dari baik Bapa maupun Anak (Yohanes 14:26 ; 15:26 ; Kisah Para Rasul 2:33 ; Ibrani 9:14).
2. perbedaan-perbedaan tersebut bersifat kekal. Hal ini jelas dari ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus sudah ada bersama dengan Bapa sejak dahulu kala (Yoh 1:1-2; 17:5; Filipi 2:6)
Demikian juga ayat-ayat yang menandaskan keabadian Roh Kudus (kej 1:2; Ibrani 9:14). Sifat hubungan kekal antara Bapa dengan Anak biasanya disebut “generation” (sifat diperanakkan), sedangkan hubungan antara Bapa dan Anak, disatu pihak, dengan Roh Kudus, dipihak lain, disebut “procession” (hal berasal dari). Yang dimaksud dengan hubungan yang pertama ialah “pancaran atau emanasi kekal”. Allah berfirman, “AnakKu engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini!” (Mazmur 2:7b). Istilah ‘hari ini’ dalam ayat tersebut menunjukkan masa kini yang kekal. Ketika Yesus berkata: “Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diriNya sendiri, demikian juga diberikanNya Anak mempunyai hidup di dalam diriNya sendiri” (Yoh 5:26). Yang dimaksud Yesus ialah suatu pemberian hidup secara kekal dari Bapa kepada Anak. Istilah “hal berasal dari”, seperti yang digunakan untuk Roh Kudus artinya kurang lebih sama dengan istilah “sifat diperanakkan” dalam hubungan dengan Sang Putra, kecuali bahwa Roh Kudus “keluar” atau berasal dari Bapa maupun Anak.
3. Ketiga Oknum trinitas sederajat.
Sekalipun demikian, kenyataan di atas tidak meniadakan penetapan urutan bahwa Allah Bapa adalah yang pertama, Allah Anak yang kedua, dan Allah Roh Kudus yang ketiga. Urutan ini bukanlah perbedaan dalam kemuliaan, kuasa atau usia, tetapi sekedar urutan. Roh dan Anak adalah sederajat dengan Bapa sekalipun Mereka tunduk kepada Bapa. Sikap tunduk ini adalah sikap sukarela dan bukan terpaksa karena keadaan (Filipi 2:5-7).
3. Ketiga Oknum Trinitas Sederajat.
Kenyataan kesatuan trinitas, tidak meniadakan penetapan urutan bahwa Allah Bapa adalah yang pertama, Allah Anak yang kedua, dan Allah Roh Kudus yang ketiga. Urutan ini bukanlah perbedaan dalam kemuliaan, kuasa atau usia. Roh dan Anak adalah sederajat dengan Bapa, sekalipun Mereka tunduk kepada Bapa. Sikap tunduk ini adalah sikap sukarela dan bukan terpaksa karena keadaan, seprti ungkapan Fil 2:5-7.
4. Ajaran ini memiliki nilai praktis yang tinggi. A). Ajaran ini membuka pintuk bagi kasih abadi. Kasih sudah ada sebelum alam di ciptakan, namun kasih memerlukan objek. Kasih senantiasa mengalir di antara ketiga Oknum trinitas. B). Hanya Allah yang dapat menyatakan keadaan Allah. Dengan cara Allah Bapa mengutus Allah Anak maka Allah dapat di nyatakan. C). Hanya Allah yang dapat mengadakan pendamaian karena dosa. Hal ini di lakukanNya melalui penjelmaan Allah Anak. D). sulit memikirkan adanya kepribadian tanpa masyarakat. Oknum-oknum keAllahan berhubungan satu dengan yang lain dalam keselarasan yang sempurna, suatu masyarakatyang sempurna. “Jika tidak ada trinitas maka takkan ada penjelmaan, tidak ada penebusan yang objektif dan karena ini tidak ada penyelamatan, karena takkan ada Oknum yang mampu bertindak sebagai Pengantara antara Allah dan manusia”.
4. Ajaran ini memiliki nilai praktis yang tinggi. Pertama, ajaran ini membuka pintu bagi kasih abadi. Kasih sudah ada sebelum alam diciptakan, namun kasih memerlukan objek. Kasih senantiasa mengalir diantara ketiga oknum trinitas. Kedua, hanya Allah yang dapat menyatakan keadaan Allah. Dengan cara Allah Bapa mengutus Allah Anak, maka Allah dapat dinyatakan. Ketiga, hanya Allah yang dapat mengadakan pendamaian karena dosa. Hal ini dilakukanNya melalui penjelmaan Allah Anak. Keempat, kita sulit memikirkan adanya kepribadian tanpa masyarakat. Oknum-oknum ke-Allahan berhubungan satu dengan yang lain dalam keselarasan yang sempurna, suatu masyarakat yang sempurna. Jika tidak ada trinitas maka takkan ada penjelmaan, tidak ada penebusan yang objektif, dan karena itu tidak ada penyelamatan; karena takkan ada oknum yang mampu bertindak sebagai Pengantara antara Allah dan manusia.
Catatan: huruf Ibrani dan Yunani tidak akan jelas terbaca/tidak dikenali bila komputer anda belum terinstall huruf Ibrani/Yunani).
Kesimpulan Mengenai Trinitas
Dua Saksi Yesus
Iman Kristen
Oleh Harun Hadiwijono Dr.
Alkitab tidak mengajarkan adanya suatu tabiat ilahi (divine nature), yang berdiri sendiri yang bersifat akali atau rohani dalam arti tidak berwujud karena halusnya.
Telah dikemukakan di atas, bahwa
Alkitab tidak mengajarkan adanya suatu tabiat ilahi (divine nature), yang berdiri sendiri yang bersifat akali atau rohani dalam arti tidak berwujud karena halusnya.
Hakekat Tuhan Allah, menurut Alkitab, adalah "menjadi sekutu umatNya", seperti hakekat manusia adalah "menjadi sekutu Allah". Hakekat Tuhan Allah yang demikian itu diungkapkan atau dinyatakan di dalam Firman dan karyanya.
Otak manusia tidak dapat menjangkau Allah, karena manusia hanyalah ciptaan sedangkan Allah adalah Pencipta, dengan demikian konsep tentang Allah dalam trinitas tidak dapat di rumuskan dalam suatu rumusan yang baku sebagai mana layaknya suatu rumus dalam ilmu pasti atau suatu teori dalam suatu ilmu manapun yang pernah di kenal oleh manusia. Allah dan ke-trinitasannya hanya dapat di terima oleh manusia dengan iman, tanpa harus mempertanyakan atau memperdebatkannya.
Dua saksi Yesus, Kata yang saya beri warna BIRU adalah tulisan anda yang tidak ada pada tulisan yang anda kutip. Tulisan warna MERAH adalah tulisan dari sumber pustaka asli yang tidak anda kutip.
MENGUTIP: Harus lengkap dan teliti. Yang anda lakukan adalah mengeditnya.
MENGUTIP: Mengutip sebuah kalimat atau paragraf yang KHAS yang harus dikutip karena ANDA tidak bisa menceritakannya dengan kata-kata sendiri tanpa kehilangan MAKNANYA.
TOLONG jelaskan kepada kami KEKHASAN kalimat-kalimat yang anda kutip sehingga bila anda gunakan kata-kata sendiri, maka anda akan kehilangan MAKNANYA.
Inikah yang anda maksudkan dengan MENGUTIP dan menulis karya ilmiah yang baik serta bertanggung jawab? Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, kami menyebut karya demikian adalah COPY PASTE. Untuk sebuah kata yang lebih baik kami menyebutnya SAMPAH.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Hai-hai, great job
WOW, great job Hai
WOW, sayang sekali DSY, anda ketahuan Copas
@Joli, Semoga Dia Cukup Ksatria
Nona, semoga dia cukup ksatria untuk mengakui kesalahannya dan tidak melakukannya di waktu yang akan datang.
Semoga yang lain juga belajar bahwa copy paste BENAR-BENAR haram hukumnya di SABDA Space.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
karya ilmiah
sdr DSY, inikah yg anda namakan karya tulis ilmiah????
terima kasih atas sumbangan karya anda yg luar biasa.
saya yg bodoh banyak belajar dari anda
semua sia-sia
semua sia-sia
DSY, karya tulis ilmiah DARI HONGKONG???
DSY, membaca blog anda dan klaim dari komentar anda yang menyatakan ini adalah karya tulis ilmiah membuat saya bertanya : Anda LULUSAN dari mana? Atau anda baru lulus SMA? Inikah karya tulisan ilmiah anda? Dimana hampir SELURUHANYA mengutip karya orang lain TANPA membedakan mana kutipan penulis lain dan mana kata-kata dari anda?
silahkan tanyakan pada para SARJANA yang pernah menulis sebuah KARYA TULIS ILMIAH yang di sebut dengan SKRIPSI, apakah mereka di perbolehkan oleh DOSEN PEMBIMBING dan ALMAMATERNYA hanya menulis asal ngecap saja tanpa di dukung sumber pustaka yang KOMPETEN?
Maafkan saya DSY, anda lulusan mana dan siapa dosen pembimbing anda? Izinkan saya MENGHINA almamater anda jika yang diajarkan oleh dosen anda bahwa karya tulis ilmiah FORMATNYA sama seperti tulisan blog anda di atas. Meskipun anda mencantumkan daftar pustaka, itu tidak berarti anda sudah menulis MEMENUHI kriteria karya tulis ilmiah populer.. Anda pernah baca karya ilmiah yang formatnya sama seperti tulisan anda dimana tidak bisa membedakan mana tulisan anda dan mana yang daftar pustaka? Anda bukan saja tidak mengerti, BAHKAN anda mencuri hak cipta TULISAN penulis lain dan menimbulkan KESAN seakan-akan itu adalah tulisan anda. Penulis macam begini jika di SS disebut MALING. Silakan anda maling di blog pribadi anda, namun jika anda menulis disini, hormati policy SS...Jangan membawa FORMAT karya tulis ilmiah ALMAMATER anda YANG mengajarkan menjadi MALING dengan mengutip karya orang lain...Dan tolonglah, DEMI DUNIA PENDIDIKAN, jangan mempermalukan para sarjana yang sudah menulis karya ilmiah DENGAN tulisan anda...Tulisan anda bukan karya ilmiah, itu karya memalukan...Dan kalau anda diajarkan di almamater anda menulis karya ilmiah dengan format seperti ini, saran saya, tolonglah KULIAH lagi....
Joli : biasanya paling top,...cari pengopas,..
Wah, Joli,..anda dan kita semua terkecoh,...sebelum Ko Hai membuka kedoknya,..hua ha ha,...Adam K lagi deh model modelnya,..enak juga tekwan model...hihihi
DSY, sayang,...ternyata anda adalah seorang yang tidak tahu dengan kebijakan atau pura pura tidak tahu, atau memang mau tahu kalau dipikirnya ga akan ada yang tahu,..hihihi..
smiLe LOVE JeSuS CHRisT
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
COPAS yang MENGAKU 100%
Dilihat sekilas dari tulisan pertama saja, dibandingkan dengan link e-bookna sudah pasti copas, jika saja tulisan pertama saja sudah hampir 99% copas, tulisan berikutnyapun mungkin akan begitu juga. Lucunya masih mengaku 100% tulisan sendiri, apakah sang residivis sudah kembali?
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.