Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kriteria Gereja yang Saya Cari

You are not authorized to post comments.
Julius Tarigan's picture

Tulisan ini memang secara khusus ditujukan kepada Adam Kurniawan alias Dede Wijaya, karena di dalam salah satu komentarnya, di blog Billy Chien (di tulisan berjudul: “Matius 7:15”), beliau menganjurkan kepada kami (Julius, Billy, Smile, Pardi, dan semua yang lainnya juga) supaya meninggalkan saja gereja-gereja yang selama ini kami hadiri atau tergabung sebagai anggota. Dan, dia juga menganjurkan supaya kami bergabung ke Gereja Baptis Independent Alkitabiah (GBIA), yang tidak lain adalah denominasi dari saudara Dede Wijaya sendiri. Tadinya saya sudah hendak membalasnya di blog Billy tersebut, tetapi setelah ditimbang-timbang, akhirnya saya pikir lebih baik kalau saya membalasnya sebagai sebuah “new thread” saja, di blog saya ini. Maka, jadilah tulisan ini saya muat di sini.

 

Kalau Dede berpikir bahwa saya sedang mencari gereja yang lain, yaitu yang lebih baik dari gereja di mana saya bergabung saat ini, sebenarnya dia keliru. Dan, khususnya, kalau dia sudah membaca tulisan saya sebelumnya di SS ini, yaitu  yang berjudul “Gereja yang Lebih Baik itu Tidak Ada! Yang Lebih ‘Mahal’, Banyak!”, maka seharusnya dia sudah tahu bahwa saya tidaklah sedang mencari “gereja yang lebih baik”. Judul dari tulisan itu saja sudah menunjukkan apa yang menjadi pendirian saya sekarang ini, yaitu: “Gereja yang Lebih Baik itu, Tidak Ada!....”.  

 

Karena itulah, di dalam tulisan itu tadi, saya menceritakan mengenai seorang bapak yang datang dari tempat yang jauh ke rumah saya dan bertanya apakah dia harus pindah lagi dari gerejanya yang sekarang ini (sedangkan dia sudah lima kali pindah gereja sebelumnya). Setelah saya menyampaikan mengenai kondisi gereja-gereja sekarang ini (yang, tanpa terkecuali, semuanya sudah menjadi “sarang penyamun”), maka diapun bisa melihat bahwa tidak ada artinya untuk berpindah dari gereja di mana sekarang ini kita berada dan mencari “gereja yang lebih baik” (Sebab, “gereja yang lebih baik itu tidak ada!” Tetapi, “yang lebih ‘mahal’, banyak!”).

 

Itulah sebabnya, mengapa sekarang ini saya, seperti orang yang keranjingan, di mana-mana berbicara mengenai REFORMASI atau REFORMASI GEREJA. Dan, yang harus direformasi itu bukanlah hanya gereja-gereja yang tertentu saja, yang sudah kelihatan dengan nyata keburukan-keburukannya, melainkan semua gereja-gereja yang ada sekarang ini, tanpa terkecuali. Tentunya, hal itu pun berlaku juga untuk gereja, di mana Dede Wijaya bergabung sekarang ini (GBIA Graphe)!

 

Namun demikian, sekalipun tadi saya katakan Dede keliru kalau berpikir bahwa saya sedang mencari gereja yang lebih baik (untuk pindah gereja), dalam artian tertentu, Dede ada benarnya juga. Ya, memang, bisa juga dikatakan bahwa saya sekarang sedang mencari gereja yang lebih baik, tetapi bukan seperti yang dibayangkan oleh Dede itu tadi. Gereja yang sedang saya “cari” sekarang ini adalah gereja yang sudah direformasikan. Dan, berikutnya saya akan membagikan hanya dua hal yang menjadi ciri-ciri atau kriteria dari gereja yang sudah direformasikan itu (soalnya, saya nggak mau membuat Anda jadi kecapean, kalau harus membaca 95 kriteria! Hehehe…!).

 

1.     

Gereja yang pendeta/gembala dan semua pelayannya melayani dengan tanpa pamrih. Itu berarti, mereka harus bersedia dan mampu melayani dengan sama sekali tidak mendapat imbalan atau gaji, dari pelayanan mereka itu. Dan, untuk mewujudkan hal itu, mereka sendiri (pendeta/gembala dan semua pelayan gereja itu) harus memiliki pekerjaan/usaha masing-masing, yang melaluinya mereka bisa menafkahi hidup mereka (dan keluarganya) sendiri.

 

Mengapa saya menganggap penting kriteria yang pertama ini? Sebabnya ialah: mustahil seseorang itu bisa murni dalam pelayanannya, jika dia masih mengharapkan atau menggantungkan (kebutuhan-kebutuhan) hidupnya dari pelayannya itu. Dan, kalau seseorang itu tidak bisa memenuhi persyaratan itu (yaitu melayani dengan tanpa pamrih) atau kalau dia menjadi tidak atau kurang fokus dalam menunaikan pelayanannya, jika harus “sambil” bekerja juga, maka harus disimpulkan bahwa orang tersebut tidak dipanggil oleh Tuhan untuk mengemban pelayanan tersebut. Tak peduli betapa hebatnya pun “pengalaman rohani” yang pernah dialaminya! Dan, tak peduli seberapa dalam dan tingginya pun pengetahuan teologi yang dimilikinya! Dan lagi, tak peduli seberapa banyak orang yang berhasil “dimenangkan”-nya “bagi Kristus”, seberapa banyak orang yang “disembuhkan” melalui pelayanannya, tak peduli…(sebut saja apa pun lagi pencapaian-pencapaian yang lainnya).

 

2.     

Gereja yang bisa meniadakan atau membuat menjadi seminimal mungkin posisi-posisi kekuasaan dan aset-aset yang bersifat materi. Mengapa hal ini menjadi sebuah kriteria yang perlu? Sebabnya ialah: Jika ditelusuri hingga sampai mentoknya, maka akan ditemukanlah bahwa semua keburukan yang terdapat di dalam gereja-gereja sekarang ini sesungguhnya bermula dari sini, yaitu karena adanya posisi-posisi kekuasaan dan aset-aset gereja, yang cukup bernilai untuk diperebutkan dan/atau dikuasai.

 

Sesungguhnya adanya kedudukan dan aset-aset yang cukup bernilai yang terdapat di dalam suatu gereja adalah semacam “bom waktu”, yang pasti akan meledak pada suatu waktu, di masa depan dari gereja tersebut. Tak terhitung banyaknya gereja yang sudah mengalami “ledakan” yang menghancurkan itu selama ini. Dan, gereja-gereja yang memiliki kedua hal itu tadi di dalamnya (yaitu posisi-posisi kekuasaan dan aset-aset material yang cukup bernilai), hanya tinggal menunggu waktu saja untuk terjadinya “ledakan” dahsyat yang menghancurkan itu! Hal itu pasti akan terjadi, terkecuali kalau gereja-gereja itu telah mengalami reformasi sebelumnya. (Maaf, gereja saudara Dede Wijaya pun, jika tidak direformasi, tidak akan selamat dari kehancuran, yang diakibatkan oleh ledakan dari “bom waktu” tersebut!).

 

 

Itulah dua hal (dari sekian banyak kriteria dari gereja-gereja yang telah direformasikan itu) yang sengaja saya pilihkan, untuk tulisan yang khusus ini (menjawab anjuran untuk beralih ke gereja/denominasi saudara Dede Wijaya).

 

Jadi, begitulah. Sebenarnya saya tidaklah sedang mencari “gereja yang lebih baik”, karena saya sudah tahu pasti bahwa yang seperti itu tidak ada. Tetapi, dalam artian tertentu, bisa juga dikatakan bahwa sekarang ini saya memang sedang mencari GEREJA YANG LEBIH BAIK, yaitu gereja yang sudah direformasikan (yang saya sebut di buku saya, “Rumah Tuhan menjadi Sarang Penyamun”, sebagai “reformasi gereja yang sebenarnya”). Dan, saya berharap, semoga dengan memaparkan kedua kriteria dari gereja yang sudah direformasikan di atas itu tadi, khususnya, saudara Dede Wijaya bisa melihat, bahwa gereja di mana dia bergabung itu sendiri pun (yaitu GBIA Graphe, yang sangat diagung-agungkan olehnya) masih merupakan bagian dari gereja-gereja yang harus direformasi juga, pada masa sekarang ini.

 

Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk mengimpikan dan mewujudkannya bersama saya?

 

 

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

jesusfreaks's picture

@JT : Wujudkanlah, saya akan jadi jemaatnya

Dear brow, Silahkan wujudkan, saya akan mendaftar jadi jemaatnya. Bwi hi hi hi

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Julius Tarigan's picture

@Jesusfreaks: Membangun Kegerakan!

Sudah pernah, selama 10 tahun, saya menggembalakan suatu jemaat/gereja, bro. Dan, sekarang ini saya lagi "retreat" dari macam pelayanan yg seperti itu. Dan, ketika memandang dari tempat "retreat" ini, saya semakin jelas bahwa saya tidak akan pernah lagi menggeluti pelayanan yang sama atau mirip2 juga dengan pelayan yg pernah saya geluti sebelumnya itu.

Jadi, tujuan saya sekarang ini bukanlah untuk mendirikan gereja yang baru (yg katakanlah namanya GEREJA REFORMASI atau GEREJA YG DIREFORMASIKAN). Sama sekali saya tidak tertarik lagi untuk yg gituan itu! 

Apa yang saya impikan dan ingin wujudkan bersama-sama dengan semua orang Kristen (yg juga telah melihat kebutuhan yg sama ini) ialah: "menggoncangkan" semua gereja-gereja para pendeta/gembalanya sekarang ini, supaya mereka tidak terus saja menjalankan pelayanan2 yg salah atau yg dilakukan secara yg salah itu. Termasuk di dalamnya, supaya semua pendeta/gembala yang tidak bisa murni di dalam pelayanannya (yg berarti tidak dipanggil Tuhan untuk pelayanan itu), rame-rame meninggalkan "pelayanan" mereka tersebut. Dan, segera Tuhan akan menggantikan dengan orang2 yg memang dipanggil oleh-Nya, untuk mengemban tugas suci itu.

Jadi, yang ingin saya bangun (bersama-sama dengan yg lain) sekarang ini adalah suatu kegerakan, dan bukannya suatu badan atau institusi, bro!

Demikianlah, kiranya menjadi maklum!

Thanks ya, bro!

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Adrina's picture

@JT, cc: Dede Wijaya: ini pandangan saya

Saya sudah mengatakah hal ini pada hai hai, tapi saya akan mengatakannya lagi disini:

Semua aliran / denominasi yang ada di seluruh dunia ini adalah SAMPAH dihadapan Tuhan !!!

Kita diselamatkan bukan karena aliran yang kita anut !

Kita diselamatkan karena PERCAYA PADA TUHAN YESUS KRISTUS !!!

Saat ini saya ada di REFORM, tapi bukan berarti saya mendewakan REFORM.

Kalau ada ajarannya yang ngaco, akan saya babat habis !!! Tak perduli itu ajaran GEMBALA SIDANG saya sendiri !!!

Semoga hal ini menjadi peringatan buat kita semua.

Julius Tarigan's picture

@Adrina: Salut buat semangat Anda!

Wah...wah.... Anda memang seorang Kristen yang sangat bersemangat, Adrina!

Kalau ada ajarannya yang ngaco, akan saya babat habis !!! Tak perduli itu ajaran GEMBALA SIDANG saya sendiri !!!

Pesan saya: nanti, kalo memang sudah ketemu yang mau dibabat, ngajak-ngajak ya Adrina, jangan "makan" sendre aja....! Hehehe.....

Thanks ya, udah sudi mampir di sini! Gbu.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

GONDRONG's picture

Julius Tarigan ; Ayo mbabat para pengacau iman di SS !!!

Wah...wah.... Anda memang seorang Kristen yang sangat bersemangat, Adrina!

Kalau ada ajarannya yang ngaco, akan saya babat habis !!! Tak perduli itu ajaran GEMBALA SIDANG saya sendiri !!!

Pesan saya: nanti, kalo memang sudah ketemu yang mau dibabat, ngajak-ngajak ya Adrina, jangan "makan" sendre aja....! Hehehe.....

Thanks ya, udah sudi mampir di sini! Gbu.

Bung J T, saya pun dalam bergereja sependapat dengan ADRINA. Kalau ada orang yang ngaco ajaranya maka sudah menjadi kewajiban setiap orang Kristen sejati untuk meluruskannya dengan membabatnya sesuai Firman Tuhan.

Bung J T ; di SS pun ternyata juga sudah jadi sarang penyamun seperti dengan kepala penyamun hai-hai, mari penyamun-penamun ini dibersihkan sama-sama karena itu adalah tugas suci kita.

GBU

hai hai's picture

@Gondrong, Bertobatlah Dan Jangan Membual Lagi

Bung J T, saya pun dalam bergereja sependapat dengan ADRINA. Kalau ada orang yang ngaco ajaranya maka sudah menjadi kewajiban setiap orang Kristen sejati untuk meluruskannya dengan membabatnya sesuai Firman Tuhan.

Bung J T ; di SS pun ternyata juga sudah jadi sarang penyamun seperti dengan kepala penyamun hai-hai, mari penyamun-penamun ini dibersihkan sama-sama karena itu adalah tugas suci kita.

Saudara gondrong, setelah membual soal umur sekarang anda membual mau jadi pahlawan gereja ya? Ha ha ha ha ha ....... Maaf ya, bualan anda nggak laku.

Di samping itu, pengetahuan bahasa anda PAYAH itu sebabnya pengetahuan teologi anda PARAH.

Sebagai orang yang lebih tua, izinkan saya menasehati anda. BERTOBATLAH dan jangan MEMBUAL lagi.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

dennis santoso a.k.a nis's picture

gereja dengan dua kriteria JT

JT, dua kriteria itu ada di gereja katolik ;-)

Julius Tarigan's picture

@Dennis Santoso: Masak ia, di Gereja Katolik?

Saya mungkin adalah seorang Kristen Protestan yang tetap menaruh respek thd teman2 dari gereja Katolik. Karena itu, di buku saya, "Rumah Tuhan menjadi Sarang Penyamun", saya melibatkan mereka juga untuk bangkit bersama-sama mereformasi gereja-gereja sekarang ini.

Menurut saya, gereja2 Katolik berdiri sejajar (jadi, tidak lebih rendah dan juga tidak lebih tinggi) dengan gereja2 Protestan (juga gereja2 Timur/Ortodoks). Singkatnya, SEMUA gereja2 yg ada sekarang ini sudah menjadi "sarang penyamun" dan, karenanya, SEMUANYA harus DIREFORMASI!

Memang, dengan dua kriteria di atas itu keburukan2 yg terdapat di gereja2 Katolik tidak begitu jelas terlihat. Sebab, seperti yg saya katakan di pengantarnya, kedua kriteria itu saya pilihkan secara khusus utk menjawab Dede Wijaya (tentunya masih banyak lagi kriteria2 lainnya, yg di dalamnya akan menyoroti juga keburukan2 yg terdapat di gereja2 Katolik).

Tetapi, khususnya di dalam kriteria yg kedua, gereja2 Katolik pun jelas sekali tidak lulus. Sebab, bukankah di gereja2 Katolik pun terdapat posisi2 kekuasaan yg tentunya sanagat potensial untuk diperebutkan atau di kuasai di antara mereka?

Pokoknya, saudara Dennis, sudah tidak ada lagi gerja yg bebas dari keburukan2 yg cukup serius. Karena itu, sekali lagi, semua gereja2 yg ada sekarang ini harus direformasi!

Marilah kita bergerak bersama untuk mereformasinya!

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

dennis santoso a.k.a nis's picture

detail dari reformasi

hahaha, iya, makanya gue bilang bahwa dua kriteria itu SAJA yang masuk (yang lain2 sih "...'au ah gelap" :-)

tapi mengulas masalah reformasi ini, terus terang gue alergi denger kata itu... "reformasi". tahun 1998, gue bersama mahasiswa2 lainnya mendemo suharto dan ketika dia jatuh kami merasa inilah awal reformasi. sekarang, 11 tahun berlalu, kebeneran gue bekerja di bidang layanan publik jakarta dan gue witnessing sendiri bahwa reformasi nya ga pernah konkrit seperti apa.

maka dari itu, lo berteriak soal reformasi gereja. kira2, menurut lo, apa tujuan akhirnya? apakah sebuah organisasi gereja baru dengan segala pengajarannya yang juga baru? atau seperti apa? coba didetailkan :-)

Julius Tarigan's picture

@Dennis Santoso: Gak perlu alergi dengan istilah, bro!

Ya, istilah "reformasi" memang untuk sebagian orang sudah terasi seperti makanan basi! Tapi bro, itukan cuma istilah saja. Yaitu, istilah yang kebetulan memang tepat untuk mewakili apa yg menjadi esensinya. (Bandingkan kalo kita menggunakan, misalnya, termin 'perubahan', kesannya seperti "kurang darah", kan?).

Jadi, saya berharap semoga teman2 tidak terlalu terfokus pada istilah yg digunakan, tetapi lebih melihat kepada esensi yang diemban.

Seperti yg sdh saya katakan kepada teman2 yg lain, reformasi yg saya maksudkan ini 1) hanyalah sebuah kegerakan dan bukan untuk mendirikan suatu badan/institusi yang tertentu, 2) tekanan, khususnya di awalnya, diarahkan kepada perubahan (kalau perlu penggantian) orang2 yg terlibat dalam pelayanan gereja secara moral, karakter, dan spiritual. (Supaya hanya orang2 yg benar2 dipanggil oleh Tuhan untuk mengemban tugas pelayanan itu sajalah yg menjalankannya).

Perlu saya ungkapkan, bahwa saya sendiri sebenarnya tidaklah melihat diri saya sebagai "pemilik" atau "tokoh kunci" untuk kegerakan ini. Dan, jujur saja, saya sendiri hingga saat ini masih belum melihat dengan terang-benderang segala hal yang perlu/patut dilakukan di dalam reformasi ini. Saya mungkin tidak lebih dari salah satu "pencetus" saja dari perlunya dilakukan reformasi ini. Dan untuk banyak kali detail lainnya, saya hanya meyakini saja bahwa Tuhan akan menggerakkan orang2 Kristen lainnya untuk mengisi dan melengkapinya.

Nah, begitulah bro Dennis, Anda bahkan tidak perlu untuk merasa bahwa Anda telah "mencium" gelagatnya. Sebab, saya memang tidak sedang berpura-pura sudah menguasai sepenuhnya mengenai gerakan reformasi, yang saya sebut sebagai "reformasi gereja yang sebenarnya" ini. Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana ujungnya nanti. Dan saya masih belum tahu, apakah gerakan ini akan berjalan dengan "tanpa bentuk" sama sekali, atau bagaimana....

Jadi, sekali lagi, gerakan ini tidak ada "pemilik" ("owner")-nya. (Dan, karenanya, tidak akan pernah "di jual" kepada siapa pun juga!). Tetapi, bisa juga dikatakan bahwa gerakan ini adalah "milik" kita semua, yaitu semua orang Kristen, yg juga melihat kebutuhan yg sama, bahwa gereja2 sekarang ini memang harus direformasi. Dan, karena itu semua kita bisa menyumbangkan pikiran2/gagasan2 cemerlangnya, untuk lebih memperkaya dan juga mempertajam gerakan ini ke depannya lagi.

Semoga hal2 yg diutarakan di atas itu memberikan informasi yg diharapkan!

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

dennis santoso a.k.a nis's picture

kompas selalu diperlukan

satu hal yang gue pelajari dari "reformasi" yang dicanangkan di tahun 1998.... tanpa tujuan atau goal yang jelas, reformasi hanya akan menjadi idiom kosong yang tak berarti. jadi tujuan atau goal itu perlu karena dengan itu kita bisa memperlakukan dia kayak kompas. ketika keadaan makin ga jelas minimal akan ada semacem "mercusuar" sebagai pedoman buat kita.

tapi... diliat dari paparan kamu, sebenernya gue rasa inilah cita2 gereja reformed ketika gerakan ini pertama ada. mrk bertujuan untuk mengajar yang benar tanpa menyuruh orang keluar dari gerejanya masing2. kalo sekarang reformed seolah2 jadi semacem denom sendiri, maka yah begitulah, sesuatu yang bagus sekalipun, lama kelamaan cenderung menjadi sama aja dengan lain2 nya.

Julius Tarigan's picture

@Dennis Santoso: Tentu harus ada tujuannya!

Sudah tentu apa pun yg kita mau lakukan haruslah ada tujuannya yg jelas! Sebab, kalau tidak, ya kita bakalan nyasar ke mana2 nantinya atau gak akan tahu udah nyampe apa belon, udah dekat apa masih jauh, dst.

Tujuannya secara umum kan udah jelas, yaitu: MEREFORMASI SEMUA GEREJA YANG ADA SEKARANG INI. Yang belum jelas ialah sasaran2 antara yg menjadi anak2 tangga untuk mengantarkan kita hingga sampai ke tujuan yang umum itu tadi. Karena, seperti yg sdh saya katakan sblmnya, gerakan ini masih di awal2nya dan saya sendiri tidak bermaksud utk menguasainya. Jadi, untuk sasaran2 antaranya itu, saya lebih memilih untuk menunggu masukan2 dari teman2 yg lain, dirembukkan, dan dirumuskan bersama.

Setiap gerakan (movement)  memang sangat mungkin untuk kemudian di masa depan berubah menjadi "monumen" belaka. Tetapi, saya sangat yakin bahwa hal yg seperti itu bisa terjadi lebih karena motif yg terdapat di dalam diri dari para penggerak awalnya. Kalau suatu gerakan itu memang benar2 digulirkan oleh orang2 yg memang dipanggil Tuhan untuk melakukannya, maka gerakan itu akan bertahan terus, sampai apa yg menjadi tujuan utama dari gerakan tersebut akan terwujudkan sepenuhnya.

Dan, kalau memang nantinya tujuannya itu sudah terwujudkan dengan baik, ya gerakan ini sudah tidak diperlukan lagi. Dilupakan saja pun, tidak apa2. Wong kita memang hanya mau mereformasikan semua gereja itu saja. Lalu, apa yg akan kita lakukan setelah itu? Ya, kita lebur dalam pesta -- merayakan gereja2 yg sudah direformasikan itu. Hanya berakhir sampai di situ saja? Ya, sebab episode kita memang berakhir sampai di situ. Lalu, apa upah kita? Upah kita ialah kita bisa turut ambil bagian dalam mewujudkan hal itu! (Buat saya, tidak ada upah yg lebih besar lagi daripada itu!).

Begitu, bro! Pantau terus, dan jangan sungkan2 untuk kasi masukan2 selanjutnya. Gbu.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

dennis santoso a.k.a nis's picture

susunlah semacem proposal

sorry bro, gue masih ga "dong" nih...

Tujuannya secara umum kan udah jelas, yaitu: MEREFORMASI SEMUA GEREJA YANG ADA SEKARANG INI.

gue rasa reformasi adalah JALAN nya, sementara tujuannya adalah sesuatu yang lebih konkrit dan bisa dilihat.

analoginya adalah perancangan sistem. dimana pun, sistem baru selalu merupakan tindakan reformasi terhadap sistem lamanya. sistem baru adalah "sang tujuan" sementara reformasi adalah "sang jalan".

nah, yang gue mau tau, kira2 gereja seperti apa yang lo inginkan? di blog ini minimal udah dua point... itu sudah bagus... lanjutkan dong. abis keluar semua point nya, kamu bisa lanjutkan dengan menetapkan point2 mana saja yang adalah prioritas pertama. abis skala prioritas disusun, langkah selanjutnya adalah konseptual dari cara atau metode yang akan dipilih. abis semua itu lengkap, baru deh ide anda akan jadi bermakna dan sukur2 ada yang meliriknya.

mari mari mari... dilanjut :-)

Julius Tarigan's picture

@Dennis Santoso: Thanks bro, untuk masukannya!

Saya faham maksudnya, bro!

Tetapi Anda harus menimbang juga, bahwa yg kita bicarakan atau yg menjadi obyek dari reformasi kita di sini adalah suatu lembaga yg sangat berbeda/unik, yaitu gereja. Ada terlalu banyak hal yg bisa dianggap normal jika itu dilakukan dalam konteks mereformasi suatu lembaga yg lain, pemerintahan misalnya, tetapi sudah merupakan hal yg abnormal nantinya, jika diterapkan dalam konteks reformasi gereja.

Dan, Anda tentunya faham kan, kalo yg kita sebut sebagai "gereja-gereja" itu, bukanlah  menunjuk kepada suatu gereja lokal yg sudah tertentu. Tetapi menunjuk kepada gereja2 secara keseluruhannya. Dan, keadaan yg saling terhubung yg tak terpisahkan, antara gereja2 itu, satu dengan yg lainnya,  dan yg luas cakupannya hingga sampai ke seantero jagad. Semuanya itu, dan masih terlalu banyak faktor2 yg lainnya lagi, tentunya membawa konsekwensi2 yg tidak sederhana kepada cara2 kita dalam memposisikan diri di dalam "ancang2" dari kegerakan ini.

Jadi, singkatnya, (sebagai konsekwensi dari keunikan situasi dan kondisi yg dihadapi di sini) saya tidaklah sedang berada di posisi sebagai seorang yg sedang merancang suatu proyek dan saya menyebutnya sebagai "proyek reformasi gereja-gereja" dan membuat proposal untuk ditawarkan ke orang2 atau lembaga2  yg potensial sebagai pendukung2nya (Normalnya sich begitu, sipenggagas suatu "gawe" harus bertindak sebagai perancang untuk "gawean" tersebut). Tetapi, di sini saya hanyalah seperti seorang yg sedang memetik senar pada nada tertentu dan menunggu yg lain untuk menyambungnya dengan nada selanjutnya, dan begitu terus berlanjut oleh orang yg berikutnya, sampai akhirnya nanti terciptalah suatu melodi nan harmoni.

Lucunya lagi, bro Dennis, saya sebenarnya memiliki kelemahan (yg cukup kronis), yaitu sangat cenderung berpikir global, sehingga amat sering keteteran dalam hal2 yg detailnya. Tetapi, walaupun begitu, masukan dari Anda ini tentunya akan menjadi pemicu bagi saya, untuk lebih lagi mengarah kepada detail2 dari kegerakan yg sedang mulai disuarakan ini. Thanks ya, bro Dennis, atas masukannya!

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Adam Kurniawan's picture

@ JT dua poinmu UANG UANG UANG

Tampaknya dari dua pointmu JT, hanya bicara UANG UANG UANG, UANG UANG UANG....ASET ASET ASET.....

Gereja more than just MONEY, money money,,,,,

Pengajaran/Doktrin yg Alkitabiah itu lebih penting daripada uang. Uang, Jabatan,dll kan menyusul setelah kita mencari KERAJAAN ALLAH dan KEBENARANNYA....

Saya salut jika anda dirikan gereja dari nol, namun tetap tidak digaji 0 rupiah pun dari Gereja yg anda dirikan. Indonesia dan DUnia butuh GEmbala2 seperti anda, butuh penginjil2 sperti anda, yg tidak DIGAJI/DIBERI UPAH serupiah pun.

Saya mau dunk undang Pak JT khotbah di gereja, tapi maaf, karena jumlah jemaat gereja saya tidak lebih dari 50 orang, dan sebagian besar menengah ke bawah. Mohon Pak JT bersedia menanggung Ongkos Tiket PP. Maklum Pak JT kan tidak mau dibayar sepeser pun dari uang Gereja/Jemaat.

Pak JT, yg anda dengung2kan reformasi itu apa HANYA REFORMASI KEUANGAN GEREJA, kalo iya, ini bagi saya tidak LEBIH PENTING daripada REformasi Doktrin/Pengajaran yg salah dalam Gereja....

Soal Hamba Tuhan di desa, kota, yg merintis jemaat dari nol, bukan yg indekos di gereja mapan cari makan, tentu mereka sudah tahu bagaimana rasanya HARUS CUKUPI KEBUTUHAN ANAK_ISTRI mereka, sambil mereka mencari jiwa. kadang setahun tidak ada hasil, kadang cuma dapat 1 jiwa, kadang 5 jiwa, tergantung kerja keras Perintis Jemaat itu juga, halangan dan gempuran dari pihak Iblis kan juga tidak tinggal diam....

I Pernah dengar salah satu Gembala GBIA yg merintis jemaat di pedalaman Kal-Bar, mencuci piring dengan bersabutkan Celana Dalam yg udah sobek2.

Ada yg jadi guru les, guru privat, dosen, nanam sawit, apa saja dech, untuk mencukupi kebutuhan anak istri mereka, karena dari jemaat 1, 2, 5 10, 20, 50 orang mungkin masih belum cukup, tergantung juga tingkat ekonomi Jemaatnya.

Ingat pak JT, Alkitab berkata Seorang PEKERJA PATUT MENDAPAT UPAHNYA. Jadi, kalo anda Penginjil, Pengajar Jemaat, Gembala, anda bekerja mencari jiwa2, menginjili, berkhotbah, konseling, gembalakan, dan segala macamnya, anda berhak dapat upah/Penghasilan dari pekerjaan anda ini. Ini sudah wajar, Kaum Lewi dan Para Imam di PL juga dapat upah/penghasilan dari pemberian 11 suku.

Terapkan saja Sistem Penggajian Alkitabiah, Gembala/Pendeta hanya boleh ambil 11/10 dari Persepuluhan Jemaat (selengkapnya beli buku di SINI).

Apa Pak JT berada di Gereja Karismatik/Pentakosta? maybe benar manajemen keuangannya kacau dan seenak Gembalanya sendiri, Persembahan dipungut 2 kali dalam 1 Kebaktian, Persembahan ke-2 yg terkumpul seluruhnya masuk kantong Gembala. 5 Kali Kebaktian di Hari Minggu, maka 5 kali persembahan ke-2 itu masuk KANTONG GEMBALA. enak ya jadi Gembala seperti ini, ayo siapa yg mau???????

 

Masalah anda hanya masalah UANG UANG UANG, manajemen Keuangan Gereja anda yg kacau, tidak perlu sampai Setiap Hamba Tuhan tidak boleh dapat upah dari Pekerjaan dia sbg Hamba Tuhan.... ini Pemaksaan anda saja. Maybe anda merasa diri HEBAT, namun bisa jadi orang2 seperti anda itu buanyak di desa2, tempat terpencil yg harus pelihara Ayam, ternak, dll...

Ibu Pendeta saya dulu, menangis ketika mengunjungi Gembala di desa yg piara ayam demi cukupi anak istri.... mungkin ibu pdt itu kasihan dg Gembala ini....PRIHATIN PRIHATIN....

Paulus meski tukang Kemah, biaya sendiri, dia pun tiberi Persembahan oleh Jemaat di kota lain yg dia layani..... Its Normal, PEKERJA PATUT MENDAPAT UPAH, cuma Pekerja jangan MATRE,KORUPSI,dll

Udah dulu ya, jangan kebanyakan bahas UANG UANG UANG....lebih penting Pengajaran/Doktrin yg Alkitabiah, ntar kalo udah reformasi soal Doktrin/Pengajaran gereja, keuangan gereja otomatis juga berubah..... cara manajemennya.....

1 korintus 15:58

__________________

1 korintus 15:58

smile's picture

dede dan dennis

Dede Wijaya...emangnya apa sih yang bisa menbuat JT berapi api masalah reformasi?

Semua pendeta memang benar bisa terlena karena uang dan kedudukan. Karena mereka semuanya mau jadi pemimpin,...mau dibilang paling bener....maunya enak,...coba kita lihat,....bandingkan secara reality,...persentasekan, berapa pendeta yang ok.....dan yang tidak ok.Kalau gereja itu benda mati,..cuma bangunan dan kumpulan,...yang kita bicarakan yang hidup dan bernafasnya saja....

Anda jangan berbicara tentang contoh seupil dari kenyataan yang ada.
Semua pendeta maunya enak,..makan enak,....kotbah diruangan yang enak dan BerAC....nginep dihotel yang enak,...KENAPA coba? karena mereka akan bilang,...karena saya pelayan Tuhan, maka saya harus sejahtera,.kalau tidak sejahtera,..berarti Tuhan yang saya sembah tidak ada,...dan cuma berhala....

Bukankah Tuhan akan memberi kesejahteraan jika kita taat padanya?

Setau gue,...Tuhan ga pernah mengajarkan,...Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan kita hidup serba mewah,...Tapi jangan salahkan anak orang kaya yang lahir sdh kaya,...hehehehehhhihihih....

Kalau bukan uang dan kekuasaan ya ga ada reformis!!!! Jadi apa yang menyebabkan semuanya itu terjadi kalau bukan uang dan kekuasaan....dan kedudukan...

Anda ini sok alkitabiah,...tapi tidak bertumbuh melihat diluar itu seperti apa...

Makanya keliling,..jangan cuma katanya katanya dan katanya,....Anda kelihatan dekat dengan para pendeta dengan gereja...tapi ga dekat dengan jeritan jemaat yang lain,...

Kalau di pemerintahan, anda jaman ORBA bung....

Orang bisa melakukan reformasi dalam bentuk apa saja......kalau benar kenapa harus takut.....

untuk DS :

kriteria ada di gereja katholik...Wah,..ga salah man? Vatikan bisa mengontrol harga saham man,....Vatikan bisa buat eropa bergoncang,...apalgi jaman ALCAPONE.....hua ha hahahahah....

Memang pastur ga mikir kedudukannya akan naik pangkat?

Mereka memang tinggal di Biara / kepasturan,...tapi dibelakang itu who know?

Bukanka Yesus juga berkata :

Lukas  9
9:3 kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.

Selagi hidup didunia,..ga mungkin ga mikirin uang,....dede wijaya....

 

smile

 

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Julius Tarigan's picture

@smile: Setuju, bro!

Memang kalo dilihat dengan mata telanjang atau menilainya secara apa adanya, maka akan jelas sekali terlihat bahwa semua gereja sekarang ini sedang berkubang di lembah yg bernama uang, keakuan, dan kekuasaan. Hanya bagi "mata pikiran" yg masih begitu polos (yaitu yg belum pernah melihat melihat sendiri praktek2 kotor/busuk di gereja2), hal itu sepertinya tidak bisa terlihat.

Bro Smile, Dede Wijaya memang masih "terlalu polos", maklumlah dia kan relatif masih baru mengenal yg namanya gereja. Dia belum tau cukup banyak mengenai keadaan yg sebenarnya dari "rimba persilatan" yg dinamai gereja ini. Nanti juga, kalo udah semakin lama, 'track record'nya udah lumayan, dan udah ngalamin pahit-getirnya dekat2 dengan "orang gereja" itu, dia baru 'ngeh', seperti apa sebenarnya gereja2 sekarang ini.

Sekarang ini dia sedang 'honney-moon' dengan gereja, khususnya gereja tempatnya itu (GBII Yogya dan GBIA Jakut). Kebetulan ketertarikannya adalah kepada doktrin2, dan dia menemukan "kelebihan-kelebihan" di dalam doktrin2 yg terdapat di gerejanya itu. Dan, karena kepolosannya itu, dia hanya bisa menilai doktrin2 yg ada digereja2 yg lain dari sudut pandang doktrin2 yg ada di gerejanya, sehingga dia menjadi sangat yakin bahwa semua doktrin2 di gereja lain itu hanya sampah saja, dibanding dengan doktrin2 di gerejanya itu. Dan saat ini dia sedang 'fly on hight' alias mabok dengan doktrin2 di gerejanya itu. (Dalam keadaan begini, mustahi untuk mengajaknya memahami doktrin2 dari gereja2 yg lain secara lebih luwes atau mengatakan bahwa kebenaran miliknya hanyalah kebenaran dari sudut pandangnya semata -- bukan kebenaran yg obyektif!).

Yah, kita tunggu aja.......sampai maboknya hilang! Kapan dan bagaimana itu bisa hilang? Pasti suatu waktu dia akan ngalami juga, ketika dia tergores atau terluka dengan sikap dan perlakuan dari pendeta2 yg sekarang sangat dikaguminya itu. Semoga dia bergaulnya cukup akrab dan cukup dekat dengan para pendeta itu. Sebab, kalo dia hanya berinteraksi secara resmi2an aja, ya bakalan lama 'kepetuk'nya dengan 'sisi gelap' dari pendeta2 tersebut. Karena itu saya sangat berharap supaya dia bisa bergaul dengan sedekat/seakrab mungkin dengan mereka. Abis itu, dia baru 'tau rasa' (rupanya tak seindah yg dibayangkannya! hehehe...!)

Tapi, semua yg kita katakan itu sekarang ini tidak akan digubrisnya sama sekali , sebabnya itu tadi: dia masih dalam keadaan mabok sekarang ini (atau berada dalam keadaan ekstase dengan doktrin2 fundamentalis itu).

Begitu aja, bro. Sekedar supaya kita lebih memahami mengenai keadaan dari saudara kita yg satu itu sekarang ini. Thanks ya, bro! Gbu.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Julius Tarigan's picture

@Adam Kurniawan; Setia dalam perkara kecil!

O, begitu, ya!?

Jadi Anda mencoba "memepet" atau "memojokkan" saya kepada satu titik itu, yg Anda anggap sbg titik rawan dari tulisan saya itu, dan Anda pun langsung melancarkan serangan secara beruntun ke arah itu!

Baiklah bro, pertimbangkanlah hal-hal yang berikut ini.

Alkitab memberitahu kita bahwa:

  • "akar dari segala kejahatan ialah cinta uang" (1 Tim 6:10)
  • Orang yang "setia dalam perkara kecil" akan diserahi tanggungjawab "dalam perkara yang besar" (Mat 25:21)

Saya mau nanya ke Anda, bijaksanakah jika kita mengandalkan seseorang yang moralnya buruk, untuk memberitahu kita mengenai doktrin yang benar/murni di dalam kekristenan?

Anda berkata: lebih penting Pengajaran/Doktrin yg Alkitabiah, ntar kalo udah reformasi soal Doktrin/Pengajaran gereja, keuangan gereja otomatis juga berubah...

Manakah harusnya yg lebih dahulu: orangnya yg berubah atau doktrinnya? Bro Dede, orang bisa saja memiliki segudang doktrin yg dipercaya mati olehnya bahwa semuanya itu 100% benar/murni, tetapi hidupnya tetap gak bener! Hal itu bukan hanya soal dia gak terapkan doktrin2 itu dalam hidupnya, tetapi lebih karena dirinya sendiri memang, pada dasarnya, belum benar. Dan, orang yang belum benar (antara lain, motifnya belum benar/tulus), hanya akan menggunakan doktrin2 yg "benar" itu sebagai perlengkapan untuk melancarkan "sandiwara pelayanan"-nya saja.

Bro Dede, Anda harus mencamkan hal ini: Mengutamakan atau mendahulukan mengenai doktrin yg "benar" adalah suatu kebijakan yg salah sasaran. Sebab, di tangan orang2 yg gak benar, doktrin2 yg "benar" itu justru akan menjadi "senjata" yg sangat berbahaya. Jangan mempercayai ilusi ini: doktrin yg benar akan merubah orang menjadi benar. Tetapi, percayailah hikmat ini: orang yang benar akan menemukan dan merumuskan doktrin2 yang benar pada waktunya. (Jadi, jelaslah bahwa saya bukannya beranggapan bahwa mengupayakan doktrin2 yg benar itu tidak perlu. Urutannya saya yg harus di ubah).

Anda bilang bahwa saya hanya mempermasalahkan mengenai uang, uang, uang... Tidak tahukah Anda bahwa mengurus masalah keuangan adalah cermin yang sangat jelas, yg menunjukkan karakter dari seseorang itu? Dari ayat Alkitab di atas tadi sudah sangat jelas bahwa seseorang harus menunjukkan lebih dulu kesetiaan dalam perkara kecil (itulah karakter), barulah dia akan diserahi oleh Tuhan tanggungjawab dalam perkara yg lebih besar (termasuk di dalamnya tentu mengenai merumuskan doktrin2 yg benar).

Jadi, sorry aja, saya tidak bisa percaya dengan semua doktrin2 yg dipromosikan oleh siapapun sekarang ini, sekalipun yg dihiasa secara mencolok dengan embel-embel "Alkitabiah", sebab reformasi (yg memang lebih tertuju pada sisi moral, karakter, dan spiritual pada awalnya) haruslah lebih dahulu dilakukan terhadap semua gereja yg ada sekarang ini.

Demikianlah, semoga bisa menjadi maklum!

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

dennis santoso a.k.a nis's picture

audit keuangan nya

setuju, pengelolaan uang itu paling gampang dijadikan cermin diri. speaking about money, jadi kepikir, gimana kalo langkah awal reformasi adalah mengharuskan setiap gereja diaudit keuangannya oleh lembaga non-agamis yang independen?

contoh audit guide nya bisa dibuat seperti ini; tapi tentunya mungkin harus disesuaikan lagi dengan konsep masing2 gereja. misalnya yang percaya bahwa perpuluhan itu wajib akan beda dengan yang percaya bahwa perpuluhan itu sukarela sifatnya.

Adam Kurniawan's picture

@ JT dari Dede Wijaya

Btw gereja Pak JT apa sekarang? Apakah Pak JT sekarang bekerja sekuler, atau Melayani sbg Pendeta di sebuah gereja saat ini?

Apakah Pak JT pernah mendirikan gereja dari nol?

Btw terimakasih Pak JT mau memberi perhatian terhadap manajemen keuangan yg kacau di gereja2.

Inti komentar2 saya terdahulu adalah, Seorang Hamba Tuhan berhak atas upah, seperti kata Alkitab, Seorang PEKERJA Patut mendapat Upah.

Jadi intinya tidak mesti seperti kata anda, Pendeta/Penginjil HARUS BIAYAI DIRINYA SENDIRI dari Pekerjaan lain selain sbg Hamba Tuhan. Alias ada kerja, uang kerjanya dia pake buat pelayanan sbg Hamba Tuhan. Kalo ada yg kayak gini, saya salut, dimana dia bisa biayai pelayanannya sendiri. Namun tampaknya mustahil menurut saya, kenapa? Asumsinya Pendeta, Penginjil, Pengajar Jemaat kerjanya bukan hanya Sabtu dan Minggu, mereka kerja Senin-Minggu, jadi tidak mungkin ada waktu untuk kerja dari Senin-Jumat, apalagi kalo mereka jadi Karyawan Perusahaan, kalo Wirausaha mungkin saja, bisa ditinggal sewaktu2, misal punya toko, ternak ayam, bebek, kambing, dll, counter hp, apalagi dech.

Intinya artikel anda, masalah Manajemen Keuangan. Kalo Gereja asal saya jelas, Hamba Tuhan diGAJI, mereka diperlakukan kayak Karyawan perusahaan oleh para majelis. U sebulan kami gaji sekian juta, Persembahan Persepuluhan, dll bukan milik pendeta. Karena Pendeta sudah digaji. Persembahan Sulung (orang yg nikah) baru milik Pendeta. Pendeta itu bisa dapat uang lain dari undangan khotbah yg dia terima entah dari Persekutuan, entah dari Gereja lain.

Kalo anda bingung dg sistem manajemen keuangan gereja anda dan gereja2 lain, anda tinggal tulis Manajemen Keuangan Gereja yg Alkitabiah, seperti yg dilakukan Suhento Liauw, Th.D dengan Prinsip 11/10, baca point ke sekian dari 95 DALIL ALKITABIAH. (95 Dalil Reformasi ala John Wycliffe, Jr)

Nah kalo 95 Dalil Alkitabiah udah jalan, pasti manajemen keuangannya juga beres, karena salah satu-salah dua point itu ada bahas soal UANG&PENGGAJIAN.

Kalo Hamba Tuhan masih korupsi uang Jemaat, Laporkan KPK, laporkan Jemaat, atau pake Prinsip Alkitab, ketemu 4 mata, ketemu lebih dari 4 mata, lalu tidak dengar juga, laporkan terbuka ke Jemaat. Tindak tegas.

1 korintus 15:58

__________________

1 korintus 15:58

Julius Tarigan's picture

@Adam Kurniawan: Jurus pura-pura bego?

Bro Dede, saya rasa saya tidak ada menyembunyikan data mengenai diri dan pelayanan saya di SS ini -- nama, alamat/tpt.tinggal, tgl/thn lahir, asal gereja, peran/jabatan di gereja, foto diri, status, kegiatan sekarang, dst., semuanya adalah apa adanya, tidak ada yg direkayasa atau ditutup-tutupi. Semua data tentang saya itu bisa Anda periksa di dalam profile lengkap saya dan tulisan2 di blog saya ini.

Mengenai perkataan di Alkitab yg sepertinya suka sekali untuk Anda ulang2, yaitu bahwa "seorang pekerja layak mendapat upahnya", itu harus difahami sebagai suatu ketentuan yg umum. Yesus mengucapkannya (Mat 10:10) dan Paulus mengutipnya (1 Tim 5:18). Dan, sebagai suatu ketentuan umum, maka berlakunya hanyalah secara umum saja. Sedangkan, seorang yg masuk/terjun ke dalam pelayanan bukanlah seorang yg masih derada dalam kategori "umum" itu tadi, melainkan sudah berada dalam kategori yang khusus. Sebab, orang yg seperti itu haruslah melakukannya karena mereka telah mendapatkan panggilan yg khusus dari Tuhan, bukan hanya karena mereka "tertarik" (dengan "prospek" tertentu, apapun itu) untuk melakukannya.

Mungkin Anda akan berpikir bahwa itu hanyalah "utak-atik" saya sendiri saja terhadap firman Tuhan itu tadi. Katanya Anda mau menegakkan ajaran Paulus. Kalau begitu, perhatikanlah contoh/teladan dari Paulus dalam menjalankan pelayanannya. Paulus yg berkata begini: "Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yg memberitakan injil, harus hidup dari pemberitaan injil itu". Mungkin Anda langsung nyeletuk, "nah, 'tul kan, kata saya!". Tetapi, bacalah lagi ke ayat selanjutnya: "Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada....! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!"

Supaya nggak terlalu nyesak, saya sambungkan lagi di alinea baru ini saja: "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak punya alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."

Sambung di sini lagi: "Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu ialah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku."

Masih sambung di sini lagi: "Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak menggunakan hakku sebagai pemberita Injil." (1 Kor 9:14-18).

Bro Dede, mungkin setelah mendapatkan pesan2 yg sangat tegas dan sedemikian meyakinkan dari Rasul besar ini pun, Anda bisa saja menjadi goyah lagi, karena Anda akan (atau sudah?) dicekoki dengan alasan2 yg dicari-cari, yaitu dengan mengatakan bahwa "Ya, itu memang betul, tapi itu kan Paulus, rasul yg sangat hebat dan istimewa. Dia memang mendapatkan kasih karunia yg khusus untuk bisa begitu. Sedangkan, kebanyakan hamba Tuhan sekarang ini, kan lebih rendah di bawah Rasul PB yg luar biasa itu!".

Untuk membungkam mulut pendusta itu, bacalah lagi perkataan Paulus yg berikut ini: "Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu, bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti" (2 Tim 3:7-9).

Singkatnya, Paulus tidak boleh dilihat sebagai "perkecualian", tetapi justru harus dilihat dan dijadikan sebagai TELADAN bagi kita semua, yang rindu untuk melayani Tuhan.

Bro Dede, Anda mungkin tergolong orang yg pintar di SS ini, tetapi janganlah karena itu Anda jadi seperti memandang semua orang dengan sebelah mata. Maaf, sekalipun Anda mungkin unggul dalam satu hal, tetapi "track record" itu gak bisa dibeli (gak tergantikan dengan apa pun yg lainnya). Jadi, tolonglah, dalam penilaian2 Anda terhadap orang lain, jangan cenderung meletakkan orang "di bawah leher" Anda.

Bukan untuk memegahkan diri, hanya supaya Anda tidak terlalu arogan dalam menilai saya, camkanlah: patutkah Anda mengomentari seseorang yg telah malang-melintang di dalam pelayanan sepenuh waktu selama 20 thn (menjadi pdt/gembala jemaat selama 10 thn) dengan perkataan yg seperti ini: "Intinya artikel anda, masalah Manajemen Keuangan".(Anda telah membuat penyederhanaan thd cakupan dari tulisan saya itu, yg sdh jelas2 saya tempatkan dalam kerangka reformasi terhadap gereja2 secara keseluruhnanya). Dan, "Kalo anda bingung dg sistem manajemen keuangan gereja anda dan gereja2 lain,"(Tidak bisakah Anda melihat bahwa yg sedang saya bicarakan adalah isu2 yg universal dari gereja Kristen sekarang ini? Mengapa Anda sepertinya menempatkan saya di sebuah gereja lokal yg ancur-ancuran, di suatu sudut kampung, di Pulau Sumatera?) Dari situ kelihatan sekali bahwa Anda telah 'under estimate' kepada saya.

Sebagai orang yg relatif masih baru di dalam kekristenan dan dunia pelayanan gereja, cara Anda berbicara itu sangat tidak pantas. Saya bukannya gila hormat, tetapi tolong jangan perlakukan semua orang sama rata aja semuanya! (Ingat: Seseorang tidak akan menjadi lebih tinggi, dengan cara merendahkan orang yg lainnya). Apakah cuma pendeta2 di denominasi Anda saja yg patut untuk Anda hormati (dengan setinggi langit)? Tolong, sebelum melakukan penilaian kepada salah satu dari tulisan saya, cari tau dululah ttg orangnya dan bacalah tulisan2-nya yg sebelumnya.

Begitu saja dulu bro, semoga komunikasi kita lebih baik lagi ke depannya!

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Adam Kurniawan's picture

@ Pak JT

Bahasa tulisan kendalanya adalah EMOSI seseorang tidak terlalu terlihat dan mungkin yg bc anggap saya sedang marah. Ketika saya menulis Komentar saya di atas, yg anda tanggapi di SINI, saya menulis dengan kepala dingin, tidak sedang marah2 dg anda Pak JT. Semoga anda mengerti dulu, karena kesannya saya menangkap sepertinya anda menganggap saya sedang marah2 dan menghardik/melecehkan anda.

Oke, saya lanjutkan.

Mengapa saya katakan inti artikel anda di atas masalah Manajemen Uang (alias soal Keuangan), karena sesuai dengan pengakuan anda, Pak JT mencari Gereja yg punya 2 Kriteria berikut:

1.      Gereja yang pendeta/gembala dan semua pelayannya melayani dengan tanpa pamrih.

(masalah uang)

2.      Gereja yang bisa meniadakan atau membuat menjadi seminimal mungkin posisi-posisi kekuasaan dan aset-aset yang bersifat materi.

(masalah uang dan aset gereja)

makanya, wajar saya simpulkan Inti artikel anda di atas adalah soal Manajemen Keuangan Gereja.

Saya tidak menganggap rendah anda, saya tahu sedikit banyak diri anda dari Artikel2 dan komentar2 anda.

Namun, mohon dimengerti jika tidak setiap profil orang saya baca dan teliti, kebanyakan profil orang malah saya tidak baca, saya hanya fokus ke artikelnya, dan ingat, tidak setiap orang mengisi profilnya dengan lengkap, anda salah satu Blogger yg bagus mau menuliskan dg lengkap.

Demikian klarifikasi saya terhadap isi artikel dan komentar anda. Pak JT, saya menghormati orang2 yg berbicara dengan Santun, dan tidak cepat emosi. Semoga anda salah satunya di SS ini.

Saya respek dengan orang yg sudah lama melayani Tuhan, soal lama pelayanan saya harus angkat topi, anda lebih tua dari saya, tentu waktu anda melayani Tuhan udah makan asam garam lebih banyak dari saya.

Oh ya soal Ayat Alkitab, Hamba Tuhan adalah Pekerja, so itu berlaku untuk semua jenis pekerjaan, termasuk Pendeta, Penginjil, Pengajar Jemaat.

Dalam Gereja sbg Organisasi, ada pekerja gereja yg mungkin di gereja cukup mapan ada mulai dari Gembala, Penginjil, Pengajar Jemaat, Sekretaris Gereja, Tukang Jaga Malam gereja, Pembersih Gereja, Supir Gereja, mereka semua Pekerja juga dan layak mendapat upahnya.

hamba Tuhan itu kerjanya bukan hanya Sabtu/Minggu Pak JT, saya yakin anda mengerti hal ini, makanya tidak setiap hamba Tuhan akan punya bisnis/usaha sendiri seperti anda. Kalo banyak yg seperti anda, dan tetap bisa melayani Tuhan dari Senin-Minggu, saya SALUT dan ANGKAT TOPI tentunya. so Pekerja patut mendapat upahnya, termasuk Hamba Tuhan. Soal Hamba Tuhan mau terima atau tolak upahnya itu hal lain Pak JT.

Shalom, GBU Pak JT, selamat mereformasi gereja. Saran teman2 di komentar bisa diikuti.

1 korintus 15:58

__________________

1 korintus 15:58

bintang seven's picture

@julius tarigan nice brother

mejuah juah bro...salam kenal...gua berita:

1.      Gereja yang pendeta/gembala dan semua pelayannya melayani dengan tanpa pamrih.

2.      Gereja yang bisa meniadakan atau membuat menjadi seminimal mungkin posisi-posisi kekuasaan dan aset-aset yang bersifat materi.

kayaknya gereja kayak gini ciri2 gereja kecil yg baru merintis....idealis...tp yg bro lihat mungkin adalah contoh2 gereja yg besar dg struktur yg tadinya kecil skg dipenuhi byk orang...jadi waktu kecil bagus tp waktu berkembang keliatan belangnya krn besar...jadi apakah gereja yg baik adalah yg kecil?....gak tapi hrs ingat waktu berjuang...ingat pemimpin2 yg tanpa pamrih itu...yg jadi teladan! tanpa aset mustahil gereja jadi besar....orang2 pemimpin mustahil menginginkan gerejanya tetap kecil...tapi mungkin dlm proses besar ada hal2 yg jahat yg menelusup masuk...itulah di gereja mana aja pengetahuan Firman perlu dikobarkan supaya jemaat berhati2!

klo cuma tanpa pamrih terus berjuang dg semangat bgmana kita tahu bhw kitapun telah ditipu oleh majelis2 yg curang? bukankah kita tak mahatau?

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

__________________

orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.

Julius Tarigan's picture

@Bintang seven: Bukan masalah keci-besar, bro!

Memang, sepintas bisa kelihatan seperti itu, yaitu ketika gereja2 itu dulu masih kecil (mula2 merintis), mereka yg terlibat di dalam pelayanan itu semuanya masih polos dan tulus, rela berkorban, dan tanpa pamrih. Tetapi, kemudian, setelah gereja2 itu mulai kuat/besar, maka timbullah segala niat2 dan upaya2 yg buruk. Ya, sekilas dipandang memang sepertinya begitulan halnya.

Tetapi, sebenarnya banyak kali yg tidak demikian. Lebih sering, yg terjadi ialah karena memang orang2 yg terjun dalam pelayanan itu melakukannya dengan alasan2 yg tidak cukup memadai. Singkatnya, mereka sebenarnya tidak dipanggil oleh Tuhan untuk melakukan tugas pelayanan itu. Maaf, jkalau saya katakan bahwa mereka itu sebenarnya hanyalah "memanggil dirinya sendiri" untuk melakukan tugas pelayanan tersebut.

Panggilan Tuhan itu sendiri tidaklah harus diartikan secara mistis, tetapi secara praktis saja, yg ciri2nya dapat dilihat, antara lain:

1. Orang itu memang dipanggil Tuhan jika dia menunjukkan kemampuan yg cukup mencolok di dalam pekerjaan2 yg berkaitan erat dengan tugas pelayanannya itu. (Tuhan kan, tidak bodoh, masakan Dia memanggil orang yg gak becus untuk melakukan pekerjaan yg tertentu?).

2. Orang itu sebenarnya tidak dipanggil Tuhan, kalau dia membebankan (kebutuhan2) hidupnya sendiri kepada orang2 yang dilayaninya itu. Mengapa? Sebab, melayani itu adalah memberi. Dan, kalau memang memberi (sebagai suatu pelayanan) haruslah dengan tanpa pamrih sama sekali.

Kalau orang2 memberi sesuatu kepadanya, sebagai tanda kasih dan dukungan mereka, ya diterima saja. Tetapi, hal itu jangan sampai diharapkan. Nah, bagaimana bisa dikatakan bahwa hal itu tidak diharapkan kalau dianya sendiri selain menjalankan "pelayanan rohani"-nya itu sama sekali tidak melakoni pekerjaan yg lain lagi (untuk menafkahi hidupnya)?

Saya menekankan hal mengenai ketanpapamrihan ini adalah untuk menjelaskan mengenai benar tidaknya seseorang itu dipanggil oleh Tuhan. Sedangkan, untuk hal2 yg lainnya, seperti menilai ajaran dari seseorang itu, tentunya tidak cukup hanya dari situ saja (walaupun hal ini tetap juga merupakan satu dasar penilaian, sebelum beranjak kepada kriteria2 yg lainnya, misalnya: kesesuaian apa yg diajarkan orang tsb dengan ajaran Alkitab secara keseluruhan, dsb).

Begitu aja, semoga bermanfaat! Thanks ya, bintang seven. Gbu.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

jesusfreaks's picture

@JT : ACTION NO DEBATE

Saya udah bilang, Kamu bikin gerejanya, saya akan daftar jadi jemaatnya. Bwi hi hi hi

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Julius Tarigan's picture

@Jesusfreaks: Sudah dijawab, kan!

Saya kan udah jawab di komentarnya yg pertama, bro!

Apa perlu saya ulangi lagi di sini?

Kalau belum dibaca, baca aja dulu, ya!

Intinya: Saya sudah tidak tertarik lagi untuk "main gereja-gerejaan"!

Atau, saya sama sekali tidak bermaksud untuk buat gereja yg baru lagi. Yang saya impikan dan ingin wujudkan sekarang ini (bersama dengan semua orang Kristen lainnya, yg melihat kebutuhan yg sama ini) adalah menggulirkan suatu GERAKAN, yaitu GERAKAN untuk MEREFORMASI gereja2 sekarang ini, secara keseluruhannya.

Begitu aja, bro. Saya harap sudah bisa difahami.

(Walau begitu, thanks ya bro, untuk niat baiknya menawarkan diri).

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

jesusfreaks's picture

@JT : AJARAN KRISTUS

Saya rasa gak ada salahnya dengan "gereja gerejaan". Reformasi yang kamu maksud buat saya, SANGAT TIDAK BIJAK. Apa yang terjadi, biasanya perebutan kekuasaan. Tapi kalau kamu keluar dan mandiri, tidak ada yang sakit hati dan keberatan. Kamu harusnya lebih paham.

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Julius Tarigan's picture

@Jesusfreaks: Operasi terlihat kejam, tapi bukan kekejaman!

Pertimbangkanlah hal ini: Kalau seandainya Anda mengidap tumor yg ganas di dalam tubuh Anda, lalu dokter mengoperasinya. Tubuh Anda disayat dengan pisau dan banyak darah yg keluar. Dia menggunakan gunting, alat pencungkil, pengorek dan sebagainya, dan menggunakan semuanya itu di dalam tubuh Anda yg sudah dibeset itu tadi. Semuanya itu terlihat seperti kejam/sadis. Tetapi, sesungguhnyalah hal itu bukan merupakan tindakan yg kejam. Mengapa? Sebab, yang melakukan semuanya itu adalah seorang dokter dan dia melakukannya untuk menolong Anda. Kalau hal itu tidak dilakukan, maka nyawa Andalah yg akan menjadi taruhannya. Jadi, dari pada kekejaman, operasi itu justru merupakan tindakan belas kasihan yg dilakukan terhadap Anda.

Demikianlah juga halnya dengan reformasi gereja ini, bro! Memang terkesan seperti kejam kepada orang2 tertentu. Sebab, akan banyak sekali orang, khususnya dari kalangan pemimpin gereja/kerohanian, yang akan "lengser keprabon" karena gerakan reformasi gereja ini nantinya. Tetapi, kalau kita memang menghendaki agar gereja2 ke depan ini bisa menjadi murni dan sehat, maka  tidak bisa tidak, gereja2 yg ada sekarang ini haruslah direformasi semuanya. Dan, itu adalah harga yg pantas untuk dibayarkan, bro! Lagi pula, orang2 yg akan "lengser" nantinya itu adalah para pemimpin yg tidak becus dan orang2 yg merupakan "biang kerok" dari kerusakan dan pembusukan gereja2 selama ini.

Begitu aja dulu ya, bro! Gbu.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Julius Tarigan's picture

@Gondrong & Hai-hai: Wah, saya gak ikutan perang kalian!

Tampaknya dua orang teman kita yg sedang "bertempur" ini mau membawa "pertempuran" mereka itu ke wilayah ini juga.

Duh, maaf ya teman2, saya gak ikutan dalam perang kalian itu. Bukan apa-apa, hanya karena kita masing2 punya 'style' sendiri2, yg dirasa cocok utk dibawakan. Itu aja.

Bro Gondrong, tentu saja saya memang bersedia untuk diajak "membabat" ajaran2 yg udah ngaco. Tapi, terus terang, saya tidak mau juga melakukannya secara gegabah. Saya sudah pernah coba menghadapi Hai-hai, dengan memberi komentar beberapa kali untuk tulisan di blognya. Tetapi, saya akhirnya menimbang bahwa Hai-hai itu sebaiknya dibiarkan saja. Mengapa? Soalnya dia sudah merambah masuk terlalu jauh ke dalam wilayah para ahli, sementara dia sendiri bukanlah seorang ahli dibidang tersebut.

Dan karena di SS ini para bloggersnya adalah orang kebanyakan juga, maka debat dengan Hai-hai hanyalah debat kusir belaka. Mengapa? Sebab, semua yg dikatatakan oleh Hai-hai dan siapapun di SS ini mengenai arti dari suatu ayat Alkitab itu kan hanyalah menurut versinya masing2 aja. Menurut si A: begini. Menurut si B: begitu. Lalu, yg benar siapa? Ya, gak ada! Yang salah siapa? Ya, gak ada juga! Wong masing2 cuma mengatakan apa yg menurutnya aja. Jadi, pada dasarnya yg bisa kita lakukan di SS ini hanyalah sharing aja, bukan berdebat. Sebab, kalau berdebat, supaya gak jadi debat kusir, harus ada moderatornya. Dan, sebaiknya juga ada team penilainya.

Tapi, saya tahu bahwa hal itu sangat sukar untuk dipenuhi di SS ini. Karena itulah, menurut saya, kita para bloggers di SS ini harus membatasi dirinya sendiri untuk tidak masuk terlalu jauh kepada hal2 yg bersifat teori atau pengajaran/dogma/doktrin. Apa lagi untuk memperdebatkan mengenai hal2 itu. Kalau memang sangat tertarik untuk melakukan yg begitu dan merasa dirinya mumpuni untuk itu, ya silahkan aja cari sarana/tempat yg memang khusus untuk tujuan yg seperti itu (misalnya di situs2 seminari teologia). Sebab, kalau di sana yg menanggapi pun memang orang2 yg sudah mengkhususkan diri di bidang itu juga. Tetapi, kalo di SS ini, tanggapan seperti apa yg bisa diharapkan? Karena, semuanya hanyalah orang2 awam! Ngapainlah kita jadi orang pintar, tapi pintarnya cuma di antara orang2 yg memang awam di dalam bidang tersebut!

Karena itu, saya telah putuskan untuk diri saya sendiri, masing2 bloggers ajalah yg harus bijak2 membawakan diri di SS ini. Masing2 jalan ajalah sesuai style yg dirasa cocok untuknya. Biarin ajalah si Hai-hai itu dengan gaya nyentriknya itu. Nanti dia bakal campek sendiri juga, kan!

Begitu saja ya, semoga bisa membawa kita semua ke suasana yg lebih kondusif lagi ke depannya. Thanks, bro Gondrong! Thanks, bro Hai-hai!

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

GODARMY's picture

om Julius

pengkotbah gak dibayar? datang sendiri? oh ada
pemain musik gak dibayar? oh ada
tidak perlu beli gedung? oh ada
tidak perlu sumbangan? oh ada
tidak perlu urunan uang transport? oh ada saja

Jawabannya adalah : ADA TAPI BUKAN GEREJA OM, ITU KELOMPOK SEL
kalau yang anda maksud ialah gereja, apa yang anda tulis ini memang baik, tapi bagi para penyamun apakah baik-baik saja? saya kira sangat amat mustahil untuk mereformasi gereja maupun seluruh aliran gereja yang ada di Indonesia.

Anda mau mereformasi gereja karismatik, reformer, injili, luteran,gki , pentakosta, bethany, tabernakel, gbia  dll bahkan GBI, tapi apa pemimpin-pemimpin semua aliran mau mendengarkan anda? Mustahil om.
 

Jika memang program reformasi yang anda tawarkan, kenapa anda tidak langsung saja memberi surat terbuka (tentang ide anda) pada masing-masing pemimpin aliran itu?bukankah lebih tepat dan langsung ke sasaran?

kalo gereja jaman sekarang semua bisa gratis tanpa pamrih, bukan cuma Jfreak, gue juga mau jadi jemaatnya om hahaha..

 

 

 

 

JESUS IS GOD

__________________

JESUS IS GOD

Julius Tarigan's picture

@Godarmy: Semua penyamun pasti ogah direformasi!

Bro Godarmy, yang namanya reformasi itu, apa lagi jika diterapkan untuk gereja, pastilah bukan sesuatu yg biasa2 aja. Reformasi adalah suatu tuntutan yg radikal untuk dilakukannya perubahan2 yg menyeluruh. Jadi, bukan hanya anjuran untuk melakukan perbaikan di sana-sini secara sebagian2 saja, atau hanya secara "tambal-sulam" saja.

"apa pemimpin-pemimpin semua aliran mau mendengarkan" saya atau menerima tuntutan2 dari gerakan reformasi ini? Terus terang bro, kalo suatu lembaga udah menjadi target untuk direformasi, itu selalu karena para pemimpinnya selama ini telah berlaku culas dan tidak becus. Jadi, hampir gak ada tuh, yg namanya gerakan reformasi diterima dengan tangan terbuka oleh para pemimpin (dari lembaga yg hendak direformasi itu). Biasanya semua pemimpin di sana pasti akan menentang habis2an terhadap semua upaya2 untuk mereformasi itu. Mengapa? Sebab mereka itulah yg selama ini bisa mengeruk keuntungan bagi dirinya sendiri, dari keadaan yg sudah rusak parah itu. Karena itu mereka (dan kroni2nya) akan, dengan segala daya dan upaya, mempertahankan "status quo" (=keadaan yg sekarang).

Jadi, bro Godarmy, mengirim surat kepada para pemimpin itu secara per pribadi, jelas tidak akan ada artinya (masuk tong sampah!). Dan, reformasi baru bisa terjadi kalau gerakan itu mendapatkan dukungan dari massa. Dan supaya dukungan massa bisa diperoleh, gagasan2 yg menyangkut mengenai reformasi itu haruslah disebar-luaskan dan disosialisasikan. Kalau bisa, sosialisasi itu dilakukan secara besar2an.

Tetapi, karena ini adalah gerakan reformasi gereja, maka kita harus melakukannya dengan cara2 yg tidak melanggar aturan dan etika kekristenan. Kita, tentunya, harus selektif atau tidak boleh dengan begitu saja menggunakan semua cara2 yg dilakukan orang2 dunia dalam mereformasi, misalnya, suatu pemerintahan.

Mengenai pelayanan yg harus tanpa pamrih, bacalah jawaban yg saya tujukan kepada Adam Kurniawan yg baru saya postingkan dan yg sebelumnya juga kepada bintang seven.

Begitu aja ya, Godarmy! Thx.

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

hai hai's picture

@JT, Anda Punya Cermin?

Dan karena di SS ini para bloggersnya adalah orang kebanyakan juga, maka debat dengan Hai-hai hanyalah debat kusir belaka. Mengapa? Sebab, semua yg dikatatakan oleh Hai-hai dan siapapun di SS ini mengenai arti dari suatu ayat Alkitab itu kan hanyalah menurut versinya masing2 aja. Menurut si A: begini. Menurut si B: begitu. Lalu, yg benar siapa? Ya, gak ada! Yang salah siapa? Ya, gak ada juga! Wong masing2 cuma mengatakan apa yg menurutnya aja. Jadi, pada dasarnya yg bisa kita lakukan di SS ini hanyalah sharing aja, bukan berdebat. Sebab, kalau berdebat, supaya gak jadi debat kusir, harus ada moderatornya. Dan, sebaiknya juga ada team penilainya.

Julius tarigan yang terhormat, anda punya cermin? Bila punya silahkan berdiri di hadapan cermin tersebut lalu tataplah cermin itu. Saudara, yang anda liat di dalam cermin itu adalah bayangan Julius Tarigan, bukan hai hai juga bukan blogger SABDA Space yang lain.

Anda tahu pelajaran apa yang bisa anda dapatkan dari bercermin? Bila diri anda hanya MAMPU debat kusir belaka dan HANYA mampu memahami Alkitab MENURUT diri sendiri. KEtahuilah bahwa itulah Julius Tarigan, bukan hai hai atau blogger lainnya. Bila anda menyadari diri sendiri bodoh, jangan pernah menganggap orang lain lebih bodoh!

Tapi, saya tahu bahwa hal itu sangat sukar untuk dipenuhi di SS ini. Karena itulah, menurut saya, kita para bloggers di SS ini harus membatasi dirinya sendiri untuk tidak masuk terlalu jauh kepada hal2 yg bersifat teori atau pengajaran/dogma/doktrin. Apa lagi untuk memperdebatkan mengenai hal2 itu. Kalau memang sangat tertarik untuk melakukan yg begitu dan merasa dirinya mumpuni untuk itu, ya silahkan aja cari sarana/tempat yg memang khusus untuk tujuan yg seperti itu (misalnya di situs2 seminari teologia). Sebab, kalau di sana yg menanggapi pun memang orang2 yg sudah mengkhususkan diri di bidang itu juga. Tetapi, kalo di SS ini, tanggapan seperti apa yg bisa diharapkan? Karena, semuanya hanyalah orang2 awam! Ngapainlah kita jadi orang pintar, tapi pintarnya cuma di antara orang2 yg memang awam di dalam bidang tersebut!

Saudara Julius Tarigan yang mulia, izinkan saya bertanya. Anda sudah membaca semua blog yang anda unggah dengan teliti dan hati-hati dan memahaminya? Saudara Julius, apa bila anda HANYA mampu memahami ajaran Alkitab sejauh yang anda tulis, jangan MENGIRA bahwa orang lain juga HANYA mampu memahaminya sejauh anda. Ketahuilah, banyak blogger yang lebih PINTER dari anda di SABDA Space ini.  Itu sebabnya tulisan tulisan SEKELAS tulisan anda ini jumlah HITNYA dan KOMENTARNYA sangat RENDAH! Kenapa hal itu terjadi? Hal itu terjadi karena ANDA, Julius Tarigan sama sekali tidak MUMPUNI. 

Apabila boleh memberi nasehat, mungkin sebaiknya silahkan saja cari sarana/tempat yg memang khusus untuk tulisan tidak bermutu dari penulis tidak mumpuni seperti anda, sebab kalau di sana yg menanggapi pun memang orang2 yg tidak mumpuni seperti anda. Tetapi, kalo di SS ini, tanggapan seperti apa yg bisa diharapkan? Karena, semua bloggernya lebih mumpuni dari anda. Ngapainlah kita jadi orang sok pintar, tapi sok pintarnya di antara orang2 yg memang pintar di dalam bidang tersebut!

Karena itu, saya telah putuskan untuk diri saya sendiri, masing2 bloggers ajalah yg harus bijak2 membawakan diri di SS ini. Masing2 jalan ajalah sesuai style yg dirasa cocok untuknya. Biarin ajalah si Hai-hai itu dengan gaya nyentriknya itu. Nanti dia bakal campek sendiri juga, kan!

Karena itu saya telah putuskan untuk diri saya sendiri, masing-masing ngeblog sesuai kemampuannya masing-masing dan minat serta gayanya masing-masing. biarkan saja si Julius Tarigan dengan gaya sok pinternya. Lama-lama juga dia akan lebih pinter bukan?

Begitu saja ya, semoga bisa membawa kita semua ke suasana yg lebih kondusif lagi ke depannya. Thanks, bro Gondrong! Thanks, bro Hai-hai!

Begitu saya ya, semoga bisa membawa kita semua ke suasana yang lebih kondusif lagi ke depannya. Thanks Julius Tarigan. Thanks handai taulan semua.

Ada seekor katak yang menyangka bahwa di dunia ini hanya ada KATAK. Hal itu terjadi karena selama 10 tahun dia hidup di dalam tempurung. Mungkin katak itu harus diajak jalan-jalan kelur dari batoknya untuk melihat dunia.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Julius Tarigan's picture

@Hai-hai: Go ahead!

Dari cara bicara Anda, menunjukkan bahwa Anda itu penuh dengan kepahitan (dan "roh pertengkaran" ditambah lagi dengan "haus akan pengakuan"). Saya tidak tahu apa sebabnya dan juga tidak tahu Anda kepahitan dengan siapa.

Maaf, saya tidak bersedia menerima kepahitan Anda!

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

hai hai's picture

@JT, Sudah Bercermin?

Dari cara bicara Anda, menunjukkan bahwa Anda itu penuh dengan kepahitan (dan "roh pertengkaran" ditambah lagi dengan "haus akan pengakuan"). Saya tidak tahu apa sebabnya dan juga tidak tahu Anda kepahitan dengan siapa.

Bukankah saya membalas komentar anda dengan cara anda memberi komentar? Kenapa anda tidak membandingkan komentar saya dengan komentar anda? Ha ha ha ha ha ha ..... Bukankah saya menggunakan timbangan yang sama dan menimbang dengan cara yang sama?

Maaf, saya tidak bersedia menerima kepahitan Anda!

Maaf, saya hanya mengembalikan kepahitan anda kepada anda.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

GONDRONG's picture

hai-hai ; anda jangan bikin onar, PR anda belum selesai

Hai-hai, PR anda belum selesai kerjakan PR anda dibawah ini

Gondrong, saya sering terkagum-kagum dengan orang-orang seperti anda. Tidak dirinya tidak tahu berlaku sok tahu dan akhirnya mempermalukan diri sendiri di depan banyak saksi bukan dengan ketidaktahuannya namun dengan sikap BEBAL yang MEMUAKKAN.

Hai-hai dengan semakin banyak komentar-komentar anda yang nggak karu-karuan para blogger SS semakin tahu bahwa anda tidak kurang tidak lebih hanyalah PEMBUAL yang menjual DAGELAN di SS.

Bila anda tukang parkir diPlasa Senayan tidak apa-apa anda bicara sembarangan, saya tidak akan terlalu menggubris namun karena anda salah seorang blogger SS terkemuka maka saya merespon anda dengan sangat keras setiap pernyataan anda yang sembarangan.

ma·ha·sis·wa n orang yg belajar di perguruan tinggi;
ke·ma·ha·sis·wa·an n seluk-beluk mahasiswa; yg bersangkutan dng mahasiswa: kuliah kerja nyata (KKN) tidak dapat dipisahkan dr kegiatan -

Sudah jelas ? Silahkan bertanya bila belum jelas.

Ha ha ha ha ha ha ha ...... Gondrong, kalau sekedar mengutip dari Kamus, kutu kupret juga bisa. Anda tahu, salah satu cabang ilmu bahasa namanya MORFOLOGI. Anda harus belajar Morfologi dulu sebelum mampu menjelaskan arti kata MAHASISWA.

Ha ha ha ha ha ...... Kata MAHA selalu nempel dengan kata di belakangnya. Ketika melihat anda menulis "MAHA" terpisah dari kata di belakangnya, saya langsung tahu bahwa anda YAK-YAK-O dan sama sekali nggak PAHAM arti kata MAHA. Itu sebabnya ketika menjelaskan kata MAHAMULIA, saya tidak menjelaskan arti kata MAHA. Bila anda orang yang berpikir LOGIS dan KRITIS, pasti akan membahas kata MAHA.

Anda tidak melakukannya karena di KBBI online, kata MAHA tidak ada sama sekali. Ha ha ha ha ha ha ........ Di kamus KBBI buku ada lho mas. He he he he ....

Perhatikan makna kata Mulia dari KBBI Edisi ke 3 hal 76. Mulia berarti: 1.Tinggi, tertinggi, terhormat 2. Luhur,baik budi 3. bermutu tinggi ; berharga

Gondrong, anda lupa bahwa saya adalah seorang AUDITOR. Ketika FOKUS,  saya sangat teliti dan akurat. Ketika diskusi di SABDA Space, saya sangat FOKUS pada komentar-komentar lawan diskusi saya. Itu sebabnya saya langsung tahu bahwa anda MEMBUAL atau anda SALAH kutip. Di dalam KBBI edisi berapapun, kata MULIA mustahil ditemukan di halaman 76. Ha ha ha ha ha .... Itu sebabnya saya menggoda anda, punya KBBI atau tidak? He he he he .... anda punya kamus namun nggak tahu keberadaan KBBI online. Itu nampak dari cara anda mengutip, nggak mau ngetik secara lengkap.

Tulisan diatas memang saya salah ketik karena yang benar adalah hal  761 KBBI Edisi ketiga namun sudah saya betulkan dalam komentar saya yang sebelumnya. Kata-kata maha mulia memang saya ungkapkan untuk memancing anda belajar baik-baik sebelum menulis komentar.

Gondrong: Perhatikan makna kata termulia : paling mulia ; paling dimuliakan (konteks raja)

Perhatikan makna kata Maha Mulia : Teramat Mulia (konteks Allah)

Mas bonek, anda baca dari mana TERMULIA itu konteknya RAJA? Ha ha ha ha ..... Dari KBBI Edisi ke 3? Silahkan cari sampai kuda gigit jari, anda tidak akan menemukannya. Ha ha ha ha ha .... Gondrong, bila anda hendak menegakkan kebenaran, jangan pernah melakukannya dengan MEMBUAL.

termulia = paling mulia; paling dimuliakan

apapun konteknya, termulia artinya paling mulia; paling dimuliakan

Gondrong, kata mahamulia harus ditulis MAHAMULIA, bukan MAHA Mulia. Anda tahu kenapa? He he he he .... Belajar Morfologi mas.

And mau tahu kenapa Teramat Mulia tidak berarti paling mulia; paling dimuliakan? Belajar Morfologi mas!

Anda tahu kenapa tertulis di dalam kamus: mahamulia = teramat mulia (Allah)?

Ha ha ha ha ha ha .... bila anda belajar Morfologi bahasa Indonesia, anda akan tahu. Allah (dilafalkan: Auloh) Yang Mahamulia adalah istilah KHAS umat MUSLIM. Itulah alasannya. Ha ha ha ha ha ha .... Anda nggak tahu kan? Makanya belajar Morfologi bahasa Indonesia dan untuk mengonfirmasi hal itu, anda harus baca Alquran. He he he he he ....

Hai-hai anda diatas tadi sendang melakukan jurus KENCING TERBIRIT-BIRIT yang digabung dengan jurus WATON NYERUDUK....ha..ha..ha..ha  Jangan KALAP mas, biarlah KEBENARAN saya ungkapkan keluar sehingga para Blogger tahu bahwa anda tidak lebih tidak kurang adalah SEORANG PEMBUAL. Perhatikan kutipan dari komentar saya dahulu :

KBBI Edisi ke 3 hal 761

(versi lengkapnya saya kutip)

KBBI on Line

KBBI versi hai-hai

mu·lia a 1 tinggi (tt kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat: yg - para duta besar negara sahabat; 2 luhur (budi dsb); baik budi (hati dsb): sangat -- hatinya; 3 bermutu tinggi; berharga (tt logam, msl emas, perak, dsb): logam --;
hendak -- bertabur urai, pb
jika orang ingin mendapatkan kemuliaan atau ingin mulia di mata orang lain, hendaklah berani mengeluarkan uang, jangan kikir;
me·mu·li·a·kan v menganggap (memandang) mulia; (sangat) menghormat; menjunjung tinggi: kita wajib - nama orang tua kita; - perintah Tuhan;
ter·mu·lia a paling mulia; paling dimuliakan: dialah yg - dr segala hamba raja;
mem·per·mu·lia v menjadikan lebih mulia: kehalusan budi pekerti akan - kedudukannya di masyarakat;
pe·mu·lia n 1 orang yg memuliakan; 2 orang yg membuat (menjadikan) sesuatu bermutu lebih tinggi;
- ternak ahli dl hal pemuliaan ternak;
pe·mu·li·a·an n 1 hal memuliakan; 2 perihal membuat (menjadikan) sesuatu hal lebih bermutu atau lebih unggul;
ke·mu·li·a·an n hal (keadaan) mulia; keluhuran; keagungan; kehormatan: terpujilah -Mu, ya Tuhan

ma·ha·mu·lia a teramat mulia (Allah)

 

mu·lia a 1 tinggi (tt kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat: yg - para duta besar negara sahabat; 2 luhur (budi dsb); baik budi (hati dsb): sangat -- hatinya; 3 bermutu tinggi; berharga (tt logam, msl emas, perak, dsb): logam --;
hendak -- bertabur urai, pb
jika orang ingin mendapatkan kemuliaan atau ingin mulia di mata orang lain, hendaklah berani mengeluarkan uang, jangan kikir;
me·mu·li·a·kan v menganggap (memandang) mulia; (sangat) menghormat; menjunjung tinggi: kita wajib - nama orang tua kita; - perintah Tuhan;
ter·mu·lia a paling mulia; paling dimuliakan: dialah yg - dr segala hamba raja;
mem·per·mu·lia v menjadikan lebih mulia: kehalusan budi pekerti akan - kedudukannya di masyarakat;
pe·mu·lia n 1 orang yg memuliakan; 2 orang yg membuat (menjadikan) sesuatu bermutu lebih tinggi;
- ternak ahli dl hal pemuliaan ternak;
pe·mu·li·a·an n 1 hal memuliakan; 2 perihal membuat (menjadikan) sesuatu hal lebih bermutu atau lebih unggul;
ke·mu·li·a·an n hal (keadaan) mulia; keluhuran; keagungan; kehormatan: terpujilah -Mu, ya Tuhan

ma·ha·mu·lia a teramat mulia (Allah)

 

mahamulia = teramat mulia

mulia =

  1. tinggi (tt kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat: yg - para duta besar negara sahabat;
  2. luhur (budi dsb); baik budi (hati dsb): sangat -- hatinya;
  3. bermutu tinggi; berharga (tt logam, msl emas, perak, dsb): logam --;

termulia = paling mulia; paling dimuliakan

mahamulia = termulia

 

Dari perbandingan kata mulia diatas, para SS-er terlihat bahwa hai-hai sedang mencoba menipu kita dengan definisi kata-kata MAHAMULIA, disinilah hai-hai mencoba mengaburkan bahwa makna kata mahamulia dalam konteks KBBI adalah ditujukan kepada Allah, tetapi hai-hai membelokkan hal tersebut kepada iblis.

Mas hai-hai sekarang perhatikan : ter·mu·lia a paling mulia; paling dimuliakan: dialah yg - dr segala hamba raja;

Kata-kata diatas ini diungkapkan untuk konteks manusia biasa - raja bukan konteks Allah.

Sekarang anda perhatikan : ma·ha·mu·lia a teramat mulia (Allah)

Sekarang perhatikan kutipan saya pada komentar sebelumnya :

Sekarang masuk kedalam hal yang paling penting setelah mengetahui konteks makna kata mahamulia sekarang kita meneliti judul dari artikel hai-hai :

Perhatikan makna kata termulia : paling mulia ; paling dimuliakan (konteks raja)

Perhatikan makna kata MahaMulia : Teramat Mulia (konteks Allah)

Dari masing-masing pernyataan kata-kata mulia dapat dikatakan bahwa Maha Mulia berarti TERAMAT MULIA YANG JAUH MELEBIHI KEMULIAAN RAJA dalam Konteks ALLAH.

Sekarang kembali kejudul hai-hai :

Iblis Yang Mahamulia Adalah Arwah Jahat YHWH.

Perhatikan frasa yang dipakai hai-hai bahwa IBLIS ADALAH mahamulia, maka tidaklah berlebihan jika kita menafsirkannya :

Kesimpulannya : BAHWA HAI-HAI SEDANG MEMPERMULIAKAN IBLIS DIATAS  SEGALA-GALANYA DENGAN MENYAMAKAN KEMULIAAN IBLIS DENGAN KEMULIAAN ALLAH.

Kata-kata diatas ini digunakan untuk konteks Allah. Walaupun Islam mengajarkan bahwa itu adalah istilah khas mereka bahwa allah swt MahaMulia. Sekarang anda tinggal dimana, jelas diIndonesia bukan ? Jika anda mau konsisten dengan statement anda seharusnya andapun seharusnya membaca ALKITAB bahasa ibrani dan yunani kuno namun saya sangat mengerti bahwa orang-orang seperti anda pasti tidak konsisten dengan perkataan anda?Dengan Standar bahasa Indonesia dengan baik dan benar seperti yang ada pada KBBI, namun tidak semua yang disana harus kita telan mentah-mentah. Akan tetapi dengan istilah MahaMulia, ternyata anda lebih senang memakaikannya kepada IBLIS daripada kepada Allah ? apakah anda MERENDAHKAN DAN MERAGUKAN KE-MAHAMULIAAN ALLAH TRITUNGGAL yang telah diajarkan secara jelas dalam ALKITAB ? Ayat yang menunjukkan ALLAH MAHAMULIA sangat banyak mas!!!

Orang Kristen jarang sekali menyatakan Allah MAHAMULIA. Anda tahu kenapa?

Ha ha ha ha ha ha ha ....... Gondrong, tanggal 13 Februari 2010 umur saya genap 45 tahun. Saya mulai belajar Alkitab secara serius jauh sebelum menjadi orang Kristen, itu di mulai tahun 1974. Bila tahun 1992 kami tidak mengalami kebakaran, saya pasti menunjukkan kepada anda nilai-nilai dan ijazah kursus Alkitab tertulis saya. Terkadang saya ingin tahu apakah KALAM HIDUP memiliki sistem administrasi yang baik, bila mereka punya, pasti mereka punya catatan tentang seorang murid SD dengan alamat SD. Debora - Jalan Siliwangi No. 121 Cicurug - Sukabumi - Jawa Barat bernama Ang Ci Yang dengan tulisan cakar ayamnya MEMINTA mereka untuk membuka progarm baru karena telah lulus dari semua program mereka namun ingin terus belajar lewat kursus Alkitab tertulis. Ha ha ha ha ha ha ..... Itu kenangan yang indah karena saat itu tercatat di dalam raport saya: AGAMA: Islam.

Ha ha ha ha ha ..... Anda tahu, ketika guru saya ngotot untuk mengubah agama, saat itu saya menangis dan berkata, "Kalau tidak boleh Islam, saya pilih Khonghucu, agama Papa saya. Saya bukan orang Kristen."

Kembali ke masalah. Anda tahu berapa kali Alkitab bahasa Indonesia menggunakan kata, MAHAMULIA untuk Allah? 1 Kali di Perjanjian Lama dan satu kali di Perjanjian Baru.

Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk. Yesaya 57:15

Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." 2 Petrus 1:17

Hua ha ha ha ha .... silahkan anda pelajari dari kata apakah kata MAHAMULIA itu diterjemahkan? Dengan demikian, mungkin anda akan MEMAHAMI apa arti kata MAHAMULIA dengan Alkitab sebagai standard kebenaran.

Hai-hai, disinilah terlihat bahwa anda cukup bego dalam membuat statement-statement apakah dengan anda mengatakan bahwa kata-kata MAHAMULIA itu tidak cocok untuk Allah tetapi untuk iblis. Hai-hai, tahukah anda bagaimana bahwa suatu pengajaran dari ALKITAB itu dapat didapatkan dari :

Ø      Kata-kata yang langsung sama di ALKITAB

Ø      Intisari dari pengajaran beberapa ayat di ALKITAB

Saya makin lama makin melihat sebetulnya anda itu hanya orang TOLOL , hanya YAK-YAK-O. Karena untuk hal yang begini sederhana saja tidak bisa tahu, dalam ayat yang secara langsung terdapat kalimat bahwa Allah Mahamulia ada 3 ayat, akan tetapi anda menyatakan hanya 2 ayat.

Kembali kefokus diatas, yaitu menujukkan ayat-ayat Alkitab yang yang menyatakan bahwa ALLAH MAHAMULIA :

Secara Langsung :

Yes. 57:15Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

Kis. 7:2Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran,

2Ptr. 1:17Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

 

Yang terdapat intisari ayat ALKITAB :

Kel. 15:11Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?

Ul. 28:58Jika engkau tidak melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat yang tertulis dalam kitab ini, dan engkau tidak takut akan Nama yang mulia dan dahsyat ini, yakni akan TUHAN, Allahmu,

1Sa. 15:29Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."

Neh. 9:5Dan berkatalah Yesua, Kadmiel, Bani, Hasabneya, Serebya, Hodia, Sebanya dan Petahya, orang-orang Lewi itu: "Bangunlah, pujilah TUHAN Allahmu dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Terpujilah nama-Mu yang mulia, yang ditinggikan mengatasi segala puji dan hormat!"

Ayb. 36:22Sesungguhnya, Allah itu mulia di dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia?

Mzm. 29:3Suara TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar.

Mzm. 72:19Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin.

Mzm. 76:4(76-5) Cemerlang Engkau, lebih mulia dari pada pegunungan yang ada sejak purba.

Yes. 33:21Di situ kita akan melihat betapa mulia TUHAN kita: seperti tempat yang penuh sungai dan aliran yang lebar; perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak menyeberanginya.

Yak. 2:7Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?

2Ptr. 1:3Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.

Hai-hai diatas itu adalah pembahasan sebagian dari atribut ALLAH yang MahaMulia. Dari ayat-ayat diatas anda dapat melihat bahwa kalimat yang menunjukkan bahwa Allah MAHAMULIA dapat terlihat dari perbandingan frasa kata mulia yang dimiliki oleh ALLAH baik dari kuasa, nama dll yang tidak terlampaui oleh kemuliaan apapun yang ada termasuk kemuliaan iblis. Dengan anda menyatakan bahwa Iblis Mahamulia anda telah MENGHINA KEMULIAAN ALLAH YANG MAHAMULIA. Biarlah para SS-er mengetahui bahwa anda hanyalah seorang PEMUJA KEMULIAAN IBLIS dengan mengenakan atribut kemahamuliaan Allah pada Iblis.

Pdt. Dr. Stephen Tong sering mengajarkan bahwa dia sangat mengagumi bangsa Jerman dan Jepang karena prinsip KEAKURATAN kedua bangsa tesebut. Menurutnya, Jerman belajar tentang keakuran dari Marthin Luther, Martin Luther belajar dari Alkitab sementara orang Jepang belajar dari bangsa Jerman.

Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, menurut saya, Bangsa Jerman belajar tentang prinsip AKURAT dari Alkitab sementara bangsa Jepang belajar dari kitab-kitab Tiongkok kuno. Bangsa Yahudi dan Tiongkok tidak AKURAT lagi karena LI (kesusilan) kuno tidak diajarkanlagi secara lengkap.

Hai-hai anda jangan mengutip kalimat dari Stephen Tong, karena anda sebenarnya sedang menusuk dia dari belakang pada saat ini dengan menghancurkan teologi reformed dengan teologi SEKAREPE DEWE yang sedang anda bangun sekarang.

Hai-hai, anda tahu tidak kenapa anda menjadi rusak rohaninya, karena anda tercemar pikiran-pikiran filsafat yang anda pelajari. Maka benarlah perkataan ini : Stephen Tong belajar Filsafat tidak menjadi sesat, tetapi hai-hai belajar filsafat malah jadi SONTOLOYOLOGI. Anda mengerti SONTOLOYOLOGI : itu adalah ilmu SONTOLOYO yang anda miliki sekarang yang hanya berisi BUALAN dan WATON BENGOK yang anda ciptakan sendiri.

Saudara Gondrong, anda harus membangun rumah di atas batu karang, bukan di atas pasir. Anda harus membangun rumah dari batu, bukan jerami.

Hai-hai, sebaliknya andalah yang harus membangun pola pikir anda diatas dasar yang teguh yaitu YESUS KRISTUS, bukan diatas segala keinginan-keinginan daging anda.

Salah satu kalimat yang mengubah hidup saya diucapkan oleh almarhum Dr. Li Tek Ceng, ahli Timur Jauh. Ketika dia memimpin seminar di kampus kami, dia berkata kira begini,

"Anda tahu perbedaan generasi saya dengan generasi anda? generasi anda, pagi punya cita-cita sore harus kesampaian. Bila tidak tercapai, kalian bilang Tuhan tidak Adil lalu berhenti berjuang. Saya punya banyak cita-cita setua ini baru sedikit yang tercapai, namun saya terus berusaha mewujudkannya."

Mas gondrong, bila benar usia anda lebih dari setengah abad, itu berarti anda lebih tua dari saya. Namun, walaupun lebih tua, anda bukan lawan yang tangguh bagi saya baik dalam hal bahasa maupun dalam hal pengetahuan Alkitab. Belajar baik-baik mas sebelum mengajar di SABDA Space atau anda takan dipemalukan.

Hai-hai, saya hanya menggoda anda dengan mengatakan bahwa usia saya jauh lebih tua. Usia saya jauh lebih muda daripada anda namun anda terlalu SOMBONG untuk mau belajar ALKITAB baik-baik. Mas hai-hai, percayalah saya....akan tiba waktunya dan sudah tiba waktunya bahwa artikel-artikel ini menjadi BOM WAKTU yang meledak yang akan menghancurkan anda sendiri....bertobatlah hai-hai !!!

Oh ya, anda sudah tahu dari mana saya tahu bahwa Iblis disebut ARWAH YHWH? Bila tidak tahu, bertanyalah dengan sopan dan berdoalah agar saya berbaik hati untuk menjelaskannya. Ha ha ha ha .....

Mas hai-hai untuk anda ketahui, saya tidak akan bertanya kepada anda karena tulisan anda sudah jelas menceritakan bahwa IBLIS MAHAMULIA yang ADALAH AWRWAH JAHAT YHWH adalah dari pikiran anda yang terlalu sering MEMBUAL dan NGELANTUR. 

hai hai's picture

@Gondrong, Termulia

ter·mu·lia a paling mulia; paling dimuliakan: dialah yg - dr segala hamba raja;

Kata-kata diatas ini diungkapkan untuk konteks manusia biasa - raja bukan konteks Allah.

Mas gondrong, baiklah saya beri anda pelajaran tambahan bahasa Indonesia.

coba anda perhatikan tanda kurang (-) dalam kalimat di dalam KBBI tersebut di atas. Tanda itu adalah CARA atau teknik untuk mengehmat TULISAN di dalam KBBI. TANDA harus dibaca TERMULIA sehingga kalimat lengkapnya adalah:

dialah yg  ter·mu·lia  dr segala hamba raja;

Mas Gondrong, itu adalah CONTOH kalimat penggunaan KATA termulia. Kalimat di atas sama sekali tidak berbicara tentang RAJA, namun berbicara tentang SEGALA HAMBA RAJA.

ma·ha·mu·lia a teramat mulia (Allah)

Mas Gondrong, KBBI tidak mengenal KONTEKS, yang ada hanya CONTOH penggunaan sebuah KATA. Kata "Allah" di dalam kalimat tersebut di atas sama sekali TIDAK mengajarkan bahwa kata mahamulia HANYA digunakan untuk Allah, NAMUN memberi CONTOH penggunaan kata mahamulia. "Allah Yang Mahamulia" atau "Allah mahamulia" Saya sengaja menulis:

Ha ha ha ha ha ha .... bila anda belajar Morfologi bahasa Indonesia, anda akan tahu. Allah (dilafalkan: Auloh) Yang Mahamulia adalah istilah KHAS umat MUSLIM. Itulah alasannya. Ha ha ha ha ha ha .... Anda nggak tahu kan? Makanya belajar Morfologi bahasa Indonesia dan untuk mengonfirmasi hal itu, anda harus baca Alquran. He he he he he ....

Untuk menguji setinggi apa pengetahuan bahasa Indonesia anda. Ternyata, pengetahuan bahasa Indonesia anda benar-benar mengenaskan karena selain tidak paham Morfologi bahasa Indonesia, anda pun tidak tahu bagaimana cara menggunakan KAMUS dengan benar. 

Kata-kata diatas ini digunakan untuk konteks Allah. Walaupun Islam mengajarkan bahwa itu adalah istilah khas mereka bahwa allah swt MahaMulia. Sekarang anda tinggal dimana, jelas diIndonesia bukan ? Jika anda mau konsisten dengan statement anda seharusnya andapun seharusnya membaca ALKITAB bahasa ibrani dan yunani kuno namun saya sangat mengerti bahwa orang-orang seperti anda pasti tidak konsisten dengan perkataan anda?Dengan Standar bahasa Indonesia dengan baik dan benar seperti yang ada pada KBBI, namun tidak semua yang disana harus kita telan mentah-mentah. Akan tetapi dengan istilah MahaMulia, ternyata anda lebih senang memakaikannya kepada IBLIS daripada kepada Allah ? apakah anda MERENDAHKAN DAN MERAGUKAN KE-MAHAMULIAAN ALLAH TRITUNGGAL yang telah diajarkan secara jelas dalam ALKITAB ? Ayat yang menunjukkan ALLAH MAHAMULIA sangat banyak mas!!!

Komentar anda di atas menunjukkan dengan gamblang bahwa anda sama sekali tidak paham bahasa Indonesia bahkan nggak ngerti cara menggunakan kamus dengan benar.

Saudara gondrong, izinkan saya menasehati anda dengan dua nasehat yang diucapkan oleh Kongzi.

Bila tahu katakan tahu. Bila tidak tahu katakan tidak tahu. Itulah tahu.

Belajar tanpa berpikir, SIA-SIA. Berfikir tanpa belajar, BERBAHAYA.

Anda hanya berpikir namun tidak belajar. Itu sangat BERBAHAYA. Saudara Gondrong, tolong, jangan kekeh jumekeh lagi. apabila anda tidak percaya dengan apa yang saya ajarkan tentang kata TERMULIA dan MAHAMULI, Pergilah, jumpai siapa saja yang memahami bahasa Indonesia dengan baik dan tahu cara menggunakan KBBI dengan baik lalu bertanyalah kepadanya untuk MENGUJI apakah yang saya ajarkan kepada anda benar.

Jangan kekeh jumekeh mempertahankan hal yang tidak anda pahami.

Bila tahu katakan tahu. Bila tidak tahu katakan tidak tahu. Itulah tahu.

Belajar tanpa berpikir, SIA-SIA. Berfikir tanpa belajar, BERBAHAYA.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

sandman's picture

@Hai2 ada cermin mau pinjam?

Memberi pelajaran kosa kata tapi dalam penerapannya masih banyak kata-kata atau bahasa dewa yang tidak ada dalam kamus besar bahasa indonesia. Aneh kan?

 

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

__________________

hai hai's picture

@sandman, YAK-YAK-O

Sandman, si gondrong memang YAK-YAK-O. Ilmu baru seujung kuku laku sudah setinggi langit. itulah yang dimaksudkan pepatah: Berjanggut namun tidak berjubah. Baru belajar mengembik dia sudah mengaum.

Semoga pengalaman ini membuat matanya celik.

Boleh sombong, asal berisi.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Adrina's picture

@hai hai ini PR mu yang lain

Lihat baik-baik KESESATAN hai hai:

• Hai hai menganggap Hanya satu dari Allah Tritunggal yang tahu tentang yang baik dan yang jahat.

"Namun karena KOMUNIKASI itu hanya antar Allah, maka itu berarti MUSTAHIL menyangkal untuk MEMAHAMI bahwa hanya ada 1 Allah dari Allah Tritunggal yang Tahu hal yang JAHAT karena yang DUA lain-Nya hanya tahu hal yang BAIK".


"TUHAN Allah tahu hal yang JAHAT karena NAFAS HIDUP ada di dalam Adam. Nafas Hidup adalah NAFAS TUHAN Allah, adalah Roh Kudus yang ada di dalam TUHAN Allah. Allah dan Roh Allah tidak tahu hal yang jahat karena mereka BELUM pernah MENYANGKAL Allah".

Disini Hai hai sudah MENGHINA ALLAH TRITUNGGAL !!!

 

. Hai hai menganggap Tuhan Yesus dan Roh Kudus TIDAK MAHA TAHU.

"Adrina, saya sudah tahu bahwa anda PASTI akan menggunakan argumentasi TOLOL itu untuk menentang ajaran Alkitab. Coba anda baca kembali Matius 24:36 dan Markus 13:32 tersebut di atas dengan teliti dan hati-hati. Setelah itu cobalah berpikir dengan dengkul anda bila otak anda nggak mampu mencernanya dengan baik, apa arti kata, " hanya Bapa sendiri." alias "hanya Bapa saja."?

Mungkin dengkul anda juga nggak akan mampu memahaminya baiklah saya beritahu bahwa  frasa " hanya Bapa sendiri."  dalam Matius 24:36 dan  "hanya Bapa saja." dalam Markus 13:32 berarti Roh Kudus juga TIDAK TAHU. Itu berarti argumen TOLOL Yesus punya dua hakekat yang anda ajukan itu benar-benar KONYOL dan asal nyeruduk seperti kambing bandot.

Disini Hai hai telah melakukan penghinaan kepada Tuhan Yesus dan Allah Roh Kudus !!! Dan jelas dia sudah MENYANGKAL KETUHANAN YESUS !

Itu bertentangan dengan ayat di bawah ini:

Yesus adalah Allah (Yes 9:5; Yoh 1:1; Kis 20:28; Ibr 1:8)


Roh Kudus adalah Allah (Kis 5:3-4)

 

Mereka adalah Allah, dan karena itu Mereka juga MAHA TAHU !

Dari dua hal ini saja, sudah cukup bagi saya untuk mengatakan

HAI HAI ADALAH PENYESAT, DIA ADALAH BIDAT YANG HARUS DITUMPAS !!!

 

Julius Tarigan's picture

@Adam Kurniawan: Perbedaan pelayanan dan pekerjaan

Baiklah bro, kita batasi aja dulu diskusinya pada point ini saja (biar pembicaraan kita gak nyasar ke mana-mana).

Jadi, apakah Anda menganggap pekerjaan dan pelayanan itu adalah dua hal yang sama saja? Saya harap Anda belum menutup usaha pencarian Anda hingga sampai di situ saja dalam point yg satu ini.

Saya faham bahwa di dalam pelayanan itu tentulah ada hal2 yg dikerjakan (seperti: mempelajari Alkitab, mempersiapkan khotbah, berkhotbah, mengunjungi jemaat, dsb.). Tetapi, bukan berarti, dengan begitu saja, kita boleh menyamakan pelayanan itu dengan pekerjaan.

Saya tidak tahu dengan Anda, tetapi bagi saya ini adalah hal yg sangat serius. Menurut saya, pelayanan itu harus dibedakan secara mendasar dengan pekerjaan. Mengapa?  Sebab, setidaknya, alasan dan tujuan dari keduanya adalah sangat jauh berbeda.

(1) Kita bekerja (berkarier/berbisnis) adalah: a) Karena Tuhan sudah memberi kepada kita kemampuan/kesanggupan (khususnya secara fisik dan mental) untuk bekerja, b) Sebagai cara yg sehat bagi kita untuk mengatualisikan diri kita, c) Sebagai cara yg wajar dan terhormat bagi kita untuk memenuhi kebutuhan2 hidup kita sendiri (dan orang2 yg menjadi tanggungan kita).

(2) Kita melayani hanyalah untuk mematuhi panggilan Tuhan kepada kita. Tegasnya, kita melayani bukan karena kita mampu (walaupun kemampuan adalah salah satu petunjuk dari panggilan), bukan sebagai sarana/cara untuk mengaktualisaikan diri kita, dan juga bukan sebagai cara bagi kita untuk memenuhi kebutuhan2 hidup kita.

Nah, bagaimana kedua hal yang sangat jauh berbeda ini bisa dikatakan sama saja atau tidak dipilah secara tegas?

Dan, kalau aktifitas2 pelayan seperti berkhotbah, mengunjungi jemaat, dsb, itu dilihat sudah merupakan pekerjaan juga, mengapa Paulus mewajibkan dirinya sendiri untuk membuat dan menjual kemah, yg seringkali harus dikerjakannya sampai semalaman, supaya pagi harinya dia bisa memberitakan Injil? Dan, dia mengatakan supaya semua kita meneladani apa yg dia lakukan itu?

Satu hal yang sangat penting kita perjelas di sini ialah mengenai makna atau konsep mengenai pelayanan itu yg sesungguhnya. Pelayanan atau melayani itu adalah merupakan kewajiban dari seorang hamba/budak kepada tuannya? Sedangkan hamba/budak itu melakukan semua pekerjaannya dgn sama sekali tidak diberi upah. (Ingat: hamba/budak itu berbeda dengan seorang pembantu atau pegawai, yg untuk pekerjaannya itu mereka berhak menerima upah). Dalam pemahaman yg seperti itulah Paulus mengatakan, seperti yg sdh saya kutipkan sebelumnya: "Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku" (1 Kor 9:17).

Jadi, jelaslah bahwa konsep pelayanan itu sungguh sangat jauh berbeda dengan konsep pekerjaan. Dalam pelayanan kita sama sekali tidak diberi upah (dan karena itu, tidak patut untuk mengharapkannya). Sedangkan, di dalam pekerjaan kita memang berhak untuk menerima upah.

Bro Dede, sekali lagi, bagi saya ini merupakan hal yg sangat penting dan mendasar. Justru karena selama ini kedua konsep (yg sungguh sangat berbeda) ini telah dikacaukan atau dicampuradukkan, itulah yang menjadi "biang keladi" atau menjadi penyebab utama/mendasar dari rapuh atau rawannya gereja2 sekarang ini, terhadap segala jenis penyelewengan. Sebab, kalau "masalah perut" sudah dicampurkan ke dalam pelayanan, maka tak bisa dipungkiri, kehancuran sudah menunggu di depan. Mungkin Anda akan berkata: Kalau doktrinnya mantap dan Alkitabiah, maka pasti kecenderungan2 yg buruk pada para hamba2 Tuhan itu akan bisa diatasi.(Di Medan kami punya pameo begini: "Setajam-tajamnya pisau, lebih tajam perut yang lapar!").

Karena ini hanyalah berdiskusi (dalam semangat sharing), saya hanya katakan: pertimbangkan sajalah oleh Anda sendiri, apakah yg saya sampaikan itu memiliki dasar Alkitabiah atau tidak. Saya hanya menyampaikan apa yg menjadi pemahaman saya atas persoalan ini (perbedaan antara pekerjaan dan pelayanan). Semoga bisa bermanfaat bagi Anda.

(NB: Mohon dicermati lagi bro, perkataan Paulus di 1 Kor 9:14-18, khususnya ketika dia berkata: "aku lebih baik mati dari pada....!"[jelas yg dimaksudnya adalah dia lebih memilih mati ,dari pada harus membebankan keperluan2  hidupnya kepada jemaat yang dilayaninya], dan 2 Tes 3:7-9).

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Godfrey's picture

@JT nambah masukan bro...

JT: Saya tidak tahu dengan Anda, tetapi bagi saya ini adalah hal yg sangat serius. Menurut saya, pelayanan itu harus dibedakan secara mendasar dengan pekerjaan. Mengapa?  Sebab, setidaknya, alasan dan tujuan dari keduanya adalah sangat jauh berbeda.

dari pandangan anda di atas...saya setuju. saya pun juga seorang yg suka melayani (main musik, khotbah,dll) dan menjadi hamba Tuhan memang harus bisa membedakan Pekerjaan dan Melayani.

pada dasarnya kedua kata ini tidak ada yg salah.....karena kita melayani Tuhan, maka kita melakukan Pekerjaan-pekerjaan yg Tuhan mau kita lakukan.

tetapi apa yg salah ?? uang ?? bukan...kalau saya justru menyalahkan orang2 yang membawa konsep bekerja secara duniawi (melakukan pekerjaan Tuhan dgn menuntut upah atau PASANG TARIF...kalau khotbah di tempat yg "agak subur" tolong PK = Persembahan Kasihnya agak GD yah, tapi giliran di kasih pelayanan yg kecil gak mauuu gara2 gak ada PK nya, itu org2 kyk biarlah mereka berurusan dgn Tuhan, sebab mereka tau apa yg mereka lakukan....). pengalaman ini pernah saya alami, dimana saya pernah mengundang pembicara utk khotbah di gereja kami, tetapi dibatalkan dgn alasan yg gak masuk akal.....slidik punya slidik...ketahuan karena ada yg tawarin pelayanan dgn "penghasilan yg BESAR". tidak masalah....krn mereka tidak sedang berurusan dgn saya, tetapi dgn Tuhan. gampang, karena mereka tau apa yg mereka buat.

tetapi di satu sisi....

JT: 

(1) Kita bekerja (berkarier/berbisnis) adalah: a) Karena Tuhan sudah memberi kepada kita kemampuan/kesanggupan (khususnya secara fisik dan mental) untuk bekerja, b) Sebagai cara yg sehat bagi kita untuk mengatualisikan diri kita, c) Sebagai cara yg wajar dan terhormat bagi kita untuk memenuhi kebutuhan2 hidup kita sendiri (dan orang2 yg menjadi tanggungan kita).

(2) Kita melayani hanyalah untuk mematuhi panggilan Tuhan kepada kita. Tegasnya, kita melayani bukan karena kita mampu (walaupun kemampuan adalah salah satu petunjuk dari panggilan), bukan sebagai sarana/cara untuk mengaktualisaikan diri kita, dan juga bukan sebagai cara bagi kita untuk memenuhi kebutuhan2 hidup kita.

 

gereja juga tidak bisa jalan tanpa orang2 yg bekerja tanpa di upahi....contohnya:

*) Fultimer di sekertariat gereja, apakah ada yg mau kerja di sekertariat tanpa dibayar ??? ini bukan jaman rasul Paulus bro ?? dimana2 segala sesuatu harus dilihat dari uang. mereka punya skill dan keterampilan, mereka tidak berkarir di dunia sekuler, seluruh keluarga mereka bergantung  dari upah tiap bulan dari gereja....buat saya...itu tidak salah....begitu juga musisi dan para pelayan Tuhan yg lain....mereka melayani dgn skill ful yg mereka miliki ( mungkin ada yg kursus, kuliah dll) yg mereka dapatkan mungkin dulunya belum jadi anak Tuhan....dari pada mereka mlakukan itu buat orang dunia ???main di kafe...pub, discotik, dll. salah satu teman saya di pemusik...dia malah mantan pemain musik salah satu discotik di JKT, gajinya besar, di hormati, dll...tetapi dia rela ningalin semua buat Tuhan. masalahnya....kalau sudah begitu...siapa yg kasih makan mereka??? toh pada kenyataannya mereka mau kok tetap melayani walau dgn upah yg minim....buat saya itu tidak salah....mereka yg bekerja...pantas untuk mendapat upah. seperti kalau kita petik perumpamaan Yesus dlm matius 20.

*) jaman dulu...manusia seperti paulus atau murit2 Yesus mungkin bisa melakukan pekabaran injil hanya dengan berjalan kaki, numpang sana numpang sini, naik kapal gratis sana sini....kalo lapar (kyk yohanes) tinggal makan belalang dan madu atau kyk bangsa israel lah....mana turun dari langit, minta daging,,,burung datang, nybrang laut...eg ada musa...wah wah....coba musa masih idup ampe sekarang...bisa bisa karam tuh kapal2 gara2 MUSA LEWAT..hahahahah.....aduh...jujur...saya sangat salut dgn pejuang2 iman dahulu....kedasyatan Tuhan benar2 nyata secara mata jasmani....samapai membuat bagsa2 diluar mereka takut dan gemetar...!!!

tapi masalahnya....tuntutan jaman berbeda bro....sekarang tidak ada yg bisa jalan kaki dari timur tengah nginjil ampe asia....numpang kapal sana sini, makan gratisan semua....bisa2 dibuang kelaut....kita masuk negara org aja bisa di penjara krn gak punya pasport, naik angkot gratis...bisa di turunin di tengah jalan, kalaulapar...KITA SURUH ITU ORANG BERDOA BIAR MANA TURUN DARI LANGIT, atau MINTA TUHAN KIRIMIN BURUNG (pas giliran ada burung lewat, dikira dikasih Tuhan...gak taunya burung tetangga...bisa kacau jadinya)....naik mobil pribadi / motor tanpa isi bensin alias isinya AIR LEDENG.....naik pesawat gak bayar....bisa2 dilempar keluar dari pesawat...hahahahaha...malang nian tuh org kalau itu terjadi...hahahahaha....nah pertanyaannya...dari mana mereka yg fulltimer bisa melakukan semua itu kalau tidak ada uang...?? SELAMA UANG DI KELOLAH DGN BAIK DAN BENAR....GAK ADA MASALAH APA2. betul bro...bukan orangnya yg disuruh berhenti pelayanan....pengalaman bro JT...belum tentu bisa diterapkan kepada org lain bukan ?? lagian....APA YG MENJADI ALASAN ANDA MENGUNDURKAN DIRI DARI PENGEMBALAAN/PELAYANAN..?? BUKANKAH KALAU ANDA MAU MEREFORMASI GEREJA....JUSTRU ANDA HARUS BERADA DIDALAMNYA, UNTUK BERSUARA....kalau tidak....yaa suara anda hanya sampai di SS....nanti malah dianggap org provokator pulak....ingat....TIDAK ADA REFORMASI TANPA KEKERASAN ATAU BENTROK SECARA FISIK,DLL

anda tidak salah kalau menyuarakan hal ini di dalam wadah yg tepat, dgn status yg tepat (sebagai gembala), tempat yg tepat, dihadapan org2 yg tepat...anda punya otoritas untuk berbicara tentang hal2 yg salah untuk diluruskan.....kalau tidak.....hanya dianggap PENDEMO yg konotasinya jelek....

*) contoh lain.....di JAKARTA....kebanyakan gereja yg ada bukan berdiri diatas tanah permanen...kalaupun iya....coba aja tanya...itu tanah siapa...??? punya gereja seutuhnya kah...??? pasti kebanyakan punya orang, tidak masalah kalau tanah itu di hibakan kepada gereja. yg jadi masalah, bagaimana dgn gereja2 yg di dirikan di mall2, di ruko, dll ??? gereja saya aja....sertifikat kepemilikannya atas nama 3 org !!!! mau bilang apa ??? terus gereja yg di mall2, ruko, atau kesimpulannya SEWA TEMPAT....pake duit siapa...??? kalau itu jadi masalah...yaaa gak usah ada greja2an....suruh tutup aja semua sebagai tindak REFORMASI GEREJA....nah yg jadi sarang penyamun apanya ??? yg harus direformasikan apanya ??

buat saya....yg salah adalah...."cinta akan uangnya"...alias orang-orang yang mendirikan gereja dgn motivasi (krn dgn membuat gereja=buka usaha, cukup dgn skill pintar bicara/khotbah,bisa culik pengerja2 dari gereja lain dgn tawaran gaji yg besar, dll)...nah ini salah besar !!! krn saya pernah ketemu yg begini...GEREJA JADI AJANG BISNIS KELUARGA !!!! saya kutip kata salah satu yg saya kenal : "Jadi pengkhotbah itu enak juga yah....cukup punya skill PINTAR BICARA, PENGUASAAN PANGGUNG....gw gak perlu skolah tinggi dgn gelar yg tinggi2 pulak....gw dah dapat penghasilan GD...."

satu kata saya buat dia: "BERTOBAT!!!" (itu pengalaman yg benar2 saya alami)

nah...apa yg perlu di REFORMASI ??? kalau menurut saya...adalah "CARA BERPIKIR !!!" krn sekarang banyak org2 menjadikan pelayanan sebagai ladang penghasilan....

TETAPI....TIDAK semua org mempunya tujuan yg sama. justru gara2 segelintir manusia yg tidak takut akan Tuhan lah...citra pelayanan menjadi RUSAK.

kenapa cara berpikir yg harus di rubah ??? karena kalau bertobat saja....itu tidak cukup apabila cara berpikir masih salah (Efesus  4:23 "supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu", Kolose  3:10 "dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;"). makanya tidak heran...KONSEP2 SEKULER/DUNIA USAHA SERING DIBAWA&DITERAPKAN DIDALAM GEREJA.

itu saja bro....keep on fire !!!

Tuhan Memberkati,Shalom !!!

 

Julius Tarigan's picture

@Godfrey: Meluruskan

Langsung aja ya, bro!

1) Yang saya bicarakan di dalam tulisan saya itu adalah para pelayan yg khusus, seperti pendeta/gembala dan pelayan full-timer lainnya. Jadi, harus dipisahkan dengan para aktifis gereja yg biasa. Juga tidak termasuk mereka yg bekerja di kantor sekretariat, tukang kebun, satpam gereja dan yg sejenis itu, sebab yg seperti itu harus digolongkan sebagai pekerjaan, bukan pelayanan. Dan, pekerjaan itu tidak pernah saya katakan sbg sesuatu yg kurang nilainya. Bagi orang Kristen pelayanan dan pekerjaan itu sama mulianya, sebab keduanya sebenarnya saling melengkapi (hanya tidak boleh dicampuradukkan!).

2) Dalam tulisan saya itu sama sekali saya tidak ada mengatakan bahwa dalam melayani kita tidak memerlukan uang. Saya mungkin sedang "keranjingan" dengan reformasi gereja, tapi saya masih realistis juga, bro! Karena itu, pastilah saya tidak pernah beranggapan bahwa kita tidak perlu uang dalam menjalankan pelayanan itu. Tetapi, inilah yg saya katakan, yaitu supaya kita kembali kepada konsep yg benar mengenai pelayanan itu. Pelayanan itu adalah kewajiban seorang hamba/budak kepada tuannya. Dan, dalam melakukan kewajiban itu si hamba/budak sama sekali tidak akan diberi upah. Orang yg bekerjalah yg layak mendapat upah; sedangkan orang yg melayani sama sekali tidak layak mendapatkan upah. Karena itulah jika kita memang mau terjun ke dalam yg namanya PELAYANAN itu, kita harus melihatnya sebagai kewajiban dan sama sekali tidak mengharapkan upah.

Pastti ditanyakan begini: lalu, dari mana kita bisa membiayai hidup kita dan pelayanan itu sendiri? Itulah sebabnya kita semua, tanpa terkecuali, harus memiliki pekerjaan/usaha. Pentingnya pekerjaan/usaha itu adalah: a) untuk mencukupi kebutuhan2 hidup kita sendiri dan orang2 yg menjadi tanggungan kita, a) supaya kita bisa membiayai pelaksanaan pelayanan kita, sehingga pelayanan kita itu adalah pelayanan yg murni (tanpa pamrih).

Inilah suara nyaring dari reformasi dalam hal yg khusus ini: Kalau seseorang itu tidak memiliki kemampuan untuk membiayai pelaksanaan suatu pelayanan (apa lagi, bahkan, masih belum bisa mencukupi kebutuhan2 hidupnya sendiri) sangat tidak tepat kalau dia memaksakan diri juga untuk terjun ke dalam pelayanan tersebut, apa pun alasannya!

3) Tidak benar kalau dikatakan bahwa di zaman Paulus orang tidak membutuhkan uang dan adalah sebuah penilaian yg tidak adil jika dikatakan bahwa Paulus bisa melayani dengan tanpa pamrih, karena keadaan zamannya waktu itu sangat mendukung untuk dia melakukan yg begitu. Apa yg dilakukan oleh Paulus adalah soal tekad dan niat yg murni dalam melayani. Jadi, sama sekali tidak ada hubungannya dengan keadaan zamannya pada masa itu (mendukung atau tidak mendukung). Dan, tujuannya dalam melakukan hal itu, seperti yg dikatakannya sendiri, ialah supaya kita meneladani apa yg dilakukannya itu (2 Tes 3:7-9).

Saya rasa cukuplah itu saja dulu ya bro, semoga bermanfaat! Gbu.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

joli's picture

@JT, GKI adalah gereja yang anda cari

Dear JT,

Salam kenal,

Bila 2 kriteria itu yang kepingin anda dapatkan, kedua anya ada di GKI (Gereja Kristen Indonesia)

1. Gereja yang pendeta/gembala dan semua pelayannya melayani dengan tanpa pamrih (dari jemaatnya..)

Pendeta GKI, tidak tergantung dari jumlah perpuluhan dari jemaatnya, seluruh Indonesia sudah ada standar-nya. Bukan gaji, tetapi namanya BKHP (Biaya Kebutuhan Hidup Pendeta) jadi untuk kebutuhan hidup pendetanya cukup, sehingga pendeta tidak perlu cari pekerjaan sampingan untuk kehidupan sehari-hari, di harapkan Pendeta bisa konsentrasi dengan pelayanan dan panggilannya. Semua hal sudah diatur dengan jelas, termasuk bila memasuki masa emiritasinya.

 

2. Gereja yang bisa meniadakan atau membuat menjadi seminimal mungkin posisi-posisi kekuasaan dan aset-aset yang bersifat materi.

Di Tata Gereja GKI, jelas sekali semua aset adalah milik sinode.. soo aman lah. Hal laporan keuangan sangat transparan, bahkan ada BPK (audit), laporan keuangan di laporkan dan dipertanggungjawabkan.

Nah bagaimana, mau pindah ke GKI?? Welcome.. :)

Kalau mau tahu tentang pertumbuhan gereja, jangan hanya melihat buah2 rohani-nya, juga lihatlah ke-beres-an laporan keuangannya. Kalau mau lihat detail lagi, tanyalah berapa prosen keuangan yang diperguanakan untuk kesaksian pelayanan dan diakonia juga penginjilannya, bandingkan dengan penggunaan keuangan untuk "penggemukan diri sendiri.. engkau akan heran melihat-nya... :)

Godfrey's picture

@ Joli Setuju....

Selama segala sesuatu TRANSPARAN adanya...itu baik....

bukankah kita anak-anakTuhan seharusnya menjadi orang-orang kepercayaan Tuhan dalam mengelolah keuangan ???

kalau hidup kita benar dihadapan Tuhan, uang malah akan menjadi alat yg tepat untuk pekerjaan Tuhan....

Tuhan Memberkati, Shalom Joli...

joli's picture

Transparant? gampang.. kecuali..

Salam kenal Godfrey,

Segala sesuatu gampang di transparankan, semua pertolongan Tuhan, bisa di saksikan di mimbar-mimbar.. untuk transparan tuh gampang KECUALI berkat hal keuangan.. Pendeta jarang yang mau tahu akutansi, maka lebih baik hal laporan keuangan dipercayakan kepada majelis, supaya tidak ada pendeta yang jadi "yudas", bukan berarti majelis boleh menjadi yudas loh...

Meski di GKI laporan keuangan sangat bagus dan transparan,  bukan berarti bagus dan sehat, tetap perhatikan prosentase penggunaannya, di situ lah kita tahu fokus arah pelayanan yang sesungguhnya :)

Julius Tarigan's picture

@Joli: Thanks buat tawarannya!

Dear Joli,

Salam kenal juga, ya.

Thanks ya, sudah menawarkan saya ke GKI. Dari banyak gereja yg lainnya saya bisa bandingi bahwa GKI pada umumnya adalah sebuah badan gereja yg, dalam beberapa hal, lebih ketat dan bijak pengelolaannya. Jangankan GKI, saya pun bahkan bisa mengapresiasi banyak hal yg terdapat di gereja2 Katolik, seperti yg saya singgung di dalam jawaban saya kepada bro Dennis di atas. Tetapi, dengan sangat menyesal, saya harus mengatakan bahwa GKI juga tidak lulus atau tidak masuk dalam kedua kriteria tersebut. Mengapa? Sebab, apa yg disebut sebagai "Biaya Kebutuhan Hidup Pendeta" (BKHP) itu sendiri sudah menunjukkan bahwa para pendeta di GKI pun telah membebankan kebutuhan2 hidup mereka kepada orang2 (jemaat) yg dilayaninya. Dan, di GKI pun masih belum terlepas dari "adanya posisi2 kekuasaan dan aset2 yg bersifat materi", yg rentan juga untuk diperebutkan/dikuasai.

Sis Joli, reformasi itu menelisik kepada hal2 yg sangat mendasar (radikal), bukan pada hal2 yg terpampang di luarnya saja. Memang, dalam gerakan reformasi akan ditunjuk juga mengenai hal2 yg nyata di depan, tetapi hal2 itu hanya dilihat sebagai ekspresi atau manifestasi dari "penyakit" yg terdapat di dalam/ di dasarnya, yaitu konsep2 dan struktur2 yg keliru atau yg corrupt.

Kriteria saya yg pertama itu mengoreksi konsep yg salah/keliru mengenai pelayanan, yang dimiliki oleh gereja2 yg sekarang ini. Pelayanan itu baru benar2 merupakan pelayanan, jika dilakukan dengan murni, tanpa pamrih. Pelayanan itu haruslah dibedakan dengan pekerjaan. Dari pekerjaan kita memperoleh biaya untuk kehidupan kita. Sedangkan, dari pelayanan kita tidak memperoleh apa2, sebab menjalankan pelayanan itu adalah kewajiban bagi kita. Dan, itu tidak mungkin, kalau mereka yg menjalankan pelayanan itu, sepenuh waktunya hanya untuk pelayanan dan tidak memiliki pekerjaan/usaha sendiri, untuk membiayai hidup dan pelayanannya itu.  (Orang boleh saja mengutip ayat  Alkitab dari sana sini, tetapi semuanya itu hanyalah sebagai alasan yg mereka cari2 saja, untuk membenarkan posisi dan keadaannya itu).

Sis Joli, saya sangat serius dalam hal mengenai reformasi gereja (yg harus dilakukan pada masa sekarang ini). Ini bukanlah hanya merupakan suatu topik tulisan untuk mengisi blog saya di SS ini (apa lagi, untuk sekedar mencari/menambah "hit"). Ini adalah pesan hidup saya. (Walaupun, harus saya akui juga, bahwa saya sendiri sekarang ini masih dalam rangka mempelajari/mendalaminya!).

OK, begitu aja dulu ya sis Joli. Gbu.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~