Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Cara Memperindah Tulisan Renungan

Purnawan Kristanto's picture

 Selama menulis renungan, Anda bisa menerapkan kiat-kiat berikut ini yang bisa membuat tulisan Anda semakin menarik.

  • Bagian awal tulisan adalah adalah wilayah yang sangat penting.  Bagian ini sangat menentukan apakah pembaca [atau redaktur] tertarik untuk membaca keseluruhan tulisan itu atau tidak.  Bagian ini ibarat etalase sebuah toko.  Etalase yang dirancang secara ciamik akan menggaet pengunjung yang melintas di depannya untuk masuk toko itu.  Sebuah tulisan yang tidak punya "etalase" yang tertata baik, maka nasibnya hanya berakhir di keranjang sampah redaksi.  Bagian ini dinamakan teras atau lead. 
  • Pilihlah kata-kata yang Anda pakai dengan cermat. Sebuah kata, bisa menjadi seperti setetes yodium yang jatuh di seember air.  Dia dapat mengubah isi seluruh tulisan Anda.
  • Gantilah Kata Sifat  dan kata keterangan dengan kata kerja. Baca kalimat ini:

“Seorang perempuan tua yang kelelahan bekerja di sawahnya!”Bandingkan dengan:“Seorang perempuan tua membajak, kepalanya merunduk, nafasnya tersengal-sengal”Ternyata kalimat kedua lebih menarik. Kalimat pertama menggunakan kata sifat. Kalimat kedua menggunakan kata kerja.  Kata sifat memberitahu (to tell), sedangkan kata kerja menggambarkan tindakan (to show)

  • Hindari kata kerja pasif. Gunakan kata-kata aktif. Tulisan Anda harus punya nyawa dan tenaga. Pada kalimat yang menggunakan akal kerja aktif, pembaca merasakan adanya suatu gerakan ketika ia membaca.
  • Pakailah kalimat sederhana.  Kalimat sederhana itu terdiri dari satu pokok pikiran dan satu sebutan.  Hindari memulai kalimat dengan kata keterangan atau anak kalimat.  Segera tampilkan pokok kalimat yang terpenting. Jangan tunda! (kecuali memakai lead suspensi).  Gantilah kata-kata yang sulit atau asing dengan kata-kata yang mudah. Bila perlu, ubahlah susunan kalimat dan alinea agar didapat tulisan yang “mengalir”. Jangan mengobral kata yang tidak perlu, sebab bisa mengurangi keefektifan kalimat. Ibaratnya: kaldu yang kental bisa menjadi sup yang hambar bila terlalu banyak air.
  • Tulislah alinea secara ringkas. Kebanyakan penulis profesional berpedoman begini: Jangan lebih dari 4 baris (bukan kalimat) untuk sebuah lead. Alinea yang ringkas akan dengan sendirinya lebih mudah mengundang. Bila ditambah pemilihan kata dengan baik, akan lebih mudah dibaca.
  • Gaya bahasa yang cocok untuk penulisan renungan adalah gaya bertutur.  Itu artinya, jika membaca tulisan itu pembaca seolah-olah sedang mendengar orang yang bercerita.  Para penulis naskah untuk siaran radio mahir sekali membuat naskah seperti ini.  Nah, untuk mengetahui apakah tulisan Anda sudah memakai bahasa tutur atau belum, bacalah tulisan Anda dengan bersuara yang keras-keras (maksudnya tidak hanya dibaca dalam hati).  Jika sudah terdengar enak di telinga, berarti sudah pas.  Cara seperti ini juga bisa dipakai untuk mengetahui apakah ada kalimat yang terlalu panjang.  Bacalah suatu kalimat dalam sekali tarikan napas.  Jika Anda kehabisan napas sebelum kalimat itu usai, berarti kalimat itu terlalu panjang.
  • Gaetlah pembaca pada beberapa kata pertama. Banyak ahli komunikasi yang mengatakan bahwa bila Anda gagal menggaet pembaca pada kata-kata pertama, Anda akan kehilangan pembaca itu.

Ada beberapa contoh umum bagaimana kata-kata pertama gagal menggaet pembaca. Misalnya iini:"Beberapa minggu yang lalu .....""Dalam rangka ....."Kata-kata itu memaksa pembaca untuk bersusah-payah sebelum mengetahui apa yang akan dikemukakan penulis. Bila saja topiknya tidak begitu mengundang keingintahuan pembaca, ia dengan sendirinya akan pindah ke cerita lain.

__________________

------------

Communicating good news in good ways