Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Belajar Dari Masa Lalu
Kitab Matius dimulai dengan silsilah dari Tuhan Yesus. Buat saya cukup unik, mengapa dimulai dengan masa lalu? Bukankah kita perlu melupakan masa lalu untuk melangkah ke depan? Ketika kita memegang kepemimpinan di sebuah organisasi, apakah kita perlu melihat masa lalu?
Saya pernah memimpin tiga organisasi di masa muda saya. Sebagai ketua, saya sudah disibukkan dengan permasalahan-permasalahan yang ada di masa itu, mengapa saya harus mempelajari masa lalu? Tapi saya sangat bersyukur, ketika proses regenerasi tersebut, pendahulu saya memiliki komitmen dalam 6 bulan pertama mereka mendampingi saya. Walaupun saya tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu, tetapi saya mendapatkan masukan dari pemimpin sebelum saya sehingga saya tetap mempertimbangkan masa lalu.
Mengapa masa lalu demikian penting? Kita harus pahami, pemimpin sebelum kita telah Tuhan pakai untuk meletakkan suatu dasar –disadari atau tidak, yang sangat kita butuhkan sebelum kita membangun diatasnya. Bagaimana mungkin kita membangun tanpa tahu bangunan apa yang sudah diletakkan dibawahnya? Mungkin saja batu bata yang kita letakkan tidak di posisi yang tepat, atau jika ada kesalahan, kita perlu membingkar terlebih dahulu pondasi sebelumnya. Pada dasarnya tidak ada bangunan yang saat ini masih kosong, semua sudah ada sesuatu yang dibangun sebelumnya.
Ketika saya mengikuti workshop Organizational Development, saya disadarkan pentingnya menggali apa yang sudah ada selama ini di dalam sebuah organisasi. Apa yang para staf pikirkan tentang masa lalu, hal positif apa yang sudah dilakukan dan hal-hal yang harus dihindari. Sangat menarik ketika salah satu pemimpin mengatakan,” Seandainya saya tahu hal ini dari dulu. Saya akan memastikan pemimpin berikutnya mengetahui hal ini” Saya menganggap dirinya akan melakukan sesuatu yang berbeda jika dirinya mengetahui hal-hal yang disampaikan oleh staf di masa lalu dari sejak dulu. Kita akan tahu apa yang selama ini berhaisl dan apa yang tidak.
Ketika mempelajari kitab Matius, diawal tertulis nama-nama pendahulu Tuhan Yesus. Ada orang-orang yang kita kagumi sejak awal tetapi ada orang-orang yang sebenarnya tidak layak di dalam jajaran penerus Yesus. Ada seorang pelacur di dalamnya, menantu yang berhubungan badan dengan mertuanya, istri orang lain yang dibunuh oleh seorang raja, dan orang-orang tidak sempurna lainnya. Hal ini memperlihatkan perjalanan Tuhan dalam proses menggenapi janjinya. Tuhan sudah melakukan jauh-jauh hari rencana penyelamatan untuk siapa saja (bukan hanya orang yang kita anggap hebat). Bahkan Tuhan merelakan ada nama-nama yang mungkin kita sendiri tidak kehendaki, ada di dalam nenek moyang Yesus. Dari setiap nama, Tuhan sudah berbicara. Kita diharapkan terkenang kisah-kisah hidup mereka yang tercatat di Alkitab ketika nama-nama tersebut diucapkan. Luar biasanya, TUHAN tetap bekerja walaupun orang tersebut tidak layak dihadapanNya.
Dalam sebuah organisasi, Tuhan juga tetap bekerja walaupun orang tersebut tidak baik, bodoh, tidak layak, tidak mampu, atau hal-hal negative lainnya. Tuhan menanamkan sesuatu kepada orang-orang didalamnya walaupun sering kali tidak disadari. Ada hal-hal kecil yang dilakukan pemimpin tetapi sangat mengubah orang yang dipimpinya. Ada hal besar dan biaya besar sengaja dilakukan tetapi justru hanya mengundang kritik. Perlu kita duduk bersama dengan perwakilan semua pemangku kepentingan organisasi tersebut dan bertanya, apa yang mereka rasakan di masa lalu? Adakah budaya yang diciptakan? Adakah hal-hal penting yang terjadi dalam jangka waktu tersebut?
Ketika kami melakukannya, kami pun terkagum-kagum melihat hasilnya. Terlebih lagi kami mengetahui apa yang selama ini gagal dan apa yang selama ini berhasil. Fokus kami pada hal-hal yang selama ini membuat berhasil dibandingkan hal-hal yang selama ini membuat kami gagal. Seperti yang saya pelajari dari silsilah Yesus, kegagalan-kegagalan telah terjadi di masa lalu da nada keberhasilan yang bersifat sementara. Hanya satu orang yang bisa mengulang keberhasilan-keberhasilan di masa lalu. Bukan seorang pelacur, bukan orang yang biasa bahkan bukan seorang yang sangat dekat dengan Tuhan. TUHAN sendiri yang harus turun menjadi manusia supaya apa yang TUHAN rencanakan bisa berhasil.
Small thing,deep impact
- Sri Libe Suryapusoro's blog
- Login to post comments
- 4587 reads
masa lalu?
Masa lalu bisa menjadi "guru yang baik" juga lho ...
Saat ini pun, kalau aku melupakan masa laluku ... aku tidak akan pernah bisa bersyukur kalau Tuhan sudah lakukan perkara besar dalam hidupku --> menjaga imanku. Dengan mengingat masa lalu, aku jadi sadar bahwa Tuhan itu menjagaku dan tidak ingin aku mengingkari imanku kepada-Nya. So??
God's will be done