Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Tuhan Sungguh Baik!
Begitu bersyukur dan beruntungnya aku dengan setiap hal yang ada padaku dan keberadaanku. Tuhan mengaruniakan kasih dan kemurahan-Nya yang sungguh dahsyat dan ajaib kepadaku. Pekan lalu, aku mengikuti persekutuan Tuna Netra di Solo. Aku sungguh terharu dengan keadaan mereka. Persekutuan ini adalah persekutuan rutin yang diadakan satu kali dalam satu bulan, pada hari Sabtu.
Mengikuti persekutuan Tuna Netra sesungguhnya bukan hal baru bagiku, sebab dahulu ketika aku masih duduk di kelas 3 SMP, aku sudah pernah mengikuti persekutuan seperti ini. Namun, setelah hampir 8 tahun, aku kembali mengikuti persekutuan ini dan berbagi dengan mereka. Begitu tiba, di tempat persekutuan, seorang teman mengajak aku untuk menjemput beberapa orang yang belum tiba di Sekolah Luar Biasa A (SLB A). Semula aku takut, apakah aku bisa memboncengkan mereka, aku takut bagaimana caranya memberikan instruksi kepada mereka untuk naik ke sepeda motorku dan beberapa pemikiran-pemikiran yang muncul di kepalaku. Di balik semua itu, aku percaya diri bahwa aku akan bisa memboncengkan mereka dengan selamat. Rupanya, apa yang aku pikirkan pun terjadi, begitu sampai di SLB A, aku merasakan kesulitan untuk memberikan instruksi. Tetapi, aku tidak menyerah. Aku berusaha memberikan penjelasan dengan baik dan pelan. Berbicara dengan seorang tuna netra tentu tidaklah sama dengan berbicara dengan orang-orang yang bisa melihat. Perlu komunikasi dan bahasa yang lebih jelas.
Lalu, aku pun memboncengkan seorang ibu yang bernama Ibu Dwi. Ibu Dwi adalah seorang tuna netra yang sangat ramah, sepanjang perjalanan, beliau menceritakan beberapa hal kepadaku. Ibu Dwi memiliki seorang suami yang juga tuna netra dan anak laki-laki yang saat itu turut mengikuti persekutuan, anak lelaki itu bernama Markus. Begitu tiba di rumah persekutuan, acara pun segera dimulai yang dipimpin oleh Bapak Topo. Yang dibahas dalam persekutuan kali ini adalah nats dalam Roma 6:23 dan Matius 5:48, aku sungguh bersyukur karena tiap-tiap yang hadir mendengarkan dengan baik dan ketika dibagi dalam kelompok diskusi, mereka semua tidak segan untuk menceritakan pengalaman mereka selama mengikut Yesus.
Aku sungguh bersyukur mengikuti persekutuan kali ini, orang-orang yang matanya tertutup dan hanya merasakan kegelapan, tetapi justru mereka mendapat terang yang sejati dari Kristus. Mereka tidak minder ataupun menyesali keberadaan mereka, justru mereka merasa bahwa dengan mata yang tidak dapat melihat, mereka menjadi orang yang luar biasa. Indahnya dunia dan segala isinya hanya dapat mereka rasakan melalui sentuhan tangannya saja, namun indahnya persekutuan bersama Tuhan mereka alami dan mereka bertumbuh di dalamnya.
Tuhan Yesus sungguh baik, Dia menyatakan kasih dan kemurahan-Nya terhadap setiap mereka. Dia menggantikan kegelapan dengan terang yang sejati, dan Dia menaruh pengharapan yang sejati dalam diri setiap orang yang mengasihi-Nya dan menanti-nantikan-Nya setiap hari.
Terpujilah nama Tuhan!
- apink's blog
- Login to post comments
- 4497 reads