Sampah Hati

Langit mendung..
Suasana menakutkan....

Sore ini kantorQ dilanda hujan deras...

Terlebih lagi ada suara kodok yang mengganggu konsentrasi orang bekerja. Aku nggak suka suara kodok itu. Karena jika suara kodok itu terdengar di kampungku, itu menandakan bahwa kampung akan dilanda "banjir"....ugh...aku paling benci kalau ada banjir dikampungku! Suasana kampung jadi serba kotor n barang-barang berserakan dimana-mana, terlebih lagi akan ada banyak penyakit yang menyerang anak-anak bahkah orang dewasa.

Kalau ditelusuri, sebenarnya banjir itu salah siapa ya?

Mungkin memang benar kalau sebenarnya banjir disebabkan oleh manusianya sendiri. Nggak jarang juga sih kalau setiap hari aku melihat tetangga-tetangga pada buang sampah di kali dekat kampung.....(kadang aku juga sih :p)...

Mulai sekarang aku nggak mau buang sampah dikali, siapa tau dengan sikap yang sederhana ini tetanggaku bisa ikut-ikutan aku

Sampah tu ngga baik buat kesehatan. Apalagi "SAMPAH HATI". Ngga bisa dipungkiri kalau sampai saat ini banyak diantara kita yang masih menyimpan "SAMPAH HATI". Sampah-sampah itu berupa; kecewa , iri hati , sedih , marah ,  jengkel, dendam, dss (dan sebangsanya, hehe).

Gimana Tuhan mau hadir di dalam hati kita, kalau masih ada banyak SAMPAH di situ? Kita aja pasti malez kalau di suruh tinggal di tempat yang banyak dengan sampah-sampah bau. Demikian juga Tuhan.

So, kalau kita mau Tuhan hadir dan tinggal dalam hidup kita, yuk! buang sampah-sampah yang masih tertinggal dalam hati kita!

Met mencoba ya!
GBU