Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Paijo Bilang Cimeng Bukan Narkoba
Temanku Paijo bilang cimeng bukan narkoba. Teman-teman, nama saya hai hai, lahir tahun 1964, tanggal 13 Februari 2008 nanti saya akan genap berumur 44 tahun. Tadinya saya mendaftar di Komunitas Blogger Remaja Kristen ini menggunakan nama wisely anak kami yang tanggal 7 September 2007 yang lalu genap berumur 6 tahun. Sudah beberapa kali saya ingin mengunduh tulisan yang dikutip dari buku harian saya waktu remaja dulu, namun nggak jadi, karena si tua bangka ini merasa nggak benar untuk pura-pura jadi remaja lagi. Kalau saya melakukannya, maka itu berarti saya menipu diri sendiri dan tidak menghormati para anggota blogger lainnya. Walaupun sudah tua, namun saya ingin berteman dengan kalian semua. Saya jamin, walau pun sudah tua, namun saya masih funky. Hm… Coba kamu bayangkan, punya seorang teman tua dengan pengalaman idup segudang namun masih funky dan nauin gaya idup dan gejolak jiwa anak muda.
Ha ha ha …panggil saya hai hai tanpa embel-embel eyang, ompung, bapak, om, pakde, pakle, ncek dan lain-lainnya, sebab saya ingin berteman dengan kalian. Mustahil kalian memanggil teman kalian dengan embel-embel eyang, ompung, bapak, om, pakde, pakle, ncek dan lain-lainnya kalau bukan lagi ngeledek kan?
Sekarang jam 04:21 dini hari, saya baru pulang dari rumah teman. Saya pergi ke rumahnya sejak kemarin jam 16.00 sore. Suami istri temanku itu cerita tentang salah satu anak mereka yang baru berumur 17 tahun, kita sebut saja namanya Paijo. Paijo adalah anak yang beruntung. Selain pinter, dia juga dianugerahi wajah yang tampan dan tubuh jangkung atletis. Orang tuanya cukup kaya, sehingga sanggup membiayai Paijo untuk sekolah di SMU yang tergolong terbaik dan termahal di negeri ini. Rumahnya besar dengan halaman tertata rapih, luasnya 1 hektar lebih. Bahkan Paijo tinggal di paviliun sendiri sehingga dia bisa mengundang teman-temannnya untuk datang ngerumpi tanpa takut mengganggu atau diganggu oleh kedua orang tuanya. Dan yang paling penting, kedua orang tuanya sangat menyayangi Paijo, selain senantiasa menyediakan waktu untuk Paijo, mereka juga selalu mau mendengar semua cerita Paijo. Baik papa maupun mama Paijo tidak sungkan menyatakan kasih sayangnya dengan memeluk dan mengecup Paijo. Bila kamu datang ke rumah Paijo, mungkin sebagian dari kamu akan iri melihat betapa akrabnya hubungan Paijo dengan kakak dan adiknya serta kedua orang tuanya.
Papa dan mama Paijo cerita padaku, sudah hampir dua tahun ini Paijo berlaku aneh dan berandalan. Selain membolos, dia juga sering pergi tanpa izin dan pulang larut malam bahkan dini hari atau tidak pulang sama sekali. Keduanya kuatir sebab tahu Paijo pergi dengan siapa dan berteman dengan siapa akhir-akhir ini. Teman-temannya itu menyebut dirinya remaja gaul dan menyatakan kegaulannya dengan mengonsumsi cimeng, ada juga yang mengonsumsi inex, yang lainnya mengonsumsi shabu-shabu.
Papa dan mama Paijo mengundangku karena mereka tahu saya memiliki banyak teman anak-anak remaja, awalnya tujuan mereka adalah mengharapkanku untuk menjadikan Paijo sebagai salah satu temanku juga. Setelah bercerita panjang lebar, mereka lalu cerita bahwa Paijo sudah dua hari tidak pulang, dia pergi tanpa pamit, hanya SMS memberitahu bahwa dia menginap di rumah temannya. Mereka lalu menunjukkan padaku sebuah kotak kecil berukuran 15cm X 15cm, di dalamnya penuh dengan biji-biji kecil dan bertanya biji apa itu? Saya melihat biji-bijian itu dengan teliti dan kaget menemukan kenyataan bahwa itu adalah biji cimeng. Di dalam kotak itu juga ada lintingan yang yang sudah terbakar ¾ nya.
Sayapun lalu menceritakan kepada suami istri temanku itu. Mereka kaget bukan kepalang dan menyangka bahwa Paijo, anak yang mereka sayangi sudah menjadi tawanan narkoba. Saat itu jam tujuh malam, Papa Paijo langsung telepon Paijo, namun HP-nya tidak dapat dihubungi. Setelah telepon sana-sini akhirnya dia dapat berbicara dengan Paijo dan memintanya untuk segera pulang. Paijo janji mau pulang. Setelah menenangkan mereka, kami lalu diskusi tentang berbagai hal juga tentang narkoba. Jam sepuluh malam, namun Paijo belum juga pulang. Kembali Papanya telepon minta Paijo pulang segera. Jam sebelas malam, Paijo belum juga pulang. Akhirnya Papanya menelpon anak angkatnya, yang kakak angkat Paijo juga untuk pergi menjemput Paijo pulang.
Jam 00.30 Paijo pulang. Ketika papanya bertanya biji apa yang di dalam kotak itu, Paijo dengan tenang bilang itu biji cimeng. Bahkan dia dengan gagah perkasa mengakui bahwa dia menghisapnya. Aku melihat, wajah mama Paijo menahan tangis, wajah papanya mengeras menahan kekecewaan yang luar biasa. Luar biasa! Paijo dengan penuh percaya diri menyatakan bahwa cimeng bukan drug, bukan narkoba. Bahkan ketika papanya memberitahunya bahwa bila tertangkap polisi dia bisa dipenjara, Paijo dengan jantan menyatakan bahwa dia siap masuk penjara.
“Kalian tidak memahami saya. Saya yakin bahwa cimeng bukan narkoba. Kalau ada yang bilang cimeng itu narkoba, itu karena mereka tidak tahu cimeng sama sekali. Cimeng itu daun tanaman, sedangkan narkoba itu bahan kimia. Cimeng tidak berbahaya, bahkan sangat berguna untuk membuat kita merasa warm dan damai, seolah-olah sedang meditasi. Saya masih muda, saya berhak untuk menikmati kesenangan, I have right to cheer up my life. Bila karena itu saya harus masuk penjara belasan tahun, silahkan, saya akan menjalaninya dengan tabah untuk membuktikan kepada dunia bahwa cimeng bukan narkoba!” Paijo memberi kuliah tentang cimeng kepada orang tuanya dan saya serta kakak angkatnya.
Wajah mama Paijo mengeras, dia menarik napas panjang, siap menyemprotkan amarahnya. Wajah papa Paijo walaupun nampak tenang, namun matanya membara siap menelan Paijo mentah-mentah. Saya menatap keduanya untuk menenangkan dan mencegah mereka meledakkan amarahnya. Mereka menahan diri karena saya sudah mengingatkan bahwa ketika seseorang dikuasai racun ganja, maka dia memiliki standard kebenaran sendiri dan merasa dirinya adalah Tuhan yang berkuasa. Kami pun lalu menunggu hingga pengaruh cimeng hilang.
Perlahan-lahan pengaruh cimeng hilang, perlahan-lahan pula Paijo kembali menjadi manusia. Kami lalu ngobrol beberapa hal dan memastikan agar Paijo memberikan urine (air kencingnya untuk di test) untuk mengetahui narkoba apa saja yang dia gunakan. Kami membuat janji untuk bertemu lagi minggu sore. Saya pamit pulang sambil membawa urine Paijo lalu mampir di sebuah rumah sakit untuk memeriksakannya. Hasilnya menyatakan bahwa Paijo mengkonsumsi cimeng. Ketika sampai rumah, saya langsung mendaftar ke SabdaspaceTeens dengan nama hai-hai dan menulis apa yang saya alami tadi dan mengunduhnya agar teman-temand apat membacanya sepulang dari gereja nanti.
- hai hai's blog
- Login to post comments
- 6171 reads
Tua 'en Funky
"...walau pun sudah tua, namun saya masih funky..."
44 tahun mah kagak tua sefu hai! Buktinya, orang-orang sedang tidur, situ masih bergadang dan nge-blog! :D
"...panggil saya hai hai tanpa embel-embel ..."
Ah, kagak afdol kalo tanpa embel-embel, pake 'sefu' hai aja! :P
Jadi Bingung mau mangil apa???
mau panggil hai hai saja, aku jadi anak kurang ajar. mau panggil om hai hai, nggak boleh sama om hai hai, waduh toloooonnnngggg. sudah biasa pangil pake embel embel om, sekarang tidak boleh. gimana nih om?
dan
ceritanya lanjutin donk; kalau para SS teeners setuju.
trus
kalau ngeblog, plisss jangan yang berat2. bukan karena anak remaja tidak pintar, tetapi anak remaja bisa bosen kalau tulisan dalam blog berat2. dan Anak2 remaja sekarang jauh lebih pintar daripada anak2 remaja zaman dulu.
o iya, kalau baru mau berumur 44 tahun saja dibilang tua, lalu sebutan apakah kalau sudah berumur 80 tahun? hayo?
dah....
HIDUP SS teeners
Bukan soal berat
Hi Dedy dan Ko Hai Hai,
Menurut saya, tulisan Ko Hai Hai yang ini ngga berat dalam arti bacanya mesti pelan2 sambil dicerna pelan2 juga. Saya ngerasanya fun untuk dibaca. Paling ngga itu pandangan saya yang usianya mungkin udah dua kali ade2 di sini. Tulisan ini ngga berat, hanya panjang. Buat orang yang ngga sabaran pingin tahu point2 dari tulisan yang dibaca, pasti ngga betah.
Pernyataan Dedy rasanya agak bertentangan satu sama lain. Kalau anak sekarang memang lebih pintar, berarti lebih mampu mencerna tulisan2 yang 'berat'. Maka harusnya tulisan Ko Hai Hai yang dianggap berat mestinya tidak jadi masalah. Saya pikir, mungkin lebih tepatnya bukan anak sekarang ngga suka yang berat2. Tapi mungkin semakin kurang sabar karena dipolakan hidup di jaman serba instan. Jangankan mereka, kita pun begitu = ) Itu dulu komentar balesan saya.
Cimeng dan rokok
hai hai, cimeng yang dilinting itu mirip rokok ya? tapi kan rokok dari tembakau, cimeng dari ganja (Cannabis sativa).
Walaupun (kudengar) cannabis itu dipakai untuk masakan, tapi dari sana akan masuk namanya narkotika dan obat berbahaya.
tapi daripada mati konyol gara-gara meyakini cimeng bukan narkoba, lebih baik mengkonsumsi yang jauh lebih aman dan terjamin.
ya kan hai?
Inilah dunia anak umur 13 tahun yang terindah
apa kini aku masih anak kecil ? :D
canabis le gourmet
"..cannabis itu dipakai untuk masakan.." --> jadi utk masakan mending pake cimeng (alami) atau vetsin (bahan kimia)?
kalo mau negor, tunggu gw sober up dulu yaaaa hehe :D
Nggak tahu juga
tiyo,itu juga aku tahu waktu sd, dari guruku di sd. nah masakannya apaan, aku juga pernah denger, tapi lupa dimana tempatnya + apa masakannya.
Inilah dunia anak umur 13 tahun yang terindah
apa kini aku masih anak kecil ? :D
ganja itu bumbu masakan2 aceh/padang
ganja itu setahuku untuk bumbu bumbu masakan yang dari aceh/padang katanya sih emang bikin wangi, bikin enak n karena itu jadi ketagihan tapi gak semua masakan aceh/padang pake ganja. lagian masih banyak koq masakan masakan lain yang juga enak.. kalo gak percaya tanya aja Bpk Bondan Winarno-nya Wisata Kuliner. Beliau akan bilang:No cimeng? Mak Nyuuuuusssssss....... hehehehe