Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Keluarga Burung Pipit
Berdiam di emperan alun-alun kota. Hari telah beranjak siang. Sepi, para penjual telah mengemasi dagangannya. Hanya aku dan beberapa ekor burung pipit, burung kecil berbulu coklat yang besarnya cuma segenggaman tangan. Burung yang ga menarik dan ga pernah diperhatikan orang. Tapi aku merasa damai ketika mereka bermain di sekitarku.
Aku pernah cerita sebelumnya, burung pipit digunakan Tuhan sebagai suatu isyarat untuk menyapa aku dan berkata, “jangan kuatir akan hidupmu” Burung-burung itu menjalani kehidupan kota yang keras, lalu lintas yang super duper crowded, polusi, ancaman dari predator ataupun pemburu iseng. Namun mereka tetap merentangkan sayap kecilnya tuk terbang rendah dan sesekali bercanda riang.
Mereka hidup dari remah-remah makanan yang bertebaran di jalanan (ini bukan burung pipit anarkis yang hobi nyuri hasil panen petani low). Namun mereka tetap berkicau sesuka hati memainkan nada-nada pujian penyembahan terindah.
Ada sebuah ilustrasi, jika suatu hari kita mendapati seekor burung pipit terkulai lemah di kaki kita, mengetokkan paruh kecilnya di jari kaki kita sambil berkata, “aku menyerahkan hidupku padamu” Apakah kita tega membunuhnya? Pastinya sebagian besar dari kita menjawab tidak akan. Apalagi Bapa kita di surga.
Aku menyebut keluargaku sebagai keluarga burung pipit. Kami hidup dari pekerjaan Tuhan, murni dari belas kasihan Tuhan, dan kami telah menyerahkan hidup kami sepenuhnya di tangan Nya.
Pernah baca sebuah kisah, bahwa Yesus sangat mengerti nilai dari burung pipit. Alkitab menyebutkan harga dari burung pipit, dua ekor seduit (mat 10:29) dan lima ekor dua duit (luk 12:6). Rupanya para pedagang burung zaman Tuhan Yesus telah menetapkan strategi marketing berupa “beli empat gratis satu”. Mungkin penjual sengaja mempersiapkan seekor burung pipit yang kecil dan kucel sebagai bonus ketika kita beli empat burung pipit yang lain.
Jika kita adalah burung pipit, Ia tidak mempermasalahkan kita burung pipit yang bernilai atau gratisan. Mungkin dunia menganggap kita bernilai rendah atau bahkan tidak bernilai. Namun ga satupun dari kita yang dilupakan Tuhan. Pastinya kita jauh lebih berharga daripada banyak burung pipit. So jika burung pipit mau berkicau dalam segala situasi, maukah kita memuji Nya dalam setiap keadaan kita?
- Yoshua's blog
- Login to post comments
- 4402 reads
Blog yg unik Yosh.. :p Q
Blog yg unik Yosh.. :p
Q suka :))
ketawa deh saat baca tulisan yang ini "(ini bukan burung pipit anarkis yang hobi nyuri hasil panen petani low)." hahahaha....
Thanks azuki..
Hahaha.. makacih ya..
Kalo kita pernah mngamati daerah persawahan, kan biasa ada gerombolan burung pipit yg berame-rame ngambilin bulir padi. Nah maksudku bukan burung pipit di persawahan itu
Btw azuki itu sama dgn lonely girl ya?
^^
mau deh berkicau dalam situasi..hehehe
boleh dijawab pertanyaan yoshua?? jawabannya betull.haha koq bisa tau..?
'u^
eL suka berkicau juga ya? hehehe
@Yosh: sama kayak jawaban NaeL... :p
akhirnya tau
Iya, akhirnya tau kalo azuki tuh lonely girl. Pertama dari avarnya (azuki di SS teens, lonely girl di SS). Selain itu dari akun fb-nya jg udah ketahuan. Hehe.. wanita dgn bny identitas.
xixixixixi....... LG tu
xixixixixi.......
LG tu nick pertama kali, tapi di SS :p
di SSteens aku pake azuki karna aku fans banget ma gadis yg namanya azuki (tokoh comic), hehehehe....