Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Invisible *
Tak terlihat. Jika mempercayai Cinta ada, maka harus mempercayai Tuhan
ada, dan jika mempercayai Tuhan ada, harus mempercayai Malaikat dan
Setan pun ada. Dan jika mempercayai hal ini otomatis harus mempercayai
Surga dan Neraka pun ada.
Sebenarnya semua orang tahu bahwa
ketiga hal yang disebut tadi adalah ada. Tuhan sudah menaruh dalam hati
setiap manusia bahwa Tuhan / Cinta itu dapat manusia rasakan. Cuma
hanya karena ketiga hal itu tidak terlihat, manusia berani untuk
berargumen bahwa hal-hal itu tidak ada. Ya, bisa dibilang seperti paham
ajaran ateis. Ateis adalah suatu filosofi (kebijaksanaan) yang tidak
mempercayai adanya Tuhan. Kalau tidak mempercayai adanya Tuhan, berarti
sebenarnya Tuhan itu ada bukan?
Bukan berarti apa yang tidak
kita lihat secara nyata merupakan sesuatu yang tidak ada. Cinta pun
seperti itu, rasa kasih sayang itu benar-benar ada, terhadap keluarga,
pacar, ataupun teman-teman kita. Cuma mungkin cinta yang murni memang
kadang tertutup / memudar oleh karena banyaknya dosa yang ditawarkan.
Kebohongan-kebohongan dosa yang kita pikir tidak apa-apa bahkan
menyenangkan menutupi rasa cinta / kasih kita.
Sekarang tentang
Malaikat dan Setan. Malaikat itu Roh sama seperti Tuhan yang adalah
Roh, kita tidak bisa melihat Roh karena kita masih hidup dalam darah
dan daging. Malaikat sama seperti kita diberikan kebebasan untuk
mentaati segala perintah Tuhan atau tidak. Dan Malaikat yang mengambil
keputusan untuk berontak pada Tuhan itu disebut Setan. Setiap hari
manusia tidak lepas dari kerja giat Setan, Setan selalu menggoda kita
untuk ikut tidak taat kepada Tuhan alias berbuat dosa. Manusia selalu
digoda Setan untuk berbuat dosa, tetapi jika kita melakukan dosa, kita
tidak bisa menyalahkan Setan karena Ia yang menggoda kita, keputusan
dan tanggung jawab dalam mentaati Tuhan atau tidak sepenuhnya ada dalam
diri kita.
Mari kita dekatkan diri dengan pribadi yang
diciptakan oleh Tuhan, yaitu Malaikat. Jika Malaikat berbuat dosa, maka
Ia tidak akan diampuni dan bahkan akan menjadi Setan, dan suatu saat
nanti Setan ini akan dimusnahkan. Sedangkan jika manusia yang berbuat
dosa, masih bisa diampuni. Kenapa? Karena kita berbuat dosa dalam darah
dan daging, malaikat berbuat dosa dalam Roh. Betapa beruntungnya kita
bukan? Karena dalam Alkitab tertulis
"Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal."
Disini tidak dikatakan
bahwa kasih Allah itu kepada Malaikat melainkan manusia. Dalam Ibrani 2
:16 pun begitu. Ya, Tuhan begitu mengasihi kita (manusia) sehingga Ia
yang adalah Roh, rela menjadi darah dan daging dalam pribadi Yesus
Kristus, untuk menebus seluruh dosa yang kita perbuat dalam darah dan
daging pula.
Dosa dilakukan di dalam tubuh, jadi harus diselesaikan
juga sewaktu tubuh ini berfungsi atau hidup. Setelah kita meninggal,
artinya sudah tidak ada kesempatan untuk menyelesaikan dosa yang kita
lakukan dalam darah dan daging ini.
Bagaimana cara menyelesaikan
dosa ini? Percayailah sungguh-sungguh Tuhan Yesus Kristus. SejarahNya
melalui Alkitab, kisahNya (yang benar) yang sering diceritakan orang
Kristen (pengikut Yesus), dll. Untuk mempercaya tentang Tuhan Yesus
ini, kita memerlukan iman yang diberikan oleh Tuhan Yesus sendiri,
mintalah padaNya. Karena sebagai manusia yang pemberontak, kita memang
sulit mempercayai hal yang tidak terlihat. Namun Tuhan Yesus sendiri
berkata
"Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
-Yohanes 20 : 29b-
God Bless~
- Nael's blog
- Login to post comments
- 3651 reads
@Nael, yup
Salah satu kelebihannya Nael itu pengajar banget..blognya bener2 sistematik. Yup bener banget, Yesus sendiri adalah pribadi manusia, tentulah karya penebusannya buat kita manusia.
Oya satu hal yang menarik, Nael menulis,
Manusia selalu digoda Setan untuk berbuat dosa, tetapi jika kita melakukan dosa, kita tidak bisa menyalahkan Setan karena Ia yang menggoda kita, keputusan dan tanggung jawab dalam mentaati Tuhan atau tidak sepenuhnya ada dalam diri kita.
Beberapa paham teologi (seperti yg dianut Nael) setuju dengan pernyataan seperti itu. namun aku pribadi kurang sreg. Bukankah sebelumnya juga dibahas bahwa iblis itu bapa dusta? Iblis ga bisa diibaratkan dengan penjaja makanan di terminal, ketika kita membeli makanan itu dan ternyata keracunan, kita yang bersalah karena kita mengambil keputusan untuk membeli. Iblis sangat licik, ia menghalalkan segala cara supaya makanan beracun itu kita miliki, apapun caranya, mungkin dengan diam-diam dimasukin ke tas kita..
Jadi kadang kita dipaksa berdosa dan sulit mengambil keputusan objektif. Buat aku iblis juga harus dipersalahkan.
Yup
thanks pujiannya yoss..hehehh
Yup..sepertinya saya salah tulis juga..haha.. setelah dibaca lagi, memang ditulisan itu Iblis dinyatakan tidak bersalah sama sekali.. Tetapi saya tulis itu dengan tujuan agar kita lebih bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan. Sehingga kita juga enggan untuk berbuat dosa. Karena ada kasus seseorang itu berdosa dan ia selalu menyalahkan Iblis yang membuat ia jatuh (sehingga dia menganggap dirinya tidak bersalah, tidak ada rasa salah).. Padahal yang berbuat dosa kan dirinya sendiri, lagian Iblis kan pada dasarnya memang sudah bersalah, dan memang kerjaan Iblis itu selalu yang jahat dia berusaha membuat manusia jatuh dalam dosa alias memberontak pada ketetapan Tuhan (jelas-jelas ini salah)..Iblis seperti singa yang mengaum-ngaum menunggu mangsa yang lemah untuk ditelannya, Oleh karena itu kita harus kuat, dan menyadari semua hal yang kita lakukan..heheh
Ngak bisa lari
Manusia ngak bisa lari dari dosa,semua manusia berdosa ttp kasih Tuhan ngak akan brubah.
Geadley