Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Dunia yang penuh sekat
Teman, waktu kecil kita semua pasti pernah berimajinasi tentang suatu hal diluar logika, semisal “kenapa matahari ga berwarna merah muda, dan ga terbit dari barat” atau “kenapa salju ga turun di Indonesia?” Waktu berlalu dan kitapun belajar tentang spektrum, intensitas cahaya matahari, iklim dan revolusi bumi, akhirnya kita tahu bahwa hal tersebut ga mungkin banget..
Ibaratnya kita hidup di dunia yang penuh sekat. Sekat2 itu bisa berupa fakta, logika, penalaran atau perkataan orang lain, sehingga kita jadi gampang pesimis dan bilang tidak mungkin pada berbagai kemungkinan. Kerapkali kita pun membangun sekat2 sendiri, dan membuat ruang gerak kita terbatas..
Contohnya gini, dalam pelayanan aku menjumpai banyak karakter manusia, pernah seorang bilang gini sebelom UAN, “mana mungkin berhasil, paling2 akhirnya adek sekolah di sekolahan pinggiran..” atau ada lagi yang lebih parah, “Adek ga mau ke sorga, soalnya ga seru, disono cuman ada orang2 alim..”
Yuk belajar dari Yehezkiel, seorang tokoh Alkitab yang hidup pada zaman pembuangan Israel di Babel, Tuhan memberinya banyak penglihatan ajaib semasa hidupnya. Beberapa penglihatan seperti merobahkan sekat pembatas, sehingga kita tahu bahwa ga ada yang mustahil bagi Dia..
Pada suatu ketika Yehezkiel melihat lembah yang dipenuhi tulang2 dengan kondisi sangat kering (Yeh 37). Lembah tulang2 merupakan lembat tempat peperangan utama (ceritanya dua kubu yang berseteru awalnya saling melempar senjata di kedua tebing yang berhadapanm setelah persenjataan habis, mereka menuruni tebing dan berperang di lembah penghabisan tersebut). Ini menggambarkan kekalahan besar umat Tuhan. Secara logika, ini sudah tamat (apalah artinya tulang2 kering).. Namun Tuhan merobohkan sekat logika, Roh Nya menghidupkan bahkan memulihkan kembali, hingga berjejaklah suatu tentara yang amat besar.
Sodaraku, kita pun menghadapi peperangan kita masing2. Mungkin kita musti berjuang dalam studi, masalah sama ortu, temen atau melawan dosa. Ada saatnya kita ngerasa kalah, bahkan tamat. Nah, ingat selalu bahwa Tuhan spesialisasinya membalikkan keadaan, kalau onggokan tulang bisa diubah menjadi tentara yang besar, apalagi hidup kita. Tuhan mampu memulihkan kita, hingga kita siap berperang lagi dengan kekuatan baru.
Dilain waktu Yehezkiel melihat bumi bercahaya karena kemuliaan Tuhan dari Bait Allah melingkupinya (Yeh 43). Padahal pas kecil kita diajari bahwa bumi bukanlah bintang yang bisa memancarkan cahaya sendiri, boong banget dong Yehezkiel? Bumi terdiri dari unsur2 sederhana yang stabil, dalam kondisi normal reaksi fusi ga bakal terjadi. Namun perkara lain ketika Tuhan menyatakan kemuliaan Nya, Ia merobohkan sekat kebiasaan yang membatasi pikiran kita.
Nah akupun percaya, ketika kita memuliakan dia dalam hidup kita (melalui ucapan dan tindakan kita), perkara ajaib akan terjadi. Cahaya kemuliaan Nya akan menyingkirkan kegelapan ato ketidakpastian masa depan. Hidup kita akan lebih terarah ketika Dia menuntun tiap langkah kita.
Pada kesempatan lain Yehezkiel melihat sungai yang mengalir dari Bait Suci ke arah timur, hingga melintasi Laut Mati (Yeh 47). Laut Mati terkenal punya kadar garam (salinitas) tinggi (sekitar 31,5% ato 8,6x lebih tinggi dari laut yang lain). Namun hebatnya, aliran itu membuat Laut Mati menjadi tawar dan ikan2 berkeriapan di dalamnya. Secara logika ga mungkin biota laut bisa hidup dalam kondisi salinitas yang ekstrim, karena sel-selnya akan mengalami krenasi (lisis). Tapi sekali lagi Tuhan robohkan sekat2 imposibilitas itu..
Begitu juga bila hidup kita berasa “Laut Mati” banget, hambar, hidup tanpa kehidupan. Tuhan bisa kog robohkan sekat keterasingan kita, ciptakan “hidup” dalam sekacita dan damai Nya, ketika hadirat Nya mengalir, ketika kita membuka pintu bagi Nya untuk menata hidup kita..
Sobat, kitab Yehezkiel tidak hanya bicara soal bangsa Israel, namun juga bicara soal kamu.. Tuhan mampu ubahkan hal2 yang rasanya ga mungkin menjadi kepastian. Namun Ia ga pingin kita jadi anak Nya yang manja. Kita pun musti gunakan segenap potensi yang dipercayakan Tuhan ke kita dengan semaksimal mungkin.
Satu hal lagi, kita juga musti check n recheck apakah itu selaras dengan kehendak Tuhan, soalnya yang terbek buat kita belom tentu yang terbaek versinya Tuhan. Nah kalo udah klop, kita tinggal tunggu tanggal maennya Tuhan. Ia bakal robohkan semua sekat ketidakmungkinan kita..
Ingat kata sahabat, kita membangun gereja dengan sekat2 fisik, namun Ia membangun hadirat Nya dengan kasih karunia Nya..
Damai bagi kita :)
- Yoshua's blog
- Login to post comments
- 3169 reads