Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
beranikah memberikan perpuluhan sebesar 55% BUKAN 10% ?????
beranikah kamu memberikan 55% dari semua penghasilanmu untuk perpuluhan kepada Tuhan?? bukan 10% seperti yang selama ini kita lakukan????
itu adalah pertanyaan yang diberikan oleh seorang rekan pelayanan Papi, ketika kami sharing kemarin sore. jika selama ini kita selalu memberikan 10% dari penghasilan kita buat Tuhan, lalu sisanya buat kita, apakah kita berani memberikan yang lebih untuk Tuhan dan sedikit untuk kita???
pertanyaan yang cukup menggelitik dan menantang. jika selama ini kita dituntut untuk memberikan perpuluhan sebesar 10% saja terkadang terasa sangat sulit dan kadang tidak terealisasikan karena lebih mementingkan kepentingan diri sendiri, apalagi jika memberikan sebesar 55%???? lalu bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup kita yang lain?? bagaimana untuk mencukupi kebutuhan makan??ssetelah pertanyaan simpel itu keluar, yang sebenarnya hanya membutuhkan jawaban berani atau tidak, justru semua pikiran2 manusia kita yang keluar dan menjadi bahan pertimbangan kita.
kisah janda miskin yang memberikan seluruh hasil pekerjaannya yang hanya berjumlah sedikit sekali kepada Tuhan dengan sepenuh hati, dibandingkan dengan persembahan seorang kaya yang sebesar 10% dengan jumlah uang yang besar, Tuhan lebih memandang kepada si janda miskin. kepada seorang janda yang memberikan persentase terbesarnya bagi Tuhan.
apa yang kita tabur, maka akan kita tuai. itulah hukumnya Tuhan.
saat kita hanya memberi yang terkecil karena sebuah peraturan atau kebiasaan, maka yang kita tuai hanyalah hal yang kecil. Tuhan tetap berkenan kok..
namun, saat kita menabur dengan porsentase terbesar yang kita miliki untuk Tuhan, dengan sepenuh hati dan dengan iman, maka yang kita tuai adalah kerajaan Sorga dan seluruh isinya. tempat terindah bersama dengan Bapa..
seberapa banyak yang mau kita tabur?? berdasarkan jumlah menurut ukuran manusia atau menurut porsentase kepemilikan kita tanpa memandang jumlahnya.
"karena Tuhan tidak melihat seberapa besar jumlah yang kita berikan, tapi Tuhan melihat seberapa besar porsentase yang kita berikan untuk Tuhan. karena Tuhan melihat hati dan iman kita kepada Dia." kalimat dari seorang Indri Gautama yang membuat sebuah kegerakan lagi..sebuah loncatan iman yang lebih lagi..
selamat memberikan porsentase terbesar untuk Tuhan kita yang dahsyat, yang telah membeli kita dan membayar harganya dengan lunas..
- novi lorensia's blog
- Login to post comments
- 3249 reads
klo 55%
klo 55% namane bukan persepuluhan.. tapi perlimapuluhlima'an...
Definisi Persepuluhan dan Persembahan
Kata Ibrani untuk "persepuluhan" (_ma'ser_) secara harfiah artinya "sepersepuluh bagian".
sepersepuluh dari ternak dan hasil tanah mereka, dan juga sepersepuluh
dari penghasilan mereka, sebagai pengakuan bahwa Allah telah memberkati
mereka (lih. Im 27:30-32; Bil 18:21,26; Ul 14:22-29;
lihat cat. --> Im 27:30);
[atau --> Im 27:30]
persepuluhan
ini terutama dipergunakan untuk biaya-biaya ibadah dan sokongan bagi
para imam. Allah menganggap umat-Nya bertanggung jawab untuk mengatur
sumber-sumber penghasilan yang telah diberikan-Nya kepada mereka di
tanah perjanjian itu
(lihat cat. --> Mat 25:15;
lihat cat. --> Luk 19:13).
[atau --> Mat 25:15; Luk 19:13]
Di dalam hukum-hukum mengenai persepuluhan, Allah hanya memerintahkan
mereka untuk mengembalikan kepada-Nya apa yang pertama-tama telah
diberikan-Nya kepada mereka.
Israel dituntut untuk memberikan banyak persembahan lainnya kepada
Tuhan, terutama dalam bentuk berbagai korban. Kitab Imamat menjelaskan
berbagai upacara korban: korban bakaran (Im 1:1-17; 6:8-13), korban sajian (Im 2:1-16; 6:14-23), korban keselamatan (Im 3:1-17; 7:11-21), korban penghapus dosa (Im 4:1-5:13; 6:24- 30) dan korban penebus salah (Im 5:14-6:7; 7:1- 10).
memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan. Beberapa di antaranya
diulangi (lih. Im 22:18-23; Bil 15:3; Ul 12:6,17),
sedangkan yang lain dipersembahkan sekali saja. Misalnya, ketika bangsa
Israel membangun Kemah Suci di Gunung Sinai, mereka memberi secara
sukarela bagi pembangunan tenda dan perabotannya (lih. Kel 35:20-29);
mereka sedemikian bersemangat mendukung proyek ini sehingga Musa harus
menghentikan mereka dari memberikan persembahan lagi (Kel 36:3-7).
Pada zaman Yoas, imam besar Yoyada membuat sebuah peti di mana
orang-orang dapat memasukkan persembahan uang sukarela untuk menyokong
perbaikan Bait Suci; dan umat itu memberi dengan berlimpah (2Raj 12:9-10). Demikian pula, pada zaman Hizkia, umat itu dengan sukarela memberi untuk keperluan para imam dan Bait Suci itu (2Taw 31:5-19).
dan menahan uang mereka daripada memberikannya kepada Tuhan dalam
persepuluhan dan persembahan teratur. Ketika membangun Bait Suci yang
kedua, orang Yahudi tampaknya lebih memperhatikan pembangunan rumah
mereka sendiri, serta membiarkan rumah Allah dalam keadaan rusak.
Akibatnya, kata Hagai, banyak orang menderita kemunduran dalam keuangan
(Hag 1:3-6).
Hal yang sama terjadi pada zaman nabi Maleakhi, dan sekali lagi Allah
menghukum umat-Nya karena menolak untuk memberikan persepuluhan (Mal 3:9-12).
http://theo.piluz.org
Berkat
Di abad ini,sedikit saja orang yang ingin memberi porsentase yang terbesar bagi Tuhan,meski orang itu kaya skalipun.Tapi sebagai anak Tuhan,jika pemikiran seorang itu seperti pemikiranmu,sudah pasti orang itu bisa mendapat berkat yang melimpah,meski orang itu kaya di dunia.
Tetapi manusia ada saja tidak bisa meahan cemburunya,sehingga sanggup melakukan apa saja,akhirnya menyesal.
Geadley
Ya
Kalau kta mw memberi lbh bxk,kta dpt mmbrikannya pd ucapan syukur atw pd persmbhan..
Perpuluhan lbh baik diisi lbh dr pd kurang..
Bnar ,
zman skrang mau mmbrikn lbh sj kpd Tuhan pzt msh pikir panjaaaanggggg.....pdhl nfas,kesehatan,dll itu di berikan Tuhan secara gratizzzz :-)
THANKS GOD
hahahhaa
hahahahaha.. ya begitulah manusia..
merasa kalau semuanya karena usaha dan kerja keras diri sendiri, sehingga merasa layak untuk menerima semuanya. bukan untuk mempersembahkannya..
Manusia patut sadar
Manusia patut sadar bahwa kalau bukan Tuhan yang mberkati mereka,mana mungkin usaha mereka itu punya hasil.
Geadley
emang ...
emang ... kalian bukan manusia ya.
http://theo.piluz.org
kita emang manusia, tapi bukan manusia dunia.
kita tentunya masih manusialah.
karena kita masih hidup di dunia. tapi kita bukan manusia dunia yang memiliki pikiran2 dunia.
kita manusia rohani, manusia2 yang berpikir dengan cara pikir Allah, dengan pimpinan Roh Kudus..
belajarlah menjadi seorang manusia rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus dan dengan pikiran2 Allah..
Iya Bu..
Iya Bu, saya akan belajar dan sekarang pun saya masih belajar. Dari kata2 anda sepertinya anda sudah menjadi manusia rohani ya? Oh iya, anda sudah berapa lama menjadi manusia rohani?
http://theo.piluz.org
sejak lahir baru
aku jadi manusia rohani, sejak aku lahir baru dan mengenal Tuhan dengan benar. saat aku memanggil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dalam hidupku..
sejak 10 bulan ini..
Kita juga manusia
Kita juga manusia tapi corak pemikiran manusia itu berbeda bukan semuanya sama sebagai contoh pemikiran anak2 kristen dgn anak2 bukan kristen.Apa kamu pikir sama?Lihat cara hidup kristen dengan duniawi ini gmana.
Geadley
???
???
http://theo.piluz.org
Paham
Moga kamu paham apa yang kamu baca.Pemikiran manusia rohani itu lain dari pmikiran duniawi.
Geadley
wuis..
wuis.. emang km manusia rohani yang gak berdosa dan tidak bercacat cela ya?? hebat bener luh..
http://theo.piluz.org
Wah......
Bukan maksud gue bilang gue suci doang,manusia memang ngak bisa lari dari dosa tapi kalo seseorang itu udah diselamatkan darinya maka pemikirannya berubah,namanya juga diselamatkan toh.
Emang kamu ngak diselamatkan oleh Tuhan????
Geadley
novi (4)..
Iya nov..ini masalah yg sensitif bgt.. Perpuluhan secara harafiah 10% pendapatan kita buat Tuhan (dari Perjanjian Lama), padahal kitab Taurat lebih banyak menyatakan secara simbolik. Tentunya 55% maksudnya kita menempatkan Tuhan lebih besar dari kebutuhan kita sendiri..
Kita juga perlu lihat apa gereja yg diberi perpuluhan itu missioner kah? Maksudnya apakah cuma memperkaya diri, infrastruktur, desain interior dll? tapi domba2nya terlantar? Atau kah gereja itu bener2 berkomitmen untuk pertumbuhan jemaat baik secara kualitas ataupun kuantitas?
Memberi perpuluhan 55% itu konsep yg luar biasa, tapi kita juga harus memperhatikan itu buat pekerjaan Tuhan atau pekerjaan manusia yg seolah-olah buat Tuhan..
Mbangun
Membri biar dengan ikhlas hati,ngak usah secara paksa2 segala.Manusia itu ngak sama pendapat(bukan semua)& gereja yg mbangun adalah gereja yg bekerjasama.
Geadley