Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sepuluh Perintah Allah (The Ten Commandments)
Sepuluh Perintah Allah (The Ten Commandments)
Dalam Kitab Taurat (Keluaran 20:1-17 dan Ulangan 5:4-22) tertulis 10 Perintah Allah (The Ten Commandments). Kesepuluh Perintah Allah ini tertulis pada dua loh batu yang dibawa nabi Musa ketika turun dari gunung Sinai. Sepuluh Hukum Allah ini disadari atau tidak disadari berlaku bagi semua manusia apa pun agamanya. Dalam Roma 2:12-16 disebutkan bahwa Tuhan sudah menuliskan Sepuluh Perintah-Nya ini (Hukum Taurat) dalam hati sanubari setiap manusia.
Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
1. Jangan ada padamu allah (ilah) lain di hadapan-Ku.
2. a. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas,
atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
b. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN,
Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada
anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang
membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu
mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."
Supaya selamat kita harus melakukan semua perintah Allah di atas, namun karena Tuhan tahu bahwa kita tak akan mampu melakukannya dengan kekuatan kita sendiri, maka Yesus Kristus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:6-8), untuk memenuhi tuntutan keadilan Allah seperti yang tertulis di Sepuluh Perintah Allah. Dalam Kitab Injil disaksikan bagaimana Yesus datang menggenapi semua yang dilambangkan dalam Kitab Taurat. Dialah Anak Domba Allah yang sesungguhnya, yang mencurahkan darah-Nya di kayu salib bagi pengudusan semua manusia yang mau percaya dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dengan demikian setiap orang yang menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya, hutang dosa-dosanya sudah dibayar lunas oleh pengorbanan Yesus.
Dalam Kitab Injil Kesepuluh Perintah Allah juga diringkas oleh Yesus menjadi dua perintah utama bagi kita :
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40)
Perintah pertama sampai dengan keempat menjadi Hukum Kasih kepada Allah. (Jangan ada ilah lain, jangan membuat patung berhala dan menyembahnya, jangan sebut nama Allah dengan sembarangan, serta kuduskan dan hormati hari Sabat).
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. (Ulangan 6:4-5)
Perintah ke 5 sampai dengan ke 10 menjadi Hukum Kasih kepada sesama manusia. (Hormati orangtua, jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan berdusta, dan jangan mengingini milik sesama).
Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Roma 13:9-10)
Dalam Kitab Injil, Tuhan Yesus menyempurnakan hukum kasih ini. Kita tidak lagi mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Bahkan lebih agung dari itu, Tuhan Yesus memerintahkan agar kita mengasihi sesama manusia seperti Tuhan sudah mengasihi kita. Yesus rela mati bagi kita di saat kita masih berdosa ((Roma 5:8). Kita juga harus rela berkorban bagi sesama walaupun mereka menyakiti hati kita.
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yohanes 13:34)
Nah, kini kita mentaati Sepuluh Perintah Allah bukan lagi agar kita diselamatkan, namun untuk mengungkapkan rasa syukur kita, dan untuk menyenangkan Tuhan yang sudah lebih dulu menyatakan kasih-Nya dengan berkorban bagi kita. Kita melakukan hukum Taurat tidak lagi secara legalistik, namun yang harus diwujud-nyatakan adalah kasihnya.
Kasih yang dapat dirasakan oleh hati,
Kasih yang dapat dilihat oleh orang buta,
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
- Puput Manis's blog
- 85792 reads
Syaloom puput
Puput yang manis, sy mau
Roelis, Bedanya Di Mana?
Hai Roelis,
Terima kasih untuk tambahan dari Anda. Saya kira udah jelas kalau kasih kita kepada Tuhan Allah yang Esa itu harus sepenuh hati, sepenuh, jiwa, sepenuh akal budi, dan sepenuh kekuatan, dan harus lebih mengutamakan Tuhan dalam segala hal dari pada manusia, apalagi hal lain. Kalau tidak, berarti kita udah melanggar hukum yang pertama : "Jangan ada ilah lain di hadapan-Ku".
Tapi kalau tidak keberatan, saya ingin Anda menjelaskan lagi apa bedanya antara kasih kepada Tuhan dan kasih kepada manusia menurut Anda.
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Hukum kasih . . . mbak Puput"
Dear mb Puput yang imut2,
Ngomong2 mengenai kasih, jadi teringat kotbah hari minggu kemarin, yang diambil dari kitab 1 Yoh. 3:11-18 dengan perikop "Kasih terhadap saudara sebagai tanda hidup baru". Meskipun kotbahnya bagus tetapi :
Saya pengin berbagi dari nats ; ayat 16 "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita"
Mbak Puput ayat ini benar-benar sangat dalam maknanya, bahkan amat sangat berat untuk dilaksanakan. Tetapi penulis kitab ini memberi penekanan pada kata "wajib", artinya suatu keharusan, yang mau tidak mau sebagai pengikut Kristus harus melakukan.
Jangankan menyerahkan nyawa, terkadang mendengarkan keluhan sesama kita saja kita tidak punya waktu. Ternyata tidak mudah ya? tetapi bukan suatu hal yang tidak mungkin. Ini hanya bisa dilakukan dengan penuh kesungguhan dan konsentrasi yang fokus . . "core centries" dengan mengandalkan kuasa Roh Kudus" tentu saja melalui tahapan2 yang paling sederhana yang bisa kita lakukan.
Misalnya mau menyediakan waktu untuk mendengar keluhan, mau berbagi tanpa pamrih(pujian, timbal balik), berbagi apa saja: ilmu, pengalaman, perilaku yang baik, berkat jasmani dan rohani, dll. Terus .. . . . tambahin dong . . . .
Kalau semua usaha yang kita lakukan itu tidak mencapai kesempurnaan, disitulah kuasa Tuhan Yesus menghapus segala kekurangan kita, menyempurnakan. Makanya p Hai-hai sering menulis bahwa keselamatan itu 100% anugerah dan 0 % usaha manusia.
Artinya kita memang harus berusaha se max kemampuan kita dengan tuntunan kuasa Roh Kudus Nya untuk meneladani karakter Tuhan Yesus, tetapi sebagai manusia yang terbatas kemampuannya, kita sering kali jatuh bangun untuk menuju ke sana. Makanya Tuhan Yesus datang untuk menjadi korban penebusan bagi kesalahan, kekurangan, kelemahan kita dihadapan Allah.
Bukan diambil enaknya saja percaya Tuhan Yesus pasti masuk Surga,
Tuhan Yesus sendiri mengatakan dalam Matius 7:21 ->"bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan akan masuk kedalam kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga"
Kata Calvin : orang suci itu bukan orang yang tidak berdosa, tetapi orang yang mempunyai kepekaan yang tinggi untuk tidak berbuat dosa.
Sedikit nimbrung ya mb Puput, tulisannya sangat bermanfaat buat kita semua untuk lebih mawas diri.
Salam buat semua.
Oma, Terima Kasih Untuk Melengkapi
Dear Oma yang awet muda,
Terima kasih sudah melengkapi tulisan saya di atas. Wah, mata saya juga baru terbuka, ternyata dalam 1 Yohanes 3:16 malah ada kata-kata "wajib". Seperti Kristus, kita pun wajib menyerahkan nyawa kita buat saudara-saudara kita. Jadi pengikut Kristus itu ternyata beraat juga ya?
Sekali lagi 'makasih ya, Oma..
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Kasih kepada Allah vs kasih kepada manusia
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
tujuan kasih adalah kemuliaan
Perbedaan mengasi dan mengasihi"
Mas DETA sama Roelis nih jawabannya serupa tapi beda, boleh juga lho.
Ternyata kasih itu kalau dijabarkan jadi banyak ya, seperti hukum Taurat yang cuma 10 bisa jadi luas, melakukan yang sepuluh saja susah, apalagi kalau seabrek aturan dan larangan, bisa sesak nafas.
Menerima Hukum kasih sepertinya kok cuma dua dan mudah ya, tapi kalau diuraikan apa mungkin juga susah, wong cuma mengasihi apa sulitnya, kalau dilarang jangan ini dan jangan itu memang kita jadi serba salah, rasanya tidak ada kebebasan.
Ikutan nanya ya, Apa bedanya mengasi dan mengasihi?
Jawab ya.. ..
Salam.
Kasih Kepada Allah dan Manusia
Syallom Roelis, Deta, Oma dan semuanya saja,
Saya sangat setuju buat masukan temen-temen di atas. Kasih pada Tuhan harus lebih utama daripada kasih pada manusia. Kalau terbalik, berarti manusia yang diidolakan itu udah jadi berhalanya -> melanggar hukum pertama "Jangan ada ilah lain dihadapan-Ku".
Tuhan Yesus juga berfirman :
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. (Matius 10:37)
Kita juga tak akan mampu mengasihi manusia yang kelihatan, kalau kita belum berhasil mengasihi Allah yang tak kelihatan.
Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (I Yohanes 4:20)
Yang terakhir, ini yang lebih berat :
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (I Yohanes 3:18)
Selama ini kita banyak bicara teori kasih, seperti kita lagi mendengar pelajaran berenang. Coba kalau tiba waktunya terjun ke air dan berenang sendiri.. nah, mungkin diskusi kita bisa lebih hidup dan lebih asyik lagi. Satu masalah aja dulu, apa temen-temen punya pengalaman bagaimana mengasihi orang yang sulit (difficult people)? Misalnya suami yang pemarah dan suka memukul, istri yang cerewet dan otoriter, anak-anak yang suka membantah dan semaunya sendiri, teman kerja yang licik dan terus berusaha menjatuhkan kita, dll.
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Mengasi vs Mengasihi & Praktek Kasih
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Deta, Ayo Tulis di Blog
Dear Deta,
Ini model mana lagi, ditanya malah bales ngasih soal multiple choice?? Lagi-lagi disuruh milih TEORI yang benar?
Gini aja deh, Det. Sekalian ngumpulin poin, gimana klo dibuka sayembara menulis kesaksian pribadi tentang "Pengalamanku Menghadapi Orang Sulit Dengan Kasih"? Pasti seruuu lho. Dari situ kita juga bisa saling belajar : Ooo... klo ada orang yang begini, sebaiknya dibegitukan dst, dst..
Ayo Det, kamu mulai dulu. Punya ga pengalaman mempraktekkan kasih?
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Puput model terbaru
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Mulialah Tuhan
Damai sejahtera
Kita melakukan dua kasih terutama itu tidak sama dengan melakukan sepuluh perintah Allah dalam hukum Taurat.
Tetapi dikatakan olehNya "siapa yang telah melakukan dua kasih terutama sudah memenuhi sepuluh perintah Allah."
Contoh,Bangsa Israel yang sejak diberikan perintah oleh Musa untuk melakukan sepuluh perintah Allah.Apakah ada yang sempurna melakukan sepuluh perintah tsb? Tidak ada.Buktinya mereka masih harus mengucurkan darah domba sebagai tanda mereka mengakui telah berbuat dosa.
Sekarang kita,hidup dibawah dua kasih terutama tidak lagi dibawah sepuluh perintah Allah.Itulah sebabnya kita tidak lagi mempersembahkan darah domba sebagai tanda kita mengakui dan menebus dosa kita.Tetapi kita yang sekarang hidup dibawah dua kasih terutama kita hidup didalam Kristus.Sebab Kristus mempersembahkan darahNya ganti domba bagi kita supaya kita memperoleh hidup didalamNya.Sebab dengan darahNya kita telah mempersembahkan korban penebus yang lebih baik dari darah domba.Makanya kita dapat masuk kehadirat Allah meskipun kita tidak hidup lagi dibawah hukum Taurat.
Siapa yang mau hidup dibawah hukum Taurat berarti mengandalkan dirinya sendiri.Memang hukum itu sendiri benar berasal dari Allah,tetapi manusia yang bersifat jasmani tidak bisa sempurna melakukan hukum yang bersifat rohani,kecuali mematikan jasmaninya.
Sedangkan kita hidup dibawah dua kasih terutama adalah mengandalkan kasih Tuhan.Dapat kita katakan kita yang roh,didalam Roh Kudus,melakukan dua kasih terutama yang bersifat jasmani.
Bagi yang melakukan sepuluh perintah Allah,yang bersifat rohani adalah hukumnya maka pada kita yang bersifat roh adalah yang melakukannya,karena kita melakukan segala sesuatunya adalah dalam nama Tuhan.
Terpujilah Yesus Kristus!
Terpujilah Yesus Kristus!