Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Perspektif Alkitab mengenai Kompetensi
Menjadi suatu kerinduan saya untuk merespon bahwa kegerakan anak-anak Tuhan untuk “mengekspansi” ladang market-place, memang harus diperlengkapi dengan pemahaman yang kontekstual dan relevan, karena dalam bertinju dengan meninjau ke segala arah tentu akan melelahkan diri sendiri dan menghabiskan energi.
Rasul Paulus memberikan suatu pengertian sebagai suatu pembuka pembahasan ini
1 Kor 9:25-27 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
(26)Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
(27)Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Banyak mungkin anak-anak Tuhan, termasuk saya tentunya, ketika dalam suatu ibadah KKR yang memiliki tema untuk meraih market-place sebagai suatu teritori untuk nama Tuhan dimuliakan, begitu berapi-api dan bersemangat, namun ketika kembali ke market-place baik sebagai pekerja atau pengusaha, seolah-olah kehilangan focus, darimana memulai dan bagaimana memulainya?
Kali ini saya ingin memulainya dari kata KOMPETENSI, mengapa saya memulai dari kata tersebut? Dalam market-place yang mengagungkan keunggulan dalam persaingan (competitive advantage), kata kompetensi merupakan roh dari pilar-pilar keunggulan dalam persaingan. Beberapa metode manajemen peningkatan performa organisasi seperti Balance ScoreCard (BSC) atau Six Sigma, dsb menekankan bahwa kontribusi terpenting dan terutama dalam suatu sistem adalah sumber daya manusia, BSC menangkap esensinya dengan mengurainya dalam learning & growth perspektif sebagai pondasi perspektif selanjutnya, sedangkan Six Sigma untuk menentukan Key Business Objective (KBO) tentu memerlukan daya analisa dari SDMnya .
Dari rangkaian Paulus yang menyatakan “berlari” dengan tujuan, “bertinju” secara efektif dan “melatih” tubuhku, buat saya itu sudah suatu proses dalam pembentukan kompetensi, dilengkapi dengan metode-metode hasil induksi atau deduksi empiri yang ada, dengan bahasa yang “sederhana”, anak-anak Tuhan jika ingin meraih market-place untuk nama Tuhan dipermuliakan, harus memiliki kompetensi. Karena tanpa “bahasa” yang dapat diterima oleh kalangan market-place, mustahil market-place bisa dimenangkan bagi Tuhan.
Mengapa dengan sangat “berani” saya menyatakan mustahil? Apa saya sudah kehilangan kepercayaan kepada kuasa dan mujijat Tuhan?.
Tidak, sampai saat ini dan selamanya saya percaya bahwa kuasa dan mujijat Tuhan itu akan selalu ada dan berlaku, namun bukan berarti anak-anak Tuhan yang seharusnya menjadi “garam dan terang”, tidak dapat berbicara banyak dalam market-place disebabkan ketidakmauan dan ketidakperdulian (ignorance) terhadap suatu realitas market-place itu sendiri.
Kita tidak bisa menjadi surat terbuka Kristus dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif, bahkan menetap di zona aman yang akhirnya “ter-kristalisasi” menjadi orang-orang medioker. Orang-orang yang tampil seadanya dikarenakannya ke-enganannya untuk bekerja lebih keras dan memberikan yang terbaik dari dirinya.
Sementara orang-orang dalam market-place adalah orang-orang yang “haus dan lapar” akan prestasi, performa dan dedikasi, jika kita tidak bisa tampil lebih cemerlang dari orang-orang yang belum menKejal Tuhan Yesus, kita tidak bisa berharap banyak bahwa Tuhan akan berharap banyak kepada kita.
Memang secara eksplisit Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan “Jadilah yang terbaik” kepada orang-orang percaya, namun sebenarnya lebih dari itu Tuhan Yesus memiliki suatu kegairahan yang luar biasa ketika IA menyampaikan :
Mat 5:13-16 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
(14)Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
(15)Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
(16)Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Kegairahan Tuhan Yesus bukan sekedar orang-orang percaya menjadi terbaik, lebih dari itu menjadi Terang Dunia, kota yang terletak diatas gunung, pelita yang diatas kaki dian.
Tuhan Yesus bukan sekedar menaruh harapan kepada orang-orang percaya, ketika Tuhan Yesus menyatakan dengan tegas dan pasti bahwa “kamu adalah…..”, jelas itu suatu kalimat deklarasi buat orang percaya, ya Tuhan Yesus memproklamirkan bahwa orang-orang percaya adalah garam dan terang. Itu bukan kalimat yang main-main, atau kalimat yang sekedar menyenangkan hati saja
Dengan kata lain Tuhan Yesus mencoba menyampaikan ; “kamu bukan sekedar yang terbaik, namun kamu adalah garam dan terang”. Ketika Tuhan sudah memberikan konfirmasi melalui deklarasinya kepada setiap orang percaya, untuk menjadi lebih dari yang terbaik (lebih dari orang yang menang) itu sudah menjadi otoritas setiap orang percaya untuk menjadi orang-orang yang dapat mengarami dan menjadi terang.
Saya ulangi, saya dan anda adalah pemegang otoritas dari orang-orang yang dapat memberikan dampak, karena Tuhan sudah mendelegasikan otoritas itu kepada setiap orang percaya
Ketika Tuhan bicara tentang garam dan terang, sudah jelas bahwa garam untuk mengasinkan, di tengah dunia market-place yang terasa hambar, dimana seolah-olah manusia hanya berfungsi sebagai “mesin bisnis”apalagi ditenggah resesi global saat ini, hanya orang-orang yang menetap didalam kerajaan yang tidak tergoncangkanlah yang dapat menjadi garam dan memberikan dampak yang berbeda yang dibutuhkan oleh dunia market-place
Ibr 12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Terang itu juga merupakan suatu syarat utama dalam manusia beraktifitas, mungkin manusia bisa tetap beraktifitas ataupun bekerja dalam kegelapan dengan ketiadaan terang, namun sangatlah tidak nyaman dan apa yang dikerjakan tidak bisa dibedakan benar atau tidaknya.
Begitu pula kota diatas gunung atau pelita diatas kaki dian, itu merupakan suatu sumber “inspirasi” bagi orang yang dalam rumah yang diterangi. Baik garam, terang, kota diatas bukit dan pelita menyampaikan suatu esensi yang harus menjadi impresi bagi setiap anak-anak Tuhan, impresi itu adalah keteladanan.
Namun bagaimana kita dapat menunjukan keteledanan ketika kita tidak memiliki kompetensi? Kita tidak menjadi orang-orang yang cakap dalam perkara yang dipercayakan Tuhan kepada kita? Kita juga tidak bisa menghadapi dinamika problema dalam ruang market-place dengan berkata “jadilah….”, Tuhan tidak pernah mengajarkan anak-anak Nya jadi “tukang sulap” atau “tukang bersembunyi”. Mau tidak mau anak-anak Tuhan memang harus memiliki kompetensi agar dapat menjadi “problem solver” bukan malah menjadi “problem maker” karena sifat medioker dan ketidak-kompetenannya.
Bukan karena saya seorang praktisi HR, saya ngotot bahwa setiap anak-anak Tuhan harus memiliki kompetensi, sebagai suatu syarat untuk bisa disebut sebagai anak-anak Tuhan, namun kita hidup dijaman yang begitu banyak kondisi-kondisi yang harus dipecahkan melalui kompetensi.
Setiap kita saya percaya diberikan kompetensi itu pasti, Tuhan tidak sekedar menyelamatkan dan menyertai, namun ia ALLAH yang memperlengkapi, kita saja yang sering tidak menyadarinya
Mat 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
Ibr 13:20-21 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Jadi tidak ada lagi ada alasan bagi orang-orang percaya bahwa dalam dirinya ia tidak diperlengkapi oleh Tuhan, jika memang demikian kenyataannya yang merasa demikian, boleh mengajukan “tuntutan” kepada Tuhan, mengapa ia tidak diberikan talenta sama sekali atau satu kompetensi sama sekali, saya percaya Tuhan dengan kelembutan-Nya akan memberikan penjelasan “dimana” talenta dan kompetensi itu tersembunyi.
Ada suatu rumusan menKejai formulasi dari performa dari setiap individu ;
Performance = competencies x motivation x value
Bahwa performa seseorang adalah hasil “perkalian” antara kompetensi, motivasi dan nilai-nilai yang dihidupinya, meski formula itu dihasilkan oleh pemikir “sekuler”, saya sepakat dengan rumusan tersebut, karena dalam dunia market-place ukuran performa baik secara individu, tim dan korporasi menjadi mutlak dan signifikan artinya.
Lebih lanjut mari kita rangkaikan dengan aplikasi yang ada berdasarkan tinjauan teoritis dan praktis-nya
Apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan kompetensi?
competence : the ability to do the tasks required in a job _ The training sessions are intended to increase staff competence.
competence framework the set of duties or tasks performed as part of a job with the standards which should be achieved in these duties
kemudian apa saja yang menjadi pembentuk dan lapisan dari kompetensi itu sendiri
Dalam kompetensi itu sendiri ada area yang nampak(visible) dan ada area yang belum nampak (hidden), area yang nampak meliput ketrampilan dan pengetahuan, sedang area yang belum nampak adalah konsep diri, preferensi kepribadian dan motivasi, yang mau disampaikan bahwa dalam fenomena puncak es, ketrampilan dan pengetahuan itu secara transparan dapat terlihat dibandingkan dengan konsep diri, kepribadian dan motivasi yang juga menjadi pondasi pembentuk dari ketrampilan dan pengetahuan, misalnya orang yang tekun membaca buku-buku manajemen, relatif memiliki pengetahuan mengenai manajemen dibandingkan orang yang tidak suka membaca.
Kemudian lebih dijelaskan lagi, bahwa prilaku yang dapat diamati, adalah puncak gunung es yang Nampak dipermukaan, sedang lapisan-lapisan yang membentuknya terdiri dari motivasi, kepribadian dan ketrampilan serta pengetahuan.
Misalnya motivasi orang tersebut adalah untuk mengembangkan dirinya selalu, sedang sifat kepribadiannya adalah pembelajar yang cepat sehingga ia memiliki ketrampilan untuk berkomunikasi dengan baik dan memiliki pengetahuan sesuai dengan hubungan pekerjaannya.
Untuk memberikan suatu pemahaman yang lebih komprehensif dan aplikatif, sesuai dengan rincian kompetensi yang dimiliki oleh salah satu perusahan aviasi di Inggris dengan praktek yang sebenarnya sudah dilakukan oleh orang percaya di dalam Alkitab terkhusus dilakukan oleh Yusuf ;
|
Ket |
Atribut atau karakter yang dimiliki Yusuf |
Core competencies
|
||
Passion for customer service
|
Jiwa melayani orang lain |
Kej 40:6 Ketika pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. Kej 40:7 Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama dengan dia dalam rumah tuannya itu: "Mengapakah hari ini mukamu semuram itu?"
Yusuf sungguh memiliki empati dan sifat yang suka melayani orang lain, ketika orang lain yang dari bahasa tubuhnya terlihat sedang kesulitan, Yusuf mau menunjukan keperduliannya dan bertanya kepada orang yang dalam kesulitan tersebut Ini merupakan suatu kompetensi yang sebenarnya dimiliki oleh setiap orang percaya, perwujudan kasih melalui keperdulian
|
Tuhan memberikan perintah untuk memiliki sikap keperdulian yang tinggi
Mat 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
Mat 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
1Tim 3:13 Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.
Apa yang diperintahkan Tuhan itu sesuai dengan kebutuhan akan kompetensi semangat untuk memberikan service kepada customer (customer service)
|
||
Teamwork
|
Kemampuan dalam bekerjasama |
Kej 39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
Yusuf mengurus logistic para tahanan dalam penjara tersebut, tentu dalam mengurus urusan perbekalan/logistic Yusuf dituntut dapat bekerja sama, apalagi Yusuf adalah seorang asing di suatu negri yang memiliki latar belakan budaya yang berbeda, namun tercatat bahwa Yusuf menjadi orang kepercayaan dari kepala penjara, tanpa kemampuan kerja sama yang baik tentu Yusuf tidak akan berhasil dalam pekerjaannya
|
Ef 4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Ef 4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
Kis 18:3 Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.
Gal 6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Dalam Firman orang percaya tidak hanya di dorong untuk bekerja sama, namun juga saling menanggung beban, kemampuan bekerja-sama ini bukan hanya sekedar sama-sama bekerja namun mengerjakan sesuatu dengan kesamaan visi, persepsi dan ritme kerja. Bukan berarti orang percaya jika bekerja sama dengan orang yang belum percaya harus memaksakan visi dan persepsinya, namun dalam kemampuan teamwork, banyak peran yang dapat diambil oleh orang percaya untuk mengerakan teamwork tersebut
|
||
Achievement drive
|
Dorongan untuk berprestasi |
Kej 39:2 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Yusuf tidak sekedar meratapi “nasibnya”, walaupun ia menghadapi suatu kenyataan pahit, dimana sebelumnya ia adalah anak kesayangan ayahnya dan agak cenderung diproteksi,ia harus menjadi budak di negri asing, bisa dibanyangkan kesulitan-kesulitan seperti kesulitan dalam memahami bahasa, lingkungan yang berbeda kebudayaan, dsb
Namun Yusuf tidak terpuruk dengan keterbatasan dan kesulitan serta kenyataan yang pahit yang dialaminya, Yusuf bukan sekedar tegar namun ia mendorong dirinya untuk berprestasi dalam pekerjaannya.
Yusuf bekerja keras dan ia disertai oleh Tuhan, setiap anak-anak Tuhan sebenarnya mempunyai hak yang sama seperti Yusuf, dan Yusuf bisa menjadi teladan hidup bagi anak-anak Tuhan, yang walaupun punya banyak alasan untuk terpuruk namun memilih untuk bekerja keras dan berprestasi sehingga dapat memberikan dampak bagi lingkungannya
|
Bicara keberhasilan dan dorongan untuk berprestasi atau memberikan yang terbaik adalah kodrat dari Tuhan itu sendiri.
Ketika IA menyiapkan segalanya untuk manusia, IA menyediakan yang terbaik, bukan sekedar-sekedarnya saja atau “asal jadi”.
Mentalitas medioker harus dienyahkan dari karakter anak-anak Tuhan, kita tidak bisa tahu sampai kapan kita hidup, hidupilah hari ini sebaik-baiknya seakan-akan esok tiada hari lagi, berikanlah dan upayakanlah yang terbaik dari setiap kesempatan sekecil apapun juga
Maz 127:4 Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Kita ini adalah anak-anak panah di tangan pahlawan, our super hero is JESUS, setiap kita memiliki purpose masing-masing, persiapkan diri kita sebaik-baiknya dengan melatih diri melakukan yang terbaik dari hal-hal yang kecil yang biasa kita lakukan
Perkara yang besar dimulai dari perkara yang kecil, keberhasilan yang besar dimulai dari keberhasilan untuk hal-hal yang kecil
|
||
Initiative
|
Menginisiasikan suatu ide atau perbaikan |
Kej 39:8 Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
Saya ingin menyoroti kalimat “ tidak lagi mengatur apa yang ada dirumah ini”, berarti sebelum Yusuf hadir dan bekerja di tempat Potifar, Potifar masih mengatur beberapa hal dalam rumahnya, Potifar masih campur tanggan untuk urusan-urusan rumah tangganya
Namun ketika Yusuf bekerja dan terus mendapatkan kepercayaan, saya sangat yakin bahwa Yusuf berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas pengaturan yang mungkin selama ini masih dikerjakan oleh Potifar sendiri, sehingga secara perlahan-lahan Potifar mendelegasikan dan menyerahkan apa-apa yang sebelumnya masih diatur oleh Potifar karena melihat inisiatif yang Yusuf lakukan memberikan hasil kerja yang memuaskan.
|
Tuhan Yesus sendiri pernah berpesan kepada orang-orang percaya :
Mat 7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Jelas kalimat perbuatlah sesuatu yang ingin kita kehendaki orang lain perbuat kepada kita itu mengandung arti aktif atau inisiatif.
Artinya jika kita ingin orang lain ramah kepada kita, tersenyumlah terlebih dahulu kepada orang tersebut, bukan menunggu orang itu tersenyum lebih dahulu, artinya Tuhan mengingginkan orang-orang percaya yang aktif berinisiatif bukan menjadi pasif menunggu diperintah-perintah.
Kandungan makna dalam Mat 7:12 sungguh dalam dan sentral, bisa dikatakan itulah hukum interaksi sosial yang paling mumpuni; inisiatif (lakukan terlebih dahulu)
Rom 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
Dalam hal mengasihi ditekankan suatu sikap inisiatif dengan mendahului memberikan yang terbaik dan melakukan yang terbaik
|
||
Role-specific competencies
|
||
Influencing business
|
||
Impact and influence
|
Memiliki kehidupan yang berdampak dan berpengaruh |
Kej 41:39 Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Kej 41:40 Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu." Kej 41:41 Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
Kisah Yusuf sangat memberikan insipirasi bagi saya pribadi, bukan karena “cinderela syndrome”, namun determinasi dan ketegaran Yusuf menghadapi yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupnya
Dari saat di rumah Potifar, Yusuf memang sudah memiliki kehidupan yan berdampak dan berpengaruh, di dalam penjara pun demikian
Col 3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan seKejap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Memiliki kehidupan berdampak dan berpengaruh kepada orang banyak, adalah suatu kodrat bagi setiap anak-anak Tuhan yang terpanggil menjadi dampak di tenggah lingkungannya masing-masing.
Kehidupan orang percaya berbicara tentang dampak, dapat dibayangkan bagaimana ketika 11 rasul dan simpatisan (orang percaya), membentuk suatu komunitas (jemaat mula-mula), kemudian menghasilkan dampak (multiplikasi) menjadi 3000an orang (Kis 2:41), kemudian menjadi miliaran orang hingga saat ini.
Mat 21:19 Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.
Tuhan Yesus dalam suatu saat pernah begitu “berharap” kepada pohon ara, apalagi kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, IA menaruhkan harapan agar setiap orang percaya memiliki suatu kehidupan yang berdampak untuk membesarkan kerajaan sorga.
|
Planning and organising
|
Memiliki kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasi |
Kej 41:33 Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir.
Kej 41:34 Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
Yusuf tidak sekedar dapat mengartikan mimpi saja, saya kagum dengan kemampuan Yusuf berpikir strategis dengan sangat cepat, ia pun mampu menemukan solusi dari permasalahan yang akan dihadapinya dengan membuat suatu perencanaan yang menurut saya sangat brilian.
Untuk melakukan suatu forecasting (perkiraan berdasarkan pengamatan), tidaklah mudah, bahkan banyak perusahaan besar khusus menyewa konsultan hanya untuk melakukan forecasting, dan begitu sangat mahal biaya yang dikeluarkan untuk itu, Yusuf secepat kilat sudah bisa melakukan forecasting, dengan memperkirakan bahwa 1/5 hasil tanah dalam 7 tahun masa kelimpahan cukup untuk 7 tahun masa kekeringan, buat saya Yusuf sangat brilian dan jenius.
Saya tidak melebih-lebihkan, fakta yang ada belum pernah ada pemikir seperti Yusuf yang dapat melakukan itu, biasanya itu harus dihitung dengan cermat selama beberapa hari lewat pengolahan data, dsb. Saya masih belum bisa memastikan apakah solusi itu hasil dari inspirasi Roh Kudus atau berdasarkan pengalaman Yusuf mengelola logistik di penjara? (atau kombinasi keduanya), namun yang jelas itu adalah kombinasi dari insting dan estimasi yang sangatlah brilian dan terbukti ketika 7 tahun masa kekurangan itu datang
Kemampuan planning dan organizing Yusuf buat saya brilian dan membuktikan bahwa orang-orang percayapun mampu melakukan seperti yang dilakukan oleh Yusuf sesuai yang direncanakan Tuhan pada setiap orang percaya |
Luk 14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Luk 14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
Tuhan Yesus sendiri memberikan akal budi agar manusia dapat melakukan perencanaan dan bagaimana mengatur sumber daya (waktu, uang dan SDM) agar suatu pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik
BIla kita bicara perencanaan tentu kita bicara tentang bagaimana sesuatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, untuk menyelesaikannya dibutuhkan pengelolaan (organisasi) perencanaan tersebut berjalan sesuai baik dari sisi anggaran, waktu dan tenaga.
Banyak sekali pembelajaran menKejai Manajemen (Planning, Organizing, Actualing, Controling) yang dapat diambil dari Alkitab, kita tinggal mengeksplorasikannya saja
|
||
Communication
|
Kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik dan benar |
Kej 41:16 Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun."
Yusuf memiliki suatu ketrampilan berkomunikasi “sekelas” diplomat, namun sebenarnya Yusuf hanya mengkomunikasikan apa yang ada dihatinya saja, karena hatinya bersih dan tulus, kata-kata yang keluar dari mulutnya pun menjadi luar biasa, memiliki makna dan dampak.
Apalagi ketika Yusuf berbicara bukan dengan bahasa bangsanya, ketika ia berbicara dengan bahasa bangsa asing yang dipelajarinya selama di Mesir, ia tidak mengalami suatu kendala bahasa, bukan saja dalam artian teknis namun ia dapat menjelaskan segala sesuatunya dengan baik. Ini menjadi cerminan bagi kita orang percaya yang punya “bahasa” yang sama terkadang bisa sering salah paham.
|
Beberapa tahun yang lalu, saya berpikir keras kira-kira dalam satu kalimat saja, apa yang mewakili cara berkomunikasi yang baik, untuk menjadi suatu konklusi dari materi training yang akan saya bawakan
Thanks God, saya menemukannya (secara orisinil) ;
“Good man speak well, Great man speak nothing but truth”
Dulu jaman saya kuliah saya pernah mendapatkan suatu sesi seminar menKejati ketrampilan retorika (seni berbicara), saya sangat tertarik untuk mengeksplorasinya lebih dalam lagi, saya pelajari ilmu retorika tersebut, dimana itu dimulai oleh ahli-ahli pidato jaman Yunani, untuk kepentingan politis pada saat itu (dan sampai sekarang). Ada beberapa tehnik yang memang bisa diaplikasikan, dari cara mengolah kata-kata, intonasi, gestur tubuh, dsb.
Namun saya tidak menemukan suatu kesejatian esensi dari ilmu retorika tersebut, masih ada yang kurang buat saya (mungkin karena didorong hati nurani), saya coba cari dari Alkitab, apa esensi dari ilmu komunikasi itu sebenarnya
Hasilnya? Wow banyak sekali “tersimpan” esensi ilmu komunikasi dalam Alkitab, jika kita eksplorasi saya percaya akan tercipta beberapa buku prinsip dan aplikasi ilmu komunikasi menurut atau berdasarkan kisah di Alkitab
Untuk kali ini saya “hanya” sampaikan 3 yang utama saja tentang prinsip komunikasi
Kej 3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Prinsip pertama adalah; Tuhan Allah kita adalah Allah yang menginginkan dan merindukan komunikasi
Tuhan tidak mungkin tidak tahu “dimana Adam dan Hawa” ketika mereka memakan buah pengetahuan itu, namun yang saya sangat kagumi adalah Tuhan masih mau berkomunikasi dengan manusia yang jelas telah menyakiti hati-Nya, karena itu manusia sebagai mahluk komunikasi, ketrampilan berkomunikasi itu sudah ada dalam diri manusia itu sendiri, tinggal bagaimana manusia itu mau bekerja keras untuk mengembangkannya.
Mat 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Prinsip kedua adalah; dalam aturan berkomunikasi ada “golden rule”nya, katakan ya jika memang ya, katakan tidak jika memang tidak, jangan sampai karena untuk kepentingan “diplomatis” yang ya kita katakana “seolah-olah” menjadi tidak ya lagi.
Diplomasi itu bukan seni untuk menutup-nutupi sesuatu atau menyembunyikan yang tidak baik, namun bagaimana dari yang kondisi yang terburuk kita dapat menyampaikan dengan cara yang terbaik, disinilah seni dari ilmu retorika dan diplomasi, untuk berkelit terhadap sesuatu yang buruk itu mudah dilakukan, namun untuk menyampaikan dengan baik sesuatu yang buruk, itu cerdas namanya. Karena kebenaran seburuk apapun memang harus disampaikan sebagai suatu kebenaran apa adanya.
Mat 15:18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
Prinsip ketiga adalah ; hati yang belum dibersihkan oleh Tuhan memang akan mengeluarkan perkataan yang selaras dengan “ke-belum-bersihan” hati tersebut.
Biasanya orang benar dan baik, sebelum ia bicarapun, ia membawa suasana damai sejahtera dan menyejukan, dan ketika ia bicara ia hanya semakin menegaskan suasana damai sejahtera dan menyejukan itu. Hati yang benar dan mau dikuduskan oleh Tuhan, itulah pusat kehidupan dan pusat komunikasi, jika sumbernya saja sudah banyak “terdistorsi” pesan dan kesannya pun akan tertangkan sebagai suatu “distorsi” (bisa berupa ketidak percayaan, ketidakjelasan dan kesalahpahaman).
Dari ketiga prinsip yang diekstraksikan dari Alkitab tersebut, itu prinsip-prinsip komunikasi yang dapat dipegang oleh orang percaya untuk mengingkatkan kompetensi dalam kemampuannya berkomunikasi
|
||
Interpersonal communication
|
||
Interpersonal understanding
|
Kemampuan untuk mengerti orang lain
|
Kej 41:41 Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
Kej 40:6 Ketika pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati.
Mengapa Firaun begitu mempercayai kepada Yusuf? Baru saja bertemu namun sudah begitu mempercayai Yusuf?
Yusuf mengerti kegelisahan Firaun, Yusuf peka terhadapa permasalahan orang lain, Yusuf memiliki “kemauan” empati yang sungguh dalam.
Ketika Firaun merasakan bahwa Yusuf dapat memahaminya, maka tentu faktor tersebut menjadi suatu “alasan rasional” mengapa Firaun begitu mempercayai Yusuf
Yusuf mengerti terlebih dahulu, baru kemudian minta dimengerti, itulah salah satu kompetensi yang dimiliki oleh Yusuf yang menghantarkannya menjadi orang “nomor dua” di bangsa asing
|
Mat 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Mat 7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Tuhan Yesus mengajarkan, mengertilah orang lain terlebih dahulu, berikan perhatian kepada orang lain dan lakukanlah yang terbaik buat orang lain, milikilah kepekaan untuk merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain
Suatu hari ketika saya menginap di rumah sahabat saya agar kami bisa berangkat bersama ke sebuah acara, saya dikenalkan oleh kakak dari istri sahabat saya tersebut, kemudian tak lama kemudian suaminya datang, kita bicara hanya sebentar saja, pada malam hari saya bermimpi bahwa kakak dari istri sahabat saya ini tidak menginginkan suaminya menjual properti mereka, paginya dalam perjalanan ke acara tsb, saya sampaikan kepada sahabat saya perihal mimpi saya, sahabat saya sedikit terkejut, namun karena sahabat saya anak Tuhan yang luar biasa juga, ia menjelaskan bahwa memang sedang ada masalah dalam rumah tangga kakak istrinya menyangkut harta dan kesetiaan, buat sahabat saya, mimpi yang saya ceritakan kepadanya memberikan peneguhan menKejai apa yang ia harus upayakan untuk membantu pemulihan rumah tangga kakak istrinya.
Buat saya pribadi begitu sangat banyak orang yang memang sedang butuh dimengerti, merasa tidak berdaya dan tidak memiliki jalan keluar, saya belajar untuk “mengosongkan” ego saya agar saya tidak memperhatikan kepentingan-kepentingan diri saya sendiri, agar bisa juga saya belajar untuk memberikan perhatian buat orang lain.
Kasih adalah berbuat sesuatu terlebih dahulu, tanpa menunda-nunda (ini jadi kelemahan besar saya), Kasih itu pro-aktif dan member perhatian kepada orang lain adalah salah satu perwujudan kasih yang paling mudah untuk dilakukan.
|
||
Building and leading teams
|
Kemampun membangun dan memimpin tim |
Kej 41:48 maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu. Kej 41:49 Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.
Tentulah Yusuf tidak bisa bekerja sendiri untuk melaksanakan tanggung jawab yang didelegasikan kepadanya. Yusuf membentuk sebuah tim yang mengumpulkan, menyimpan, mencatat, mengawasi. Namun ketika memang sudah sangat banyak dan tak terhitung lagi, Yusuf tetap menyimpan, dan Yusuf berhasil membangun dan memimpin tim tersebut
|
Luk 6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:
Tuhan Yesus sendiri memilih 12 orang murid untuk bersama dengan-Nya menjalankan pelayanan-Nya, IA membangun dan memimpin tim-Nya tersebut.
Dalam setiap aspek berkehidupan masyarakat, banyak kelompok-kelompok yang terbentuk, baik yang formal maupun tidak, dari tim kerja, untuk mengerjakan pekerjaan rutin baik pekerjaan proyek, bai sebagai pekerja atau panitia Natal, Paskah, Retreat,dsb
Suka atau tidak suka setiap orang adalah “team player” , kemampuan untuk membangun dan memimpin sebuah tim adalah suatu persyaratan bagi kemaksimalan hidup seseorang
|
||
Developing people
|
Kemampuan dan kemauan untuk mengembangkan orang lain |
Kej 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Yusuf dari awal sudah memaafkan perbuatan saudara-saudaranya yang telah ingin membunuh yang akhirnya menjual Yusuf. Saudara-saudaranya telah berbuat salah, Yusuf memberikan pembelajaran (bukan “pelajaran”) agar kesalahan yang saudaranya perbuat diakui dan dijadikan instropeksi bagi saudara-saudaranya tersebut
Untuk mengembangkan orang lain. Yusuf mengerti bahwa orang tersebut harus instropeksi terhadap dirinya sendiri, karena orang yang tidak berkembang adalah orang yang selalu melakukan kesalahan yang sama, dan tidak belajar dari kesalahannya sendiri
|
2Pe 3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam penKejalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.
Saya percaya pertumbuhan kerohanian seseorang akan juga menumbuhkan kapasitas intelektual dan emosionalnya, mungkin saat ini sedang trend ESQ untuk melengkapi IQ, atau kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual.
Kej 1:22 (KJV) And God blessed them, saying, Be fruitful, and multiply, and fill the waters in the seas, and let fowl multiply in the earth.
Tuhan Allah sendiri ingin manusia itu berkembang (multiply) secara “perkalian” bukan “pertambahan”, pertumbuhan yang progesif dengan percepatan-percepatan yang Tuhan lakukan dalam hidup orang percaya
Ketika Petrus, Yohanes, dan murid-murid yang lain “diseleksi” oleh Tuhan Yesus, IA tidak melihat kapasitas mereka pada saat itu, Tuhan Yesus tertarik kepada masa depan (future) Petrus, Yohanes dan murid-murid yang lain, dalam artian Tuhan Yesus ingin mengembangkan potensi murid-murid Nya, yang pad aakhirnya kedua belas orang muridnya, kecuali Yudas Iskariot adalah orang yang sanggup untuk bermultiplikasi kembali atau mengembangkan orang lain lagi.
Jika kita ingin berkembang secara maksimal dan mengalami suatu percepatan, mililki kebiasaan untuk mengembangkan orang lain, dengan mengembangkan orang lain secara otomatis kita akan berkembang dan tidak mengalami stagnasi
|
||
Holding people accountable
|
Menjadi orang yang dapat dipercaya dan diandalkan
|
Kej 39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
Mengapa kepala penjara tersebut mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf? Apa ia tidak tahu kejahatan apa yang dituduhkan kepada Yusuf?
Secara rasional kepala penjara mengambil suatu resiko yang besar mempercayakan hal yang besar kepada Yusuf, karena dakwaan terhadap Yusuf adalah menghianati kepercayaan yang diberikan oleh tuan-nya, namun seiring dengan waktu kepala penjara itu sendiri melihat bahwa tuduhan tersebut hanyalah tuduhan kesewenangan, sehingga ia mempercayai hal yang besar kepada Yusuf.
Bagi kepala penjara Yusuf memiliki kapabilitas dalam seorang yang dapat dipercaya dan diandalkan, seorang pekera keras yang tidak bermurung diri atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
|
1Ti 6:20a Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu.
Mat 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Memelihara apa yang dipercayakan (bertanggung-jawab), itu adalah suatu perwujudan bahwa memang seseorang tersebut dapat diandalkan, atau untuk dapat menjadi orang yang dapat diandalkan, terlebih dahulu jadilah orang yang dapat dipercayai.
Tuhan Yesus memberikan suatu pemahaman, mengenai orang yang dapat diandalkan, yaitu orang-orang yang tidak menganggap kecil dan remeh tangung jawab yang diberikan, dengan mengerjakan tanggung-jawabnya secara sungguh-sungguh dan tidak lalai.
Dimulai dari hal-hal kecil yang menghasilkan hal yang semakin besar, Yusuf mulai dari rumah Potifar, penjara kemudian akhirnya sampai ke Istana Firaun, karena Yusuf setia terhadap perkara-perkara sekecil apapun yang dipercayakan kepadanya.
Kisah Yusuf adalah suatu inspirasi bagi setiap orang percaya untuk belajar untuk bertanggung jawab kepada hal-hal sekecil apapun yang dipercayakan kepadanya. |
||
Personal
|
||
Adaptability and change |
|
Kej 37:3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
Saya kagum dengan kemampuan Yusuf dalam beradaptasi dan menyesuaikan dirinya (change). Yusuf dari anak yang diperlakukan dengan sangat istimewa oleh Israel, sedang saudara-saudaranya yang lain justru harus bekerja keras diladang, Yusuf tidak. Singkatnya Yusuf menjadi anak kesayangan (“anak mami”).
Namun ketika keadaannya berbalik 180 derajat, saat ia dijual sebagai budak, mungkin sebelumnya Yusuf belum pernah melakukan “pekerjaan kasar”, Yusuf sanggup beradaptasi dengan sangat cepat, Yusuf berubah menjadi pribadi yang mandiri dan tegar.
Tentu sangat sulit untuk ada dalam posisi Yusuf pada saat itu, sudah dijual, harus menjadi budak di Negara asing lagi, yang bahasa dan budayanya benar-benar berbeda, namun Yusuf menjadi seseorang yang bisa beradaptasi dengan sangat baik, buktinya dimanapun ia berada, ia dipercayakan oleh orang-orang yang secara sosio-budaya berbeda dengan dia
|
Mar 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
Amanat agung Tuhan Yesus bersifat global dan multi-kultural, jelas IA mengutus setiap orang percaya ke seluruh dunia, ketika Tuhan sendiri yang mengutus tentu Tuhan sudah memperlengkapi orang percaya untuk memiliki kemampuan beradaptasi dengan sangat baik tanpa harus menjadi kompromis atau oppurtunis.
|
Jika Yusuf “masuk” dalam assessment center untuk mengukur kompetensinya, dia akan mendapatkan hasil yang perfect atau sempurna untuk setiap kompetensi yang di-indikasikan sebagai suatu prasyarat performa seseorang. Saya percaya setiap anak-anak Tuhan memiliki suatu kesempatan dan potensi untuk menjadi Yusuf-Yusuf jaman sekarang, Tuhan dan dunia sedang menunggu.
Pembahasan yang saya sampaikan diatas hanya segelintir contoh saja dimana sebenarnya anak-anak Tuhan sudah diperlengkapi oleh kompetensi-kompetensi oleh Tuhan sendiri, hanya saja mungkin sering kita lalai dan “lambat” dalam mengeksplorasikannya.
Mat 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
(16) Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
(17)Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
(18) Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
Buat saya talenta itu lebih dari kompetensi, talenta itu menyangkut kompetensi, motivasi dan nilai-nilai, talenta itu adalah potensi performa yang belum “dikerjakan”.
Ketika Tuhan menyebut 5 (lima), 2 (dua) dan 1 (satu), itu bicara suatu kuantitias yang spesifik, setiap kita pasti diberikan suatu “bekal” atau potensi performa, dan ketika jelas kuantitasnya disebut secara spesifik, sebagai hamba yang baik, setiap orang percaya memiliki suatu kesempatan untuk bertanya langgsung kepada Tuhan, “berapa” talenta yang dimilikinya.
Berdoa kepada Tuhan agar IA memberitahukan “berapa” talenta yang diberikanNya kepada saudara, jangan-jangan ternyata ada puluhan talenta yang selama ini tidak kita ketahui, tetap saja suatu saat kelak kita akan dituntut mengenai talenta yang tidak kita kerjakan karena tidak kita mau ketahui itu.
Ketika hamba yang diberi 5 menghasilkan 5 talenta lagi dan yang diberi 2 menghasilan 2 lagi, berarti setiap talenta menghasilkan talenta lagi, tidak ada talenta yang tersia-siakan jika kita mengerjakan dan meneksplorasinya dengan sungguh-sungguh, karena itulah sebenarnya mengapa kita ada di bumi ini, untuk menghasilkan sesuatu bagi kemuliaan Tuhan, dan tentu Tuhan kita adalah Tuhan yang bertanggung jawab, IA sudah memberikan talenta kepada setiap kita, eksplorasikanlah talenta apa yang diberikan bukan untuk “pamer-pamer-an” namun untuk memperluas kerajaan sorga, karena masih sangat banyak jiwa-jiwa yang “menantikan’ Yesus.
Ketika kita bergerak di market-place (dunia pekerjaan dan usaha), dan memang sebagian besar, mungkin sampai dengan 98% orang percaya bergerak di market-place, sedang hanya 2% yang bergerak di Holy-place sebagai pelayan full-timer, kita harus sanggup menyesuaikan dengan tuntutan dari market-place, terutamanya bicara tentang performa = kompetensi x motivasi x value.
Kompetensi sudah diberikan kepada kita, tinggal kita mengekspolarsikan dan menumbuh-kembangkannya saja, sumber motivasi terbesar sudah bersama dengan kita ; Imanuel, sedang value sudah juga bersama dengan kita Firman (words) yang bisa kita dalami dan hidupi.
Apa lagi yang kurang?
Sementara orang-orang dunia ini hanya punya kompetensi saja, sumber motivasi terbesar mereka belum mengenalnya begitupula dengan value yang dapat diekstrasi dari Firman, mereka belum mengerti dan memahami.
Lalu mengapa sering performa anak-anak Tuhan dibawah rata-rata? Mengapa sering tertangkap oeleh “pengelihatan” medioker spirit menjangkiti anak-anak Tuhan?
Lantas bagaimana orang-orang dunia meng-amini bahwa hanya Yesus Kristus lah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup ? sedang dalam bekerja saja hanya menunjukan performa dibawah rata2? Sering bicara Tuhan tapi tidak menghasilkan kehidupan yang berdampak dan dapat dijadikan contoh?
Berhentilah menjadi orang percaya yang medioker, setiap anak-anak Tuhan sudah diperlengkapi untuk mencapai destiny-nya masing-masing, jangan jadi “tikus yang mati di lumbung padi”, bekerja keraslah dan belajar keraslah untuk menjadi anak-anak Tuhan yang dapat menghasilkan kehidupan yang berdampak di ruang market-place, tunjukanlah performa yang superior bahkan melebih ekspetasi yang diharapkan, bukan karena virus workaholic atau karena “pelarian semata”, namun karena dengan demikian kota yang diatas bukit itu menjadi nampak, terang yang ditaruh diatas kaki dian itu bisa menerangi, atau garam itu bisa terasa keasinanya.
Jangan hanya ketika di gereja “semangat 45” kita tunjukan, sedang ketika hari Senin, sudah datang terlambat, kerja juga seadanya saja. Itu namanya tidak bertanggung jawab, bersyukurlah kepada Tuhan atas pekerjaan yang diberikan dan kerjakanlah pekerjaan itu dengan sepenuh hati untuk memuliakan Tuhan saja.
Jadi…………………sudah siap untuk memenangkan market-place buat Tuhan?
Rom 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Dalam roh yang menyala-nyala, mari sebagai surat terbuka Kristus, sampaikanlah wujud keberadaan Tuhan dalam hidup kita lewat performa yang cemerlang, dengan demikian orang-orang yang memperhatikan kehidupan kita, bisa mengamini, ada Tuhan dalam hidup kita.
Semoga dapat memberkati.
Referensi :
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT, A CONTEMPORARY APPROACH, Prentice Hall, 2004
The handbook of competency mapping: understanding, designing and implementing competency models in organizations/Seema Sanghi.Sage, 2007
- tonypaulo's blog
- Login to post comments
- 11331 reads
Sebelum berbicara
Sebelum berbicara kompetensi, gimana kalo mulai berlatih menghindari pemakaian unnecessary quotes.
One man's rebel is another man's freedom fighter
@PlainBread
Jelaskan yang jelas, jangan hanya pintar memberi link !
Unnecessary quotes adalah
Unnecessary quotes adalah pemakaian quote yang sebenarnya tidak perlu. Anda tentu tau kegunaan quotes. Jika itu adalah frase atau kata2 asing, silakan diitalic, jangan diberi quote. Kata yang diberi quotes akan memiliki makna yang berbeda dari makna original. Jika saya menulis, kamu sungguh "pintar", itu artinya kamu sebenarnya tidak pintar.
Yang saya beri warna merah adalah unnecessary quotes:
Menjadi suatu kerinduan saya untuk merespon bahwa kegerakan anak-anak Tuhan untuk “mengekspansi” ladang market-place, memang harus diperlengkapi dengan pemahaman yang kontekstual dan relevan, karena dalam bertinju dengan meninjau ke segala arah tentu akan melelahkan diri sendiri dan menghabiskan energi.
Rasul Paulus memberikan suatu pengertian sebagai suatu pembuka pembahasan ini
1 Kor 9:25-27 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
(26)Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
(27)Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Banyak mungkin anak-anak Tuhan, termasuk saya tentunya, ketika dalam suatu ibadah KKR yang memiliki tema untuk meraih market-place sebagai suatu teritori untuk nama Tuhan dimuliakan, begitu berapi-api dan bersemangat, namun ketika kembali ke market-place baik sebagai pekerja atau pengusaha, seolah-olah kehilangan focus, darimana memulai dan bagaimana memulainya?
Kali ini saya ingin memulainya dari kata KOMPETENSI, mengapa saya memulai dari kata tersebut? Dalam market-place yang mengagungkan keunggulan dalam persaingan (competitive advantage), kata kompetensi merupakan roh dari pilar-pilar keunggulan dalam persaingan. Beberapa metode manajemen peningkatan performa organisasi seperti Balance ScoreCard (BSC) atau Six Sigma, dsb menekankan bahwa kontribusi terpenting dan terutama dalam suatu sistem adalah sumber daya manusia, BSC menangkap esensinya dengan mengurainya dalam learning & growth perspektif sebagai pondasi perspektif selanjutnya, sedangkan Six Sigma untuk menentukan Key Business Objective (KBO) tentu memerlukan daya analisa dari SDMnya .
Dari rangkaian Paulus yang menyatakan “berlari” dengan tujuan, “bertinju” secara efektif dan “melatih” tubuhku, buat saya itu sudah suatu proses dalam pembentukan kompetensi, dilengkapi dengan metode-metode hasil induksi atau deduksi empiri yang ada, dengan bahasa yang “sederhana”, anak-anak Tuhan jika ingin meraih market-place untuk nama Tuhan dipermuliakan, harus memiliki kompetensi. Karena tanpa “bahasa” yang dapat diterima oleh kalangan market-place, mustahil market-place bisa dimenangkan bagi Tuhan.
Mengapa dengan sangat “berani” saya menyatakan mustahil? Apa saya sudah kehilangan kepercayaan kepada kuasa dan mujijat Tuhan?.
Tidak, sampai saat ini dan selamanya saya percaya bahwa kuasa dan mujijat Tuhan itu akan selalu ada dan berlaku, namun bukan berarti anak-anak Tuhan yang seharusnya menjadi “garam dan terang”, tidak dapat berbicara banyak dalam market-place disebabkan ketidakmauan dan ketidakperdulian (ignorance) terhadap suatu realitas market-place itu sendiri.
Kita tidak bisa menjadi surat terbuka Kristus dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif, bahkan menetap di zona aman yang akhirnya “ter-kristalisasi” menjadi orang-orang medioker. Orang-orang yang tampil seadanya dikarenakannya ke-enganannya untuk bekerja lebih keras dan memberikan yang terbaik dari dirinya.
Sementara orang-orang dalam market-place adalah orang-orang yang “haus dan lapar” akan prestasi, performa dan dedikasi, jika kita tidak bisa tampil lebih cemerlang dari orang-orang yang belum menKejal Tuhan Yesus, kita tidak bisa berharap banyak bahwa Tuhan akan berharap banyak kepada kita.
Memang secara eksplisit Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan “Jadilah yang terbaik” kepada orang-orang percaya, namun sebenarnya lebih dari itu Tuhan Yesus memiliki suatu kegairahan yang luar biasa ketika IA menyampaikan :
Mat 5:13-16 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
(14)Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
(15)Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
(16)Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Kegairahan Tuhan Yesus bukan sekedar orang-orang percaya menjadi terbaik, lebih dari itu menjadi Terang Dunia, kota yang terletak diatas gunung, pelita yang diatas kaki dian.
Tuhan Yesus bukan sekedar menaruh harapan kepada orang-orang percaya, ketika Tuhan Yesus menyatakan dengan tegas dan pasti bahwa “kamu adalah…..”, jelas itu suatu kalimat deklarasi buat orang percaya, ya Tuhan Yesus memproklamirkan bahwa orang-orang percaya adalah garam dan terang. Itu bukan kalimat yang main-main, atau kalimat yang sekedar menyenangkan hati saja
Dengan kata lain Tuhan Yesus mencoba menyampaikan ; “kamu bukan sekedar yang terbaik, namun kamu adalah garam dan terang”. Ketika Tuhan sudah memberikan konfirmasi melalui deklarasinya kepada setiap orang percaya, untuk menjadi lebih dari yang terbaik (lebih dari orang yang menang) itu sudah menjadi otoritas setiap orang percaya untuk menjadi orang-orang yang dapat mengarami dan menjadi terang.
Saya ulangi, saya dan anda adalah pemegang otoritas dari orang-orang yang dapat memberikan dampak, karena Tuhan sudah mendelegasikan otoritas itu kepada setiap orang percaya
Ketika Tuhan bicara tentang garam dan terang, sudah jelas bahwa garam untuk mengasinkan, di tengah dunia market-place yang terasa hambar, dimana seolah-olah manusia hanya berfungsi sebagai “mesin bisnis”apalagi ditenggah resesi global saat ini, hanya orang-orang yang menetap didalam kerajaan yang tidak tergoncangkanlah yang dapat menjadi garam dan memberikan dampak yang berbeda yang dibutuhkan oleh dunia market-place
Ibr 12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Terang itu juga merupakan suatu syarat utama dalam manusia beraktifitas, mungkin manusia bisa tetap beraktifitas ataupun bekerja dalam kegelapan dengan ketiadaan terang, namun sangatlah tidak nyaman dan apa yang dikerjakan tidak bisa dibedakan benar atau tidaknya.
Begitu pula kota diatas gunung atau pelita diatas kaki dian, itu merupakan suatu sumber “inspirasi” bagi orang yang dalam rumah yang diterangi. Baik garam, terang, kota diatas bukit dan pelita menyampaikan suatu esensi yang harus menjadi impresi bagi setiap anak-anak Tuhan, impresi itu adalah keteladanan.
Namun bagaimana kita dapat menunjukan keteledanan ketika kita tidak memiliki kompetensi? Kita tidak menjadi orang-orang yang cakap dalam perkara yang dipercayakan Tuhan kepada kita? Kita juga tidak bisa menghadapi dinamika problema dalam ruang market-place dengan berkata “jadilah….”, Tuhan tidak pernah mengajarkan anak-anak Nya jadi “tukang sulap” atau “tukang bersembunyi”. Mau tidak mau anak-anak Tuhan memang harus memiliki kompetensi agar dapat menjadi “problem solver” bukan malah menjadi “problem maker” karena sifat medioker dan ketidak-kompetenannya.
Bukan karena saya seorang praktisi HR, saya ngotot bahwa setiap anak-anak Tuhan harus memiliki kompetensi, sebagai suatu syarat untuk bisa disebut sebagai anak-anak Tuhan, namun kita hidup dijaman yang begitu banyak kondisi-kondisi yang harus dipecahkan melalui kompetensi.
Setiap kita saya percaya diberikan kompetensi itu pasti, Tuhan tidak sekedar menyelamatkan dan menyertai, namun ia ALLAH yang memperlengkapi, kita saja yang sering tidak menyadarinya
Mat 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
Ibr 13:20-21 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Jadi tidak ada lagi ada alasan bagi orang-orang percaya bahwa dalam dirinya ia tidak diperlengkapi oleh Tuhan, jika memang demikian kenyataannya yang merasa demikian, boleh mengajukan “tuntutan” kepada Tuhan, mengapa ia tidak diberikan talenta sama sekali atau satu kompetensi sama sekali, saya percaya Tuhan dengan kelembutan-Nya akan memberikan penjelasan “dimana” talenta dan kompetensi itu tersembunyi.
Ada suatu rumusan menKejai formulasi dari performa dari setiap individu ;
Performance = competencies x motivation x value
Bahwa performa seseorang adalah hasil “perkalian” antara kompetensi, motivasi dan nilai-nilai yang dihidupinya, meski formula itu dihasilkan oleh pemikir “sekuler”, saya sepakat dengan rumusan tersebut, karena dalam dunia market-place ukuran performa baik secara individu, tim dan korporasi menjadi mutlak dan signifikan artinya.
One man's rebel is another man's freedom fighter
bagus nih..
Salam kenal sebelumnya om tonypaulo & plainbread...
Sebuah tutorial lagi tentang tulis-menulis. Jadi ingat blog-blognya bro AP. Masukan yang berharga..
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
(...shema'an qoli, adonai...)
@PB, lembaga akreditasi quotes?
Menjadi suatu kerinduan saya untuk merespon bahwa kegerakan anak-anak Tuhan untuk “mengekspansi” ladang market-place, memang harus diperlengkapi dengan pemahaman yang kontekstual dan relevan, karena dalam bertinju dengan meninjau ke segala arah tentu akan melelahkan diri sendiri dan menghabiskan energi
mengapa saya kasih quotes, anda tidak bisa tahu?
apa sama cara ekspansi dari semangat imperialis dengan "ekspansi" seperti Daniel dan Yusuf lakukan?
akan lebih baik anda bertanya terlebih dahulu daripada menyimpulkan tapi salah
Dari rangkaian Paulus yang menyatakan “berlari” dengan tujuan, “bertinju” secara efektif dan “melatih” tubuhku, buat saya itu sudah suatu proses dalam pembentukan kompetensi, dilengkapi dengan metode-metode hasil induksi atau deduksi empiri yang ada, dengan bahasa yang “sederhana”, anak-anak Tuhan jika ingin meraih market-place untuk nama Tuhan dipermuliakan, harus memiliki kompetensi. Karena tanpa “bahasa” yang dapat diterima oleh kalangan market-place, mustahil market-place bisa dimenangkan bagi Tuhan.
1Co 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abad
1Co 9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
1Co 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
adakah kata-kata Firman yang saya garis bawahi, bermakan literal?
karena itu saya memberikan quotes pada “berlari”, “bertinju”, “melatih”
saya heran hal yang sederhana seperti ini tidak bisa anda pahami?
Ketika Tuhan bicara tentang garam dan terang, sudah jelas bahwa garam untuk mengasinkan, di tengah dunia market-place yang terasa hambar, dimana seolah-olah manusia hanya berfungsi sebagai “mesin bisnis”apalagi ditenggah resesi global saat ini, hanya orang-orang yang menetap didalam kerajaan yang tidak tergoncangkanlah yang dapat menjadi garam dan memberikan dampak yang berbeda yang dibutuhkan oleh dunia market-place
mesin fotokopi dan mesin pembuat kopi itu literal, dalam pandangan sosio-ekonomi, mesin bisnis itu bukan sesuatu yang literal, melainkan representasi dari simbol-simbil yang mengerakan suatu bisnis
masa anda tidak tahu?
Begitu pula kota diatas gunung atau pelita diatas kaki dian, itu merupakan suatu sumber “inspirasi” bagi orang yang dalam rumah yang diterangi. Baik garam, terang, kota diatas bukit dan pelita menyampaikan suatu esensi yang harus menjadi impresi bagi setiap anak-anak Tuhan, impresi itu adalah keteladanan.
bisa anda perhatikan kalimat sesudah dan sebelum kata “inspirasi”
nah sesuaikan dengan itu, maka menjadi sesuatu yang relevan bukan Unnecessary Quotes (meminjam istilah anda)
Namun bagaimana kita dapat menunjukan keteledanan ketika kita tidak memiliki kompetensi? Kita tidak menjadi orang-orang yang cakap dalam perkara yang dipercayakan Tuhan kepada kita? Kita juga tidak bisa menghadapi dinamika problema dalam ruang market-place dengan berkata “jadilah….”, Tuhan tidak pernah mengajarkan anak-anak Nya jadi “tukang sulap” atau “tukang bersembunyi”. Mau tidak mau anak-anak Tuhan memang harus memiliki kompetensi agar dapat menjadi “problem solver” bukan malah menjadi “problem maker” karena sifat medioker dan ketidak-kompetenannya.
mengenai kata “tukang sulap” , “tukang bersembunyi”.
memang perlu saya berikan quotes karena saya tidak bicara tukang sulan dan tukang sembunyi secara literal
kemudian kata “problem solver” , “problem maker”
memang perlu saya berikan quotes agar problem maker itu bukan hanya diartikan pembuat onar, melainkan the lack of willingness to learn, dan problem solver saya berikan quotes untuk menyambung pengertian tersebut.
Jadi tidak ada lagi ada alasan bagi orang-orang percaya bahwa dalam dirinya ia tidak diperlengkapi oleh Tuhan, jika memang demikian kenyataannya yang merasa demikian, boleh mengajukan “tuntutan” kepada Tuhan, mengapa ia tidak diberikan talenta sama sekali atau satu kompetensi sama sekali, saya percaya Tuhan dengan kelembutan-Nya akan memberikan penjelasan “dimana” talenta dan kompetensi itu tersembunyi.
anda tidak bisa memahami arti filosopi dari kata “tuntutan” dan “dimana”?
kenapa anda tidak bertanya lebih dahulu? biar saya jelaskan bahwa memang kata tersebut bukan bermakna literal
Unnecessary quotes adalah pemakaian quote yang sebenarnya tidak perlu. Anda tentu tau kegunaan quotes. Jika itu adalah frase atau kata2 asing, silakan diitalic, jangan diberi quote. Kata yang diberi quotes akan memiliki makna yang berbeda dari makna original. Jika saya menulis, kamu sungguh "pintar", itu artinya kamu sebenarnya tidak pintar.
jadi apa yang anda ajukan ini sama sekali tidak terbukti, karena anda tidak bertanya terlebih dahulu secara jelas, melainkan sudah mengambil posisi sebagai lembaga akreditasi quotes
dan dengan secara sempit dan dangkal menganalogikan
Jika saya menulis, kamu sungguh "pintar", itu artinya kamu sebenarnya tidak pintar.
padahal bukan serta merta otomatis artinya menjadi demikian, perhatikan dulu kalimat sebelum dan kalimat sesudahnya baru anda bisa merangkainya menjadi suatu pemahaman yang kontekstual dan komprehensif
demikian respon saya terhadap apa yang anda ajukan ini, silahkan jika ada ingin anda sampaikan lagi
senang berdiskusi dengan anda
GBU
ย Pa tony, dari kacamata
Pa tony, dari kacamata awam saya, tulisan pa tony menarik, boleh minta ijin copas ? Thanks
om Pb, sya lebih ga ngerti.., tetapi tetap menambah pengetahuan..thanks
@Ebed & Om Jurus Mencakar
Salam kenal buat Ebed dan si Om. Soal unnecessary quotes saya kadang juga melakukannya. Kalo diliat dari beberapa blog saya ke belakang, saya juga memakainya.Si Om gak ngerti di mananya?
Di kerjaan saya ada teman kerja yang kalo ngomong itu tangannya suka sekali membentuk quotes (menggerakkan jari tengah dan jari telunjuk dia seperti mau mencakar tapi hanya pake 2 jari), setiap kali dia berkata beberapa kata tertentu. Anehnya saya baru sadar karena dia punya kebiasaan begitu, akhirnya kata2 yang gak perlu diquote juga sama dia pake jari hahaha.
Teman: Saya "beruntung" bisa kerja di sini? (kedua jari bergerak turun naik, jurus mencakar saat dia mengucapkan kata beruntung).
PB: Oh ya? Kenapa anda merasa gak beruntung?
Teman: Loh, saya bilang saya "beruntung" kok. (sambil melakukan jurus mencakar lagi).
PB: Loh iya, maksud kamu kan, kamu gak beruntung?
Teman: Gimana sih, saya bilang beruntung, kok kamu malah bilang saya gak beruntung?
PB: Pindah topik yuk!
Hahaha. Itulah akibatnya kalo ada unnecessary quotes, siapapun bisa melakukan kekhilafan seperti itu.
One man's rebel is another man's freedom fighter
Di-bold ajah, Pon
Pon2 kalo mau mempertegas atau menitikberatkan sebuah kata bisa pake bold aja daripada tanda kutip karena jaman sekarang pemakaian tanda kutip sudah bergeser dan diartikan sebagai arti yg menyimpang dari arti harafiah atau arti umumnya.
Pemakaian bold juga sekedarnya saja supaya gak mengalihkan perhatian pembaca dari pesan yg ingin lo sampein.
Itu seh sekedar saran gratisan aja yah (biarpun Pon2 gak minta seh).
Moga2 bisa bermanpaat biarpun mungkin Pon2 gak sependapat (kata2 ini pinjam siggy-nya TP).
"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase
โThe Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.โ - M. Gandhi
@tony, karyawan vs pengusaha
Hallo Tony, salam kenal.
Rasanya kalau baca artikel atau denger kotbah soal marketplace yang umum dibahas adalah bagaimana karyawan kerja rajin, bersemangat, memberi yang terbaik, kerja keras, lembur dll.
Kenapa sepertinya tidak ingat pernah baca tulisan atau dengar kotbah kepada para pengusaha kristen, untuk memberi gaji lebih besar, fasilitas lebih baik, karyawan dilarang lembur supaya punya waktu untuk keluarga, membagi keuntungan buat karyawan dll.
Apa karena orang kristen lebih banyak yang jadi karyawan? Atau pengusaha kristen emang pelit?
Sebenarnya cara efektif mempengaruhi marketplace itu dari sisi karyawan atau pengusaha?
Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.
@si Om, silahkan saja
Pa tony, dari kacamata awam saya, tulisan pa tony menarik, boleh minta ijin copas ? Thanks
silahkan saja bro, suatu kehormatan buat saya
GBU
@Hannah, terima kasih sarannya
Itu seh sekedar saran gratisan aja yah (biarpun Pon2 gak minta seh).
Moga2 bisa bermanpaat biarpun mungkin Pon2 gak sependapat (kata2 ini pinjam siggy-nya TP).
Memang kata-kata yang saya beri tanda kutip mengandung arti yang lebih luas, bukan saya beri kutip untuk mempertegas, btw thanks buat solusinya…. Senang melihat Hannah menjadi solustion maker, hehehe
GBU
@unyil, saya tidak punya datanya
Hallo Tony, salam kenal.
Rasanya kalau baca artikel atau denger kotbah soal marketplace yang umum dibahas adalah bagaimana karyawan kerja rajin, bersemangat, memberi yang terbaik, kerja keras, lembur dll.
Kenapa sepertinya tidak ingat pernah baca tulisan atau dengar kotbah kepada para pengusaha kristen, untuk memberi gaji lebih besar, fasilitas lebih baik, karyawan dilarang lembur supaya punya waktu untuk keluarga, membagi keuntungan buat karyawan dll.
Apa karena orang kristen lebih banyak yang jadi karyawan? Atau pengusaha kristen emang pelit?
Sebenarnya cara efektif mempengaruhi marketplace itu dari sisi karyawan atau pengusaha?
Saya tidak memiliki data sama sekali mengenai seberapa banyak pemilik perusahaan itu Kristen, dsb, namun buat saya pribadi, saya mau memulai dari diri saya sendiri saja.
Pemberian gaji dan fasilitas lainnya jika dikaitkan dengan topik ini, sebenarnya kurang relevan, namun semestinya kisah Yusuf dan Daniel bisa memberikan inspirasi bagi kita, tanpa harus memandang pemilik perusahaan itu Kristen atau bukan, setiap hasil kerja yang baik tentu akan diapresiasi dengan baik, jika belum sekarang, suatu saat pasti akan diapresiasi, jika bukan di perusahaan sekarang, di perusahaan yang lain pasti akan diapresisasi
GBU
@tony, dipahami
Kalau Tony bilang tidak punya data, oke itu dipahami.
Mengenai gaji dan fasilitas tidak relevan, mmmm... juga dipahami karena inspirasi Tony adalah Yusuf dan Daniel, yang adalah budak/ orang jajahan.
Kalau untuk hubungan pekerja dan perusahaan di jaman sekarang, kompetensi dengan gaji dan fasilitas saling mempengaruhi.
Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.
@PB : terminology aturan kutip yang mana dulu
PB yang menarik buat saya aturan kutipan yang baik sama sekali tidak anda sampaikan, saya lebih senang dengan apa yang disampaikan Hannah, dia memberikan solusi, sedang anda tidak sama sekali
Saya memakai aturan kutipan yang lama, saya sadar bahwa di dunia internet ini begitu banyak aturan kutipan yang ada, namun saya rasa apa yang saya sampaikan tidak melanggar aturan kutipan karena tidak mengaburkan subtansi esensi yang saya mau sampaikan
Sebagian besar kata yang saya beri tanda kutip, mengikuti aturan yang anda sampaikan dibawah ini, saya heran dimana letak kesalahannya, karena memang kata-kata yang saya kutip mengandung makna yang luas dan figuratif.
Kata yang diberi quotes akan memiliki makna yang berbeda dari makna original. Jika saya menulis, kamu sungguh "pintar", itu artinya kamu sebenarnya tidak pintar
Namun anda begitu menyederhanakannya dengan contoh yang tidak tepat pula, karena saya ambil contoh anda ; kamu sungguh “pintar”, kemudian anda simpulkan artinya kamu sebenarnya tidak pintar
Pertama, anda tentu harus memperhatikan kalimat sebelum dan sesudah kalimat kamu sungguh “pintar” tersebut, baru anda dapat menyimpulkan arti dari kalimat tersebut
Kedua “pintar” belum tentu tidak pintar, namun bisa diartikan cerdik, lihai, licik, atau pintar dalam artian lain.
Kemudian kira-kira apa yang bisa anda sampaikan tentang kompetensi?
Mungkin ada yang bisa anda sharekan mengenai kompetensi?
agar pembahasan ini bisa berkembang?
GBU
Tonypaulo Salah, Curang, Manipulatif
Tonypaulo:
karena dalam bertinju dengan meninju ke segala arah tentu akan melelahkan diri sendiri dan menghabiskan energi.
Alvarez :
Ini cuman pendapat saya saja, kamu keliatan lebih mirip sansak dari pada seorang petinju.
Tonypaulo :
Banyak mungkin anak-anak Tuhan, termasuk saya tentunya, ketika dalam suatu ibadah KKR yang memiliki tema untuk meraih market-place sebagai suatu teritori untuk nama Tuhan dimuliakan
alvarez :
Apakah dalam KKR itu anda menjanjikan berkat melimpah dan kesembuhan? agar nama Tuhan dimuliakan.
Tonypaulo :
dilengkapi dengan metode-metode hasil induksi atau deduksi empiri yang ada, dengan bahasa yang “sederhana”, anak-anak Tuhan jika ingin meraih market-place untuk nama Tuhan dipermuliakan
alvarez :
Yang pertama, mengapa anda menuliskan bahasa yang sederhana sedangkan anda sendiri tidak pernah mau mendengarkan nasihat untuk tidak menggunakan bahasa yang tinggi-tinggi?
Yang kedua, sasaran market-place anda itu dari kalangan mana? dari kalangan yang berbahasa luar dalam keseharian dan bisnis atau kalangan yang bisa mengerti bahasa tinggi anda?
Tonypaulo :
Kita tidak bisa menjadi surat terbuka Kristus dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif
Alvarez :
Saya tidak tahu bagaimana anda di “ruang” market-place, yang saya tahu di Sabdaspace Komunitas Kristen saja anda sudah sering salah, curang dan manipulatif.
Entah di “ruang” market-place sasaran anda mungkin anda bisa berlaku munafik demi tujuan anda meraih market-place agar nama Tuhan? dimuliakan.
GBU
@Alvarez, jelaskan lebih kontekstual..
Tonypaulo:
karena dalam bertinju dengan meninju ke segala arah tentu akan melelahkan diri sendiri dan menghabiskan energi.
Alvarez :
Ini cuman pendapat saya saja, kamu keliatan lebih mirip sansak dari pada seorang petinju.
lalu ini apa?
1Co 9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Tonypaulo :
Banyak mungkin anak-anak Tuhan, termasuk saya tentunya, ketika dalam suatu ibadah KKR yang memiliki tema untuk meraih market-place sebagai suatu teritori untuk nama Tuhan dimuliakan
alvarez :
Apakah dalam KKR itu anda menjanjikan berkat melimpah dan kesembuhan? agar nama Tuhan dimuliakan.
tidak ada hubungannya, antara Market Place dengan kesembuhan, tolong baca lebih teltiti lagi dan cerna dengan baik sesuai dengan KONTEKS
Tonypaulo :
dilengkapi dengan metode-metode hasil induksi atau deduksi empiri yang ada, dengan bahasa yang “sederhana”, anak-anak Tuhan jika ingin meraih market-place untuk nama Tuhan dipermuliakan
alvarez :
Yang pertama, mengapa anda menuliskan bahasa yang sederhana sedangkan anda sendiri tidak pernah mau mendengarkan nasihat untuk tidak menggunakan bahasa yang tinggi-tinggi?
Yang kedua, sasaran market-place anda itu dari kalangan mana? dari kalangan yang berbahasa luar dalam keseharian dan bisnis atau kalangan yang bisa mengerti bahasa tinggi anda?
yang pertama, saya tidak pernah mengunakan bahasa yang tinggi-tinggi, saya bahkan tidak tahu apa itu bahasa yang tinggi-tinggi?
kalau maksud anda bahasa akademis mungkin tepat, dan bahasa akademis jika disebut bahasa tinggi-tinggi itu tidak relevan dan TIDAK PADA KONTEKSNYA
yang kedua, ada Internet, bisa Googling, ada jutaan referensi di Internet, tergantung mau belajar atau tidak
Tonypaulo :
Kita tidak bisa menjadi surat terbuka Kristus dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif
Alvarez :
Saya tidak tahu bagaimana anda di “ruang” market-place, yang saya tahu di Sabdaspace Komunitas Kristen saja anda sudah sering salah, curang dan manipulatif.
Entah di “ruang” market-place sasaran anda mungkin anda bisa berlaku munafik demi tujuan anda meraih market-place agar nama Tuhan? dimuliakan.
saya tidak sedang membahas masalah personal, sayang FORUM yang bagus ini cuma membahas sesuatu yang personal, itupun bersifat unreasonable dan slandering
dan terlalu kekanak-kanakan
saya memilih untuk bersikap dewasa
:)
GBU
Tonypaulo, TEMA KKR Anda?
Tonypaulo :
Banyak mungkin anak-anak Tuhan, termasuk saya tentunya, ketika dalam suatu ibadah KKR yang memiliki TEMA untuk meraih market-place sebagai suatu teritori untuk nama Tuhan dimuliakan
alvarez :
Apakah dalam TEMA KKR itu anda menjanjikan berkat melimpah dan kesembuhan? agar nama Tuhan dimuliakan.
Tonypaulo :
tidak ada hubungannya, antara Market Place dengan kesembuhan, tolong baca lebih teltiti lagi dan cerna dengan baik sesuai dengan KONTEKS
Alvarez :
Bukankah yang saya tanyakan masih sesuai konteks pembahasan anda mengenai TEMA KKR anda dalam meraih market-place, dan bukankah dari TEMA dapat mempengaruhi seberapa banyak anda dapat mengundang sasaran market-place sesuai dengan target anda? atau TEMA KKR yang anda buat adalah suatu rahasia sehingga tidak dapat anda beritahukan?
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Tonypaulo :
kalau maksud anda bahasa AKADEMIS mungkin tepat, dan bahasa akademis jika disebut bahasa tinggi-tinggi itu tidak relevan dan TIDAK PADA KONTEKSNYA
Alvarez :
Bukankah anda sendiri yang mengatakan agar anak-anak Tuhan menggunakan bahasa yang sederhana jika ingin meraih market place? kenapa sangat bertolak belakang dengan keterangan anda bahwa bahasa AKADEMIS yang jelas-jelas bukanlah merupakan bahasa SEDERHANA?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tonypaulo :
Kita tidak bisa menjadi surat terbuka Kristus dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif
Alvarez :
Saya tidak tahu bagaimana anda di “ruang” market-place, yang saya tahu di Sabdaspace Komunitas Kristen saja anda sudah sering salah, curang dan manipulatif.
Entah di “ruang” market-place sasaran anda mungkin anda bisa berlaku munafik demi tujuan anda meraih market-place agar nama Tuhan? dimuliakan.
Tonypaulo :
saya tidak sedang membahas masalah personal, sayang FORUM yang bagus ini cuma membahas sesuatu yang personal, itupun bersifat unreasonable dan slandering
alvarez :
Anda sendiri yang mengatakan bahwa kita TIDAK BISA menjadi surat terbuka Kristus kalau dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif!
Lalu kenapa anda sendiri di situs Komunitas Blogger Kristen Sabda Space justru sering salah, curang dan manipulatif? Bukankah apa yang anda katakan dengan yang anda perbuat sudah bertolak belakang dan unreasonable?
GBU dan berusahalah untuk sedikit lebih dewasa yaa
@alvarez, subtansinya adalah
Alvarez :
Bukankah yang saya tanyakan masih sesuai konteks pembahasan anda mengenai TEMA KKR anda dalam meraih market-place, dan bukankah dari TEMA dapat mempengaruhi seberapa banyak anda dapat mengundang sasaran market-place sesuai dengan target anda? atau TEMA KKR yang anda buat adalah suatu rahasia sehingga tidak dapat anda beritahukan?
anda salah memperhatikan subtansinya, pahami sesuai dengan konteksnya saja
Banyak mungkin anak-anak Tuhan, termasuk saya tentunya, ketika dalam suatu ibadah KKR yang memiliki tema untuk meraih market-place sebagai suatu teritori untuk nama Tuhan dimuliakan, begitu berapi-api dan bersemangat, namun ketika kembali ke market-place baik sebagai pekerja atau pengusaha, seolah-olah kehilangan focus, darimana memulai dan bagaimana memulainya?
saya tidak bicara subtansi tema KKR saya bicara KOMPENTENSI
Alvarez :
Bukankah anda sendiri yang mengatakan agar anak-anak Tuhan menggunakan bahasa yang sederhana jika ingin meraih market place? kenapa sangat bertolak belakang dengan keterangan anda bahwa bahasa AKADEMIS yang jelas-jelas bukanlah merupakan bahasa SEDERHANA?
bahasa Akademis itu bukan bahasa tinggi-tinggi, karena tidak ada pengertian bahasa tinggi-tinggi, yang ada :
1. bahasa yang dimengerti
2. bahasa yang tidak atau belum dimengerti
bagian ini juga tolong diperhatikan
yang kedua, ada Internet, bisa Googling, ada jutaan referensi di Internet, tergantung mau belajar atau tidak
alvarez :
Anda sendiri yang mengatakan bahwa kita TIDAK BISA menjadi surat terbuka Kristus kalau dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif!
Lalu kenapa anda sendiri di situs Komunitas Blogger Kristen Sabda Space justru sering salah, curang dan manipulatif? Bukankah apa yang anda katakan dengan yang anda perbuat sudah bertolak belakang dan unreasonable?
it's just a calumny
bukan seseuatu yang subtansial untuk saya respon
GBU
Tonypaulo KOMPENTENSI?
Tonypaulo :
saya tidak bicara subtansi tema KKR saya bicara KOMPENTENSI
alvarez :
Anda sendiri yang mengatakan bahwa kita TIDAK BISA menjadi surat terbuka Kristus kalau dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif!
Lalu kenapa anda sendiri di situs Komunitas Blogger Kristen Sabda Space saja justru sering salah, CURANG dan MANIPULATIF? Bukankah apa yang anda katakan dengan yang anda perbuat sudah bertolak belakang dan unreasonable?
Tonypaulo :
it's just a calumny
bukan seseuatu yang subtansial untuk saya respon
alvarez :
Ya sudah kalau memang tidak boleh tahu tema KKRnya, tapi mengenai perkataan kamu yang bertolak belakang dengan perbuatan kamu bahkan dalam komunitas Kristen bukannya sudah sesuai dengan topik pembahasan blog kamu ini?
GBU
@alva, lain kulit lain isinya
judulnya : Tonypaulo KOMPENTENSI?
isinya :
alvarez :
Ya sudah kalau memang tidak boleh tahu tema KKRnya, tapi mengenai perkataan kamu yang bertolak belakang dengan perbuatan kamu bahkan dalam komunitas Kristen bukannya sudah sesuai dengan topik pembahasan blog kamu ini?
padahal sudah diatasnya ada keterangan
it's just a calumny
bukan seseuatu yang subtansial untuk saya respon
ternyata........
yah sudahlah, saya maklumi saja
GBU
Tonypaulo, lain MULUT lain PERBUATAN
Tonypaulol berkata :
dilengkapi dengan metode-metode hasil induksi atau deduksi empiri yang ada, dengan bahasa yang “sederhana”, anak-anak Tuhan jika ingin meraih market-place untuk nama Tuhan dipermuliakan, harus memiliki kompetensi. Karena tanpa “bahasa” yang dapat diterima oleh kalangan market-place, mustahil market-place bisa dimenangkan bagi Tuhan.
namun bukan berarti anak-anak Tuhan yang seharusnya menjadi “garam dan terang”, tidak dapat berbicara banyak dalam market-place disebabkan ketidakmauan dan ketidakperdulian (ignorance) terhadap suatu realitas market-place itu sendiri.
Kita tidak bisa menjadi surat terbuka Kristus dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif
Alvarez :
DASAR PENIPU!
@alva, +1 point
Alvarez :
DASAR PENIPU!
hebat anda dapat +1 point hanya dengan menjawab seperti ini
GBU
@Tony, jujur point ngga ada dalam pikiran saya
Mungkin kamu kurang begitu tahu, tapi kalau ada pertanyaan saya yang tidak dijawab biasanya akan saya ulang dengan cara mengedit yang mana tiap kali edit atau bertanya ulang maka point saya juga berkurang!
Mungkin yang kamu lihat hanya kata-kata DASAR PENIPU saja, akan tetapi saya juga menulis judul dan juga harus melihat kembali komentar anda dan mengcopasnya juga sesuai dengan judul dan komentar, jadi ya tolong jangan berprasangka buruk dulu dong Tony, kebiasaan buruk itu!
GBU
Alvarez, +2 point lagi
Mungkin kamu kurang begitu tahu, tapi kalau ada pertanyaan saya yang tidak dijawab biasanya akan saya ulang dengan cara mengedit yang mana tiap kali edit atau bertanya ulang maka point saya juga berkurang!
lihat sendiri respon anda sebelumnya
Tonypaulol berkata :
dilengkapi dengan metode-metode hasil induksi atau deduksi empiri yang ada, dengan bahasa yang “sederhana”, anak-anak Tuhan jika ingin meraih market-place untuk nama Tuhan dipermuliakan, harus memiliki kompetensi. Karena tanpa “bahasa” yang dapat diterima oleh kalangan market-place, mustahil market-place bisa dimenangkan bagi Tuhan.
namun bukan berarti anak-anak Tuhan yang seharusnya menjadi “garam dan terang”, tidak dapat berbicara banyak dalam market-place disebabkan ketidakmauan dan ketidakperdulian (ignorance) terhadap suatu realitas market-place itu sendiri.
Kita tidak bisa menjadi surat terbuka Kristus dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif
Alvarez :
DASAR PENIPU!
sampai sekarang jika orang bertanya itu tidak pernah diakhiri dengan simbol !, melainkan dari dulu sampai sekarang dan dimanapun juga jika seseorang bertanya diakhiri dengan simbol ?
kemudian judul dari respon anda
Tonypaulo KOMPENTENSI?
isinya
alvarez :
Ya sudah kalau memang tidak boleh tahu tema KKRnya, tapi mengenai perkataan kamu yang bertolak belakang dengan perbuatan kamu bahkan dalam komunitas Kristen bukannya sudah sesuai dengan topik pembahasan blog kamu ini?
anda ingin bertanya kompetensi? dalam respon anda sama sekali tidak ada pertanyaan tentang kompetensi, yang ada hanya prasangka buruk saja, jika anda bertanya kompetensi?
sudah saya jelaskan sebelumnya
Apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan kompetensi?
competence : the ability to do the tasks required in a job _ The training sessions are intended to increase staff competence.
competence framework the set of duties or tasks performed as part of a job with the standards which should be achieved in these duties
apa anda minta saya menterjemahkannya ke bahasa Indonesia?
jujur point ngga ada dalam pikiran saya
memang siapa yang menuduh dipikiran anda ada hitungan point
saya hanya menyampaikan
hebat anda dapat +1 point hanya dengan menjawab seperti ini
malah saya membantu anda "mengumpulkan" point, baik itu tidak ada dipikiran andapun, point anda bertambah kan?
walau hanya merespon
Alvarez :
DASAR PENIPU!
itu bisa jadi "inspirasi" buat rekan-rekan lain yang ingin mengumpulkan point sebanyak-banyaknya
selamat anda mendapatkan 2 point atas sesuatu yang tidak jelas anda responi ini
GBU
Tonypaulo Sok AKADEMIS tapi TOLOL BGT
Tonypaulo Akademis:
DASAR PENIPU!
sampai sekarang jika orang bertanya itu tidak pernah diakhiri dengan simbol !, melainkan dari dulu sampai sekarang dan dimanapun juga jika seseorang bertanya diakhiri dengan simbol ?
Alvarez :
Saya tidak menyangka bahwa anda lebih tolol dari yang selama ini sudah anda perlihatkan! Jelas-jelas "DASAR PENIPU" adalah suatu kenyataan bahwa Tonypaulo AKADEMIS mengajarkan hal yang berbeda dari yang diperbuatnya. Jadi Tonypaulo AKADEMIS adalah PENIPU bukanlah merupakan suatu pertanyaan, masak hal yang sederhana seperti itu aja ngga nyampe sih?
Sekali PENIPU tetap PENIPU!
(bukan pertanyaan lho)
GBU
Alvarez, +3 point lagi
Tonypaulo Akademis:
Mungkin kamu kurang begitu tahu, tapi kalau ada pertanyaan saya yang tidak dijawab biasanya akan saya ulang dengan cara mengedit yang mana tiap kali edit atau bertanya ulang maka point saya juga berkurang!
DASAR PENIPU!
sampai sekarang jika orang bertanya itu tidak pernah diakhiri dengan simbol !, melainkan dari dulu sampai sekarang dan dimanapun juga jika seseorang bertanya diakhiri dengan simbol ?
masih belum mengerti juga?
yah sudahlah....
Alvarez :
Saya tidak menyangka bahwa anda lebih tolol dari yang selama ini sudah anda perlihatkan! Jelas-jelas "DASAR PENIPU" adalah suatu kenyataan bahwa Tonypaulo AKADEMIS mengajarkan hal yang berbeda dari yang diperbuatnya. Jadi Tonypaulo AKADEMIS adalah PENIPU bukanlah merupakan suatu pertanyaan, masak hal yang sederhana seperti itu aja ngga nyampe sih?
Sekali PENIPU tetap PENIPU!
(bukan pertanyaan lho)
GBU
saya belum jadi pengajar, saya hanya shairngkan sesuatu, dan perbuatan kesaharian saya darimana anda bisa tahu? apakah ada argumen-argumen saya yang tidak sesuai dengan argumen-argumen saya yang lain
hebat alva, anda bisa mengumpulkan 3 point dengan hanya berdiskusi seperti ini dan dibiarkan saja oleh pihak yang berwenang
anda akan menjadi inspirasi buat blogers yang ingin mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya
:)
GBU
@Tonypaulo AKA DEMIS, + 1 lagi
Alvarez :
Mungkin kamu kurang begitu tahu, tapi kalau ada pertanyaan saya yang tidak dijawab biasanya akan saya ulang dengan cara mengedit yang mana tiap kali edit atau bertanya ulang maka point saya juga berkurang!
DASAR PENIPU!
Tonypaulo Akadummy :
sampai sekarang jika orang bertanya itu tidak pernah diakhiri dengan simbol !, melainkan dari dulu sampai sekarang dan dimanapun juga jika seseorang bertanya diakhiri dengan simbol ?
Alvarez :
Tonypaulo, anda sudah salah mengerti maksud saya. Keterangan mengenai bahwa saya mengulang pertanyaan yang berakibat berkurangnya point saya adalah untuk menanggapi kesirikan dan kepicikan hati anda yang menyangka bahwa saya memberi koment untuk menambah point! Anda dapat menanyakan kepada saudara Kiem dimana saya pernah bertanya dan mengedit pertanyaan yang sama sebanyak hampir 30x pengulangan yang mana point saya berkurang sebanyak 30x juga untuk 1 pertanyaan yang sama!
Sedangkan keterangan saya mengenai anda yaitu: DASAR PENIPU! adalah untuk memberitahu akan penipuan yang anda lakukan dimana kata-kata anda berlawanan dengan apa yang anda perbuat seperti yang sudah saya jelaskan diatas!
masih belum mengerti juga?
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tonypaulo AKA Dummy:
saya hanya shairngkan sesuatu, dan perbuatan kesaharian saya darimana anda bisa tahu? apakah ada argumen-argumen saya yang tidak sesuai dengan argumen-argumen saya yang lain
Alvarez :
Saudara Tonypaulo aka dummie, bukankah anda berkata bahwa "dengan bahasa yang “sederhana”, anak-anak Tuhan jika ingin meraih market-place untuk nama Tuhan dipermuliakan" sedang dalam keseharian anda, anda selalu menggunakan bahasa AKADEMIS yang jelas bukanlah merupakan bahasa sederhana seperti yang sharingkan. Yang PARAHNYA lagi, walaupun sudah diberitahu oleh saudara yang lain di SS, anda tetap BEBAL memaksakan bahasa AKADEMIS yang jelas bukan merupakan bahasa SEDERHANA hanya sekedar untuk menunjukkan kepada yang lain bahwa anda adalah orang dari lingkungan Akademis atau lingkungan terpelajar! Bukankah dalam kebiasaan keseharian anda jelas-jelas diketahui oleh bukan saya saja, tapi diketahui oleh hampir semua pembaca di SS?
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tonypaulo:
Karena tanpa “bahasa” yang dapat diterima oleh kalangan market-place, mustahil market-place bisa dimenangkan bagi Tuhan.
Alvarez :
Bukankah kata-kata anda diatas adalah BUALAN dimana dalam keseharian, anda tetap NGOTOT menggunakan bahasa AKADEMIS yang jelas-jelas sudah diprotes oleh sebagian pembaca di SS yang semuanya bukan merupakan komunitas AKA DEMIS?
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Tonypaulo :
Kita tidak bisa menjadi surat terbuka Kristus dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif
Alvarez :
Anda sendiri dalam keseharian di SS jelas-jelas menunjukkan sifat anda yang curang dan manipulatif, jadi dalam bahasa saya yang sederhana dapat saya katakan kalau anda itu DASAR PENIPU! (bukan pertanyaan lho)
Oh iya, ada beberapa pertanyaan saya yang sudah saya ulang yang belum anda jawab!
GBU
Alavarez, sudah4 poin, sebentar lagi poin yg ke 5
Alvarez :
Mungkin kamu kurang begitu tahu, tapi kalau ada pertanyaan saya yang tidak dijawab biasanya akan saya ulang dengan cara mengedit yang mana tiap kali edit atau bertanya ulang maka point saya juga berkurang!
DASAR PENIPU!
Tonypaulo Akadummy :
sampai sekarang jika orang bertanya itu tidak pernah diakhiri dengan simbol !, melainkan dari dulu sampai sekarang dan dimanapun juga jika seseorang bertanya diakhiri dengan simbol ?
Alvarez :
Tonypaulo, anda sudah salah mengerti maksud saya. Keterangan mengenai bahwa saya mengulang pertanyaan yang berakibat berkurangnya point saya adalah untuk menanggapi kesirikan dan kepicikan hati anda yang menyangka bahwa saya memberi koment untuk menambah point! Anda dapat menanyakan kepada saudara Kiem dimana saya pernah bertanya dan mengedit pertanyaan yang sama sebanyak hampir 30x pengulangan yang mana point saya berkurang sebanyak 30x juga untuk 1 pertanyaan yang sama!
Sedangkan keterangan saya mengenai anda yaitu: DASAR PENIPU! adalah untuk memberitahu akan penipuan yang anda lakukan dimana kata-kata anda berlawanan dengan apa yang anda perbuat seperti yang sudah saya jelaskan diatas!
masih belum mengerti juga?
nyatanya anda dapat tambahan 1 point kan? apa admin forum ini mengurangi point anda? padahal tidak ada sama sekali subtansi yang anda tanyakan, anda hanya mengolok-olok, menyampaikan fitnah, tidak ada argumen dengan cita rasa cerdas
memahami perkataan anda sendiri saja anda tidak bisa?
Alvarez :
Mungkin kamu kurang begitu tahu, tapi kalau ada pertanyaan saya yang tidak dijawab biasanya akan saya ulang dengan cara mengedit yang mana tiap kali edit atau bertanya ulang maka point saya juga berkurang!
DASAR PENIPU!
anda bilang kalau ada pertanyaan anda yang belum saya jawab?
saya tanyakan yang mana?
anda tidak mengajukan pertanyaan sama sekali sampai saat ini tapi lihatlah anda sudah mendapatkan 4 point
berarti anda tidak bsia memahami apa yang anda tulis tapi kalau ada pertanyaan saya yang tidak dijawab biasanya akan saya ulang
atau saya salah membaca pertanyaan, yang mungkin maksud anda pernyataan ?
Tonypaulo AKA Dummy:
saya hanya shairngkan sesuatu, dan perbuatan kesaharian saya darimana anda bisa tahu? apakah ada argumen-argumen saya yang tidak sesuai dengan argumen-argumen saya yang lain
Alvarez :
Saudara Tonypaulo aka dummie, bukankah anda berkata bahwa "dengan bahasa yang “sederhana”, anak-anak Tuhan jika ingin meraih market-place untuk nama Tuhan dipermuliakan" sedang dalam keseharian anda, anda selalu menggunakan bahasa AKADEMIS yang jelas bukanlah merupakan bahasa sederhana seperti yang sharingkan. Yang PARAHNYA lagi, walaupun sudah diberitahu oleh saudara yang lain di SS, anda tetap BEBAL memaksakan bahasa AKADEMIS yang jelas bukan merupakan bahasa SEDERHANA hanya sekedar untuk menunjukkan kepada yang lain bahwa anda adalah orang dari lingkungan Akademis atau lingkungan terpelajar! Bukankah dalam kebiasaan keseharian anda jelas-jelas diketahui oleh bukan saya saja, tapi diketahui oleh hampir semua pembaca di SS?
saya selalu menggunakan bahasa akademis? apa anda seperti TUHAN, yang bisa tahu setiap detik saya mengunakan bahasa apa?
tidak selalu saya mengunakan bahasa akademis, saya menyesuaikan diri dengan siapa saya bicara, kalau dengan anda rasanya tidak akan mungkin
Tonypaulo:
Karena tanpa “bahasa” yang dapat diterima oleh kalangan market-place, mustahil market-place bisa dimenangkan bagi Tuhan.
Alvarez :
Bukankah kata-kata anda diatas adalah BUALAN dimana dalam keseharian, anda tetap NGOTOT menggunakan bahasa AKADEMIS yang jelas-jelas sudah diprotes oleh sebagian pembaca di SS yang semuanya bukan merupakan komunitas AKA DEMIS?
itu bukan bahasa akademis sama sekali, mana ada AKADEMIS yang bicara marketplace dimenangkan bagi TUHAN, disekolah Teologia juga masih sangat terbatas, itu bahasa yang sering dipergunakan oleh beberapa Gereja atau perkumpulan Kristen
ternyata anda hanya asal bunyi saja yah, dan asal-asalan pun dapat 4 point, hebat
Tonypaulo :
Kita tidak bisa menjadi surat terbuka Kristus dalam keseharian di “ruang” market-place, ketika dalam pekerjaan atau dalam usaha kita, sering salah, tidak disiplin, curang, manipulatif
Alvarez :
Anda sendiri dalam keseharian di SS jelas-jelas menunjukkan sifat anda yang curang dan manipulatif, jadi dalam bahasa saya yang sederhana dapat saya katakan kalau anda itu DASAR PENIPU! (bukan pertanyaan lho)
Oh iya, ada beberapa pertanyaan saya yang sudah saya ulang yang belum anda jawab!
Tonypaulo
sampai sekarang jika orang bertanya itu tidak pernah diakhiri dengan simbol !, melainkan dari dulu sampai sekarang dan dimanapun juga jika seseorang bertanya diakhiri dengan simbol ?
hanya ada satu tanda saya temukan dalam respon anda
Tonypaulo KOMPENTENSI?
itupun jika anda mau membacanya sudah ada dalam bahasan tersebut
atau anda bisa bantu saya untuk menemukan tanda "?"lainnya
saya prediksikan sebentar lagi anda mendapatkan 5 poin dari respon yang sama dan berulang-ulang, maafkan saya jika saya tidak meresponnya berulang-ulang, bukannya tidak menghargai anda, tapi saya tidak perlu mengulang-ulang yang sudah saya sampaikan, silahkan jika anda ingin meraih point demi point di blogs ini tidak masalah buat saya, 6 poin, 10 poin, 20 poin, dst silahkan saja
sepanjang anda "dipuaskan", saya tidak berkeberatan kok
:)
GBU
Tonypaulo PENIPU yang KOMPETEN?
Tonypaulol :
Alavarez, sudah4 point, sebentar lagi point yang ke 5
nyatanya anda dapat tambahan 1 point kan?
Alvarez : plok...plok...plok...plok...
Hebat..hebat, anda mampu menjumlah 4 +1 = 5, saya tidak meragukan kompetensi anda dalam hal menjumlah diatas.
Hanya ada faktor yang walaupun sudah saya jelaskan diatas yang tidak anda hiraukan, yaitu point saya berkurang tiap kali mengulang komentar saya ketika belum anda respon. Untuk lebih jelasnya, silahkan anda mencoba untuk mengulang koment anda dengan menggunakan fungsi edit dan silahkan berhitung, apakah point anda berkurang atau bertambah ketika anda mengulang koment anda?
----------------------------------------------------------------------------------------------------
TonypauloL :
padahal tidak ada sama sekali subtansi yang anda tanyakan, anda hanya mengolok-olok, menyampaikan fitnah, tidak ada argumen dengan cita rasa cerdas
Alvarez :
Tonypaulol, mungkin anda tidak menangkap maksud saya. Ketika saya menyajikan fakta bahwa anda dalam keseharian berlaku curang, manipulatif dan perbuatan anda bertolak belakang dengan apa yang anda sharingkan diatas mengenai Kompetensi, bukankah saya sedang mempertanyakan kompetensi anda yang terbukti tidak sesuai dengan Alkitab?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tonypaulol :
saya selalu menggunakan bahasa akademis? apa anda seperti TUHAN, yang bisa tahu setiap detik saya mengunakan bahasa apa?
tidak selalu saya mengunakan bahasa akademis, saya menyesuaikan diri dengan siapa saya bicara, kalau dengan anda rasanya tidak akan mungkin
Alvarez :
Saya tidak berkata bahwa anda tiap detik selalu menggunakan bahasa AKA DEMIS! bagaimana mungkin saya bisa tahu bahasa yang anda gunakan bahkan ketika anda bicara dengan ibu anda di rumah?
Yang saya maksud adalah di SS, yang mana anda sudah diperingatkan berulang kali untuk menghindarkan bahasa AKA DEMIS, akan tetapi anda bahkan semakin menjadi-jadi dan mengatakan bahwa bahasa anda itu bukan bahasa yang tinggi-tinggi tapi hanya sekedar bahasa AKADEMIS?
TonypauloL, kebiasaan anda dalam manipulasi dan menipu belum ingin anda hentikan rupanya. Anda berkata akan menyesuaikan diri dengan siapa anda bicara? dan kalau dengan saya rasanya tidak mungkin? hahahahaha
Dengan banyaknya bukti yang tersebar di SS mengenai bahasa AKA DEMIS yang kamu pakai kepada saya, kamu masih berani menulis TIPUAN diatas?
DASAR PENIPU! Sekali PENIPU tetap PENIPU
Karena anda MEMULTIPLIKASI KOMPETENSI anda dalam kegiatan PENIPUAN, dan tidak adanya keinginan untuk berubah, maka saya rasa tidak perlu lagi saya mengurangi point saya hanya untuk bicara dengan seorang pembual dan penipu seperti anda. Juga saya tidak ingin berlama-lama dengan anda yang dapat memungkinkan saya terkalibrasi dengan dengkul anda yang anda jadikan standar kompetensi anda!
Terima kasih untuk semua balasan koment anda di blog ini, saya tidak akan merepotkan anda lagi dalam blog ini yang membuat anda harus merancang kebodohan dan penipuan yang sedemikian.
GBU